Suddenly Love (YJW)

By hwangchico

17.3K 2.8K 1.4K

ending *** "Mencintai seseorang itu tidak beralasan, jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintainya itu... More

ᴘʀᴏʟᴏɢ
‗ ❍ ⁰¹, ʜᴀᴅɪᴀʜ
‗ ❍ ⁰², ꜱᴀʟᴀʜ ʟᴀɢɪ
‗ ❍ ⁰³, ʙᴇʀᴍᴀɪɴ
‗ ❍ ⁰⁴, ʙᴀᴘᴇʀ
‗ ❍ ⁰⁵, ᴡʜᴏ'ꜱ ɪᴛ?
‗ ❍ ⁰⁶, ᴄᴏᴍʙʟᴀɴɢ?
‗ ❍ ⁰⁷, ᴘᴇɴᴊᴇʟᴀꜱᴀɴ ꜰᴏʀ ᴅʜɪʏᴀ
‗ ❍ ⁰⁸, ᴛᴇʀʙᴏɴɢᴋᴀʀɴʏᴀ ꜱᴛᴀᴛᴜꜱ?
‗ ❍ ⁰⁹, ᴘᴇɴᴊᴇʟᴀꜱᴀɴ ꜰᴏʀ ʟɪᴀ
‗ ❍ ¹⁰, ꜱᴀʜᴀʙᴀᴛ ᴍᴀꜱᴀ ᴋᴇᴄɪʟ
‗ ❍ ¹¹, ᴅɪᴛɪɴɢɢᴀʟ ᴘᴇʀɢɪ
‗ ❍ ¹², ᴜɴɢᴋᴀᴘᴀɴ ᴄɪɴᴛᴀ
‗ ❍ ¹³, ᴡʜᴏ'ꜱ ɪᴛ ᴘᴛ. 02?
‗ ❍ ¹⁴, ᴛᴇʀᴜɴɢᴋᴀᴘ
‗ ❍ ¹⁵, ᴘᴇʀᴍɪɴᴛᴀᴀɴ
‗ ❍ ¹⁶, ꜱɪᴀᴘᴀ ᴊᴀᴇʜᴇᴇ ꜱᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ?
‗ ❍ ¹⁷, ᴍᴇɴᴄᴏʙᴀ ᴍᴇɴᴅᴇᴋᴀᴛɪ
‗ ❍ ¹⁸, ᴀᴅᴀ ᴀᴘᴀ ᴅᴀɴ ᴋᴇɴᴀᴘᴀ?
‗ ❍ ¹⁹, ᴀᴅᴀ ᴀᴘᴀ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴛᴀᴛᴀᴘᴀɴɴʏᴀ?
‗ ❍ ²⁰, ᴘᴇᴍᴏᴛʀᴇᴛᴀɴ
‗ ❍ ²¹, ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴘʀᴏᴊᴇᴄᴛ ʙᴇʀꜱᴀᴍᴀ ᴊᴀᴇʜᴇᴇ
‗ ❍ ²², ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴀɪᴋ ʙᴀɪᴋ ꜱᴀᴊᴀ
‗ ❍ ²³, ᴘᴇʀᴍɪɴᴛᴀᴀɴ ᴀɴᴇʜ ᴅʜɪʏᴀ
‗ ❍ ²⁴, ᴄᴜʀɪɢᴀ ʜᴀᴍɪʟ
‗ ❍ ²⁵, ᴍᴇɴᴄᴏʙᴀ ᴍᴇɴɢᴀʟᴀʜᴋᴀɴ
‗ ❍ ²⁶, ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ᴘᴏꜱɪꜱɪɴʏᴀ ꜱᴇᴘᴇʀᴛɪ ɪᴛᴜ?
‗ ❍ ²⁷, ᴊᴀᴇʜᴇᴇ ʟᴀʜ ᴅᴀʟᴀɴɢɴʏᴀ
‗ ❍ ²⁸, ᴘᴏꜱɪᴛɪꜰ
‗ ❍ ²⁹, ᴅɪᴊᴏᴅᴏʜᴋᴀɴ
‗ ❍ ³⁰, ᴀʟᴀꜱᴀɴ ᴅɪ ᴊᴏᴅᴏʜᴋᴀɴ
‗ ❍ ³¹, ɴɢɪᴅᴀᴍ
‗ ❍ ³³, ᴛ,ᴏ,ᴅ ᴍᴇɴᴊᴀᴡᴀʙ ꜱᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ
‗ ❍ ³⁴, ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴊᴜɴɢᴡᴏɴ
‗ ❍ ³⁵, ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴʏᴇʟᴇꜱᴀɪᴋᴀɴ ꜱᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ
‗ ❍ ³⁶, ʜᴀɴʏᴀ ɪɴɢɪɴ ʙᴇʀʙᴀɪᴋ
‗ ❍ ³⁷, ᴅᴀᴇʜʏᴇᴏɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴇʀᴛɪ
‗ ❍ ³⁸, ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴅᴀɴ ʙᴇʀʙᴀɪᴋᴀɴ
‗ ❍ ³⁹, ᴜɴᴅᴀɴɢᴀɴ
‗ ❍ ⁴⁰, ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴀᴛᴀᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ?
‗ ❍ ⁴¹, ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴛᴀᴡᴀʀᴀɴ
‗ ❍ ⁴², ᴄᴜᴅᴅʟᴇ
‗ ❍ ⁴³, ʟɪʙᴜʀᴀɴ
‗ ❍ ⁴⁴, ʟɪʙᴜʀᴀɴ ᴘᴛ. ⁰²
‗ ❍ ⁴⁵, ᴇɴᴅɪɴɢ
Bonchap : Awal Dhiya suka Jungwon
Bonchap : Juan & Juna puasa

‗ ❍ ³², ᴛᴇʀᴜꜱ ᴛᴇʀᴀɴɢ ᴅʜɪʏᴀ ʜᴀᴍɪʟ

239 34 21
By hwangchico

"Won, buru buru banget mau kemana, lo?"

Heeseung menatap bingung kearah Jungwon yang berada dikursi belakangnya sedang sibuk memasukan semua buku kedalam tas ransel nya setelah bell pulang berbunyi lima menit yang lalu,

Setelah membereskan semua alat tulisnya, Jungwon dengan cepat langsung menggendong tas miliknya itu lalu menatap kearah Heeseung.

"Gue mau ke uks"

Heeseung menganggukan kepalanya sebelum ia mengerutkan keningnya, "Ngapain ke UKS? Lo kan gak sakit?"

"Gue mau jemput Dhiya, tadi istirahat alerginya kambuh jadi gue suruh dia diem di sana sampe pulang" Jelas Jungwon, Heeseung ber- oh ria.

"Pantesan..."

Jungwon mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan sahabat nya itu yang membuatnya penasaran, "Pantesan apa?"

"Tadi waktu gue mau balik ke kelas gue ketemu sama Haruto, katanya dia mau cari Dhiya cuman waktu ke kelasnya nggak ada, jadi-"

"Bentar, ngapain dia nyariin istri gue?"

"Lo lupa atau emang nggak tau? Dhiya kan guru tutor nya Haruto di ekskul, katanya sih ini hari terakhir nya mereka, jadi mungkin itu alesannya dia nyariin istri Lo, Won" Jelas Heeseung, Jungwon menganggukan kepalanya paham, Jungwon baru ingat kalo Dhiya itu menjadi guru tutor di ekskul nya.

"Oh yaudah gue duluan ya, Seung" Ucap Jungwon lalu ia berjalan kearah ambang pintu.

Heeseung yang melihat sahabatnya berjalan keluar kelas dia juga dengan cepat menggendong tas ranselnya lalu menyusul Jungwon yang sudah berada di koridor.

"Jungwon!"

"Nanti malem gue sama yang lain mau nongkrong, Lo ikut?" Tanya Heeseung setelah ia mensejajarkan diri nya dengan Jungwon, Jungwon diam ia sedang berpikir.

"Nongkrong dimana?"

"Kayaknya cafe Deket sini atau nggak club, Sunghoon yang pilih sih tempat nya, gimana?" Tanya Heeseung sekali lagi.

"Gue usahain ikut, tapi gue minta ijin dulu kalo boleh nanti gue kabarin Lo lagi"

"Yaudah gue duluan yah" Ucap Jungwon sembari menepuk pundak Heeseung lalu ia berlari kearah UKS yang berada diujung sekolah dekat kelas ekskul dance.

Heeseung menatap jungwon yang mulai menjauh, "Gini nih, kalo punya sahabat yang udah punya istri itu pasti susah diajak buat nongkrong, haduhh" Setelah mengatakan itu Heeseung lalu berjalan kearah kelas kedua sahabatnya.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Jungwon sampai diruangan UKS, saat ia akan membuka kenop pintu Jungwon merasakan keberadaan cowok yang ada didalam sedang mengobrol dengan istrinya. Siapa itu?

"Lo beneran gapapa kan kak? Apa Lo mau gue anterin ke RS?"

Jungwon mengerutkan keningnya saat Haruto bertanya seperti itu kepada istrinya, ngapain dia ada didalam sana? Bukankah urusan Haruto dengan Dhiya itu hanya sebatas guru tutor dan murid didalam ekskul? Kenapa cowok itu bertanya lebih kepada Dhiya?

Jungwon menatap kedua orang yang berada didalam ruangan itu dicelah pintu, kenapa juga Jungwon harus berdiam diluar, kenapa dia tidak masuk saja? Toh Jungwon suami Dhiya ini kan?

"Gue gapapa kok, Ruto. Gue cuman kambuh alergi aja kok, Lo nggak usah khawatir oke" Ujar Dhiya sembari tersenyum, cowok yang memakai kalung diamond dilehernya itu membalas senyuman kakak kelasnya.

"Iya juga sih gue bukan siapa siapa Lo jadi gue nggak usah se khawatir ini ke elo, kak" Ucap Haruto sembari menggaruk belakang kepalanya.

Jungwon yang mendengar ucapan cowok itu sudah tidak bisa menahannya, ia dengan cepat membuka pintu itu membuat Haruto dan Dhiya menatapnya.

Terlebih lagi Haruto, cowok jangkung itu menatap takut kearah Jungwon, ia takut kalau apa yang tadi ia ucapkan kepada cewek dihadapannya saat ini terdengar oleh Jungwon. Yang Haruto tahu itu kan Jungwon adalah kekasih Dhiya, kalau Jungwon dengar sudah habis riwayat Haruto.

"Kak Jungwon? Udah pulang?"

"Eh.. kak gue pamit pulang yah, gue masih ada urusan soalnya, GWS buat Lo yah" Pamit Haruto kepada Dhiya lalu ia berjalan kearah pintu.

"Mau kemana buru buru banget? Gak mau tanya tanya lebih nih ke cewek gue?" Tanya Jungwon, Haruto menggelengkan kepalanya.

"Enggak kak sorry, gue permisi" Ucapnya lalu cowok itu benar benar pergi dari ruangan itu, saat sudah berada diluar Haruto menghela napasnya, ia benar benar takut dengan tatapan Jungwon tadi, seolah-olah ia ingin membunuhnya disaat itu juga.

Dhiya sedang menahan tawa saat ia melihat muka suaminya tadi yang menatap Haruto dengan tajam, cemburu Jungwon terlalu diperlihatkan sampai membuat Dhiya ingin tertawa sepuasnya.

"Ngapain tadi dia kesini?"

"Haruto? Tadi dia cuman mau minta ijin kalo hari ini dia nggak bisa belajar musik sama aku, udah gitu aja kok" jawab Dhiya

"Yakin cuman itu aja?" Tanya Jungwon, Dhiya mengangguk yakin, "Ngapain sih aku bohong ke kakak gak guna banget" Ujar Dhiya.

"Yaudah kalo gitu, Oya gimana alergi kamu masih kerasa gatel?" Tanya Jungwon sembari melihat kedua tangan Dhiya yang sudah diolesi obat alergi, Dhiya menggeleng pelan.

"Nggak kok, ini tadi aku udah olesin obat jadi udah mendingan gatel nya, Oya kakak kok udah pulang? Biasanya kan kakak ada jadwal model sehabis pulang?" Tanya Dhiya.

"Guru modeling nya sakit jadi hari ini nggak ada jadwal, lagian bentar lagi aku kan lulus jadi bebas mau masuk atau nggak" Jawab Jungwon, Dhiya menganggukan kepalanya.

"HELLOO EVERYONE!... Kembali lagi bersama AA ganteng disini" Suara Jake mewakili keempat orang yang datang untuk menemui Dhiya dan Jungwon di UKS.

Ketiga orang yang datang berbarengan dengan Jake menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan cowok blasteran itu, Dhiya dan Jungwon pun sama hal nya dengan mereka, heran pada Jake.

"Gimana nyonya Yang Dhiya kabar alergi nya? Masih mau makan makanan yang Lo alergiin juga?" Tanya Lia, Zoa menganggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan Lia.

Dhiya hanya bisa nyengir, mau bilang kalo Dhiya ngidam, tapi Dhiya belum kasih tahu sama kedua sahabatnya itu kalau Dhiya hamil seperti dugaan mereka. "Hehe nggak lagi deh janji" Ucap nya sembari memberi piece kepada Lia dan Zoa.

"Lagian Lo ada ada aja sih, Dhi. Lo tau kalo itu makanan bisa bikin lo alergi tapi kenapa Lo tetep makan juga" Ucap Zoa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dhiya tersenyum kaku kearah Zoa, ingin rasanya Dhiya mengasih tahu kalau Dhiya itu sedang mengandung tapi sekarang kayaknya bukan waktu yang tepat, karena disisini juga ada temen temennya Jungwon, agak gimana gitu kalo Dhiya kasih tahu sekarang.

"Emang Lo sepengen itu yah Dhi makan makanan yang bisa bikin alergi lo kambuh?" Tanya heeseung penasaran,

Sebenernya dia udah tahu sih kalo dhiya lagi mengalami gejala gejala orang hamil, soalnya Jungwon sering cerita ke dia sih jadi Heeseung banyak tau. Sebenernya Jungwon cerita cuman ke Heeseung aja, soalnya kalo bilang ke dua temennya lagi beda cerita jawabannya.

Kalo Heeseung, cowok itu pikiran nya dewasa, maka dari itu Jungwon cerita apapun ke Heeseung, dan Heeseung juga selalu kasih saran yang bisa membantu Jungwon.

"Iya kak, hehe. Oya kak, maaf yah gue tadi nggak ikut rapat ekskul" Heeseung menganggukan kepalanya.

"Nggak papa kok santai aja, lagian Lo juga keadaannya lagi kek gini jadi wajar aja kalo lo nggak ikut rapat" Dhiya tersenyum mendengarnya, padahal rapat itu wajib untuk semua siswa yang bersangkutan soalnya ekskul musik bakalan ganti ketua, Heeseung kan sebentar lagi bakalan lulus jadi ketua ekskul bakalan diganti. Tapi, Dhiya malah nggak menghadiri rapat itu.

"Sunghoon? Kemana tu orang?" Tanya Jungwon setelah menyadari kalau mereka berempat kesini tidak bersama Sunghoon.

"Biasa dia mah, kalo lagi ngebucin akut pasti kagak mao diganggu" Jungwon menganggukan kepalanya mendengar jawaban dari Jake.

"Kalo gitu gue sama Jake pamit pulang yah. Malem nanti gue tunggu, Won. Oya GWS buat lo yah Dhiya, lain kali hati hati sama makanan yang mau Lo makan" Ucap Heeseung, Dhiya senyum sambil menganggukan kepalanya.

"Makasih kak"

"Asyiapp" Heeseung mengacungkan jari jempolnya kearah Dhiya, lalu ia dan Jake meninggalkan keempat orang yang berada di UKS.

"Anjir... Edan si eta kata kata nya" Lia menolehkan kepalanya kearah Zoa, bingung dia sama anak ini satu punya kata kata dari mana dia.

"Dapet dari mana Lo kata kata begitu?"

"Hah? Oh efyepe" Lia dengan segera menyentil dahi Zoa, Zoa mengaduh. "Duh anying"

"Kebanyakan nonton tiktok Lo jadi begini, Zoa zoa" Zoa nyengir melihat Lia menggeleng-gelengkan kepalanya, lagian apa salahnya nonton tiktok? Asik bukan nonton tiktok?

"Udah udah malah ribut" Dhiya melerainya.

***

"Eh... Bentar. Itu bukannya si Daehyeon yah?"

Langkah keempat orang yang menuju parkiran terhenti saat Zoa menunjuk kearah parkiran mobil dimana disana ada mobil Toyota berwarna biru tua dan disana juga ada Daehyeon yang sedang menunggu.

Ketiga orang itu mengikuti arahan yang ditunjuk oleh Zoa, dan benar saja disana aja Daehyeon sedang menunggu didepan mobil. Entah menunggu siapa mereka tidak tahu

"Yeon pake mobil ke sekolahan?" Dhiya bertanya, Jungwon menatap Dhiya, "Emangnya tu cowok nggak pernah pake mobil ke sekolahan?" Tanya Jungwon, Dhiya menggelengkan kepalanya.

"Eh.. Eh... Kok ada si Jaehee sih nyamperin si Daehyeon??!" Tanya Lia, dan mereka semua kebingungan dengan apa yang mereka lihat, Jaehee masuk mobil yang dikendarai oleh Daehyeon, kenapa mereka berdua bisa bersama?

"Mereka pulang barengan?" Tanya Zoa,

Dhiya menggaruk dahinya, "Ini gimana sih? Kok bisa Daehyeon sama Jaehee pulang barengan dan itu mobil siapa lagi? Kalo emang itu mobil Daehyeon kenapa dia nggak cerita ke gue?"

"Ya ngapain juga cerita ke kamu sayang?" Dhiya menatap sinis Jungwon, Dhiya kan sahabat orok nya Daehyeon ya apapun itu Daehyeon harus cerita ke Dhiya.

"Yakan aku sahabat nya kak, jadi wajar dong kalo Yeon cerita ke aku semuanya"

"Ya nggak semuanya lah sayang... Udahlah kalian nggak usah bingung kayak gitu, mungkin tu cowok punya alesan tersendiri buat nggak cerita ke kalian. Kalian nggak seharusnya tahu semuanya tentang dia, mungkin dia juga ada yang harus dirahasiain dari kalian" Ujar Jungwon, ketiga cewek itu diem. Ada benernya sih ucapan Jungwon, tapi ya gimana yah namanya juga sahabat kalo ada apa apa harusnya cerita dong.

"Iya juga sih, tapi ya gue penasaran aja gitu sama mereka berdua kok bisa akrab" Ucap Zoa

"Apa jangan jangan Yeon sama Jaehee punya hubungan?" Tebak Lia, Dhiya dan Zoa sama sama menatap Lia.

Ya sebenernya bagus sih kalo Daehyeon punya pacar, jadi tu cowok ada temennya nggak sama Jinyoung Mulu. Kalo sama Jinyoung, Daehyeon sering dihujat gay sama murid murid lainya karena terlalu Deket sama Jinyoung. Tapi, kedua cowok itu b aja, mereka nggak mau perduliin hujatan murid murid lainya.

Tapi, kenapa harus sama Jaehee? Bukannya mereka bertiga nggak suka kalo Daehyeon sama Jaehee pacaran, ya boleh aja meskipun mereka bertiga agak kesel sama Jaehee. Tapi, agak aneh aja gitu kalo emang bener Daehyeon sama Jaehee pacaran, soalnya mereka berdua akrab aja enggak apalagi pdkt an, kan lebih nggak kemungkinan.

"Bisa jadi.. tapi kok si Daehyeon sama Jaehee sih?" Tanya Zoa, Lia dan Dhiya mengedikan bahunya.

"Ya bagus lah kalo Daehyeon sama Jaehee beneran pacaran, mudah mudahan beneran deh" Ketiga cewek itu menatap Jungwon.

"Yaudah lah nanti kita tanya aja langsung ke si Yeon, siapa tahu dia mau cerita kan ke kita" Usul Dhiya disetujukan oleh kedua sahabatnya.

Sementara itu....

"Kenapa gue harus pulang bareng Lo sih hah?"

Jaehee beneran nggak mau sebenernya pulang sama Daehyeon, tadinya Jaehee mau ajak Wonyoung ke mall beli baju sama makeup cuman niatnya mau nggak mau dibatalin karena Daehyeon udah nunggu diparkiran.

Dan ternyata sebelum Jaehee ajak Wonyoung ke mall, Sunghoon terlebih dulu membuat janji ke Wonyoung sehabis pulang sekolah. Kesal? Tentu Jaehee kesal.

"Lo lupa? Kalo lupa gue ingetin, gue kan diperintah sama bokap Lo buat antar jemput Lo, ya gue mana bisa bantah perintah bokap lo" Jaehee mendelik, lagian papa nya Jaehee tidak memasang cctv di mobil, jadi seharusnya bebas dong buat mereka berdua nggak pulang bareng.

"Ck. Didepan sana gue turun, gue nggak mau pulang bareng Lo!"

Daehyeon menatap Jaehee sekilas lalu menatap kembali kedepan sana.

"Nggak!" Penolakan yang ngebuat Jaehee tambah kesel, ini cowok beneran minta Jaehee timpuk.

"Dih. Pokoknya di depan gue turun!"

"Nggak! Gue diperintahin sama bokap Lo buat anterin Lo pulang dengan selamat, Lo jangan ngeyel jadi manusia!"

"Didepan sana rumah nenek gue, Daehyeon! Jadi gue minta turun disana, gue mau ke rumah nenek gue!" Daehyeon mengerjapkan matanya, dia baru tahu kalo rumah nenek Jaehee dekat sekolahan.

Malu? Ya tentu tidak, ngapain Daehyeon malu. Toh dia beneran diperintahin sama papa nya Jaehee buat antar Jaehee pulang dengan selamat.

"Yaudah oke oke, gue turunin Lo di depan sana. Tapi gue harus ikut Lo ke rumah nenek lo"

Jaehee membelalakkan matanya

"Ngapain Lo ikut? Nggak usah!"

"Dih. Biarin aja kali, kok Lo sewot" Jaehee mendelik lalu ia melihat kearah kaca sampingnya, males banget dia kalo berdebat dengan Daehyeon.

Ini kalau Dhiya lihat Daehyeon, mungkin udah ngebuat Dhiya bingung. Dhiya kenal Daehyeon cuman si pendiem, nggak kek begini. Daehyeon aja sampe heran sendiri.

***

"Kak"

"Hmm"

"Kak Jungwon.."

"Hmm kenapa sayang?"

"Dih.. game Mulu perasaan dari habis pulang sekolah" Jungwon terkekeh lalu mematikan layar handphone nya yang masih setia di game dan menyimpannya di nakas, lalu Jungwon mendekat kearah sofa yang diduduki oleh Dhiya.

"Kenapa, hm?" Tangan Jungwon melingkar di pinggang Dhiya lalu telapak tangan Jungwon dengan telaten mengusap perut Dhiya.

"Aku masih heran kenapa Daehyeon bisa pulang bareng sama jaehee" Jungwon menatap Dhiya yang sedang memakan buah potong sembari berbicara.

"Emangnya kenapa kalo Daehyeon sama Jaehee pulang barengan? Kamu cemburu?" Dhiya menatap Jungwon sembari mengerutkan keningnya.

"Apaan sih kak, aku nggak cemburu. Heran aja gitu, kok bisa dan kenapa Daehyeon nggak cerita ke aku kalo mereka berdua akrab" Dhiya memasukan satu potong buah dengan rasa kesal, Jungwon terkekeh melihatnya.

Jungwon melepaskan tangannya yang berada di pinggang Dhiya, lalu Jungwon membawa muka Dhiya kehadapan mukanya.

"Sayang... nggak semuanya yang Daehyeon lakuin harus cerita ke kamu, ada juga yang mungkin kamu nggak harus tahu, jadi mendingan nggak usah ambil pusing masalah sahabatmu itu"

"Tapi aku udah sahabatan dari kecil kak sama Yeon, masa dia nggak mau cerita sih sama aku?"

"Hey... Inget, kamu nikah sama aku aja kamu umpetin dari sahabatmu, jadi wajar aja kalo dia umpetin masalahnya dari kamu"

Dhiya terdiam. Kalo dipikir pikir benar juga, Dhiya waktu itu banyak nyembunyiin hal apapun dari sahabatnya, dari pernikahan Dhiya yang udah berjalan hampir enam bulan, Dhiya pindah rumah, dan sekarang Dhiya hamil aja belum cerita kesiapa siapa. Tetapi Daehyeon nggak marah atu menagih hutang cerita ke Dhiya, tapi kenapa Dhiya segitunya pada Daehyeon?

"Iya juga sih, tapi- arhhh tau ahh"

"Udah udah nanti juga dia cerita ke kamu kalo waktunya udah tepat" Dhiya menganggukan kepalanya lalu melanjutkan makan buah potong nya.

Sebenernya mereka ada diruang tengah sembari menonton tv itu gak guna juga sih, tv emang nyala mata mereka emang tertuju pada tv tapi pikiran mereka nggak kesana, Dhiya yang masih memikirkan hal tadi di sekolah sembari nyemil buah, dan Jungwon sibuk mengusap perut Dhiya yang mulai terlihat sedikit kehamilan nya ya walaupun masih terlihat rata kalau dilihat dari jauh, tapi kalo Deket ya kerasa kalo Dhiya hamil.

Satu hal yang ngebuat Dhiya ingat sesuatu dan Dhiya menatap Jungwon, "Oya kak, tadi aku denger dari kata kak Heeseung di UKS tadi dia bilang ke kakak 'malem nanti gue tunggu, won' maksudnya apa?"

Jungwon yang memposisikan Dhiya didepnnya dan Jungwon di belakangnya sembari memeluk tubuh Dhiya, kepala Jungwon ia simpan dipundak kiri Dhiya.

"Nanti malem aku boleh nggak nongkrong sama temen temenku?" Dhiya manggut-manggut paham ternyata Heeseung mengajak Jungwon keluar.

Dhiya terdiam sejenak, mungkin kalau Dhiya mengijinkan Jungwon keluar malam ini Dhiya mungkin bisa bercerita kepada kedua sahabatnya kalau dia itu ngandung, dan juga Dhiya berpikir kalo Jungwon mungkin udah lama nggak nongkrong sama temen temennya, jadi mungkin Dhiya mengijinkan nya.

"Nongkrong dimana?" Dhiya menyuapkan satu potong buah kepada mulut Jungwon, Jungwon menerimanya.

"Di cafe Deket Deket sini kok, boleh nggak?" Tanya Jungwon sekali lagi untuk memastikan.

"Boleh, tapi pulang nya jangan malem malem" Jungwon menganggukan kepalanya lalu mengecup pipi Dhiya.

"Makasih bunda..."

Dhiya tertawa, agak geli ya Jungwon memanggilnya bunda.

"Kenapa sih kok ketawa? Nggak suka aku panggil bunda?" Tanya Jungwon, Dhiya menggelengkan kepalanya namun tetap tertawa.

"Bukan, bukan nggak suka tapi aneh. Aneh kalo aku dipanggil bunda hahaha"

"Biasain makanya biar nggak aneh, masa nanti anak kita nggak manggil kamu bunda" Dhiya menganggukan kepalanya

"Iya tapi kan masih lama juga anak kita brojolnya, jadi nanti aja nggak usah sekarang panggil begituan nya"

"Ada ada aja kamu, udah lanjutin makan buah buahannya" Dhiya menganggukan kepalanya lalu melanjutkan makan buah-buahan nya yang tinggal sedikit.

***

"Sayang jangan kemana mana yah sebelum aku pulang"

Jungwon menghampiri istrinya yang sedang mengerjakan tugasnya dimeja belajar, Jungwon mengusap lembut rambut panjang istrinya.

Dhiya menatap Jungwon yang berada disebelah kursinya, "Iya kak"

"Kalo mau keluar tunggu aku pulang, aku nggak bakal lama kok disana" Dhiya menganggukkan kepalanya, "Iya kak yaampun, lagian ngapain juga aku keluar kalo kakak nya nggak ada"

"Good girl, aku keluar dulu yah, janji jangan keluar tanpa aku!" Dhiya menghela napasnya lalu menganggukan kepalanya, padahal kan Dhiya udah bilang kalo dia nggak bakalan ke mana mana, ngapain juga Dhiya keluar kalo Jungwon nya nggak nemenin, lagian mau kemana juga, toh Dhiya banyak tugas malem ini.

"Iya kak yaampun, harus berapa kali sih aku bilang kalo aku nggak bakalan ke mana mana, kakak kalo mau keluar ya keluar aja" Jungwon nyengir lalu mengecup puncak kepala istrinya, setelah itu Jungwon keluar kamar dan berjalan kearah motor nya yang berada di garasi.

Dhiya menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan mengerjakan tugasnya itu.

Nggak perlu waktu lama, tugas Dhiya akhirnya selesai juga, sebenernya nggak banyak sih tugas Dhiya, Dhiya cuman ngerangkum doang, dan mengerjakan soal soal yang tidak terlalu banyak. Dhiya ingin merebahkan tubuhnya di kasur namun ia ingat kalau dirinya akan memberitahukan semuanya kepada sahabatnya itu.

Dhiya membawa handphonenya yang berada diatas meja belajar lalu memvideo call kedua sahabatnya itu, tidak membutuhkan waktu lama akhirnya kedua sahabat Dhiya mengangkat teleponnya.

"Kenapa Dhi? Tumben nge vc kita?" Tanya Lia, Lia disana sedang memakai masker wajah jadi ucapannya tidak terlalu jelas namun masih bisa didengar.

"Iya tumben banget lo nge vc kita berdua, biasanya Lo paling anti kalau video call an" Ucap Zoa, Zoa disana sedang menyemil, terlihat dari mulutnya seperti sedang mengunyah.

"Gue mau kasih tahu kalian sesuatu"

"kasih tahu apaan?" Tanya Zoa

"Gue mau kasih tahu ke kalian kalo gue... hamil"

Kedua sahabatnya membulatkan matanya lalu setelah itu mereka berdua berteriak dirumahnya masing-masing.

"APAAAAA! LO HAMIL, DHI?!"

"YANG BENERRRRR?!"

***

Chico up tiga chapter guys, so have fun ya~~~♥🌻

Geli gasi kalian ngeliat Jungwon manggil Dhiya bunda😫😫😫

Continue Reading

You'll Also Like

609 98 13
Adrian menjalani hidupnya dengan biasa saja. Hingga Alana Skylar membawanya pada fakta yang bahkan selama ini disembunyikan oleh banyak orang. [ft...
356K 16.5K 22
Apa jadinya CEO yg turun jabatan menjadi seorang guru demi mengejar cinta salah satu muridnya? itulah yg dirasakan oleh Aliandra Fraza Syarief "Ah...
unity By

Teen Fiction

2.5K 279 16
Berawal dari sebuah kelompok anak kerajaan menjadi sebuah pasangan, berawal dari sebuah hutan dan berakhir pelaminan. #1 yejeno #2 haeryu #jaeminju #...
1K 96 12
"Gimana, lo setuju?" Ucap Aiden menatap lawan Bicaranya. Felyndra terdiam menatap langit sore dari sebuah taman, memikirnya ide dari Aiden. Senyuman...