Bahtera Cinta Gus Khafi

By Dhiaraa_

95.4K 3.8K 625

Annasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya ak... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53

Bagian 21

1.5K 64 5
By Dhiaraa_


Sesuai perjanjian mereka berdua kemarin, Lila sudah siap sejak selepas dhuhur tadi. Dirinya hanya perlu menunggu kedatangan Khafi dari Masjid. Bahkan Lila sampai dibuat penasaran, kemana Khafi akan membawanya.

"Assalammualaikum. " Ucap Khafi begitu masuk ke dalam kamar. Terlihat wajah tampan miliknya sedikit memancarkan aura kelelahan.

"Waalaikumsalam. " Jawab Lila berjalan menghampiri suaminya.

"Apaa? " Tanya Lila bingung karena saat ini Khafi menjulurkan tangan tepat dihadapan nya.

"Salim. Mulai sekarang biasakan ketika saya pulang dari Masjid harus salim, biar berkah. " Jelas Khafi tenang.

Lila mendengus kesal tapi tetep menjalan kan perintah Khafi. Saat ini Lila sedang malas untuk berdebat dengan pria itu, karena bisa-bisa Khafi tidak mau membantunya belajar masak.

"Ayok. "

"Kemana? "

"Abang Gus pura-pura lupa yaa? " Kesal Lila memukul pelan lengan Khafi.

"Baiklah. Biar kan saya siap-siap sebentar setelah itu kita akan langsung berangkat. " Jawab Khafi. Lila mengangguk berjalan menuju lemari dan menyiapkan baju untuk suaminya.

Khafi terus memperhatikan Lila dari belakang. Senyum Khafi merekah begitu lebar menatap tangan kecil Lila yang sibuk memilih-milih pakaian untuknya. Perlahan-lahan Lila sudah mulai berubah jadi lebih baik, Khafi harap perubahan sikap Lila akan seterusnya seperti ini.

"Nih! " Khafi terkesiap begitu mendengar ucapan Lila tepat di depan nya, menyerahkan pakaian untuk Khafi pakai.

"Terima kasih. " Jawab Khafi lembut menerima pakaian di tangan Lila.

Begitu selesai berganti pakaian, Khafi dan Lila keluar dari kamar bersama-sama. Khafi menyambar kunci yang terletak di nakas. Kebetulan di ruang tamu ada Umi dan Abi tengah duduk bersama.

"Mau kemana nak? " Tanya Umi Sofia begitu melihat anak dan menantunya sudah rapi.

"Khafi izin ke Gubuk etan Umii.. Abi.. " Ucap Khafi meminta izin. Seketika Lila mendongak menatap wajah Khafi heran, Gubuk etan? Kenapa malah di gubuk? Kan rencana mereka ingin belajar masak.

"Mau ngapain kesana? " Tanya Kyai Mustafa.

"Mau jenguk saja, sekalian kenalin Rexa sama Lila, Bi. " Jawab Khafi. Kening Lila berkerut, Siapa Rexa?

"Yowes kalau gitu, hati-hati di jalan. Nanti jangan sore-sore pulang nya. " Pesan Kyai Mustafa.

"In sya Allah Abi.. Yasudah kami berdua pamit, Assalammualaikum. " Pamit kedua nya.

"Waalaikumsalam. "

Walau dengan perasaan bingung, Lila masih mengikuti langkah suaminya hingga berada di depan halaman Ndalem.

"Siapa Rexa? " Tanya Lila seakan tidak tahan dengan rasa penasaran yang ia miliki.

"Nanti kamu akan tau sendiri, Kita kesana naik motor saja, karena jalan nya sedikit susah. " Jelas Khafi yang mengabaikan pertanyaan Lila.

"Laki-laki atau perempuan? "

"Perempuan. "

"Apa dia cantik? " Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dalam benak nya.

"Cantik.. Sangat cantik. " Jawab Khafi sambil mengarahkan motor keluar dari bagasi.

"Ayoo naik! " Pinta Khafi melihat Lila hanya terdiam sambil menatapnya.

"Ngga jadi deh. " Jawab Lila hendak masuk  lagi ke dalam Ndalem, tapi terhenti begitu Khafi mencekal pergelangan tangan milik Lila.

"Kenapa? "

"Ngga papa. "

"Katanya ingin belajar masak. "

"Lalu kenapa harus ada Rexa itu? "

"Karena dia dari dulu memang ada disitu. " Jelas Khafi.

"HAH! "

"Sudah.. Ayo buruan naik, nanti saya akan kenalkan biar ga penasaran lagi siapa Rexa. " Titah Khafi langsung mengarahkan Lila untuk naik di bagian belakang, mau tak mau Lila naik dan motor dengan cepat melaju meninggalkan Ndalem.

*******
Lila menatap bangunan di hadapan nya dengan perasaan kagum. Rumah sederhana bercat abu dengan kebun yang mengelilingi sekitar rumah. Inilah rumah impian Lila dari kecil, rumah yang terlihat sangat asri dan indah.

"Ini rumah siapa? Kan katanya kita pergi ke gubuk. " Tanya Lila kepada Khafi yang masih sibuk memarkirkan motor.

"Ini memang gubuk. Keluarga saya menyembutkan rumah dengan sebutan gubuk, ini rumah pertama kami sebelum kami pindah ke Pondok. Saya memang jarang kesini. " Jelas Khafi.

"Terus kenapa bersih banget kalau emang di tinggal? "

"Karena saya meminta Bi Mirna untuk mengurus rumah ini. Rencananya Abi, rumah ini akan dijadikan sebagai rumah saya dengan isteri saya. " Jawab Khafi.

Lila terdiam tak berniat membalas ucapan Khafi. Wanita itu lebih memilih untuk melihat sekitar kebun di bagian samping rumah.

"Assalammualaikum Gus. " Dari arah depan fokus Khafi teralihkan pada seorang pria paruh baya datang menyapa nya.

"Waalaikumsalam Pak Jaka."

"Loh ada perlu apa nggeh, Gus? Ko datang nya mendadak. "

"Tidak ada Pak, hanya ingin berkunjung sebentar bersama isteri saya. " Ucap Khafi melirik ke arah Lila yang sibuk memegang beberapa bunga yang ada di kebun itu.

"Wah Gus sudah menikah? Selamat Gus, semoga jadi keluarga sakinah mawaddah marahmah. " Jawab Pak Jaka.

"Aamiin Pak, Terima kasih do'a nya. Ouh iyaa dimana Rexa? " Tanya Khafi.

"Ada di belakang Gus. " Jelas Pak Jaka dengan menunjuk ke bagian belakang dengan ibu jari. Khafi mengangguk setelah nya segera memanggil Lila.

"Lilaa! " Panggil Khafi.

"Iyaa? "

"Kemarilah! "

Lila menurut berjalan menghampiri Khafi dan juga pak Jaka.

"Iyaa.. Kenapa? "Tanya Lila.

"Ini Pak Jaka, suami Bi Mirna. " Ucap Khafi memperkenalkan Pak Jaka.

"Nama saya Lila, Om. " Dengan ramah Lila memperkenalkan diri.

"Panggil saya Pak Jaka saja, Ning. " Jawab Pak Jaka sopan.

"Panggil Lila saja, Pak. Saya masih kaku kalau dipanggil Ning. " Tolak Lila secara halus.

"Nggeh Ning, eh maksudnya saya nak Lila. "

"Mari saya kenalkan dengan Rexa. " Ajak Khafi menggandeng tangan Lila.

"Kenapa mesti dia sih? Kan rencana nya kita kesini buat belajar masak. " Keluh Lila berbisik pada Khafi.

"Nanti setelah saya kenalkan Rexa. "

Mereka bertiga berjalan menuju ke belakang rumah berdiri tepat di depan kandang. Wajah Lila seketika melongo tak percaya melihat seekor kuda berwarna coklat dengan poni berwarna putih.

"Ini Rexa. "

"Hah?! "

"Yaa.. Ini Rexa, kuda kesayangan saya. "

"Ko kuda? " Tanya Lil tak percaya.

"Iyaa.. La memang apa lagi? "

"Tadi katanya cwe dan cantik. "

"Ya memang dia perempuan dan lihat lah bulu nya sangat cantik. "

"Kenapa ngga bilang kalo Rexa itu kuda bukan manusia. "

"Kamu ga nanya. Lagi pula saya tidak bilang jika Rexa itu manusia. "

Pak Jaka terkekeh ketika mendengar perdebatan kecil antara pasangan suami isteri yang baru menikah ini.

"Jangan bilang kamu cemburu dengan Rexa? " Tebak Khafi dengan senyum menggoda.

"Dih siapa juga yang cemburu, ngga ada. " Ucap Lila mendengus kesal.

"Hmmm baiklah. "

"Yowes kalau begitu saya tinggal dulu Gus, jika ingin mencari isteri saya beliau ada di dalam tengah bersih-bersih. " Pamit Pak Jaka.

"Nggeh Pak.. Terima kasih. "

"Assalammualaikum. "

"Waalaikumsalam. "

"Ayok kita ke dalam setelah itu kita akan belajar masak sesuai niat kita sejak awal. "

Kedua nya masuk ke dalam rumah, diawali dengan Khafi yang membuka pintu. Suasana dalam rumah begitu menenangkan bagi Lila, seketika Lila dibuat jatuh cinta pada rumah ini.

"Assalamualaikum Bi Mirna. " Ucap Khafi melihat wanita paruh baya tengah beberes di ruang tamu.

"Eh Guss.. Waalaikumsalam. Ko ndak bilang jika datang, kalau tau saya pasti akan memasakan sesuatu untuk jenengan dan-- " Ucap Bi Mirna seketika terhenti begitu melihat Lila berada tepat di belakang Khafi.

"Kami berkunjung saja, Bi. Dia isteri saya, Bi. Kami menikah baru sebulan ini. " Jelas Khafi langsung memperkenalkan Lila.

"Assalamualaikum Ning. " Sapa Bi Mirna menunduk sopan.

"Waalaikumsalam. Ngga usah seperti itu Bi, panggil saja Lila saya biasa dipanggil seperti itu. " Jawab Lila tersenyum ramah.

"Iyaa nak. "

"Ouh iyaa Bii. Apa hari ini Bibi belanja kebutuhan dapur? " Tanya Khafi.

"Belanja Gus, tapi masih belum Bibi masak karena ndak tau kalau Gus Khafi sama isteri bakal kesini. " Jawab Bi Mirna.

"Biar kami saja yang masak kalo gitu, Bi. Silahkan Bibi sama Pak Jaka tunggu disini, nanti kalian yang akan menilai. Rencana isteri saya ingin belajar masak. " Pinta Khafi.

"Oalah ingin belajar masak to? Yasudah biar Bibi bantu masak. " Ucap Bi Mirna membuat Lila langsung mendongak menatap wajah Khafi.

"Gimana? Diajari oleh saya atau Bi Mirna? " Tanya Khafi berbisik.

"Abang Gus aja, soalnya Lila belum terlalu deket sama Bi Mirna. Nanti malah canggung. " Ucap Lila juga berbisik.

"Eemm.. Begini Bi. Isteri saya tidak ingin merepotkan Bibi jika harus mengajari nya. Lila ingin Bibi tunggu saja disini takut Bibi akan merasa lelah. Biar saya yang akan bantu Lila. " Ucap Khafi dengan pelan berusaha agar hati Bi Mirna tidak terluka.

Bi Mirna tersenyum. Dia paham maksud dari Gus nya ini, bagaimanapun juga dia sudah pernah muda jadi tau rasanya jika tidak ingin berjauhan.

"Yowes Gus.. Kami tunggu di depan, nggeh? Silahkan monggo, semua nya sudah siap. " Jawab Bi Mirna.

"Terima kasih Bi. "

Begitu Bi Mirna hilang di balik dinding, Khafi maupun Lila langsung berjalan menuju dapur. Di sana sudah ada sebuah plastik kresek berukuran sedikit besar.

"Mau masak apa? " Tanya Lila.

"Disini cuma ada udang, kangkung dan juga jagung. Kira-kira kamu ingin dibuat seperti apa? " Tanya Khafi.

"Kalo dibuat tumis kangkung, sambal udang asam manis sama perkedel jagung gimana? Kebetulan gue suka itu. " Jelas Lila tanpa sadar mengubah nada bicaranya.

"Lilaa!! " Ucap Khafi mengingat.

"Ehh iyaa lupaa. "

"Yasudah sekarang kupas kulit udang nya, saya akan memotong kangkung terlebih dahulu. " Titah Khafi mulai memberikan instruksi.

Dengan ragu Lila berjalan menuju bungkusan udang ada di wastafel menatap nya dengan perasaan aneh. Diambil nya bungkusan itu dengan dua jari yang mengampit.

"Huekk.. Huekk.. " Ucap Lila mulai merasa mual karena bau amis dari udang begitu terasa.

"Astaga ada apa? " Tanya Khafi panik langsung memijat tengkuk leher Lila.

"Bau nya amis banget. Lila ngga tahan, ahh. " Keluh Lila mulai menjauh dari tempat itu. Tapi Khafi lebih dahulu mencekal nya.

"Bukan nya sudah bertekad ingin memasak. Lihat dan pahami! Saya akan jelaskan caranya. " Jelas Khafi mulai mengambil alih tugas Lila.

Lila memerhatikan Khafi tengah membuka bungkus udang itu dengan lihai. Menaruhnya dalam baskom dan mulai membersihkan udang tadi, setelah dirasa sudah bersih Khafi mencampur udang tadi dengan perasan air limau dan sedikit garam.

"Begini cara nya. Setelah tunggu beberapa menit lalu cuci, in sya Allah bau amis nya sudah hilang. " Jelas Khafi.

"Ah ribet Abang.. Lila mau ngupas jagung aja deh yang mudah. " Pasrah Lila langsung mengambil dua bungkus jagung manis.

Setelah sekian lama sesi masak memasak nya akhirnya makanan sudah dihidangkan, tapi masakan ini lebih dominan masakan Khafi karena Lila sejak tadi hanya membuat kerjaan Khafi semakin bertambah.

"Bi Mirna sama Pak Jaka ko ga ada di depan? " Tanya Lila baru saja ke depan hendak memanggil Bi Mirna dan juga Pak Jaka untuk makan siang.

"Tadi Pak Jaka sudah mengabari saya, jika mereka sudah pulang terlebih dahulu. "

"Tapi kan Lila pengen mereka buat ngicipin masakan pertama Lila. "

"Sudah tidak apa-apa. Saya yang akan mencoba nya, sekarang duduk dan kita akan makan. " Titah Khafi menarik bangku yang berada di sebelah nya. Lila mangangguk tanda setuju setelah itu duduk di sebelah suaminya.

Khafi menyendokan nasi ke piring Lila setelah itu untuk nya.

"Lauknya kamu ambil saja sesuai selera mu. " Jawab Khafi sambil mengambil sayur tumis kangkung dan juga udang.

"Ko jagung nya ngga di makan? Nih.. Kan Lila buatnya susah. " Cibir Lila seraya mengambil dua buah perkedel jagung. Khafi terdiam lalu tersenyum langsung memakan perkedel buatan sang isteri untuk pertama kalinya.

"Gimana? " Tanya Lila antusias.

"Lumayan enak. " Jawab Khafi tersenyum.

"Wahh.. Ngga sia-sia nih jauh-jauh datang kesini. " Ucap Lila tersenyum bahagia.

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 24 Mei 2023

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.5M 232K 39
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
1.1M 17.7K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...