NIRVANA

By dangerouv

4.6K 1.4K 987

More

0
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31

25

116 52 55
By dangerouv

Saat masih berada di sekolah menegah pertama, Shena selalu datang pagi sekali hanya untuk pergi menuju ruang osis yang masih dalam keadaan gelap hanya untuk mengantarkan makanan yang ia bawa ke dalam loker milik kakak kelasnya.

Ralvin. Orang yang sangat ia kagumi sejak bersekolah disini.

Ia pikir Ralvin mungkin akan cuek dan bisa saja memberikan pemberian nya kepada orang lain, tapi di hari itu, ketika Shena membuka loker itu lagi untuk kesekian kalinya, sebuah kertas diletakkan di dalam sana.

gue ga tau lo siapa tapi terima kasih ya.

by the way, gue ga suka keju.

Hati nya berasa sangat berbunga kala itu.

Ga suka keju.

Itu berarti Ralvin tetap menunggu pemberiannya kan? Shena harus mencatat ini kalau kakak kelasnya ini tidak suka keju, ia pastikan tidak akan memberikan apapun yang berisi bahan itu mulai besok.

Shena tau ia seperti orang bodoh yang ada di cerita cerita, tapi dengan ini Shena menemukan semangat nya.

Shena selalu tersenyum lebar kalau nama Ralvin disebutkan karena prestasi nya, atau disaat acara osis ia selalu menunggu nunggu Ralvin berbicara dengan mic di hadapan banyak orang, ah shena tidak pernah berhenti memuja laki laki itu.

Shena sempat tidak menyangka, kala namanya terpanggil perkara orang tuanya tidak datang disaat pengambilan rapot, sampai ia harus berbicara empat mata dengan kepala sekolah di kantor. Yang jadi pernyataan, Ralvin berada juga di ruangan itu. Bahkan sampai semester selanjutnya laki laki itu masih tetap dipanggil bersama dengan namanya juga.

"Ya mau gimana? saya ga punya keluarga"

Ucap Ralvin disaat kepala sekolah terus menyudutkan nya. Shena meremat rok nya sendiri kala mendengar perkataan itu keluar dari laki laki yang berdiri membelakanginya . Ia tidak tahu apa yang menimpa kakak kelasnya itu, Shena hanya sebatas tau soal Ralvin. Hatinya ikut sedih mendengar itu, dalam hatinya ia terus berharap agar Ralvin tetap baik baik saja, apapun yang terjadi.

Sampai akhirnya,

ia mundur.

"leher lo merah merah"

Shena yang lagi di dalam toilet saat itu awalnya tidak ingin membuka kupingnya, tapi pembicaraan perempuan perempuan di luar ini terdengar menarik.

"Ha? keliatan banget?"

"Iya, bego "

"duh gue gerai rambut aja kali ya?"

"heem, pantes aja kalian telat kemarin"

Tawa lembut terdengar dari luar sana
"he kiss me so gently, and made a mark"

"Siapa?"

"Ralvin..."

deg.

Shena rasanya lemas, ia tidak salah dengar kan?

Kak Ralvin?

"bantuin gue nutupin ini, bisa berabe kalo ketahuan"

Shena ingin menangis sekarang juga. Dadanya sesak, Hujatan bodoh terus mengisi otaknya, seorang Riverlee Ralvin mana mungkin tidak menjalin hubungan kan?

Bodoh shena, bodoh.

.

.

.

Shena  memakai earphone nya sambil memijat pelipis nya, ia sibuk mencoret coret kertas kosong di atas meja nya , mencoba mengerjakan soal soal senyawa kimia yang ada disana. Kegiatan nya terhenti bersamaan dengan bunyi notif kedua dari hp nya, ia selalu tersenyum melihat nama pengirim yang tertera jelas di layar hp nya.

_______

Ralvin
na
ayo makan diluar

Shena
kakak aja dehh
lagi nugas huhu

Ralvin
tugas apa?

Shena
Kimia:(
aku gapaham, ini mau belajar dulu

Ralvin
gue ajarin

Shena
gausaa
bisa kok, bisa

Ralvin
udah otw kamar lo

Shena
ihh?!

_______

Shena melepas earphone yang terpasang di telinganya saat menyadari ada yang mengetuk pintu apartment nya, Ralvin ga bercanda.

Shena mengecek penampilannya sebentar sebelum membuka pintu untuk Ralvin

"dibilang gausah"

Ralvin tertawa pelan mendengar omelan Shena tapi tetap membiarkan dirinya masuk.

"Udah, gausa ngeyel, mana yang gapaham?"

"emang kakak bakal ngerti?"

"oh raguin gue?"

Shena lupa fakta kalau Ralvin termasuk satu dari ratusan murid pintar di sekolahnya.

Perempuan itu duduk di meja depan tv dan memperlihatkan satu lempiran yang dipenuhi soal soal kimia itu.

Ralvin waktu seumuran shena ini biasanya selalu barter jawaban sama kelas kelas lain, jadi kalau tugas begini itu ia sudah dapat jawaban dari kelas lain. Tapi melihat shena, sepertinya ia bukan murid yang mempunyai orang orang dalam seperti itu.

Ralvin mengambil pulpen setelah mengetahui permasalahan Perempuan ini.

"Ini lo setarakan dulu koefisien nya. reaksi di ruas kiri harus sama dengan ruas kanan"

Ralvin menunjuk satu soal di kertas itu
"lo liat senyawa di kanan ada dua, dan sekarang lo buat juga yang di kiri biar jadi dua"

"Coba" Ralvin menyerahkan pulpen nya pada Shena.

Shena mengerjakan satu soal itu seperti cara yang sudah dijelaskan Ralvin tadi sampai selesai.

"Kak, kalau ini gimana?"

Ralvin mendekat, kepalanya sedikit menunduk tepat di samping leher shena, perempuan itu menahan nafas. Tolong, ini deket banget.

"kalo kaya gini lo bisa rubah posisi nya, jadi yg kiri pindah kanan gitu juga sebaliknya" Ralvin mengambil kembali pulpen di tangan shena dan mencoret kertas kosong disana.

"lo haru inget, na. Perubahan entalpi nya juga beda kalau pindah ruas, jadi entalpi nya terbalik, yg negatif jadi positif,  itu udah jadi tanda kalau dia pindah.."

Shena mengangguk angguk pelan, terus memerhatikan tangan Ralvin yang mencoba mengerjakan soal itu, matanya sempat menatap wajah Ralvin yang lagi serius tapi Ralvin menyadarinya. Shena langsung mengalihkan pandangannya kembali ke kertas.

"I-itu tujuh nya kenapa dicoret juga?" Tanya Shena basa basi, Malu habis ketahuan.

Ralvin memberi coretan lingkaran pada angka yang di tanyakan gadis ini
"liat persamaan reaksi di kiri sudah sama. Kalau senyawa nya sudah sama dan ada di ruas yang sama juga, lo tinggal tambah aja, ini jadi tujuh, bisa lo kurangin sama ruas kanan"

Shena ga berkata, Ralvin menjelaskan semuanya dan Shena bisa nangkep jelas teori yang diberikan Ralvin. Kalau begini ia akan betah belajar kalau Ralvin jadi gurunya.

"Kakak pinter banget.."

"Kimia itu mudah"

Ucap laki laki salah jurusan yang kini terjebak semester 5, pembunuhan berencana berkedok Mipa. Hanya kalimat jenaka, aslinya hampir sinting tujuh turunan.


Ralvin ingin tertawa, menertawakan dirinya.

"Coba lanjutin, kalo ga ngerti, tanya gue. "

Shena mengangkat tangannya memberi hormat di samping keningnya sambil terkekeh. 




Waktu terus berjalan sampai matahari sudah hampir tenggelam, Shena akhirnya menyelesaikan semua soalnya. Ia merasa bangga bisa mengerjakan semuanya sendiri.

"Kak Ralvin, Look, i finish it"

Shena berbalik tapi langsung menutup mulutnya sendiri karena Laki laki itu ternyata sedang tertidur di sofa.

Shena melangkah mendekat dengan pelan dan duduk di lantai sambil tangannya ia lipat di kursi sofa untuk menumpu dagunya, memandangi wajah Ralvin yang sedang tertidur.

"Lucu banget, malah ketiduran" Tangannya mengulur untuk mengusap pelan Rambut Ralvin. Shena selalu ingin memainkan Rambut Ralvin tapi Shena malu bilangnya. 

Jadi Shena puaskan bermain main dengan rambut fluffy itu, mengusap nya lembut sambil terus tersenyum sendiri tanpa sebab.

Ia menatap mata Ralvin yang enggan terbuka, seakan membiarkan perempuan itu bebas melakukan apa saja pada dirinya.

ganteng tau, batinnya.

Shena bertumpu pada lengannya, melanjutkan menatap wajah Ralvin dari samping.

"kalau ga ada kakak.. ga kebayang aku bakal sehancur apa sekarang"

"aku harap kakak tetap disini ya? jangan pergi kaya yang lain"

Jarinya bergerak di atas dada Ralvin, menggambarkan bentuk "love" di sana.

"I just wanna be yours"

Shena berdehem pelan, sadar dengan ucapan bodoh dari mulutnya.

Ia nenarik nafas nya sambil memejamkan mata "I'm sorry"

beberapa detik setelah itu tubuhnya menegang kala Ralvin menggenggam tangannya yang sedari tadi ada di atas dada laki laki itu.

Shena melotot kecil, pikiran nya behenti seketika.

ya tuhan

Mata Ralvin terbuka, menatap lurus ke paras mata shena yang menghitam, sepertinya perempuan ini benar benar panik detik ini.

"repreat"

Shena menggeleng cepat. jadi Ralvin hanya berpura pura tidur atau gimana? rasanya dirinya ingin menghilang saja.

Tangan Ralvin pindah ke belakang kepala Shena, membuatnya sedikit lebih mendekat
"Can you say it again, Shena?"

Shena menutup matanya, tak ingin bertatapan. jantungnya berdegup kencang. ia tak bisa mengelak lagi, tinggal katakan semua pada Ralvin, ia tak kuat memendam ini lagi.


Hela nafas terdengar parau, perempuan itu membuka bibirnya.

"I wanna be yours, kak. I wanna be somebody to you.. aku pernah bilang ke kakak kalau rasa aku udah hilang, tapi kakak selalu bisa buat aku jatuh lagi, terus, makin dalam.
I can't stop falling in love with you! "

"aku butuh kepastian kakak. I know it's so stupid, aku capek pendam ini sendirian, aku minta maaf.. a-aku.."

Kalimat nya terhenti, Shena mematung seketika.

Ralvin menyatukan kedua bibir mereka.

suddenly.

"let me make you're mine, Shena.."

Can i scream now?

You did it, Shena. Matahari terbenam hari ini menjadi saksi semuanya. 

.

.

.

Continue Reading

You'll Also Like

195K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
474K 47.2K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
55.6K 4K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.