REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STO...

De Taratales

3M 325K 12K

Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berad... Mais

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
CANARIA ADELIA DIRGANTARA
ALETTA DIRGANTARA
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2 [Darren's story]
EXTRA PART 3 [Darren's Story 2]
EXTRA PART 4
EXTRA PART 5
EXTRA PART 6
EXTRA PART 7 [LAST]

PART 5

79.1K 8.5K 344
De Taratales

.
.
.

Kana mengerjap pelan untuk menyesuaikan pandangannya, yang pertama kali dilihat olehnya adalah lampu-lampu mewah yang berada di langit-langit.

Kerjapan Kana semakin cepat, berharap itu adalah mimpi. Tapi semakin kesadaran timbul semakin jelas pula kemewahan disekelilingnya.

"Udah bangun?"

Kepala Kana bergerak mengikuti asal suara tersebut, dan tatapan Kana langsung terpaku pada sosok yang tengah duduk disofa single tepat di samping jendela besar sembari membaca buku.

Pantulan cahaya dari luar menyinari sosok tampan itu seperti lampu sorot disebuah pertunjukkan membuatnya tampak sangat berkilau seolah menegaskan bahwa pemuda itu adalah sosok yang patut dikagumi.

"SILAAUUUU! Dasar cowo ganteng sialan!" Batin Kana lagi-lagi berteriak

Kana nyaris meliur begitu Alderian beranjak untuk menghampirinya, entah perasaannya saja atau memang dia melihat kilauan itu terus mengikuti Alderian? Ya maklum saja, Kana lemah dengan yang seperti ini.

Sadar bahwa dirinya masih diatas tempat tidur, Kana berniat untuk berdiri.

"Tetap disitu."

Menuruti ucapan Alderian, Kana akhirnya hanya memperbaiki posisinya agar duduk senyaman mungkin diatas ranjang.

Setelah Alderian duduk dikursi tepat disamping ranjang Kana, tidak ada perbincangan apapun selama beberapa saat. Dan selama itu Kana berusaha melarikan matanya kemana saja asal bukan ke Alderian, hingga dia tau kalau dirinya sekarang berada di rumah pemuda itu.

Apa itu pantas disebut rumah? Ah tidak, ini Mansion, tapi bagi Kana ini seperti istana kerajaan. Barang-barang disekelilingnya sangat berkilau, Kana bahkan berani taruhan bahwa hiasan dinding itu terbuat dari emas.

"Mungkin kalo gue nyuri satu barang disini pun ga bakal ketauan ya kan"

Kana tertawa kecil dengan pikiran absurdnya sendiri. Alderian memperhatikan gadis di depannya dengan lekat.

"Jadi," Alderian berkata setelah diam mengundang perhatian Kana "Boleh saya tanya tujuan kamu nyuruh saya buat nikahin kamu?"

"Ah," Kana tiba-tiba menatap Alderian dengan serius "Pertama-tama saya pengen ngelurusin permintaan saya dulu, jadi permintaan saya itu bukan untuk jadi pasangan seumur hidup"

Alderian mengangkat sebelah alisnya, butuh penjelasan yang lebih detail lagi.

"1 tahun, saya hanya butuh 1 tahun. Selama itu tolong lindungi saya dan perlakukan saya seperti istri anda" sorot mata Kana tampak tegas membuat sudut bibir Alderian terangkat.

Menarik.

"Terus, apa keuntungan yang saya dapat dari pernikahan ini?" Tanya Alderian tertarik

Dengan penuh percaya diri Kana berkata "Saya akan merahasiakan fakta bahwa Darren Agrient bukanlah anak anda"

"Kalau bukan anak saya, memang dia anak siapa?"

Kana tersenyum miring, sepertinya Alderian ingin mengujinya.

"Nona Clara dan juga.. kakak saya Rega"

Ekspresi Alderian berubah gelap, sejenak Kana takut kalau Alderian akan mencekiknya lagi tapi karena ekspresi pemuda itu kembali biasa, Kana bernafas lega.

"Canaria Adelia Dirgantara," Kana sempat tersentak begitu Alderian menyebutkan nama lengkapnya apalagi raut wajah pemuda itu seketika jadi menyeramkan lagi.

"Apa yang membuat kamu percaya diri bahwa kamu bisa mengancam saya dengan informasi itu?"

Kana menelan ludahnya dengan susah payah. Sebenarnya gampang saja menjawabnya, jika sampai fakta itu tersebar Darren akan dianggap sebagai Aib keluarga Agrient.

Sebenarnya Alderian bisa saja menutup mulut semua orang tapi Alderian lebih khawatir pada mental Darren nantinya. Bagaimana jika anak itu tau bahwa dia adalah anak diluar nikah dan mengetahui kalau dirinya juga aib keluarga.

Alderian mungkin bisa menghilangkan jejak orang-orang yang berani mengatakan hal buruk pada Darren, tapi Alderian tidak akan sanggup memperbaiki mental seseorang yang sudah rusak.

"Mana berani gue ngomong gitu" Rasanya airmata imagine Kana kembali mengalir deras, dia bahkan bisa merasakan hawa membunuh di samping kirinya

Kana sudah berkeringat dingin, takut kalau Alderian menolak permintaannya. Saat ini hanya dialah pemegang kekuasaan tertinggi di sini, kalau bukan Alderian, Kana tidak akan selamat.

"Oke"

"Eh?" Kana mengerjap

"Saya setuju" Ucap Alderian lempeng "Saya akan buat surat perjanjiannya setelah kita menikah, hanya setahun kan?"

Masih tidak percaya dengan apa yang didengar, Kana hanya bisa mengangguk sambil berbinar-binar.

"Jadi apa saya perlu menyiapkan pesta besar?"

Dengan cepat Kana menggeleng cepat "Kita cuma perlu saksi aja,"

Alderian mengangkat sebelah alisnya "Maksudnya?"

"Kita nikah malam ini juga."


"Mah, Letta pulanngg" Aletta masuk kedalam rumahnya di ikuti Arsa, pemuda itu duduk di ruang tamu sambil menunggu Aletta yang ingin berganti baju.

"Eh ya ampun Arsa, kok kalian telat banget pulangnya?" Tanya Andira menghampiri Arsa, wanita ini adalah mamanya Kana.

"Maaf tante, tadi kita berdua singgah makan dulu"

"Duh padahal tante udah nyiapin makan malem kirain kamu bakal makan disini"

Arsa terkekeh "Kapan-kapan kan juga bisa tan"

Tak lama Aletta turun bersamaan dengan Rio, papanya Kana yang baru saja dari arah kamar. Alhasil mereka akhirnya berbincang-bincang diruang tamu.

"Oh iya Ren sama Kana belum pulang ya?" Tanya Arsa, sontak saja raut wajah Aletta berubah datar tanpa Arsa sadari.

"Ren sih udah pulang tadi, cuma dia janji buat ketemu temennya. Kalau Kana..." Andira tampak enggan menjelaskan, sejujurnya jika Kana tidak pulang pun tidak menjadi masalah buatnya.

"Kana ga masuk kuliah hari ini" ucap Aletta cepat

"Hah?"

"Iya, aku tadi sempet nanya dosen yang ngajar dikelas dia hari ini katanya Kana ga masuk" ucap Aletta dengan nada pura-pura khawatir

"Dasar anak kurang ajar, udah capek-capek dikuliahin malah bolos mulu seenaknya, kalau Mama tau dia kayak gini mending dia gausah kuliah sekalian, mau jadi apasih anak itu"

Diam-diam Aletta tersenyum senang ditengah omelan Andira. Dalam hati dia bersorak tidak sabaran menunggu Kana pulang dan dimaki habis-habisan oleh mamanya.

Rio cuma bisa memijat kepalanya sementara Arsa menghela nafas kecewa, pemuda itu masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Kana. Kenapa Kana selalu saja membuat semua orang repot dengan kelakuannya.

Selama ini Arsa berusaha memberi nasehat pada Kana agar gadis itu bisa berubah lebih baik, bahkan di saat Kana bilang ingin memperbaiki sikapnya Arsa rela datang ke sini untuk mendengar curhatannya.

Tapi hasil yang dia dapat setelah bersusah payah membuat Kana berubah adalah kekecewaan. Minggu lalu Aletta terjatuh dari tangga hingga tak sadarkan diri, itu semua karena Kana. Walau gadis itu terus membela dirinya, Arsa lebih percaya dengan saksi yang berada ditempat kejadian.

Sejak saat itu Arsa mulai menjaga jarak dengan Kana, menurut Arsa Kana memang tidak akan pernah berubah. Dia tau mengapa Kana bisa sampai seperti itu, alasannya karena Kana iri dengan Aletta.

Arsa tak pernah menyangka bahwa Kana bisa punya sifat seperti itu terlebih pada saudaranya sendiri, padahal Aletta selalu tulus pada Kana.

Tangan Arsa terangkat mengelus kepala Aletta dengan sayang, Kana harusnya bersyukur karena Aletta tidak memiliki dendam apapun meski Kana selalu menyakitinya, malah disaat seperti ini pun Aletta masih mengkhawatirkan Kana.

Arsa tersenyum lembut ketika Aletta meresponnya dengan senyuman lebar. Betapa beruntungnya Arsa punya seseorang seperti Aletta disampingnya.

Suara telepon rumah tiba-tiba berdering menginterupsi ocehan Andira.

"Mungkin itu Kana?"

Dengan geram Andira beranjak dari sofa, dia mengangkat telepon bersiap untuk memarahi Kana, tapi niatnya itu terhenti ketika mendengar beberapa kalimat dari orang diseberang sana.

Seketika Andira terpaku.

"Mah?" Panggil Aletta penasaran "Itu Kana?"

Alih-alih menjawab Aletta, Andira langsung menutup teleponnya. Dengan panik, Andira menghampiri suaminya "Kita harus ke gereja sekarang juga"

"Gereja?" Tanya Rio bingung

Aletta dan Arsa saling melempar pandangan sama-sama ingin tau.

Susah payah Andira berkata meski terbata-bata, ekspresi wanita itu campur aduk antara marah dan juga panik "Kana... Kana baru aja melangsungkan upacara pernikahan"

"HAH?"


"Na.." Rissa memeluk Kana yang baru saja turun dari Altar setelah upacara pernikahannya selesai.

"Gue yakin lo sekarang beneran gila! Hari ini lo gilaaaa! Lo kebelet kawin setelah patah hati dijauhin Arsa hah?!" Rissa histeris sendiri, rasanya ingin sekali menggebuk Kana saat ini

Bayangkan saja, baru pagi ini mereka bertemu dan berdebat tentang Roan. Tiba-tiba Kana menelponnya agar hadir dipernikahannya yang mendadak, Rissa seperti mendapat 2 kali serangan jantung hari ini.

Kana cuma menunjukkan cengirannya sambil menggaruk pipinya malu "Duh tenang dulu dong, gue belum bisa jelasin sekarang tapi gue janji bakal jelasin semuanya ke elo"

Airmata Rissa mengucur lagi, kali ini karena gregetan "Tapi masalahnya kenapa harus Alderian?"

"Ya karena cuma dia yang bisa lindungin gue saat ini" kata Kana jujur

Rissa tertegun kemudian bertanya panik "Ngelindungin lo? Maksudnya, lo lagi dalam bahaya? Ada seseorang yang mau nyelakain lo?"

"Enggak sih" Kana semakin bingung cara menjelaskannya pada Rissa "Ya kan kita gatau kedepannya gimana, gue cuma jaga-jaga aja"

"Sumpah lo gajelas banget, pokoknya lo utang penjelasan sama gue"

"Iya iyaa"

Seandainya Rissa tau bahwa Kana mempercepat pernikahannya karena sudah banyak kejadian yang berubah. Berakhirnya hubungan Rissa dan Roan kali ini bisa saja membuat bendera kematian menghampirinya lebih cepat dari perkiraannya.

Itu sebabnya Kana tidak boleh menunggu, dia harus segera mendapat perlindungan yang lebih kuat dari orang-orang itu.

"Kana,"

Kana menoleh ketika Alderian mendekati mereka, tadinya Alderian memang memisahkan diri untuk berbincang dengan pendeta dan beberapa tamu yang dia undang secara mendadak.

Sadar bahwa Rissa terus melihat Alderian canggung, Kana segera membuka suara "Ah kenalin, ini sahabat aku Rissa. Sa, ini Alderian"

"Salam kenal" Sapa Rissa tersenyum ramah

Alderian mengangguk "Maaf karena tiba-tiba harus dateng kesini, terima kasih karna sudah mau datang"

"Ah iya Pak Alderian, saya juga seneng bisa hadir di hari penting Pak Alderian dan Kana"

Alderian balas mengangguk sopan. Selanjutnya dia memandang Kana "Orang tua kamu gimana?"

"Ya seperti yang diharapkan, mereka ga dateng" Kana mengangkat bahunya tak peduli

Rissa menatap Kana, dia kira Kana akan sedih karena dihari penting ini orang tuanya malah tidak hadir, tapi diluar dugaan Kana malah tampak santai. Apa dia Kana yang Rissa kenal selama ini? Rissa memang yakin Kana berubah, tak disangka perubahannya itu drastis sekali.

"Beneran gapapa Na?" Tanya Rissa sekali lagi

"Gapapa kok, gue malah khawatir mereka dateng terus bikin rusuh disini," Ucap Kana mulai mendumel tentang betapa berisiknya keluarga itu.

"Al, sorry! Apa gue telat?"

Perhatian ketiganya beralih pada orang yang tampak mendekat kearah mereka dengan buru-buru.

Melihat orang itu, Rissa mengeryit. Dia seperti mengenalnya tapi Rissa tidak ingat.

"kenalin ini–"

"Mas Danu?" Rissa dan Kana saling berpandangan ketika sadar bahwa mereka baru saja mengeluarkan perkataan yang sama.

"Eh?" Pria pemilik nama itu mengerjap memperhatikan Kana dan Rissa secara bergantian

"Ini Kana!" Kana menunjuk dirinya dengan antusias sementara Pria itu mulai terbelalak.

"Kalau ini Kana berarti," Pria itu menoleh kearah Rissa yang masih menatapnya sumringah "Ini Rissa ya?"

Rissa mengangguk riang "Udah lama banget ga ketemu, apa kabar?"

"Selalu baik" balas Danu tersenyum manis

Erdanu Aksa Bratadikara, kenalan Rissa dan Kana semasa kecil. Walaupun sudah lama tak bertemu Danu tidak bisa melupakan keduanya, apalagi mereka dulunya bertetangga. Karena Danu lebih tua 3 tahun dari mereka, Danu sudah seperti kakak bagi Rissa dan Kana.

"Oh iya mas ada urusan sama Alderian sebentar, boleh di pinjam?" Tanya Danu tersenyum pada Kana

"Eh, kok nanya Kana sih" jawab Kana salah tingkah, Danu tertawa kecil sementara Alderian hanya memandang mereka tanpa minat

Danu pamit setelah menepuk puncak kepala Rissa, sontak saja Kana segera merapat kearah Rissa "Sa, ini takdir"

Rissa menatap Kana dengan pandangan heran "Takdir apaan?"

Kana tersenyum penuh arti "Takdir bisa ketemu lagi sama cinta pertama lo. Jangan pura-pura lupa deh"

Pipi Rissa memerah, padahal dia tadi tidak berpikir sampai kesitu. Karena Kana membahasnya, tiba-tiba dia jadi teringat perasaan masa kecilnya.

Tangan Rissa memegang kepalanya yang tadi disentuh Danu, dia menunduk sambil tersenyum "Gue gatau, tapi gue seneng bisa lihat dia lagi"

Mata Rissa terus melihat kearah Danu, bagaimana pria itu sedang tertawa kemudian bercanda. Rissa merasa senang, ternyata Danu sudah berubah menjadi pria dewasa. Dia bukan lagi bocah SMP yang selalu Rissa dan Kana ikuti kemana-mana.

"Dia ganteng banget ya sekarang"

"HUWA, kaget gue bego" Pekik Rissa mengelus dadanya saat Kana tiba-tiba berisik ditelinganya

"Abis lo keliatan banget gamonnya" Ejek Kana membuat pipi Rissa semakin merah

Kana tersenyum melihat Rissa, tapi selanjutnya Kana ikut memandang Danu, kali ini tatapan Kana tampak jahil. Dia punya rencana baru, selama dia belum bertemu Galang, Kana akan membuat tembok perlindungan utama untuk Rissa.

"Hi hi hi hi" kikikan Kana disertai dengan ekspresi mencurigakan itu membuat Rissa tersentak lalu merinding sendiri.

Sumpah demi apapun, Rissa semakin yakin bahwa sahabatnya ini memang sakit jiwa.

.
.
.

TBC

Continue lendo

Você também vai gostar

1.1M 106K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
2.1M 236K 33
[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antago...
529K 59.1K 47
Malam itu Gea tertidur setelah 'ngedumel' gara-gara tiga part terakhir wattpad kesukaannya dihapus oleh penulis. Saat terbangun, sosok laki-laki ten...
681K 41K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...