Jangan lupa follow dan vote dan juga komen di setiap partnya.
"Ada waktunya stay, ada waktunya on the way, ada waktunya care, dan ada waktunya i don't care"
🌜 happy reading 🌜
____________________________________
Malam harinya Aisyah baru pulang kerumahnya setelah mengerjakan hukumannya dari Gus Ilham. Keadaan Aisyah saat ini benar-benar kacau, bajunya basah, bau, dan kotor.
Saat tiba dirumahnya, Aisyah langsung masuk tanpa mengucap salam terlebih dulu. Sedangkan didalam sana sudah ada suaminya yang tengah duduk diatas sofa dengan laptop dipangkuannya.
Aisyah memutar bola matanya malas, melewati begitu saja pria itu. Begitu pun dengan sebaliknya, Gus Ilham juga merasa angin lalu saat Aisyah lewat. Seakan keduanya itu tidak saling kenal.
Sesampainya di kamarnya, Aisyah lantas bergegas untuk mandi, badannya sudah terasa begitu lengket dan bau.
Sepuluh menit berlalu, Aisyah akhirnya selesai mandi, ia juga sudah memakai baju dari dalam, berjaga-jaga Gus itu masuk ke kamar.
Aisyah menuju meja riasnya, ia menatap dirinya lewat pantulan cermin dihadapannya. Gadis itu menenggelamkan wajahnya dikedua lipatan tangannya.
flashback
"Hukuman apa yang cocok untuk istri nakal ini, hm?
Gus Ilham menghilangkan jarak antara mereka, sehingga tubuh Aisyah dan dirinya begitu rapat. Bahkan nafas hangat dari Aisyah terasa begitu jelas di kulit wajahnya.
"G-gus Ilham mau apa?" Tanya Aisyah gugup.
"Mau hukum kamu!" Ucapnya begitu dingin.
Gus Ilham dan Aisyah beradu tatapan, hanya saja Aisyah tidak terlalu kuat menatap mata sipit itu begitu dekat. Sehingga ia memilih memejamkan matanya.
Gus Ilham mendekatkan bibirnya pada daun telinga Aisyah "Berani lawan saya?"
Aisyah segera menggeleng.
"Kenapa bolos jam pelajaran saya?"
"Gus..."
"Jawab!"
"Aisyah takut,"
"Oh ya, masa jagoan takut? "Ucap Gus Ilham akhirnya membuat jarak antara mereka.
"Pergi sana bersihkan semua WC pesantren, tanpa bantuan siapapun. Kalau saya sampai dengar kamu di bantu saya akan skorsing orang itu,"
Aisyah menghela nafas panjang "Iya, Gus,"
Gus Ilham kemudian membuka pintu ruangannya sehingga udara seger dari luar masuk kedalam.
Aisyah segera berlari menyambar tubuh besar itu yang menghalanginya jalannya.
Gus Ilham sampai menggeleng pelan "Astagfirullah,"
***
Aisyah mengusap wajahnya yang gusur, mengingat kejadian tadi, rasanya ia ingin membunuh habis suaminya itu. Dan untuk kesekian kalinya Aisyah harus merasa malu di pesantren ini.
Aisyah yang di hukum membersihkan WC tentu saja mendapat ejekan dari beberapa santri bahkan Fatia dan Luna yang bernotabene sahabatnya pun turut mengejeknya. Teman gila memang. walaupun begitu pada akhirnya Fatia dan Luna masih mempunyai hati yang besar, ia tetap membantu Aisyah membereskan hukumannya, urusan dengan Gus Ilham itu akan diselesaikan belakangan.
Kembali kepada Aisyah ini, membayangkan betapa bau WC tadi, membuatnya ingin mual.
"Aaa! Pokoknya bau nya harus hilang," ucap Aisyah menyemprotkan parfum kesel ruangan.
Ceklek!
Gus Ilham menutup hidungnya kala mencium wangi-wangian yang berlebihan. Apalagi wangi itu sanga khas dengan perempuan.
"Ish!" Ucap Aisyah melihat Gus Ilham diambang pintu.
Gus Ilham menggeleng pelan "Astagfirullah,"
Gus Ilham kemudian masuk kedalam kamarnya, mengambil berkas pentingnya setelah itu ia pun melangkah pergi dari sana cepat mungkin.
"Aduh! Mana badan sakit semua, nggak ada yang bisa bantu pijitin lagi," keluh Aisyah.
"Ini semua salah Gus Ilham, awas aja, tunggu pembalasan Aisyah," ucapnya berapi-api.
Aisyah melangkah kearah kasurnya, dan menjatuhkan tubuhnya dengan terlentang. Sepertinya, tubuh mungil itu butuh banyak waktu untuk istirahat.
****
Keesokan paginya, Aisyah bergegas ke pesantren tanpa membuatkan sarapan untuk Gus Ilham. Ia sekarang memiliki prinsip 'I don't care' semua urusan, peraturan dan larangan Gus Ilham tidak lagi Aisyah turuti, pokoknya mau bodoh amat.
Tibanya ia di dalam kelas, Aisyah langsung duduk di samping Fatia." Pijitin dong, kakak,"
"Dih, sudah di bantuin kemarin, minta dipijit sekarang,"
"Sekali-kali lah, bantu saya, capek banget sumpah,"
"Kalau kata bunda Corla mah, no komen itu sih derita elo!" Sahut Luna.
"Ya kalau Luna, wajar! Dia kan, adek nggak guna," ucap Aisyah.
Luna menyentil kepala Aisyah itu yang berada di bahu Fatia. "Anak sialan, nggak tau di untung, kamu. Kemari saya bantuin memangnya tidak ada gunanya?"
"Iya, iya. Ampun Kanjeng ratu. Jangan kutuk anak mu ini jadi sapu lidi,"
"Terus saya perannya jadi apa?" Tanya Fatia bersahut membuat Aisyah dan menatap jengah Fatia.
"Perannya jadi sugar mama!"
****
Saat tiba jam istirahat, Aisyah mengajak Fatia dan Luna ke ruangan suaminya alias Gus Ilham.
Ia membawa sesuatu ditangannya namun Fatia dan Luna belum tau apa isinya dan mengapa Aisyah mengajak mereka kesini.
"Mau ngapain sih?" Tanya Fatia.
"Ssttt! Kalian diam aja,"
"Kalau kita disuruh diam, ngapain aja kita?" Luna protes. Sudah baik mereka berdua ikut, eh malam disarkasin.
"Diam bisa nggak sih, nanti mulutnya saya plaster loh!"
"Iya-iya,"
Saat melihat Gus Ilham baru saja masuk kedalam ruangannya, Aisyah lantas memulai aksinya. Ia melangkah mendekati pintu ruangan Gus Ilham. Aisyah menyimpan sebuah kotak di depan pintu, sebelum pergi ia mengetuk pintu tersebut.
"Astaghfirullah, ngapain tuh, anak?" Ucap Fatia mulai waspada.
"Syah, ngapain sih?" Tanya Luna saat Aisyah kembali bersembunyi dibalik tembok.
"Liat aja nanti,"
Ceklek!
Gus Ilham membuka pintu ruangannya, namun sayangnya ia tidak menemukan siapapun. Kecuali, kotak kecil didepan pintunya.
Gus Ilham lalu mengambilnya, terlihat dari atas kotok menunjukkan untuk menari sebuah tali yang berada di samping kotak tersebut.
Dengan bodoh nya Gus Ilham menarik tali tersebut membuat kotak mengeluarkan sebuah kepala monyet yang diberi per sehingga bisa memantul.
"Astaghfirullah!" Gus Ilham melempar jauh benda itu karena terkejut. Hidungnya sampai merah terkena kepala monyet itu.
Sedangkan di sisi lain, Aisyah sudah mengajak Fatia dan Luna pernah dari sana setelah melihat Gus Ilham terkena jebakan.
Akhirnya balas dendam Aisyah tertuntaskan, tak hentinya gadis ini tertawa puas.
"Gila kamu Syah," ucap Fatia setelah mereka berhenti berlari.
"Afwan ya, Afwan!" Ucap Aisyah masih tertawa.
"Nggak lucu tau, kalau kamu dihukum lagi, gimana?" Sentak Luna.
"Ya tinggal dijalani," ucapnya tanpa beban apapun.
_GUS ILHAM MY HUSBAND_
Gimana, sudah Like komen dan follow?
Jangan lupa follow akun Instagram @wattpadasya dan kalian juga wajib banget baca cerita Aisyah Aqilah GIMH2
Jangan lupa spam next yang banyak ➡️
See you next part Assalamualaikum 🧡
Revisi ulang 30 Maret 2023