A Hitman || Lizkook [END]✔

By Hharuuuyaa

29K 3.2K 195

Terlibat suatu masalah yang mengerikan merupakan hal yang tidak diinginkan. Namun, apa jadinya jika orang-ora... More

pemain cast
A Hitman: 1
A Hitman: 2
A Hitman: 3
A Hitman: 4
A Hitman: 5
A Hitman: 6
A Hitman: 7
A Hitman: 8
A Hitman: 9
A Hitman: 10
A Hitman: 11
A Hitman: 12
A Hitman: 13
A Hitman: 14
A Hitman: 16
A Hitman: 17
A Hitman: 18
A Hitman: 19
A Hitman: 20
A Hitman: 21
A Hitman: 22
A Hitman: 23
A Hitman: 24
A Hitman: 25
A Hitman: 26
A Hitman: 27

A Hitman: 15

728 98 3
By Hharuuuyaa

Mengubah prinsip yang kita miliki tentu adalah suatu hal yang tepat. Mengingat kembali hal yang telah berlalu rasanya sangat menyedihkan. Terus berdiam diri saja tentu tak akan mengubah apapun.

Lisa sangat mengerti tentang itu.

Butuh pemikiran yang matang kala Lisa memutuskan untuk mengubah dirinya. Mengubah prinsipnya, yang dulu hanya berdiam diri saja saat di tindas habis-habisan kini tak ada salahnya jika ia mulai melawan berbagai hal-hal tindakan yang menyerang dirinya.

Seharusnya ia tidak perlu takut jika memang tidak melakukan kesalahan apapun. Sudah saatnya ia membuktikan kebenarannya, bukan? Mulai membalas balik hinaan yang pernah dilayangkan untuknya.

Berhenti sekejap sebelum memasuki gerbang, Lisa menarik napas dalam-dalam. Sepertinya penampilannya kali ini akan membuat keributan besar. Terutama untuk Aera.

Rambut yang selalu Lisa kuncir sudah tidak ada lagi. Yang ada kini adalah sebuah rambut panjang terurai, menjuntai hingga atas pinggangnya. Sebuah pita kecil juga terselip di helaian rambut pinggir telinganya. Membuat kesan cantik tersendiri untuk gadis tersebut.

Lisa melangkah ke dalam. Tak ayal jika penampilannya ini membuat para murid menghentikan langkahnya untuk memastikan bahwa penglihatan mereka hari ini tidak salah.

Lisa tidak menguncir rambutnya adalah hal yang langka. Karena beberapa hari setelah kasusnya beredar, Lisa selalu menguncir rambutnya. Mereka semua tahu bahwa itu adalah perintah mutlak dari Aera. Hanya saja mereka belum mengetahui mengapa Aera bersikeras menyuruh Lisa selalu menguncir rambutnya.

Para murid memandang takjub ke arah Lisa. Bukan hanya rambutnya saja yang berubah. Nyatanya gadis itu juga memberi riasan tipis pada wajahnya.

Di tengah koridor langkah Lisa terhenti. Beberapa langkah di depan sana terlihat Aera menatapnya penuh kilat amarah. Tentu saja melihat Lisa menggeraikan rambutnya membuat perempuan tersebut tak senang.

Aera melangkah cepat menghampiri Lisa.

"Sudah ku peringati beberapa kali apa tidak membuatmu takut, hah?"

Jika kemarin-kemarin saat Aera menatapnya seperti ini Lisa akan merasa ketakutan, tapi kali ini tidak.

Menyunggingkan senyum miring, lantas Lisa menjawab, "kenapa harus takut?"

"Kau...!" Aera berteriak tak suka. Sampai-samapai menunjuk wajah Lisa dengan jari telunjuknya.

"Aku? Kenapa?"

Balasan tenang dari Lisa semakin membuat Aera terasa panas. Mengapa Lisa bisa seberani ini? Itu lah yang ada dipikirannya.

"Mulai berani kau ya?"

Menghela napas dalam-dalam. Wajah Aera melunak perlahan. Dengan muka dramatis, Aera berkata, "waah, kau mulai menunjukkan sifat aslimu ya?"

"Kalian lihat kan? Sepertinya dia sudah lelah berpura-pura menjadi orang lugu. Kalian percayakan bahwa dia memiliki sifat yang menyeramkan sampai-sampai berani membunuh kekasihnya sendiri."

Aera menatap satu persatu para murid untuk meyakinkan mereka bahwa Lisa adalah orang semacam itu. Entah karena image Lisa yang sudah terlihat buruk atau apa, maka tak heran jika para murid langsung memercayai perkataan Aera.

Mendengar itu Lisa tertawa kecil. Membuat Aera menatapnya penuh heran dan terkejut.

"Haha. Ah.. ternyata kau sudah mengetahui rencanaku ya?"

Perkataan Lisa berhasil membuat kedua alis Aera menukik tajam.

"Memang.. selama ini aku berpura-pura terlihat lugu. Aku terlihat seolah bukanlah pelakunya. Bagaimana? Bukankah aktingku sangat keren?"

Para murid diam membisu. Mereka bingung. Perkataan Lisa adalah sebuah kebenaran atau kebohongan. Memang kebanyakan dari mereka percaya Lisa telah membunuh pacarnya. Tetapi ada juga sebagian yang tak memercayainya.

"Memangnya kenapa jika aku pelakunya?" Lisa memasang wajah menantang. Dengan wajah pura-pura terkejut, ia melanjutkan. "Oh, apakah setelah ini aku akan di laporkan lagi ke polisi? Lalu aku akan di penjara? Uh, sangat mengerikan."

Aera mengepalkan kedua tangannya. Perkataan Lisa barusan sangat di luar pemikirannya.

Aera hanya tak menyangka jika Lisa akan melakukan hal sejauh ini.

Tak jauh dari sana, Jungkook bersedekap dada melihatnya. Ikut berkumpul menonton bersama murid lain membuat sosoknya tak di ketahui oleh Lisa. Memicingkan mata, Jungkook nampak menelisik penampilan baru Lisa.

Tak lama senyum tipis tersungging di bibirnya.

Lisa mengedarkan pemandangan menatap para murid satu persatu. "Kenapa? Apakah kalian terkejut sekarang?"

Melihat para murid diam dan Aera yang sudah tidak bisa membalas perkataannya lagi membuat Lisa melangkah pergi meninggalkan area koridor.

Ketika presensinya sudah mulai menjauh, satu persatu kata cacian menguar tertuju kepadanya.

Sangat pedas semua kata-kata cacian tersebut. Bahkan Lisa masih bisa mendengar semuanya. Namun, Lisa masih memasang wajah tak pedulinya.

Barulah ketika ia masuk ke dalam kamar mandi tangisannya pecah.

Bersikap berani, bersikap seolah tak takut. Mengakui bahwa ia memang pelakunya adalah salah satu cara agar semua murid tak ada yang berani lagi dengannya.

Di sisi lain, Lisa merasa dadanya sangat sesak saat harus mengakui hal yang tidak ia perbuat.

Persetan dengan polisi. Memangnya pihak sekolah berani memanggil polisi lagi? Bahkan pihak sekolahnya sendiri yang meminta kasus di tutup agar tidak ada murid lain yang terseret kasus tersebut.

Lisa memukul dadanya yang terasa sesak. Berusaha mengontrol deru napasnya agar kembali teratur.

Sebuah tangan terulur di depan wajah Lisa. Terdapat sebuah sapu tangan di tangannya. Lisa menoleh dan ia mendapati Mina tersenyum kecil menatapnya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik."

Mina membawa Lisa ke dalam pelukannya. Mengelus bahunya lembut memberikan kesan nyaman untuknya.

oo

Sebelumnya, membuat Lisa merubah penampilannya adalah ide dari Mingyu. Di tambah lagi Jungkook dan Mina yang memiliki rencana untuk membantu Lisa agar terbukti tak bersalah.

Mengusut kasus yang sudah lama bukanlah hal yang mudah. Banyak bukti-bukti TKP yang sengaja di rusak oleh beberapa pihak. Belum lagi ada beberapa polisi yang mendapat suap dari pihak sekolah membuat penyelidikan pada saat itu tak berjalan lancar.

Jeykey, Lisa, dan Mina berdiri di depan ruang musik. Bukan tanpa alasan mereka bertiga berada di tempat tersebut.

Ada hal yang harus mereka bicarakan kepada Winwin untuk mengajaknya bekerja sama membuktikan Lisa tidak bersalah. Menurut Mina, Winwin akan menuju ruang musik saat jam istirahat tiba. Karena pemuda tersebut memang menyalurkan rasa bosannya pada alat-alat musik.

Benar saja, dari arah belokan depan sana mereka bertiga bisa melihat Winwin datang.

Saat melihat pemandangan di depannya, Winwin ingin melarikan diri. Namun, dengan cepat Jeykey menarik seragam belakang pemuda tersebut.

Menggeretnya-- membawa laki-laki tersebut ke depan ruang musik. Di waktu bersamaan Mina merebut kunci yang berada di tangan Winwin untuk membuka pintu ruang musik.

Diantara mereka bertiga, Hanya Lisa saja yang akan berbicara dengan Winwin.

"Jangan lama-lama." Jeykey berpesan kepada Lisa sebelum menggeret Winwin ke dalam sana. Disusul Lisa yang ikut masuk ke dalam ruang musik.

Jeykey menutup pintu setelah membiarkan Lisa dan Winwin berbincang di dalam sana.

"Jangan lama-lama. Cih, bilang saja kau cemburu melihat mereka berduaan di dalam." Sarkas Mina sembari memainkan kunci.

Jungkook menoleh menatap Mina dengan sinis.

"Siapa yang cemburu? Aku hanya mengingatkannya saja. Lagipula tidak baik laki-laki dan perempuan berduaan di ruangan seperti itu."

Mina bersedekap dada mendengar pembelaan dari Jungkook. "Apakabar denganmu yang kemarin berduaan di dalam apartemen bersama Lisa?"

"Tutup mulutmu. Kau juga kemarin berada di apartemen Mingyu."

"Mengapa jadi membawa masalahku? Sudahlah, bilang saja kalau kau memang menyukai Lisa."

"Menyukai apa?" Elak Jungkook.

"Cemburu saat Lisa dekat dengan laki-laki lain. Khawatir saat Lisa ada masalah. Bahkan kau sampai berani melakukan apapun agar Lisa tak mengatahui identitas aslimu. Kau tidak mau Lisa mengetahui nya dan berakhir akan membencimu, bukan? Melihat semua yang terjadi saja sudah membuktikan bahwa kau mencintai Lisa. Ck, hanya orang bodoh yang tak menyadari itu semua."

Jungkook terdiam beberapa saat. Mencoba tak terpancing dengan kata-kata yang Mina berikan.

Jungkook mulai membantah kembali.

"Aku tidak cemburu melihat dia dengan laki-laki lain. Untuk masalah khawatir itu menjadi hal yang umum. Lagi pula siapa yang tidak khawatir melihat orang tidak bersalah di bully seperti itu? Dan tentang identitas juga aku tidak mau semua orang mengetahuinya, bukan untuk Lisa saja."

Mina memutar bola mata malas mendengarnya. "Dasar om-om labil."

oo

Hening. Satu kata yang bisa mendeskripsikan suasana di dalam ruang musik. Winwin yang mendudukkan dirinya di kursi dengan tangannya yang sibuk memainkan tuts piano tanpa memedulikan Lisa di sampingnya yang masih tak mau membuka suara.

Lisa bisa melihat perubahan drastis Winwin setelah kejadian Taeyong tewas.

Dulu Winwin adalah orang yang tidak suka mengikuti aturan sekolah. Sering bertengkar dengan para murid, membolos beberapa pelajaran. Sampai Winwin sering di panggil menuju ruang konseling. Bahkan Lisa masih mengingat, awal ia bertemu dengan laki-laki tersebut yang memiliki sifat keras kepala dan susah di atur.

Tetapi kini apa? Pemuda tersebut berubah menjadi sosok yang sangat pendiam.

Seharusnya Lisa senang. Berarti ia berhasil menjalankan tugas Bu Sunny untuk merubah sikap Winwin agar menjadi murid yang baik. Hanya saja, ini di luar ekspetasi nya saat melihat Winwin berubah total dari sifat awalnya.

"Jika tidak ada yang mau dibicarakan, kau bisa keluar dari sini."

Lisa menarik napas panjang mendengar ucapan sarkas Winwin.

"Mari bekerja sama."

Winwin sontak berhenti memainkan alunan musik pada piano tersebut. Mendongakkan wajahnya untuk memastikan bahwa Lisa sungguhan berkata seperti itu.

"Tolong.. jangan membawa aku ke dalam masalahmu lagi."

Lisa mengerutkan dahi tak mengerti. Bagaimana bisa ia tidak membawa Winwin ke dalam masalahnya. Padahal Winwin saja berada di tempat kejadian pada saat itu.

"Aku hanya butuh kesaksianmu. Apakah membelaku sangat sulit? Kau hanya perlu bercerita sesuai yang kau lihat."

Winwin bangkit. Matanya menatap tajam Lisa seolah perkataan Lisa barusan adalah masalah besar baginya.

"Apa kau pikir, hanya dengan aku bercerita tanpa adanya bukti mereka akan memercayaiku? Yang ada mereka akan mengatakan aku gila karena sudah membelamu!"

Lisa cukup tersentak mendengar Winwin berkata dengan lantang.

"Jika dari awal penyelidikan kau berkata jujur, maka semuanya tak akan menjadi rumit seperti ini."

"Apa yang kau harapkan dari aku, Lisa?! Aku hanya seorang anak yang tak mampu. Aku tidak memiliki kekuasaan apapun untuk membelamu. Jika akhirnya aku berkata jujur pada saat itu, maka aku akan di kucilkan di sekolah ini. Belum lagi Aera yang mengancam aku karena keluarga dia pemilik sekolah ini!"

Napas Winwin tak teratur menceritakannya dengan menggebu-gebu.

Ya, memang benar. Winwin bukan dari keluarga yang berada. Sewaktu dulu ia sering bertengkar dengan para murid karena mereka selalu mencela tentang kedua orangtuanya yang hanya bekerja sebagai pelayan kafe dan pengantar makanan. Winwin selalu membolos pelajaran karena ia tak tahan dengan teman sekelasnya yang selalu mengejeknya tentang kehidupan keluarganya.

Tapi apa yang bisa Winwin harapkan dari sekolah ini? Tidak ada keadilan bagi anak tak mampu sepertinya.

Para murid sering ketahuan saat membully nya. Tetapi ketika berhadapan dengan kepala sekolah untuk menyelesaikan masalah, mereka selalu menyelesaikan dengan uang.

Kuncinya hanya satu. Jika kau memiliki kekuasaan, maka kau akan aman.

Lisa seharusnya sudah mengetahui itu. Hanya Lisa yang bisa mengerti tentang keadaan Winwin sedari dulu. Lisa memang sangat baik pada saat itu. Selalu membelanya ketika ia ada masalah.

Kalian bisa menghina Winwin sekarang karena ia tidak tahu balas budi.

Winwin hanya takut kedua orangtuanya terkena masalah ini. Sehingga Winwin memilih diam dan mencari aman.

"Aku tahu kau tidak bersalah. Aku juga ingin sekali membantumu. Tapi apa yang bisa aku perbuat Lisa? Kau juga tahu sendiri, Aera sudah merusak CCTV di rooftop. Pihak sekolah juga sudah menyuap polisi agar tidak memperpanjang masalah ini lagi. Jika aku terus berkoar-koar mengatakan kau tidak bersalah, yang ada aku akan terkena masalah lebih dalam lagi." Winwin berkata pelan. Jujur saja ia sudah merasa lelah.

Dengan mata berkaca-kaca, Lisa kembali berkata. "Aku sedang membuat rencana untuk mengungkap kembali kasus itu. Aku juga sedang berusaha mencari beberapa bukti yang menunjukkan aku tidak bersalah. Jika kau bisa membantuku dengan bercerita sesuai kenyataannya maka aku akan berjanji akan melindungimu dan keluargamu."

"Cukup Lisa! Ku mohon cukup." Winwin kembali menyentak dengan sorot mata lelah. "Biarkan aku hidup tenang. Jangan pernah membawaku lagi.. demi keluargaku, Lisa."

"Winwin.. sekali saja. Tidak bisakah kau membantuku? Aku juga sudah mengatakan akan melindungi keluargamu jika nantinya mereka ikut terseret ke kasus ini."

"Percaya diri sekali kau berjanji akan melindungi keluargaku. Atas dasar apa kau bisa sepercaya diri itu?" Sinis Winwin.

"Ayah Mina adalah pemilik sekolah ini. Dan kau tau kan Mina berada di pihakku? Dia juga berjanji akan membantuku menyelesaikan masalah ini."

Tatapan tajam yang terus Winwin layangkan berubah melunak seketika setelah mendengar itu.

"Bukankah keluarga Aera pemilik sekolah ini?"

"Mina dan Aera adalah saudari tiri. Sekuat apapun Aera berkuasa, Mina jauh lebih berkuasa. Jadi aku yakin, kau tidak akan terkena imbas apapun nantinya karena sudah membela ku."


~Lizkook~

Continue Reading

You'll Also Like

372K 2.2K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
211K 22.4K 37
Bagi Jungkook, Lisa sesederhana angin yang berhembus. Pembawa ketenangan. Pembawa kesejukan. Dan bagi Lisa, pertemuannya dengan Jungkook seperti oase...
181K 21.9K 57
BTS X BLACKPINK Saat dunia pertama kali diciptakan semuanya sudah ada, seperti takdir yang menuntun Lalisa untuk kembali ke Seoul dan bertemu dengan...
31.7K 2.9K 26
kisah ketiga sejoli yg sudah bersahabat sejak sekolah dasar, namun persahabatan mereka harus teruji karena hadir nya rasa cinta sebagai sepasang keka...