Bad or Good?

By Wpe_surd

106 29 2

Delina. Ya, seorang aneh yang nyaris loncat dari gedung kampus tanpa sebab yang masuk akal. Gadis itu bilang... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41 [End]

Chapter 31

1 0 0
By Wpe_surd

Setelah Kevin pergi, Najwa menatap sekitar apartemen dan mencoba untuk menyabotase CCTV agar dia bisa bebas untuk keluar dan mencari keberadaan Mrs. Anne. Siapa tahu, wanita berwajah baby face itu bisa membantunya lagi untuk mencarikan solusi terbaik agar semua masalah ini bisa terselesaikan.

Najwa datang ke kantor pusat penelitian, tapi sayangnya dia lupa di mana letak laboratorium milik Mrs. Anne. Ia berkeliling cukup lama sampai membuat tubuhnya kelelahan.

Najwa berhenti, lalu berjongkok dan mencoba mengatur napasnya yang berantakan. Matanya menelusuri keadaan sekitar dan mendapati sosok yang sangat mirip dengan Rey datang menghampirinya.

"Naj, lo kok bisa ada di sini? Lo ke sini sama siapa?"

Najwa menerima uluran tangan Rey dengan wajah yang terlihat berantakan.

"Gue ke sini bareng Kevin, dia yang bawa gue ke sini, Rey."

"Hah?! Naj, apa lo baik-baik aja?" ucap Rey sambil mengecek tubuh Najwa dengan panik.

Najwa tersenyum lebar. "Lo nggak usah khawatir, Rey. Gue baik-baik aja."

"Yaudah, sekarang lo balik ke zaman kita ya, Naj. Lo nggak bakal aman kalo terus ada di sini."

"Kita balik bareng 'kan, Rey?"

Rey menggelengkan kepala. "Enggak Naj, gue harus tetap di sini sampai keadaan kembali normal. Gue sedang buat serum untuk Kevin."

"Kalo gitu, gue juga akan tetap di sini, gue bakal bantu lo untuk buat serum itu, Rey. Lo tau? Berkat Mrs. Anne, gue bisa bikin gelang yang buat gue bisa datang maupun pergi dari dimensi satu ke dimensi yang lain."

"Tapi ..."

"Lo harus percaya sama gue, Rey. Bukankah lo mau semuanya kembali normal dengan cepat?"

"Yaudah, tapi lo harus tetap ada di samping gue, lo jangan hilang dari penglihatan gue sedetik pun. Tempat ini bahaya banget buat lo, Naj!"

"Iya, Rey, lagi pula ini bukan pertama kalinya buat gue dateng ke sini. Gue udah ada di sini selama lima tahun versi dimensi kita atau bisa gue sebut lima bulan versi dimensi tempat ini."

Rey mengangguk, kemudian membawa Najwa menuju laboratorium Mrs. Anne.

.

.

.

.

"Mana Najwa?" tanya Ara ketika Kevin datang menemuinya.

"Ngapain lo tanya tanya soal Najwa?!"

"Inget ya, Vin. Lo masih ada janji sama gue!"

"Iya, Rara sayang!"

"Heh, nama gue Ara ya, jangan asal ganti ganti nama gue, dong."

"Gue ganti nama lo itu tandanya gue sayang sama lo!"

"Cih, bukannya lo cinta sama Najwa?"

"Cieee, marah sama gue, nih?"

"Idih, tambah jijik gue sama lo!"

"Lo tenang aja, gue tetap akan tepatin janji gue sama lo, tapi dalam perjanjian kita, Najwa nggak termasuk, gue janji sama lo bakal nahan Rey di sana."

"Tetap aja gue nggak puas!"

"Jangan gitu, Ra. Bukannya dalam perjanjian ini lo hanya minta gue buat nahan Rey?"

"Aissh, ya udah, pergi aja sana!"

Kevin tak mendengarkan perintah Ara dan justru duduk di dekat gadis itu.

"Ra, lo bawa ponsel nggak?"

"Bawa sih, tapi baterainya abis, emang buat apa?"

"Sini, gue isi sebentar"

Kevin menutup matanya, lalu menyalurkan kekuatan listriknya ke ponsel Ara sehingga baterai ponsel itu kembali terisi penuh.

"Wow, kalo gini mah, gue nggak usah bawa charger lagi!"

"Lo mau nggak ngabisin memory ponsel lo buat di isi foto kita berdua?"

Ara mengernyitkan dahi heran. "Kenapa tiba-tiba?"

Mata Kevin berpendar biru redup. "Lo bakal tahu semua jawaban itu setelah waktu berlalu, Ra."

.

.

.

.

"Nau, lo harus pulang ke Jakarta sekarang bareng gue."

"Enggak Ndo, gue nggak bisa pulang tanpa kedua temen gue!"

"Nau, tapi kondisi kita sekarang sudah semakin memburuk."

"Gue nggak peduli, pokoknya gue mau pulang bareng Najwa dan Ara!"

Ando mendengkus, lalu meletakkan kembali gelas minum yang baru Naura pakai. Gadis itu juga sedang tidak baik-baik saja, tapi kenapa dia masih saja keras kepala?

"ANDO?!!" panggil Zulfan yang kemudian masuk ke kamar Naura.

"Apaan lagi sih, Fan?" ucap Ando ngegas.

"Santai bro, ini ada telepon dari mamahnya Rey! Angkat nggak, ya?"

"Udah, nggak usah di angkat dulu, gue nggak mau semuanya jadi tambah runyam," saran Ando.

"Eh, lo kenapa nangis lagi, Nau?" tanya Zulfan.

Ando pun menjelaskan semua kejadian yang tadi dia lihat kepada Zulfan.

"Ara lagi!! Ternyata dia masih aja buat ulah, ya! Gue kira, dia udah balik ke Jakarta."

"Dia masih berkeliaran di sini, Fan. Gue nggak tahu dia pergi ke mana, tapi gue yakin kalo dia masih ada di Jogja," jelas Ando.

"Lo tenang aja, Nau. Kita ada di sini dan semua bakal baik baik aja," ucap Zulfan menenangkan Naura.

"Tadinya gue nyuruh Naura untuk pulang ke Jakarta aja dulu, tapi dia nggak mau pulang sendiri, Fan," celetuk Ando.

"Mau gue temenin?" tawar Zulfan pada Naura.

Ando menepuk keningnya, lalu berkacak pinggang. "Heh!! Bukan itu maksudnya! Maksud gue, Naura mau pulang sama Ara dan Najwa bukan karena nggak ada yang nemenin, Fan."

Zulfan mengerutkan dahi. "Ngapain lo masih ngarepin Ara, Nau? Dia itu udah berubah dan lo masih ingin dia kembali bareng lo? Nau, menurut gue sih, mulai sekarang lo jauhin aja Ara, nggak usah berhubungan lagi sama dia!"

Naura menggelengkan kepala. "Tapi gue yakin dia bakal berubah jadi baik lagi, Fan," sanggahnya dengan yakin.

"Sekali berubah jadi buruk, dia nggak bakal berubah, Nau. Dia udah pernah jadi orang jahat dan pasti bakal ngulangin hal yang sama ketika dia kehilangan kendali."

"Iya Nau, lo udah tau sifat asli Ara jadi lo mendingan jauhin dia aja. Ara terlalu berbahaya buat lo dan orang sekitar lo, Nau." tambah Ando.

"Entahlah ... ," ucap Naura ragu.

"Jadi, sekarang lo mau balik ke Jakarta, Nau?"

"Enggak, Ndo, gue tetep nggak mau balik kalo Najwa masih hilang."

"Tapi ini nggak aman buat lo, Nau," kata Ando lagi.

Zulfan menghela napas ketika melihat perdebatan Naura dan Ando. "Udah Ndo, biarin Naura di sini karena kita bakal jagain dia. Masalah Najwa, lo sekarang nggak usah khawatir, Nau. Najwa pasti baik baik aja gue yakin. Bukankah sebelumnya dia udah pernah dateng ke sana?" terang Zulfan yang membuat Naura mengangguk karena setuju.

.

.

.

.

"Nona Anne ..." ucap Najwa sambil memeluk Mrs. Anne ketika dia baru melihat wanita itu.

"Najwa, kamu baik-baik saja?" tanya Mis Anne yang masih sedikit terperangah.

"Aku baik baik aja, bagaimana dengan keadaan anda di sini?"

"Saya juga baik baik saja, Naj. Oh iya, ngomong-ngomong, jangan panggil saya dengan sebutan Nona. Saya ini udah tua, loh. Umur saya bahkan lebih tua dari ayahnya Rey," gurau Mrs. Anne.

"Tapi wajah anda emang masih kelihatan muda, Nona," goda Najwa.

"Kamu ini, bisa aja, Naj."

Najwa lalu tersenyum lebar.

"Miss, Najwa mau bantuin kita buat serum untuk Kevin," ucap Rey tiba-tiba.

"Boleh sekali, dulu Najwa berhasil buat gelang yang saya rancang untuk dia. Najwa cukup cepat untuk mempelajari Fisika juga Kimia dan itu pasti akan sangat membantu, Rey." ucap Mrs. Anne.

Mereka bertiga kemudian mulai merancang dan membuat serum.

Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
8.6M 526K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
24.9K 2.3K 40
... Novel Terjemahan GL Judul Novel : Cranium Judul Series : Cranium the series Penulis : Nalan Penerjemah : Foreverrin ...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...