Bahtera Cinta Gus Khafi

Door Dhiaraa_

94K 3.7K 624

Annasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya ak... Meer

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53

Bagian 19

1.5K 64 3
Door Dhiaraa_


Lila berdiri di depan Khafi sementara Khafi duduk di pinggir ranjang berhadapan dengan Lila.

"Seneng? " Tanya Lila dengan nada sedikit ketus.

"Apanya? "

"Ketemu temen lama.. Mana cantik lagi kan? " Lagi dan lagi nada bicara Lila terdengar begitu ketus.

Senyum Khafi tiba-tiba mengembang begitu lebar nya, bahkan Lila sampai mengerutkan kening karena bingung mengapa Khafi sampai tersenyum begitu lebar nya.

"Dih ngapain senyum-senyum? Seneng ya bisa nostalgia. " Ucap Lila berdecih.

"Tidak. "

"Terus? "

"Saya cuma merasa seperti ada orang yang tengah ingin memangsa saya hidup-hidup karena terbakar api cemburu. " Ucap Khafi terkekeh. Terasa lucu saja ketika melihat wajah Lila yang merah padam karena menahan kesal.

"Apaan? Gue ngga cemburu ngapain gue cemburu dih amit-amit. " Cibir Lila tak terima dikatakan cemburu oleh Khafi, karena menurutnya ngapain cemburu kan dia tidak memiliki perasaan apapun pada Khafi.

"Saya tidak bilang jika kamu yang sedang cemburu. " Jawab Khafi mampu membuat Lila tercekat. Kini Lila tidak tau harus berkata seperti apa.

"Yayaya.. Ya terus sapa lagi. Pokoknya intinya gue ga cemburu! " Jawab Lila begitu kesalnya.

"Yasudah iyaa, terserah kamu. Ouh iyaa tadi kamu lihat kan Ning Najwa dia terlihat begitu cantik, beda ketika terakhir kami bertemu. " Khafi sengaja berbicara seperti itu, karena ingin mengetest dugaan nya benar atau salah.

"Abang Gus!! " Teriak Lila.

"Tuh kan cemburu. " Goda Khafi sambil terkekeh.

"Yaudah lah terserah Abang Gus aja. " Jawab Lila beralih keluar dari kamar.

"Loh mau kemana? "

"Mau makan beling. "

Tawa Khafi seketika pecah begitu saja, dia benar-benar bahagia karena rasa cemburu yang Lila tunjukan membuatnya semakin yakin untuk memenangkan hati isterinya.

"Jadi seperti ini rasanya dicemburui isteri sendiri. " Gumam Khafi terkekeh.

****
"Dasar batu sialan, ngapain pake ada disitu, ngapa ngga minggir aja si? " Umpat Lila kepada batu krikil yang ada di sepanjang jalan area Pesantren.

"Ini juga daun-daun ngapain jatuh kan bikin sampah aja, dikira ngga cape apa nyapu terus. " Tidak hanya batu tapi daun kering pun juga ikut jadi sasaran.

Entah lah mengapa sekarang hatinya begitu sesak dan panas. Ingin rasanya Lila merumat seseorang dan menjadikan nya telor dadar untuk makan malam.

"Perasaan dulu pas Steven deket sama cewe lain, gue ga terlalu seagresif ini deh. Tapi kalo dia.. Arghh. " Rancau Lila langsung menendang krikil yang tadi sempat ia marahi.

Niat tadi pulang untuk mandi tapi melihat si Nining itu membuat Lila jadi tidak mood untuk ngapa-ngapain. Bahkan senja sudah tak terlihat kembali.

Karena suasana mulai mencekam Lila juga merasa takut, akhirnya dengan berat hati Lila kembali lagi ke Ndalem. Mungkin sekarang Khafi sudah ke Masjid.

***
Khafi masuk ke dalam kamar setelah selesai melaksanakan shalat isya di masjid. Begitu pintu terbuka Khafi melihat Lila yang tengah duduk di sofa membiarkan angin malam menerpa rambut dan wajah cantik nya.

Bahkan Lila sama sekali belum mengetahui keberadaan Khafi.

"Sudah shalat isya? " Tanya Khafi begitu tiba di samping Lila kemudian duduk berhadapan dengan isteri.

"Iihh ngapa ngga salam dulu sih, ngagetin tau ga?! " Kesal Lila menatap tajam ke arah Khafi. Sebenarnya Lila bukan lagi marah karena si Nining tapi merasa malu mengingat kejadian tadi pagi yang terus mengganggu fikiran nya. Sementara laki-laki itu terlihat tenang sama sekali tak merasa kesal akan sikap Lila.

"Saya tidak ingin menganggumu. "

"Apa sudah shalat isya? " Tanya Khafi sekali lagi.

Lila menggangguk pelan kemudian kembali terfokus pada buku yang dia baca.

"Emmm.. Soal tadi pagi.. "

"Gue ngantuk mau tidur. " Belum selesai Khafi berucap sudah dipotong oleh Lila.
Lila tau memang ini kesalahan nya karena sudah bersikap seperti itu, menurut pasangan lain mencium pasangan nya adalah hal biasa tapi tidak untuk Lila dan Khafi.

Dan bukan kah dari dulu Lila membenci Khafi? Lalu dorongan dari mana yang membuat yang membuat Lila sampai melakukan hal itu? Pertanyaan itu yang saat ini mengganggu fikiran nya.

"Yasudah jika seperti itu.. Selamat malam. " Ucap Khafi juga bersiap ingin tidur.

Semalaman Lila benar-benar tidak bisa tidur. Fikiran nya terus memikirkan kejadian itu, apakah seterus nya dia bakal menghindar dari masalah ini?

Khafi terbangun untuk menunaikan shalat malam, dia melirik Lila yang masih terbaring, walau suasana kamar gelap tapi Khafi masih bisa melihat jika Lila masih membuka mata. Tidak biasanya Lila terbangun tengah malam.

"Lilaa.. " Panggil Khafi mulai terduduk di sofa.

"Apa? " Jawab Lila juga ikut bangun dan bersandar di kepala ranjang. Untuk sesaat kedua nya saling pandang.

"Tidak biasanya kamu bangun tengah malam seperti ini, apakah ada sesuatu yang mengganggu mu? " Tanya Khafi begitu lembut.

"Gue baik-baik aja.. Cuma lagi ga bisa tidur aja. " Ketus Lila.

"Apa kamu sedang ada yang difikirkan? Cerita lah. "

"Udah gue bilang, gue ga papa.. Lo paham ga sih?! " Jawab Lila makin ketus. Khafi tersenyum simpul sama sekali tak ada kemarahan dalam hatinya karena Lila sudah bersikap seperti itu.

"Yasudah jika seperti itu. Mumpung kamu sudah bangun, mari kita shalat tahajud bersama? " Ajak Khafi beranjak bangkit dan berjalan ke arah Lila.

"Ngga.. Lu aja. " Jawab Lila memalingkan wajah ke arah lain. Khafi yang sudah berdiri di samping Lila kemudian duduk di hadapan wanita itu.

"Apa kamu tau waktu apa saja yang baik supaya do'a kita didengar Allah SWT? " Tanya Khafi.

"Apa? "

"Yakni di sepertiga malam ketika semua orang tengah terlelap tapi kita beribadah kepadanya mengalahkan rasa kantuk yang kita rasa. " Jelas Khafi membuat Lila langsung terdiam. Tidak ada sama sekali pemberontakan dari gadis itu dan itu membuat Khafi semakin melebarkan senyum nya.

"Apa sekarang kamu ingin shalat tahajud bersama? Jika tidak hafal nanti saya akan membimbing. " Ucap Khafi lagi menjulurkan tangan kepada Lila.

Lila menggangguk pelan kemudian mereka berjalan menuju kamar mandi mengambil air wudhu. Begitu selesai mengambil air wudhu mereka kembali ke kamar.
Khafi menggelar sajadah untuk mereka berdua sementara Lila sibuk memakai mukena.

"Ikuti saya! " Titah Khafi memulai shalat mereka.

Di salam terakhir Lila melihat punggung suaminya yang tengah fokus berzikir, entah mengapa matanya mulai memanas. Cairan bening keluar dari pelupuk mata nya, Lila bingung dia menangis karena apa.

Bahkan isakan kecil keluar dari mulut Lila membuat Khafi mulai membuka mata dan langsung berbalik, dengan cepat Lila menghapus air matanya.

"Kenapa? " Tanya Khafi memegang tangan Lila yang tertutup mukena. Lila terdiam, terus menatap wajah Khafi sambil menggelengkan kepala.

Apakah dinding kebencian di hati Lila luruh karena perlakuan hangat Khafi selama ini? Apakah Lila mulai mencintai laki-laki dihadapan ini? Ah Lila rasa tidak mungkin karena sekarang dia masih mencintai Steven-kekasihnya.

"Lila boleh kah saya bertanyaa padamu? "

"Iyaa. "

"Apa kamu masih menginginkan perceraian itu? "

"Kalo gue ga mau perceraian itu, mana mungkin sekarang gue ada di sini. " Jawab Lila seolah biasa-biasa saja.

"Yasudah. " Jawab Khafi kembali berbalik melanjutkan berzikir.

Yaa Rabb hati hamba sakit ya rabb.. Hamba salah mengira jika isteri hamba akan terbuka hatinya. Batin Khafi mulai memejamkan mata menahan sesak di hatinya. Air mata yang dia tahan keluar seketika. Ini pertama kalinya Khafi mencintai wanita selain Umi, tapi mengapa berakhir begitu menyakitkan.

Gue ga tau perasaan gue. Disatu sisi gue mulai goyah tapi disisi lain gue masih mencintai Steven. Maafin gue Abang Gus. Batin Lila menatap punggung Khafi.

****
Pagi hari suasana hati Lila sudah mulai membaik, dia juga sedang ingin mengikuti kelas Fiqih yang sudah Lila jalani selama beberapa hari tentu atas permintaan ibu mertua nya. Jika tidak mana mau dia mengikuti kelas seperti itu.

"Astrid.. Gue duduk ama lu aja deh di belakang. Biar agak leluasa. "

"Justru yang belakang malah jadi inceran, jadi kita duduk di tengah-tengah. " Jawab Astrid sambil berjalan di koridor Pesantren.

"Heyy Astrid berhenti kalian!! " Ucap seorang santriwati datang dihadapan mereka berdua.

"Mampus.. Itu temen sekelas yang gue bicarain waktu itu Lil. " Bisik Lila.

"Yang mana? "

"Ituu.. Yang make kerudung pink itu. " Jawab Astrid memandang lurus ke depan ke arah Fitri. Yaa gadis yang memanggil Lila tadi adalah Fitri, santri yang baru pulang beberapa minggu langsung terkejut ketika datang kembali dia mendapat kabar bahwa Gus yang selama ini Fitri idamkan sudah menikah.

"Ehh lu Ning Lila.. Isteri dari Gus Khafi? " Tanya Fitri begitu sampai di hadapan Lila. Bahkan wanita itu tidak mengucapkan salam sama sekali.

"Fit udah.. Kamu harus hormati dia, dia isteri Gus kita, Fit. " Tegur Amanda terus menenangkan sahabatnya.

"Hormati? Dia? Dih orang kaya dia dihormati. Liat aja dandanan nya tidak mencerminkan seorang Ning apalagi isteri seorang Gus. Aku bingung kenapa Gus Khafi mau dengan gadis yang seperti ini. " Ucap Fitri berdecih. Mendengar itu amarah Lila langsung memuncak, jika dia tidak teringat janjinya untuk tidak membuat onar, maka sudah pasti si Fitri itu sudah babak belur.

"Benar. Perkenalkan nama saya Annasya Rafania Lila mereka biasa nya menyebut saya Ning Lila, Isteri dari Gus Khafi. " Jawab Lila menekan kata Ning dan juga isteri.

"Eemm maaf nggeh Ning, sahabat saya memang seperti itu. " Ucap Amanda meminta maaf kepada Lila karena Fitri sudah tidak sopan pada Lila.

"Iyaa Mba tidak apa-apa. " Jawab Lila dibuat ramah, padahal dalam hati Lila ingin sekali mencabik wanita itu.

"Awas lo.. Gue bakal bikin perhitungan!! " Ancam Fitri berlalu pergi dari hadapan Lila.

"Iihh dia tu sok keren banget sumpah, emang dia fikir gue takut gitu diancem-ancem segala. " Cibir Lila yang sudah mulai kesal.

"Sabar Lil.. Mba tadi memang dari dulu kek gitu, setiap orang yang deket sama Gus Khafi maka selalu diganggu sama dia. "

Dasar parasit pondok. Umpat Lila dalam hati.



Makin banyak saingan mulai bermunculan ni kaya nya

Ngga tau kapan Lila peka nya 😂 keburu diambil orang loh Gus Khafi nya, Author pun juga mau deng wkwkwk

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 19 Mei 2023

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

799K 95.8K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.1M 42.4K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
497K 53.8K 22
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...