Alana [END]

By bbyyzzii_

2.4M 184K 24.9K

DILARANG PLAGIAT! Alana Annatasya Wibawa merupakan siswi yang baru saja menginjak SMA. Alana punya satu kele... More

Prolog
Part-01 Awal
Part-02 Mengagumi
Part-03 Hadir
Part-04 Harapan
Part-05 Kak Key
Part-06 Terpaksa sekolah
Part-07 Dibandingkan
Part-08 Teman
Part-09 Club Renang
Part-10 Kissmark
Part-11 Follback
Part-12 Jalan
Part-13 Jauhin gue
Part-14 Cemburu
Part-15 Berarti
Part-16 Tidak Peka
Part-17 Rencana jahat
Part-18 Kemarahan Alana
Part-19 Mine
Part-20 Pacar
Part-21 Monster
Part-22 Datang Bulan
Part-23 Peringatan
Part-24 Kebijakan baru
Part-25 Modus!
Part-26 Pertengkaran
Part-27 Perpustakaan
Part-28 Cium
Part-29 Gagal
Part-30 Tes
Part-31 Peringkat 10
Part-32 Memburuk
Part-33 Pelakor?
Part-34 Liam Agiswara
Part-35 Athaya
Part-36 Kecewa
Part-37 Sosok lain
Part-38 Kehilangan
Part-39 UKS
Part-40 Keputusan
Part-41 Terluka
Part-42 Kehidupan baru
Part-43 Terpaksa
Part-45 Batal
Part-46 Mereka
Part-47 Ancaman
Part-48 Hancur
Part-49 Impian
Part-50 Tired
Part-51 Penyesalan
Part-52 Kembali
Part-53 Memulai
Part-54 Tak bisa
Part-55 Alres
Part-56 Salah satunya
Part-57 Takdir?
Part-58 Valenio
Part-59 Murahan
Part-60 Putus?
Part-61 Obsession
Part-62 Bodyguard
Part-63 Tidur Bareng
Part-64 Bertemu Jordan
Part-65 Kemarahan Alan
Part-66 Kepergok
Part-67 Kejutan
Part-68 Terbongkar
Part-69 Rindu
Part-70 Bolos
Part-71 Malam Terindah
Part-72 Balasan
Part-73 Apartment
Part-74 Rumah Sakit
Part-75 I'm your's
Part-76 Start
Part-77 Revenge
Part-78 My beautiful girl
Epilog

Part-44 Siapa yang salah?

14.1K 1.7K 324
By bbyyzzii_

"Mau menyalahkan siapapun, tidak akan merubah apapun."

- Raki Dinata

-★☠★-

Alana merasa sesuatu yang erat memeluknya dari belakang. Dengan mata yang masih terpejam, Alana mencoba meraba bagian perutnya. Saat merasakan ada tangan seseorang, membuat Alana refleks membuka mata. Betapa terkejutnya Alana saat tangan kekar entah milik siapa melingkar di perutnya.

Dengan gerakan cepat Alana melepaskan tangan itu, lalu merubah posisi tidur menjadi duduk. Alana buru-buru membuka selimut mengecek pakaiannya. Ia bernafas lega ketika pakaiannya masih utuh. Tanpa sadar, semua kegiatan Alana diperhatikan seseorang yang masih terbaring di tempat tidur.

"Lo masih segel Na. Gak usah panik gitu." ucapnya.

Dengan refleks yang cepat, Alana menoleh mendapati Kenzo yang tengah tersenyum manis ke arahnya, Kenzo ikut duduk di sebelah Alana.

Waktu seakan melambat, tubuh Alana menegang saat Kenzo tiba-tiba mencium pipinya. Wajah Alana memerah, bukan karena ia malu, tapi karena ia marah.

"Pagi Na," sapa Kenzo dengan wajah sumringah. Menurut Kenzo, pagi ini adalah pagi terbaik sepanjang hidupnya.

Alana segera mendorong bahu Kenzo agar menjauh. "Kamu apa-apaan sih Ken? Alana gak suka dicium!"

Senyum Kenzo pudar begitu saja. Kenzo menatap Alana dengan tatapan sendu, sulit sekali rasanya meluluhkan hati Alana yang sekeras batu.

"Oke. Gue minta maaf. Gue terlalu seneng liat lo Na." ujar Kenzo.

Alana tak membalas ucapan Kenzo. Saat Alana hendak masuk ke dalam kamar mandi, Alana menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh, Alana kembali berucap.

"Kamu mandi di kamar kak Alan aja."

Tanpa mendengar jawaban dari Kenzo, Alana segera memasuki kamar mandi. Hari ini, Alana akan pergi ke sekolah seperti biasa. Kemarin Alana tidak sekolah karena mami Kenzo yang memaksanya ikut berbelanja.

Kenzo mendesah pelan saat Alana mengabaikannya. Dengan langkah lebar, ia pergi menuju kamar Alan yang ada di hadapan kamar Alana.

"Lan."

"Lo butuh apa?" tanya Alan yang sudah membukakan pintu.

"Ikut mandi." balas Kenzo dengan singkat.

Alan mempersilahkan Kenzo masuk ke dalam kamarnya. Walaupun agak heran karena Kenzo terlihat kesal. Alan tebak, pasti karena kembarannya.

"Lo ada masalah?" tanya Alan.

"Gue cium pipi Alana tadi. Tapi Alana malah marah sama gue. Apa gue salah cium calon tunangan gue sendiri?"

"Alana butuh waktu buat nerima lo. Buat dia nyaman, dia bakal balik lagi kaya dulu," ucap Alan yang kemudian pergi, meninggalkan Kenzo sendiri.

"Gue bakal coba Lan."

Alana sudah siap lengkap dengan seragamnya. Saat Alana menatap dirinya di cermin, Alana merasa banyak perubahan dalam dirinya. Hatinya terasa hampa. Biasanya Alana tampil cantik untuk menarik perhatian Gevano, tapi kali ini berbeda. Alana tak bisa melakukan apapun jika tak ada alasannya.

Saat masih bersama Gevano, Alana selalu bersemangat untuk bangun pagi, tapi kali ini berbeda, rasa semangat itu perlahan menghilang. Alana juga sering memakai parfum strawberry, agar Gevano semakin lekat dengannya, karena Gevano sangat menyukai aroma Alana. Tapi kali ini, tak ada lagi yang mencium rambutnya, tak ada lagi pelukan hangat yang menyambut pagi Alana.

Alana memakai pelembab bibir agar bibirnya tak terlihat pucat. Kekosongan di hati Alana membuat gadis itu seakan mati rasa.

"Alana bisa tanpa kak Gevan. Perlahan, Alana pasti terbiasa." ujar Alana menyemangati dirinya sendiri. Walaupun pada kenyataannya itu sangat sulit dilakukan. Bahkan, hatinya menolak perintah dari mulutnya itu.

"Na, ayo sarapan." ajak Kenzo.

Ajakan Kenzo lagi-lagi diabaikan oleh Alana. Cowok itu mendesah frustasi saat Alana melewatinya begitu saja. Kenzo segera menyusul Alana menuju ke ruang makan.

"Alana. Kamu baik-baik aja?" tanya Azka ketika Alana terlihat lesu.

"Alana gak papa," balas Alana dengan wajah datar.

"Kalo kamu sakit bilang sayang. Jangan kecapean, malem ini kamu tunangan sama Kenzo."

"Gimana Alana gak capek? Alana dipaksa ini itu terus." cibir Alana pelan. Namun mampu didengar oleh semua orang.

Alana mengambil sarapannya, memakan nasi goreng tanpa minat. Selera makannya hancur saat ia harus satu meja dengan Kenzo. Sebenarnya, Kenzo tidak salah apa-apa. Hanya saja, kehadiran Kenzo membuat mood Alana selalu hancur.

"Kenzo, ayo dimakan." suruh Azka.

"Iya Om."

Kenzo sangat dekat dengan kedua orangtua Alana. Membuat Alana iri, karena Gevano tak bisa sedekat itu dengan Azka maupun Ashilla. Mengapa mereka lebih memilih Kenzo dari pada Gevano? Inilah pertanyaan yang selalu memenuhi isi kepala Alana.

"Setelah pulang sekolah, kalian langsung ke hotel aja. Gaun Alana dan jas Kenzo sudah ada di sana. Semua sudah sempurna. Jangan lupa untuk tetap tersenyum sayang." ucap Ashilla.

Kepala Alana berdenyut nyeri mendengar hal itu, Alana tambah tidak nafsu untuk melanjutkan sarapan. Ia segera berdiri hendak pergi, namun Alan mencegahnya.

"Nana berangkat bareng sama Kenzo."

"Apa sih Kak? Biasanya juga Alana diantar Pak Eko." ketus Alana.

"Kenzo masih baru di sini Na. Kamu bareng sama dia,"

"Alana ga-"

"Alana sayang. Gak ada salahnya kamu berangkat bareng sama Kenzo. Kasian kalo Kenzo berangkat sendiri, dia masih belum tahu jalan Alana." ucap Ashilla memotong ucapan Alana.

"Ta-"

"Daddy juga ikut ke sekolah untuk mengurus kepindahan Kenzo. Kamu ikut sama Kenzo aja. Lagi pula gak ada salahnya kan?"

Alana menatap Azka tanpa ekspresi. Inilah yang membuat Alana begitu kesal, semua orang kini berpihak kepada Kenzo.

"Hm."

Alana segera pergi disusul oleh Kenzo. Alan yang melihat kepergian mereka pun menghela nafas pelan. Hubungan Alana dan Kenzo sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Alan tahu, hati Alana masih berpihak pada mantan pacarnya itu.

"Alana," panggil Kenzo dengan suara rendah saat mereka berdua sudah berada di mobil miliknya.

"Hm?"

"Masih marah sama gue?"

"Hm."

Kenzo meraih tangan Alana untuk digenggamnya. Namun ditepis kasar oleh pemiliknya.

"Bisa gak sih fokus nyetir aja?"

"Oke."

Kenzo tak mau berdebat. Lebih baik ia menjalankan tugasnya sesuai arahan Alana. Alana hanya berbicara seperlunya saja. Kenzo merasa sangat kehilangan saat Alana benar-benar berubah.

"Na. Gak usah pura-pura. Gue tahu lo gak suka sama gue. Tapi bukan gini caranya,"

"Alana lakuin ini supaya kamu gak berharap lebih."

"Gue tahu itu. Tapi semua itu percuma. Perasaan gue sama lo gak bakal pernah berubah,"

"Dan asal Kenzo tahu. Apa yang kamu lakuin itu sia-sia. Perasaan Alana buat kak Gevan gak bakal pernah berubah." Alana membalikkan ucapan Kenzo. Membuat cowok itu seketika bungkam dengan tatapan penuh harap. Mengapa rasanya sesulit ini mendapatkan hati Alana?

"Lo bener-bener cinta sama cowok itu?" tanya Kenzo dengan suara berat nan serak.

"Gak usah ditanya lagi. Jelas, Alana cuman cinta sama kak Gevan. Kehadiran kamu cuman perusak." ucap Alana menusuk.

"Kenapa takdir sesulit ini? Gue juga pengen dicintai sama lo kaya cowok itu. Apa gue gak boleh rasain hal itu Na?"

"Kamu bisa rasain hal itu sama cewe lain. Tapi bukan sama Alana." ucap Alana tanpa sadar menyakiti perasaan Kenzo.

Kenzo tertawa sumbang dengan dada yang kian terasa sesak. Untuk kesekian kali Alana menolaknya dengan kata-kata yang begitu menyakitkan. Tapi sial. Perasaan Kenzo untuk Alana tak bisa hilang.

Saat Alana keluar dari mobil Kenzo, ia menjadi sorotan utama warga Cahya Bangsa. Banyak yang berbisik-bisik hal buruk tentangnya. Namun, semua terhenti saat mobil Azka memasuki area sekolah.

"Alana, Kenzo. Ikut daddy ke ruang kepala sekolah,"

"Iya Om."

Tiga orang itu masuk ke dalam sebuah ruangan yang terdapat Razan di dalamnya. Entah punya masalah apa sehingga Alana ikut dipanggil ke dalam.

"Alana. Apa kamu membuat taruhan dengan Vanya?"

Alana berfikir sebentar, kemudian mengangguk setelah mengingatnya. Saat itu, Alana dan Vanya membuat taruhan. Dan Alana lah yang menang, dengan begitu Vanya harus keluar dari sekolah ini.

"Alana, pendidikan bukan untuk main-main. Bukan karena kamu anak Azka, kamu bisa mengeluarkan Vanya dari sekolah karena taruhan konyol itu. Kamu tahu? Sekolah itu penting. Pihak sekolah tak dapat, mengeluarkan siswanya begitu saja."

"Kalo gitu keluarin Alana aja." balas Alana dengan wajah polos tak berdosa.

"Alana." geram Razan.

"Alana tidak sopan! Daddy menyekolahkan kamu di sini supaya kamu terdidik, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Bukannya malah melawan."

"Alana mau pindah kelas." ucap Alana tanpa mempedulikan ucapan Azka.

"Buat Alana dan Kenzo sekelas," ucap Azka membuat Alana melototkan matanya lebar-lebar.

"Gak! Alana mau pindah kelas, bukan berarti Alana mau sekelas sama Kenzo."

"Dengar Alana, ini perintah." tegas Azka.

"Daddy," lirih Alana.

"Kamu dan Kenzo di kelas X IPA1. Kalian bisa langsung ke kelas. Ada yang mau saya bicarakan dengan Azka."

Alana segera keluar dari ruangan tersebut dengan kaki yang dihentak-hentakkan. Alana tidak suka ini. Semuanya selalu Kenzo dan Kenzo. Alana ingin menjauh dari cowok itu, tapi mengapa sulit sekali? Ada saja yang menyatukan mereka lagi.

"Alana, tunggu."

"Berisik!"

-★☠★-

"Cewe gak tahu diri dateng gaes!"

Suara itu terdengar saat Alana memasuki kantin. Semua orang yang ada di sana menatap Alana dengan tatapan penuh ketidaksukaan.

"Baru aja putus udah ada gandengan baru." sindir salah satu siswi di sana.

Alana tak mau mempedulikan ucapan mereka. Tujuannya ke kantin untuk membeli makanan, bukan untuk meladeni cibiran mereka. Namun, langkah Alana terhenti saat Raki dan Damian menghampirinya.

"Gila. Gak nyangka gue Na. Muka lo sok polos banget ya? Tebel banget tuh muka." sinis Damian.

"Maksud kakak apa ya?"

"Masih sok polos lo hah?! Gara-gara lo sahabat gue dikeluarin dari sekolah. Dan setelah dia pergi, lo malah sama cowok lain. Gak tahu diri banget lo jadi cewek. Udah diperjuangin malah pilih yang lain." ujar Raki.

Hati Alana berdenyut nyeri mendengar hal itu. Keadaan yang memaksanya. Jika saja perjodohan gila itu tidak ada, Alana tidak mungkin melakukan hal bodoh itu.

"Alana tahu itu salah Alana. Ta-"

"IYA EMANG SALAH LO BEGO!"

Alana tersentak kaget saat Raki membentaknya. Perlahan air mata Alana mengalir membasahi pipi. Dada Alana terasa begitu sesak saat semua orang mulai menyalahkannya.

"Sok polos banget jadi cewek. Muak gue liat lo Na. Sok ngerasa gak bersalah lagi. Bukannya berterima kasih, malah jalan sama cowok lain."

"Kak Raki gak gitu. Alana terpak-"

"Terpaksa?" Raki tertawa sinis. "Yakin terpaksa? Gue liat sendiri lo di Mall bareng cowok lain. Sebagai sahabat dari Gevano. Gue tentu gak terima lo sakiti hati sahabat gue. Gevano bahkan nungguin lo berjam-jam di rumah lo, tapi lo malah nyari barang mahal sama cowok lo. Mentang-mentang Gevano dari kalangan bawah, lo lebih pilih cowok yang lebih tinggi. Dasar cewek gak tahu diri!"

Alana tak terima dengan ucapan Raki. Status sosial tak ada sangkut pautnya dengan hubungan Gevano dan Alana. Alana menerima Gevano apa adanya. Tapi kehadiran Kenzo merusak semuanya.

"Kak Raki kalo gak tahu apa-apa, gak usah sok tahu. Alana bukan cewe kaya gitu. Alana gak mandang harta atau kasta-"

"Alah bacot lo Na. Kalo gak mandang harta kenapa hubungan lo sama Gevano gak direstuin hah? Lo pikir kita bego? Gevano nanggung semua masalah demi lo. Lo tahu gak toko mama Gea hampir digusur sama mommy lo itu?!"

Alana menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu-menahu tentang masalah itu. Bahkan Alana tak pernah tahu jika Ashilla akan setega itu.

Raki berdecak sebal saat Alana menangis sesenggukan. Bukannya kasihan, Raki malah semakin muak karena Alana cengeng. Sebenarnya Raki hanya ingin mengetes Alana. Ia ingin Alana menyesali perbuatannya, dan merasakan sakit seperti Gevano. Tapi gadis itu malah menangis, membuat Raki kesal bukan main.

"Lo tahu? Gevano tulus cinta sama lo. Tapi lo goblok. Pikiran lo sempit. Lo gak pernah berfikir kalo semua yang lo lakuin berefek fatal buat Gevano. Sekarang dia pergi jauh. Gue harap Gevano gak balik lagi sama lo. Gue sebagai sahabat Gevano, kecewa berat sama lo. Lo diperjuangin bukannya perjuangin Gevano balik, malah terima cowok lain gitu aja."

Tangis Alana semakin pecah. "Alana harus gimana? ALANA HARUS GIMANA HAH?! ALANA UDAH TOLAK PERJODOHAN ITU! TAPI SEMUA ITU SIA-SIA!! ALANA GAK TAHU HARUS GIMANA LAGI, KARENA ALANA SELALU DIPAKSA INI ITU SAMA MOMMY!!" teriak Alana.

"Coba ngertiin Alana ... Alana juga gak mau kak Gevan pergi. Alana terpaksa, karena keadaan gak pernah berpihak sama Alana. Tolong jangan nilai Alana dari sebelah mata. Alana juga gak mau kaya gini. Alana tahu semua salah Alana. Tapi coba kalian jadi Alana. Apa kalian gak capek dipaksa terus, bahkan sampai disalahin kaya gini? Alana capek kak Raki ...."

Alana menghapus air matanya sendiri. Dirinya memaklumi jika sahabat Gevano kecewa padanya. Tapi Alana juga manusia, ia hanya seorang gadis rapuh yang mencoba tetap bertahan di tengah badai.

"Na? Lo kenapa?" tanya Kenzo yang tampak begitu khawatir.

Alana segera menepis tangan Kenzo yang hendak menghapus air matanya. "Gara-gara kamu Ken. GARA-GARA KAMU SEMUANYA JADI SALAHIN ALANA!! GARA-GARA KAMU ALANA GAK SEBEBAS DULU!! GARA-GARA KAMU SEMUANYA HANCUR!! SEMUA KARENA KAMU KENZO!!"

"Na, gue-"

"Udahlah tinggalin aja tuh cewek. Dia egois. Udah salah gak mau disalahin, malah nyalahin orang lain. Mending lo cari cewek lain. Cewek sok polos itu cuman manfaatin lo. Kalo ada yang lebih dari lo, paling nanti lo bernasib sama kaya Gevano." ujar Morren.

"Dengerin kata dia Ken. Mending kamu tinggalin Alana aja." ucap Alana dengan suara bergetar.

"Na. Gak bisa gitu dong. Gue gak bisa tinggalin lo gitu aja," ucap Kenzo dengan sorot mata tulus.

"Jauhin Al-"

"Gile! Gak nyangka gue Na. Emang bener ya cewek kaya lo gak pernah sadar diri. Udah diperjuangin malah nyia-nyiain. Mau lo itu apa sih?" ujar Raki.

"Alana cuman mau bebas. Tanpa tuntunan, tanpa perintah, tanpa paksaan." balas Alana.

"Mati aja lo, ribet banget jadi cewek. Gak bersyukur banget udah diperjuangin. Baru kali ini gue nemu cewek gak tahu diri. Gue sebagai kaum wanita merasa malu," ujar Vani.

"Nah bener tuh. Udah mukanya sok polos banget lagi."

"Hati-hati ya ges! Cewek polos gak tentu polos. Awas aja lo pada dimanfaatin sama ni cewek."

"Jijik banget gue sama cewek kaya lo Na."

Alana mengepalkan tangannya kuat-kuat. Segala hujatan tertuju hanya kepada dirinya. Kata-kata menyakitkan itu membuat hati Alana semakin nyeri.

"Kalian bisa diem gak?! Gue gak tahu masalah kalian sama Alana apa. Tapi dia cewek gue. Alana udah ngaku salah, karena cowok yang namanya Gevano itu keluar dari sekolah. Tapi bukan berarti kalian bisa menghakimi Alana kaya gini. Apa kalian gak punya hati sampai-sampai terus nyalahin Alana kaya gini hah?" teriak Kenzo yang tak bisa menahan emosinya.

"Udah Ken." ucap Alana yang kemudian melangkah meninggalkan kantin yang masih ribut karena dirinya.

Kenzo menatap punggung Alana dengan nanar. Alana terlihat sangat terpukul. Kenzo tahu beban yang Alana pikul sangat berat. Ingin rasanya menjadi sandaran untuk Alana. Tapi gadis itu sudah pergi entah kemana.

"Gue inget lo. Lo yang di Mall waktu itu kan?"

"Iya gue."

"Gue gak ngerti lagi. Gue pengen marah sama lo, hubungan sahabat gue hancur karena lo. Tapi gue sadar, itu semua bukan salah lo. Hal itu juga bukan kemauan Alana. Mungkin udah takdir Gevano sama Alana pisah. Mau menyalahkan siapapun, gak bakal merubah apapun. Selamat atas pertunangan lo." ujar Raki yang kemudian pergi dari kantin ikuti Damian.

-★☠★-

🤗 Halo

Ingat kata mamang Raki

Mau kalian nyalahin Kenzo atau Ashilla, gak akan merubah apapun.

Karena yang buat cerita
kan saya 🌚

Jangan lupa vote dan komen

Continue Reading

You'll Also Like

328K 16.2K 47
18+ Yang Risih Bisa Menjauh :) šŸŒ±šŸŒ±šŸŒ± Ketika gadis norak dan aneh menyukai seorang Starboy, dan mengambil keputusan bodoh yang menjerat nya den...
25.7K 892 25
Albert Grissham, seorang pemilik sebuah perusahaan terbesar di London, melanjutkan perjuangan ayahnya. Selama ini, Albert tidak pernah merasakan jatu...
5.8M 308K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...