Stay With Me|| YOONGI [ END ]...

By snowdaesy

65.6K 4.1K 97

[ IDOL LIFE āœ…] (COMPLETE) Saat dua manusia yang berkepribadian nyaris sama dipertemukan oleh cinta, seseoran... More

Prolog
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Ending?
bonus after married

01

2.5K 136 2
By snowdaesy

*
*
*
About me

Pagi ini entah sudah yang keberapa kali, keseharian ku sering di mulai dengan mendengar pertengkaran ayah dan ibuku, dan untuk kesekian kalinya mereka bertengkar untuk hal yang sama, sangat membosankan.

Mereka selalu bersitegang seperti itu, ibu yang selalu mempermasalahkan uang yang selalu ia dapatkan yang selalu kurang untuk menghidupi kami.

Dulu waktu aku masih sangat kecil, aku pernah merasakan hangatnya pelukan ayah ibu padaku, akrabnya kami saat pergi piknik di tepi danau tiap akhir pekan tiba. Kami sungguh sangat bahagia layaknya keluarga harmonis yang di impikan setiap keluarga.

Sampai ketika ibu berubah dan ayah yang jarang pulang karena harus lembur bekerja, dan itu menjadi sebuah kesempatan untuk ibu, ia selalu pergi bersama teman-teman nya dan meninggalkanku sendiri di rumah hingga lupa waktu.

Di saat ayah menerima gaji tiba, ibu akan tersenyum lebar untuk meminta uang lebih, alasannya karena biaya bahan pokok sudah melonjak naik dan juga untuk membayar sekolahku, atau membayar biaya lesku, yang sebenarnya tak pernah ku ikuti sekalipun. Bukannya tak ingin, karena memang aku tak di daftarkan oleh ibu. Aku tidak tau kenapa ibu harus berbohong seperti itu pada ayah. Tapi dulu ayah selalu menuruti kemauan ibu, dan belum sampai akhir bulan uang itu habis, dan ibu selalu minta lagi.

Ketika ada kesempatan aku menceritakan pada ayah, akan perlakuan ibu selama ini. Tapi ayah hanya diam dan mengelus kepalaku lembut sambil berkata "Tidak apa nak, ayah mengerti". Dan semenjak itu ibu mulai berubah, jika ayah tidak menuruti kemauan ibu, ibu akan memulai pertengkaran, berteriak pada ayah, dan menatap tajam padaku, hingga mengancam akan pergi dari rumah meningkatkan kami.

Aku lelah melihat dan mendengarkan keluarga ini, aku hanya berharap, agar cepat segera meninggalkan rumah yang tak lagi harmonis.

Kemudian di saat hari kelulusanku, aku mendapat kabar kalau ayah mengalami kecelakaan dan nyawanya tidak bisa terselamatkan. Duniaku serasa hancur, pria satu satunya yang menganggap ku ada di keluarga, pergi meninggalkanku sendirian.

Meskipun ayah sibuk, ia selalu mendatangiku hanya untuk menanyakan kabarku. Namun kini aku kehilangannya.

Saat acara pemakaman ayah, banyak dari teman, keluarga dari ayah dan kolega ayah menghadiri untuk memberikan penghormatan terakhir.

Aku melihat ibu bersedih sambil menitikkan air mata, tapi aku terlalu mengerti ibuku, itu hanya akting untuk mengambil simpati para pelayat.

Sedang aku hanya terdiam di ujung sana menunduk memandangi foto lama kami berdua, foto saat pertama kali ayah mengajariku gitar di hari ulang tahunku. Dia adalah sosok ayah yang baik, seseorang yang selalu ada untukku meski sesibuk apapun beliau.

"Apa ayah tak mengasihaniku? Apa yang harus kulakukan tanpamu ayah?" ucapku lirih, Aku mengelus foto kami lalu memeluknya erat.

Seminggu berlalu begitu saja setelah di gelar nya pemakaman ayah, setelah itu aku memutuskan mendaftar kuliah di seoul dengan uang tabungan peninggalan dari ayah, tanpa sepengetahuan ibu selama ini ayah menyiapkan dana untuk ku kuliah bersama sepucuk surat untukku.

Dalam tulisan suratnya ia meminta maaf, jika ia tidak bisa menjadi ayah yang baik untukku, untuk keluarga nya. Dadaku kembali sesak, air mataku kembali jatuh, menangisi ayah yang kini tak akan lagi menanyakan kabarku, menanyakan banyak hal padaku, tidak ada lagi.

Lalu tinggal seatap bersama ibu bukanlah hal bagus, karena dari dulu kami tak sebegitu akrab membuat kecanggungan yang tak nyaman untuk kami berdua.

Untuk kenyamanan batin kami berdua, akhirnya ku putuskan untuk tinggal di asrama kampus, meninggalkan ibu sendirian di rumah. Sedangkan itu memudahkan ku untuk mengejar studi ku.

Kini Aku kuliah di Chongshin University mengambil jurusan music, seperti keinginan ayah.

Jiwa seni diturunkan olehnya padaku, aku sangat bersyukur atas itu. Karenanya aku pandai mengaransemen lagu, membuat lirik dengan nada yang indah berkat ajarannya selama ini.

Aku juga pandai memainkan alat musik, seperti gitar dan piano.

Dulu aku sering collab bersama ayah, entah itu piano atau gitar banyak kenangan ku buat bersamanya.

Jika bersama ibu, tak banyak interaksi di antara kami, karena ia sibuk dengan urusannya sendiri ketimbang keluarganya, membuat aku tak pernah akrab dengannya.

Setahun berlalu, kehidupan kuliahku menyenangkan, aku mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu untuk menambah uang di tabungan. Menjadi kasir di sebuah cafe restoran, dan jika sudah akhir pekan aku mengisi live musik di sana. Hingga Jam kerja dan kuliahku bisa ku atur dengan mudahnya.

Saat sedang di jalan menuju tempat kerja paruh waktuku, ponselku berdering. Seseorang mengabari bahwa ibuku masuk rumah sakit.

Tanpa pikir panjang aku segera menuju kesana.

Dan sesampai di rumah sakit aku segera menghampiri bibi Jun, beliau lah yang menghubungiku tadi dan sekaligus tetangga ibu, aku menanyakan keadaan ibu sekarang namun ekor mataku melihat ke arah lain, kulihat ada laki-laki terduduk didepan ruang operasi.

Ternyata dia adalah kekasih ibuku, aku menghampiri lelaki itu kemudian setelah aku mengatakan hubungan kami, lelaki itu mulai menceritakan apa yang menimpa mereka (dia dan ibu), hingga kejadian menimpa ibu. Aku sangat terkejut.

Selang beberapa menit, Dokter keluar dari kamar operasi, ibuku dinyatakan meninggal di karenakan adanya komplikasi pada penyakit ibu, yang membuat operasi apapun menjadi sia-sia.

Air mataku tidak menetes sedikit pun, namun aku merasa lemas, seperti jiwaku terambil untuk yang kedua kali. Meski kami tak begitu dekat namun ia tetaplah ibuku. Kekasih ibuku dan bibi Jun, mereka ikut bersedih, lelaki itu menangis sesenggukan mendengar ibu dinyatakan meninggal oleh dokter, sedang aku di tenangkan oleh bibi Jun. Dalam tangisnya beberapa kali ia mengucapkan kata maaf dan penyesalan entah untuk apa.

Setelah itu aku mulai mengurus semua administrasi rumah sakit lalu mengurus pemakaman ibu. Sanak saudara dari keluarga ibu dan teman teman ibu datang berbondong untuk melakukan penghormatan terakhir, di dalam kerumunan itu kulihat pacar ibu pun turut hadir, pria itu membungkuk di depan foto ibu dan menyematkan setangkai bunga di depan altar.

Ku pandangi foto ibu dari samping, mengingat kembali kejadian saat acara pemakaman ayah.

Dadaku kurasa mulai sesak, tapi bisa ku tahan.

"Aku benar-benar sendirian" lirihku

Ku hembuskan nafasku kasar, berharap sedikit melegakan beban dalam dada.

Seusai pemakaman ibu, aku pulang ke rumah ibu, rumah kami dulu. Rumah yang sudah lama ku tinggalkan jauh setelah kepergian ayah, kini aku melihat keadaan rumah yang sepi. Hanya aku seorang diri, Ku jelajahi seisi rumah,

"Sudah lama aku meninggalkan rumah ini" batinku

Aku membereskan barang-barang ibu, ku simpan rapi di lemari kamar ibu. Setelahnya aku duduk di atas kasur kamar ayah dan ibu, melihat sekeliling kamar yang tak begitu luas. Pandanganku berhenti pada sebuah photo keluarga di dalam bingkai kayu di atas meja, ada kami disana, ada ayah, ibu dan aku sedang tersenyum bahagia, saat itu.

"Ayah dimana pun kau melihatku, jaga aku selalu, ya!! Ibu juga ingatlah aku meski kita sudah tak bisa bertemu, kalian disana jangan bertengkar juga" ucapku menunduk, sesak yang ku tahan sedari tadi akhirnya pecah, air mataku jatuh deras membasahi pipi, menangisi ayah, ibu dan kehidupanku setelah ini.

"Ayah ... Kenapa ini sangat sakit?" Aku menangis sambil memegang dadaku,

Semenjak kepergian ayah, aku jarang menangis, tapi kini air mata ku tumpah tak tertahan.

"Kenapa sesakit ini ayah?!" Aku menangis hingga tertidur dan bangun di pagi hari dengan mata sembab.

Pagi ini aku berangkat ke kampus, untuk mengurus izin cuti kuliah sementara, lalu pulang ke asrama.

Sesampainya di asrama aku mencoba menghubungi manager cafe di tempatku bekerja untuk memohon izin tak bisa lagi mengisi live dan bekerja di tempatnya untuk beberapa minggu, ku ceritakan apa yang terjadi padanya, aku merasa dia seperti kakakku sendiri, jadi aku menceritakannya. Setelah menutup telponnya aku mencoba tidur dan menenangkan pikiranku.

Tiga tahun kemudian, selama 4 tahun kuliah akhirnya tiba hari kelulusan ku, aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Aku mulai merencanakan kehidupan ku kedepannya, mulai untuk mencari apartemen untuk ku tinggali.

Setelah mencari-cari akhirnya aku mendapatkan apartment yang nyaman dengan harga yang sanggup ku bayar dari hasil jerih payah ku selama ini.

Esoknya ku mulai dengan pindahan ke apartemen baruku.

Setelah hampir selesai menata, kulihat matahari telah mulai tenggelam. Ku putuskan untuk menyudahi beberes dan pergi membersihkan diri.

Selesai mandi ku rebahkan badan di sofa nyamanku. Tanganku meraih gitar di sebelah kursi malas ku, ku mainkan beberapa nada dan beberapa kali bergumam.

Kuambil notebook di samping tempat dudukku, lalu setelah itu aku menuliskan beberapa baris kata dan ku lanjutkan menjadi sebuah lagu. Singkat.

"Oke, cukup untuk hari ini" ucapku sembari meletakan gitar dan notebook ku.

Sekarang yang harus kupikirkan adalah pekerjaan.

Aku harus mencari kerja dimana?

***


Continue Reading

You'll Also Like

53.6K 9.1K 58
#1 btssuga (26/7/2020-5/8/2020) Ketika cinta sempurna itu menjadi kian rumit. Dapatkah dia mengembalikannya seperti semula? #YOUNG-ADULT ROMANCE ...
82.3K 5.9K 23
Kelanjutan dari serunya cerita keluarga Min Yoongi dan Min Nara dengan anak-anaknya. ~ Min Yoongi ~ Min Nara ~ Min Jongwon ~ Min Yoora Ā© - J_Ra21
48.4K 5.8K 26
Not different, he looked like him. Publish : 13 January 2018 End : 11 February 2018 (Taehyung - Yerin)
109K 5.7K 62
[REVISI] [COMPLETE]āœ“ "Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku" Jungkook mengerang di tengah-tengah ciuman mereka. "Aku tidak bisa. Setiap kali aku melih...