NADHIRA CHAIRUNNISA

By Langkah_kecil

75.4K 2.5K 92

FOLLOW DULU YA BESTIE, SEBELUM BACA !! Hatur nuhun :) Nadhira Chairunnisa, gadis dengan mata hazel, yang dib... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

26

1.2K 52 3
By Langkah_kecil

"Cucu nenek." Sandra menciumi pipi cucunya terus, celengan rindu yang terpecahkan, beruntungnya dirinya, mempunyai suami seperti Syamsuddin.

Tak terasa, dua minggu berlalu, liburan yang tadi di rencanakan hanya satu minggu, menjadi dua minggu, karena menyelesaikan berkas-berkas pindah Syarif juga anaknya ke tanah air.
**

"Assalamu'alaikum," sapa Sandra. Ceria setelah sampai rumah, dengan memboyong putra sekaligus cucunya.

"Waalaikumussalam," sahut penghuni rumah.

"Kakak,"
"Kakak,"

Seru Syam juga Deandra, semakin hari, semakin dingin keluarga ini, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Namun, dalam lubuk hati mereka, ingin seperti sedia kala, keluarga yang hangat, juga saling memperhatikan satu sama lain. Meski sekarang masih sama saling memperhatikan, tetapi tak se-rapat dulu.

Ketiga saudara itu saling berpelukan, Sandra sudah menelepon Tia untuk masak, karena putranya yang pertama datang. Setelah melepas rindu, mereka makan bersama.

"Kamu sehat, Dek, tambah cakep aja kamu," seru Syarif pada Syam.

"Ah, kakak. Adek sehat, kak. Ini–" suaranya menggantung di udara, takut kalau salah.

"Oh iya, keponakan kamu, Tama. Tama, salam dulu sama paman, sama tante," perintah Syarif pada Tama, anaknya.

Bocah kecil itu menyalami Syam, Deandra, juga Nadhira. Sekarang giliran Syarif yang bertanya lewat sorot matanya yang tertuju pada Nadhira.

"Istri Adek, Kak, namanya Nadhira," Syam memperkenalkan Nadhira pada Syarif.

Nadhira sedikit membungkukkan badannya, tanda menghormati orang yang lebih tua darinya, yang mendapat balasan dari Syarif. Tak butuh waktu lama untuk akrab dengan putra kakak iparnya, Nadhira dan Deandra mengajak Tama untuk main di halaman belakang.

Sementara itu, tiga laki-laki dewasa itu merencanakan hal besar untuk perusahaan mereka. Syamsuddin ingin Syarif membantu Syam untuk memajukan perusahaan keluarga, yang bergerak di bidang pariwisata.

"Pa, Kak, Syam naik ke atas dulu, ya," pamit Syam.

"Oke," jawab Papa dan Kakaknya hampir bersamaan.

Melihat Syam sudah naik ke atas, Syamsuddin mengutarakan keresahannya tentang Syam pada Syarif, untuk memimpin perusahaan.

"Papa rasa, Syam kurang confidence, dan kurang kalau memimpin perusahaan, Rif, bagaimana kalau kamu saja yang menjadi CEO," ujar Syamsuddin pada Syarif.

"Enggak Pa, biarkan Adik saja yang menjadi CEO, Syarif rasa, Syarif masih perlu belajar lagi, Syarif baru saja balik, kan Pa," tolak Syarif.

Syarif, tidak mau kalau ia dituduh merampas hak adiknya, yang telah membantu papanya sampai di titik ini, sementara enam tahun belakangan, Syarif yang membuat perusahaan menjadi kolabs, karena Syamsuddin jatuh sakit, dan Syam harus menggantikan Syamsuddin untuk menjalankan perusahaan.
**
"Morning," sapa Syamsuddin. Pada Penghuni rumah.

"Morning, Pa," jawab mereka saling bersahutan.

"Syam, hari ini Kakak ikut management kamu," kata Syamsuddin.

"Oke, Pa," jawab Syam.

"Nanti, Papa kenalkan dulu sama staff lainnya, seperti awal Dhira masuk," sahut Syamsuddin. Dan mendapat anggukan dari Syarif juga Syam.

Nadhira masih membantu Tia untuk menyajikan makanan ke atas meja. Mereka asyik mengobrol, Sandra tak menyindir menantunya, karena semua orang sudah berkumpul di meja makan.

"Uum lucunya, keponakannya aunty," cicit Deandra. Memainkan kedua pipi Tama.

Setelah makanan selesai tersaji, mereka berangkat ke kantor, kali ini Nadhira berangkat dengan Syam. Karena pria berkulit putih itu memaksanya untuk berangkat bersama.

Sepanjang perjalanan, tidak ada kata-kata yang keluar dari keduanya. Nadhira memilih untuk memainkan permainan yang ada dalam ponselnya.

Set!

Syam menghentikan kendaraannya tepat di halte bus, Nadhira mendengkus, dan membuka pintu mobil, seolah tahu ia akan di usir lagi. Syam yang melihat Nadhira bersikap acuh kepadanya, semakin membuatnya kesal.

Nadhira duduk di halte bus, menunggu bus yang membawanya ke kantor. Dari arah yang sama, mobil ada mobil yang menepi, tidak menghalanginya jalannya bus.

"Dhira," panggil laki-laki berbadan atletik. Baru saja turun dari mobil. Melambaikan tangannya.

"Kakak," gumam Nadhira. Berdiri dan menghampiri kakak iparnya.

"Kamu kok di sini? Bukannya tadi kamu berangkat sama Syam," selidik Syarif.

"E a e  ... tadi Syam ada meeting dadakan, Kak. Jadi Dhira diturunkan di sini," ucap Nadhira. Membuat alasan.

"O-oh, oke. Kalau gitu berangkat sama Kakak saja," tawar Syarif. Yang mendapat anggukan dari Nadhira, sebagai jawaban.

Sesampainya di lobi resort Nadhira dan Syarif berbincang tentang pekerjaan, yang akan diamanahkan padanya nanti, Nadhira dan Syarif adalah satu tim, dan mereka akan sering berhubungan satu sama lain.

Tanpa mereka sadari, Syam baru saja sampai dan melihat istrinya tersenyum dan sesekali terkekeh dengan kakaknya. Ada yang terpatik dalam hatinya. Api cemburu mulai membara, Syam mengadu giginya, sehingga mengeluarkan suara gertakan.

"Kamu memang asyik mau menggatal dengan laki-laki, kan?" Maki Syam kepada Nadhira.

"Ngomong apa lagi, kamu ini?"

"Lepas dari Hasan, sekarang kakak ipar kamu sendiri?" Sentak Syam.

"Sampai hati kamu kan, dia kakak kamu sendiri tahu nggak? Bisa-bisanya kamu su'udzon sama kita, cih!" seru Nadhira. Diakhiri dengan senyum smirk-nya.

"Dengar ya Tuan muda Syam Mahardika, saya tidak pernah melakukan apa yang anda tuduhkan, tolong berkaca sedikit, sebelum menuduh!" tambah Nadhira. Dengan tatapan menantang.

"Berani kamu kan sekarang, baru dua hari Kakak Saya balik dari luar negeri, kamu sudah merasa dapat back up-an?" tuduh Syam. Tak mau kalah.

"Sorry ... Anda bilang tadi apa? Back up? Anda lupa, siapa yang back up anda, kalau bukan saya, sekali saya buka mulut tentang hubungan anda dengan perempuan club malam itu, saya pastikan anda tidak dapat jabatan CEO itu, ingat itu!" Gertak Nadhira. Membuat Syam semakin murka, tetapi tak bisa berbuat apa-apa, karena ia menginginkan jabatan CEO itu.

"Kamu! Awas kamu, ya!" Ancam Syam. Dengan jari telunjuk menunjuk wajah Nadhira.

Nadhira maju selangkah demi selangkah, membuat Syam memundurkan tubuhnya, sampai menabrak dinding, Nadhira menatap Syam dengan tatapan mengintimidasi. Kesabaran Nadhira di uji saat berhadapan dengan Syam satu sisi ia mencintai suaminya, entah dari kapan rasa itu tersemat. Satu sisi ia tidak mau kalau tidak dihargai.

"Awas apa Tuan muda Syam? Lakukan apa yang bisa anda lakukan." Nadhira menatap Syam dengan tatapan menantang. Sehingga ia mendapat dengusan dari Syam.

Setelah selesai dengan Syam, Nadhira kembali ke tempat kerjanya. Begitupun dengan Syam. Ia masih menatap ke arah Nadhira dengan tatapan penuh dendam. Otaknya berputar, membuat rencana balas dendam untuk Nadhira.

"Heh! Ke sini, ada kerjaan yang harus kamu kerjakan," teriak Syam. Memerintah Nadhira.

Nadhira memejamkan matanya sejenak, berbicara pada dirinya sendiri untuk tetap bersabar atas perilaku suaminya. Kemudian ia membuka matanya kembali, dan menuju meja suaminya, mengambil berkas di atas meja.

"Cih! Dapat perempuan darimana Papa ini, barang murah dikasih anaknya," sindir Sya. Memprovokasi. Menatap rendah Nadhira. Kedua tangan Nadhira mengepal sempurna, menahan diri agar tak meledak di kantor.

"Eh ... Kenapa dulu kamu mau sih, dijodohkan, dibayar berapa kamu sama Papa?"

Buk!

Nadhira melempar Syam dengan botol yang masih terisi air itu pada suaminya, membuat Syam terkejut, dan marah.

"Brengs*k!" bentak Syam. Yang sudah berdiri dari duduknya.

"Kamu!" tangan Syam sudah melayang ke udara. Namun, Nadhira masih bergeming di tempatnya, matanya sudah berkaca-kaca.

Melihat Nadhira, menahan tangis, membuat Syam mengurungkan diri untuk menampar Nadhira, entah mengapa sekarang hatinya mulai tak nyaman. Melihat wanitanya seperti tadi.

"Apa, gue tadi keterlaluan? Padahal kan gue cuma mau buat dia kesal aja" batin hati Syam.

Continue Reading

You'll Also Like

5.7K 208 46
COMPLETE 21+✔ note: kalo jadinya gini lo gausah tanggung jawab jim! gw bisa urus semuanya sendiri. / ESTELLA / temui jawaban selanjutnya di cerita...
19K 1K 30
Laila Qaira Nazhira, seorang gadis yang memutuskan untuk berhijrah, setelah sang kekasih akan memerkosanya. Cobaan demi cobaan menghampiri hidupnya...
57.3K 2.4K 33
Warning!!! Cerita ini bukan sequel, tapi spin of Julia sama dosennya yang harus menikah karena permintaan terakhir ibu dari dosennya. Kok bisa? Pada...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

1.3M 8.7K 24
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra