REVANZA (END)

Oleh wpinaplle_

43.3K 5.2K 944

"Jangan membenci takdir karena kita hanya manusia yang tidak tau apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanj... Lebih Banyak

REVANZA ARFANDY BRATADIKARA
01- AWAL DARI SEBUAH KISAH
02- FILOSOFI BUNGA MATAHARI
03- KELICIKAN BARA ELVANO
04- TINGKAH ABSURD TRIO SOMVLAK
CHARACTERS
05- MENGHABISKAN WAKTU BERDUA
06- TENTANG LUKA DAN RASA SAKITNYA
07- REVAN MUNAFIK
08- KEMARAHAN FERO
09- BAGAS AGRA BRATADIKARA
10- WELCOME IN NEW HOME!
13- REVAN'S FIRST HONESTY
11- GILANG YANG TERLUPAKAN
12- DAY ONE IN SMA TARIKSA
14- LEMBARAN BARU
15- ANCAMAN SAGARA
16- KEMBALI BERULAH
17- RENCANA BUSUK FERO
18- DIA BUKAN LAWAN LO!
19- DIEM ATAU GUE CIUM?
20- SAMPAI KE PELAMINAN
21- MENGHILANG?
22- TOLONG BERTAHAN
23- SALSA MEMPUNYAI MUSUH?
24- SANKSI DAN HUKUMAN
25- BUKAN RUMAH TAPI NERAKA
26- HAPPY BIRTHDAY DEAR!
27- SENGAJA MENGHINDAR?
28- JANGAN PERNAH SENTUH DIA!
29- SALAH MENARUH RASA
30- SEMUANYA TELAH BERUBAH
31- SEBUAH FAKTA TENTANG DIA
32- SEE YOU ORANG BAIK!
33- KEBODOHAN REVAN
34- GET WELL SOON, CANTIK!
35- KEMBALI KEHILANGAN
36- HANCURNYA DUNIA REVAN
37- TRAUMA AKAN KEHILANGAN
38- RENCANA PENGHANCURAN
40- NOT LIKE OR LOVE JUST OBSESSION
41- MERINDUKAN SOSOK SEPERTI DIRINYA
42- HALUSINASI ATAU KENYATAAN?
43- DIA STELLA BUKAN SALSA
44- SATU ORANG YANG SAMA?
45- KEJANGGALAN
46- DARK LIFE AFTER SHE LEFT
47- FAKTA YANG SEBENARNYA
48- PENJELASAN
49- KEMBALI DIHANCURKAN KENYATAAN
50- BERDAMAI DENGAN SEMUANYA
51- MENGULANG SEMUANYA
52- KENYATAAN YANG MENYAKITKAN
53- KENYATAAN YANG MENYAKITKAN (02)
54- KEJADIAN KELAM DIMASA LALU
55- REVANZA BUKAN MARVENZO
56- PERIHAL PERJODOHAN
57- ENGAGEMENT
57. ENGAGEMENT (END)

39- BELUM BISA MERELAKANNYA

426 30 19
Oleh wpinaplle_

Sedang mencoba mengikhlaskan dan menerima kenyataan bahwa kau tak lagi bersamaku walaupun itu sangatlah sulit”

_Revanza Arfandy Bratadikara

39- Belum bisa merelakannya

Dibawah langit yang tampak gelap karena tertutup awan mendung, terdapat laki-laki yang masih duduk di pinggiran makam dengan tatapan mata kosong. Dapat terlihat jelas bahwa laki-laki itu sedang menatap batu nisan yang bertuliskan 'Salsa Shevilla Gautama' akan tetapi, entah pikirannya sedang tertuju kemana.

Perlahan kepala laki-laki itu menunduk. Tangannya terulur mengusap batu nisan yang ada disampingnya. Ia mengusap lembut batu nisan itu seraya tersenyum tipis.

"Gue datang lagi Sa" ucapnya.

Dia menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Banyak hal yang ingin ia katakan sekarang namun, dadanya tiba-tiba terasa sesak saat hendak mengatakannya. Tenggorokannya tercekat, matanya memanas, rasanya ingin sekali ia menangis saat ini juga.

"Sesakit ini ya rasanya ditinggalin Lo. Ditinggalin orang yang paling kita sayangi untuk selama-lamanya." Laki-laki itu tersenyum getir.

"Jujur, gue belum bisa lepasin Lo. Gue belum bisa ikhlasin Lo Sa. Kehadiran Lo terlalu berarti buat hidup gue dan sebaliknya, kepergian Lo terlalu menyakitkan bagi gue."

"Nggak kebayang gimana hidup gue selanjutnya tanpa ada Lo disisi gue. Yang pasti gue bakalan ngerasa stres lagi gara-gara masalah dan tekanan yang datang di hidup gue." Revan tertunduk lesu.

Benar sekali, laki-laki itu adalah Revan. Sepulang dari rumah papahnya dia memutuskan untuk pergi mengunjungi makam Salsa. Walaupun dia sudah mengetahui bahwa endingnya dia akan menangis lagi.

"Gimana kabar Lo Sa? Baik-baik aja 'kan? Nggak ada niatan buat balik ke dunia lagi apa? Gue kangen tau sama Lo" Revan terkekeh pilu. Sebisa mungkin dia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak keluar.

"Oh iya, Lo tau nggak? Masa bokap bikin acara pertunangan gue sama Nabilla tanpa sepengetahuan gue sendiri. Jelas dong gue marah dan gue juga tolak semua itu kan gue cuma suka sama Lo" Revan mengusap nisan itu seraya tersenyum manis.

"Balik dong Sa, nanti kita jalan-jalan, beli jajan sebanyak yang Lo mau, dan pergi ke sungai itu lagi, Lo suka 'kan?" Tanya Revan dengan suara parau.

"Kenapa sih Lo harus pergi? Gue nggak bisa kalau jauh dari Lo Sa. Gue butuh sosok Lo disamping gue."

"Gue kira Lo datang buat jadi teman hidup gue karena cuma Lo yang bisa ngertiin gue, cuma Lo yang baik banget mau jadi tempat curhatan gue. Nyatanya, Lo datang cuma sebagai pelajaran hidup yang buat gue sadar bahwa nggak baik menyia-nyiakan seseorang yang udah baik banget sama kita. Apalagi karena kebodohan gue yang nggak sadar punya rasa yang lebih sama Lo akhirnya Lo pergi sebelum gue mengungkapkan semuanya." Revan tersenyum pilu. Perlahan bulir bening menetes dari pelupuk matanya.

Revan menghembuskan nafas panjang. Ia menunduk lemah, dadanya begitu sesak setelah mengatakan itu. Mulutnya pun seakan tak bisa berkata-kata lagi.

"Gue nggak bisa ikhlasin Lo gitu aja. Lo terlalu berarti buat gue. Tapi, demi kebaikan Lo disana ..... Gue akan coba walaupun pasti susah banget" ucap Revan lirih.

* * *

Saga menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut yang tertekuk. Ia duduk di pojokan kamar dengan lampu yang tak menyala. Sehingga seluruh ruangan terlihat gelap apalagi kini telah memasuki pukul 21:00 WIB. Sudah seharian ini dia tidak keluar kamarnya setelah pulang dari makam Salsa.

Hatinya terlalu sakit untuk menerima semua kenyataan ini. Orang yang ia sayangi kini telah pergi meninggalkannya. Rasa bersalah menyeruak didalam hatinya. Akhir-akhir ini perlakuannya kepada Salsa sangat kasar bahkan telah membuat gadis itu menangis.

Dunia Saga kacau. Seakan hilang semangat dalam menjalani hidup. Dia sendirian sekarang, ia diam menunduk merenungi semua kejadian pahit yang baru saja terjadi.

"Bilang sama gue ini cuma mimpi ..... Bilang sama gue!" Nada bicara Saga naik satu oktaf di akhir kalimat.

"Kenapa Lo pergi Sa! Kenapa?!"

"Apa semua kesalahan kita semua terlalu berat sehingga Lo memilih buat pergi dari dunia ini?" Tanya Saga dengan suara parau.

"Maafin gue udah nyakitin Lo .... maafin gue. Gue bodoh! Gue emang nggak becus jagain Lo Sa ..... Gue minta maaf" lirih Saga.

"Jangan kaya gini Sa, Lo boleh hukum gue apapun asalkan Lo janji mau balik lagi kesini."

"Lo mau makan pedes lagi? Silahkan. Lo mau jalan-jalan seminggu penuh? Ayo sama gue. Gue bakal lakuin apa aja, but please back to this world ..... I can't afford to lose you" Saga menangis tersedu-sedu. Ia benar-benar merasa kehilangan sosok Salsa yang telah memberi warna di hidupnya.

"Arghhh!!" Saga menarik rambutnya frustasi. Ia berlari ke arah samsak tinju nya kemudian memukuli benda itu dengan brutal.

Wajah Saga memerah, ia sangat marah kepada dirinya sendiri. Keringat bercucuran dari kepalanya bercampur dengan air mata yang telah membasahi wajahnya. Rambut Saga berantakan. Seragam futsal yang sedari pagi belum ia lepas juga kini telah basah akibat keringat.

"Gue benci diri gue sendiri! Argh!!!" Saga semakin kencang memukul samsak tinju itu.

"Kenapa tuhan harus ambil nyawa Salsa? Kenapa bukan gue? Kenapa?!!"

"Seharusnya gue yang mati bukan Salsa! Hidup gue bener-bener nggak ada gunanya di dunia ini. Kenapa tuhan malah ambil nyawa Lo Sa?" Tanya Saga dengan suara bergetar.

"Balik Sa! Gue nggak bisa nerima semua ini! Hidup Lo terlalu berarti buat banyak orang, kenapa Lo milih pergi gitu aja? Lo egois Sa ......" Tubuh Saga merosot begitu saja. Seakan kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya.

Saga menyenderkan tubuhnya ke tembok. Ia meremas kuat rambutnya. Kepalanya sangat sakit memikirkan hal ini. Tiba-tiba saja hasrat untuk melukai dirinya sendiri kembali muncul. Ia menatap meja belajarnya kemudian mengambil sebilah pisau kecil dari sana.

Srrttt

Srrttt

Srrttt

Beberapa goresan telah tercetak jelas di pergelangan tangannya. Darah segar mulai keluar dari luka sayatan yang ia buat. Akan tetapi, dia belum puas. Akhirnya dia menambah beberapa goresan lagi dipergelangan tangannya.

Saga mendesah kecil saat merasakan perih di tangannya. Tapi itu semua tak seberapa dengan luka yang ada di hatinya.

Satu pertanyaan terlintas di otaknya. Mengapa tak ada yang memberitahunya tentang ini? Bahkan orang tua Salsa juga tak mengabarinya.

Saga semakin dibuat pusing olehnya. Apakah dia sudah tidak dianggap oleh mereka sekarang? Ataukah mereka telah mengetahui perlakuan Saga kepada Salsa akhir-akhir ini sehingga mereka marah kepadanya?

"Arghhh!! Gue benci diri gue sendiri!" Saga memukuli tubuhnya dengan kencang.

"Kenapa semuanya harus terjadi? Kenapa gue begitu bodoh jauhi Lo kemarin-kemarin Sa?"

"Balik Sa, gue nggak bisa kehilangan Lo. Hidup Lo segalanya buat gue. Gue nggak akan bisa jalani semuanya dengan baik-baik aja sekarang" ucap Saga.

"Gue dulu berharap bisa punya hubungan lebih sama Lo. Tapi gue sadar diri, gue nggak bisa gapai Lo gitu aja. Perlahan gue bisa nerima bahwa nggak semuanya yang kita suka bisa kita miliki. Mulai saat itu, hal terpenting di hidup gue cuma satu, yaitu bisa ngeliat Lo bahagia walaupun bukan sama gue. Tapi sekarang, bahkan gue nggak bisa ngeliat Lo lagi ..... Gue hancur Sa, gue hancur sehancur-hancurnya ....."

"Semuanya hilang begitu aja! Semuanya pergi ninggalin gue sendiri disini! Gue nggak bisa!!!" jeritnya.

"Kepergian Lo buat gue tersiksa. Kenapa Lo gini? Sengaja mau buat gue stres? Gue tau gue salah sama Lo, tapi tolong maafin gue dan balik lagi kesini" air mata Saga tak berhenti mengalir. Dia tidak sanggup harus kehilangan seseorang yang sangat berarti di hidupnya.

"Kenapa tuhan jahat banget ambil Lo sih? Padahal gue dan yang lainnya masih butuh Lo Sa" Suara Saga terdengar bergetar.

Saga menatap sebuah bingkai foto yang terpampang apik di atas meja belajarnya. Perlahan sudut bibirnya terangkat walaupun sedikit. Tangannya terulur untuk mengambil bingkai foto itu. Didalam foto itu terdapat dua remaja yang sedang memakan es krim di taman. Mereka terlihat sangat bahagia. Dua remaja itu adalah Saga dan Salsa.

Salsa terlihat sangat cantik dengan memakai sweater rajut yang dipadukan dengan rok pendek berwarna hitam.

(Pakaian yang Salsa kenakan)

Di foto itu Salsa tersenyum manis seraya memegangi es krim strawberry miliknya sendiri. Senyum yang begitu candu untuk Saga.

Namun sekarang, ia kembali ditampar oleh kenyataan bahwa semuanya kini tinggal kenangan. Kenangan manis yang begitu menyiksa dirinya.

Air mata Saga menetes dan secara tidak sengaja mengenai bingkai foto itu. Karena tidak ingin bingkai itu rusak, akhirnya Saga meletakkannya kembali di atas meja belajarnya.

"Arghhh!!!" Saga kembali menjerit saat semua kenangan bersama Salsa terlintas begitu saja dipikirannya. Ia meremas rambutnya frustasi dan memukuli dirinya sendiri. Bukan karena apa-apa, dia hanya kecewa, marah, dan benci kepada dirinya.

"Gue nggak kuat kalau harus ngerasain semuanya sendiri ..... Bawa gue pergi sama Lo Sa. Gue nggak sanggup lagi"

•To Be Continued

* * *

Yey aku bisa update cepet!! wkwk~

Gimana kesan kalian setelah baca chapter ini?

Ada pesan ataupun ucapan yang ingin kalian sampaikan kepada anak-anak saya? Kalau ada, sama siapa?

• REVAN?

• SALSA?

• SAGA?

Mereka baik-baik kok pren! Jadi jangan takut wkwk

Oh iya, aku mau bilang makasih yang udah setia nungguin aku update:) makasih buat kalian yang udah ngikutin perjalanan cerita REVANZA sampai sekarang 🥺💗 aku bener-bener nggak nyangka ada orang yang mau baca cerita aku huhu:(

Makasih banget buat kalian yang selalu vote sama komen❤️ asal kalian tau, itu semua mood booster bagi semua penulis wattpad:v

Dan maaf kalau ceritanya berantakan ya pren. Aku cuma penulis amatiran.

Jangan lupa rekomendasiin cerita ini ke temen-temen kalian supaya pembaca REVANZA makin banyak dan makin rame🌻

Ambil semua yang baik dan buang yang buruk dari cerita ini ya...
Jangan lakukan hal-hal berbahaya yang ada disini:)

Spam next bisa?
Pengen banget di spam sama kalian:)

Yaudah gitu aja, see you next chapter 💘

-Update: Senin, 24 Januari 2022

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

4.2K 2.2K 60
Jefano Argantara, cowok tampan dan pintar membuatnya jadi Most Wanted di sekolahnya, yaitu SMA National High School atau SMA NHS. Meskipun pintar Jef...
90.5K 7.1K 35
Angkasa Dirga Pratama. Seantero sekolah pasti mengenalnya. Murid paling tampan, pintar dan kaya. Siapa yang bisa menolak pesonanya ? Tidak akan ada...
4M 312K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
Promise Oleh Nana

Fiksi Remaja

1.6K 162 28
''Kakak lagi berusaha, kalian sabar ya. Tunggu sampai Kakak sukses, nanti Kakak bawa kalian pergi dari neraka ini.'' Malam itu tidak lagi seperti apa...