NIRVANA

Von dangerouv

4.6K 1.4K 987

Mehr

0
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

12

148 81 17
Von dangerouv

.

.

Awal jadian, tepat di bulan kedua. Mereka sempat putus perihal Zea yang masih belum menerima kepergian Aska, masa lalunya.

tapi mereka balikan lagi.

Lalu sampai di hubungan satu tahun mereka, putus lagi karena Mereka ketahuan pacaran oleh papa Ralvin. itu jadi perpisahan paling tidak ikhlas saat itu, tapi mereka berhasil bersatu lagi karena Ralvin masih memaksa buat pertahanin hubungan mereka.

Kali ini putus yang ke tiga kalinya. sebelumnya mereka tidak pernah berpisah hanya karena orang lain. Masalah kali ini cukup rumit bagi mereka.




Arla mengeplak keras kepala Raden yang lagi nyalin jawaban.

"Darimana?"

"Apasih ar?"

Untuk kedua kalian kepala nya di geplak.

"Kalian semua kenapa ga masuk kemarin? Zea juga. lo pada sembunyiin apa?"

Kini Arla, Laven, Reyna dan Vee ada di kelas Raden buat menyuduti nya karena hanya Raden yang baru datang.

"yaa bukan urusan lo"

plak!

"Sakit Ar, astaga" Raden mengusap kepala nya.

"Murid sebelah liat lo pulang jam 5 pagi kemarin, bilang aja kalian habis dari mana semalaman?" Reyna angkat bicara.

Vee menghela nafasnya, sebetulnya ia tidak sebodoh itu kalau tidak mengetahui kemana tujuan orang orang ini kemarin.

"club malam?" tanya nya

Raden hanya diam

Mereka anggap iya adalah jawabannya

Plak!

"Udah anjing sakit"

Raden menutup semua bukunya, mood nulisnya rasanya sudah hilang

"Kita cuma ber empat. Soal Zea gue gatau"

Tepat setelah itu Zea datang dengan earphone di telinganya kanannya. Zea terlihat biasa saja seperti tidak ada yang terjadi. ia langsung duduk di kursinya

"Ze, kemarin kenapa ?" Tanya Laven

Zea yang baru meletakkan tas nya menatap mereka

"oh itu.. ga penting"

Tidak mungkin kan Zea bilang gimana hancur nya ia kemarin, Saat itu ia benar benar kacau. bahkan Matanya bengkak semua karena lelah menangis. hanya akan jadi tanda tanya satu sekolah kalau ia memaksakan sekolah.

"Lo tau? Raden dan yang lainnya pergi clubbing kemarin malam.." Arla menatap sinis ke raden

"Cowo lo juga ikut Ze"

Zea melepaskan Earphone yang terpasang di satu telinganya

"Dia bukan cowo gue lagi"

.

.

.

"Gue ikutin cinta cintaan lo dari dulu vin, percaya sama gue. lo bakal balik lagi ke dia"

Seven lagi menceramahi Ralvin yang lagi membaringkan tubuhnya di sofa sambil menutup matanya dengan lengannya agar cahaya lampu tak masuk

"kali ini gue ga yakin"

"tai lo"

Seven menaruh stick drum milik haikal yang sedari tadi ia mainkan

"Zea gamungkin bisa tanpa lo vin, cepat atau lambat juga dia minta balikan"

Ralvin malas menanggapi nya. ia benar benar ga yakin perempuannya akan melakukan hal bodoh seperti itu

Ralvin memilih menduduk an badannya, menatap Raden yang masih sibuk dengan hp nya

"Gimana, dapet?"

Raden menggeleng 

"Malam itu banyak yang berhubungan vin, kalo pihak mereka nyebarin video itu. sama aja melanggar privasi "

"Sialan" Ralvin mengumpat. mereka sudah berusaha untuk meminta rekaman cctv malam itu di club, tapi percuma.

tiba tiba Suara pintu terbuka

Ketiganya menatap Haikal yang baru masuk dan membawa seorang perempuan di belakangnya

"buset"

"kok tuh cewe mau sama lo kal?"

"Diem, anjing" 

hayo jangan malu maluin haikal deh

Haikal membiarkan perempuan itu tetap berdiri di sampingnya 

"Dia boleh gabung di band kita ga?"

Seketika haikal mendapat tatapan aneh dari ketiganya, Seven langsung menarik paksa haikal

"kal, ini bukan bimbel ya, yang bisa lo ajak gabung gitu aja anak orang" 

"Ven, gue punya alasan buat ajak dia disini. nanti gue jelasin semuanya"

Seven berdecak, menatap haikal malas
"Lagian dia bisa apa disini?"

perempuan yang daritadi hanya diam itu memberanikan diri membuka suara nya

"Kak.. kenalin aku Shena Gabriella, temennya haikal. aku dulu sempat jadi vokalist, tapi aku mutusin buat berhenti nyanyi sejak smp. kalo aku gabisa jadi vokal aku bisa berusaha jadi pianis disini"

Seven menatap perempuan itu
"Pianis ga begitu dibutuhkan dalam sebuah band. lo kalo mau solo sana jadi pianis, disini juga vokalist udah ada"

Perempuan itu terdiam sambil menunduk mendengar ucapan ketus dari mulut seven

"ven"

"dia cewe.. lembut dikit" Ralvin angkat bicara

"Siapa yang kasar bangsat?"

"udah anjing udah" Raden yang daritadi duduk tiba tiba berdiri

"Silahkan gantiin posisi gue.. gue fokus ke gitar listrik"

"Lah apa apaan lo?"

Raden menatap Seven
"nyanyi sambil main ga mudah ven, kering tenggorokan gua bangsat. sekarang kita punya cewe di band ini, biarin dia jadi vokalist nya" Raden menepuk pelan bahu Shena

Shena terlihat senang "beneran ga papa kak?"

"santai"

"gimana kalau kita coba satu lagu, kita lihat gimana. daripada ngamuk tuh si tujuh " Raden mengambil gitar listrik nya

baru saja mengambil posisi, tiba tiba Arla datang membuka kasar pintu ruangan, membuat semua yang di dalamnya kaget menatapnya

"astaga, apa lagi sih ar?" tanya Raden

"bantu anjing.."

"Zea sama sera bertengkar.."




Koridor dipenuhi suara langkah kaki mereka, Ralvin mempercepat langkahnya dan benar saja di luar kelasnya sangat ramai membuatnya makin dibut panik.

Mereka menerobos masuk. Reyna tetap berdiam diluar takut ada guru yang lewat, di dalam laven dan vee sibuk melerai Zea yang berusaha menjambak rambut Sera

Tenaga Zea kuat, ia berhasil menjambak rambut atas sera membuat sera beteriak kesakitan

"JALANG!"

Sera gamau kalah ia menarik keras ujung rambut Zea membuatnya meringis

"lo brengsek Sera, gue benci lo!"

Zea mendorong tubuh sera sampai ambruk ke lantai, Zea meringis karena membiarkan banyak rambutnya rontok di tarik perempuan itu membuat murid murid yang melihat itu juga ikut meringis

Semua yang ada disana makin panik kala Zea mengambil Cutter yang ada di meja dan mengarahkan nya ke sera

"Zea!"

Ralvin tak percaya dengan tingkah Zea sekarang. ia langsung mendekat dan menahan Zea

"Jangan tahan gue" Zea berontak

"Jangan gini ze"

"Ini masalah gue, lo gausah ikut campur!'

"Lo kelewatan"

Ralvin berusaha merebut benda tajam itu dari tangan Zea. Ralvin meringis karena ia berusaha menggengam cutter itu, tak peduli pada tangannya yang mulai mengeluarkan darah

Ralvin berhasil merebut nya dan langsung melempar jauh benda itu

Sera berdiri, ia masih terlihat marah. sera berniat membalas serangan Zea tapi

Dengan cepat Ralvin menarik Zea untuk sembunyi di belakangnya.

"I will break your neck, if tou touch her"

Sera diam di tempat, nafasnya masih memburu

"Persetan" Ucap Zea pelan tapi masih bisa didengar oleh Ralvin

Zea berbalik dan langsung melangkah keluar kelas. Semuanya disana masih tertuju pada mereka yang jadi pusat perhatian daritadi

"Arla.." Ralvin memanggil Arla

Arla yang daritadi bersandar di pintu Kelas hanya berdehem mendengar itu

"bisa lo kejar dia? tolong obatin semua lukanya. jangan ada yang tertinggal"

Tidak ada jawaban. Arla hanya berdecak sambil melangkahkan Kakinya keluar, menyusul Zea.

Sera yang masih berdiri di hadapan Ralvin membuang mukanya kala Ralvin menatapnya tajam. kini Ralvin melangkah mendekat membuat Sera mundur satu langkah

Ralvin tersenyum remeh

"Masalah kita belum selesai, Sera."

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

464K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
62.6K 5.7K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
127K 9.2K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
173K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...