REVANZA (END)

By wpinaplle_

43.2K 5.2K 944

"Jangan membenci takdir karena kita hanya manusia yang tidak tau apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanj... More

REVANZA ARFANDY BRATADIKARA
01- AWAL DARI SEBUAH KISAH
02- FILOSOFI BUNGA MATAHARI
03- KELICIKAN BARA ELVANO
04- TINGKAH ABSURD TRIO SOMVLAK
CHARACTERS
05- MENGHABISKAN WAKTU BERDUA
06- TENTANG LUKA DAN RASA SAKITNYA
08- KEMARAHAN FERO
09- BAGAS AGRA BRATADIKARA
10- WELCOME IN NEW HOME!
13- REVAN'S FIRST HONESTY
11- GILANG YANG TERLUPAKAN
12- DAY ONE IN SMA TARIKSA
14- LEMBARAN BARU
15- ANCAMAN SAGARA
16- KEMBALI BERULAH
17- RENCANA BUSUK FERO
18- DIA BUKAN LAWAN LO!
19- DIEM ATAU GUE CIUM?
20- SAMPAI KE PELAMINAN
21- MENGHILANG?
22- TOLONG BERTAHAN
23- SALSA MEMPUNYAI MUSUH?
24- SANKSI DAN HUKUMAN
25- BUKAN RUMAH TAPI NERAKA
26- HAPPY BIRTHDAY DEAR!
27- SENGAJA MENGHINDAR?
28- JANGAN PERNAH SENTUH DIA!
29- SALAH MENARUH RASA
30- SEMUANYA TELAH BERUBAH
31- SEBUAH FAKTA TENTANG DIA
32- SEE YOU ORANG BAIK!
33- KEBODOHAN REVAN
34- GET WELL SOON, CANTIK!
35- KEMBALI KEHILANGAN
36- HANCURNYA DUNIA REVAN
37- TRAUMA AKAN KEHILANGAN
38- RENCANA PENGHANCURAN
39- BELUM BISA MERELAKANNYA
40- NOT LIKE OR LOVE JUST OBSESSION
41- MERINDUKAN SOSOK SEPERTI DIRINYA
42- HALUSINASI ATAU KENYATAAN?
43- DIA STELLA BUKAN SALSA
44- SATU ORANG YANG SAMA?
45- KEJANGGALAN
46- DARK LIFE AFTER SHE LEFT
47- FAKTA YANG SEBENARNYA
48- PENJELASAN
49- KEMBALI DIHANCURKAN KENYATAAN
50- BERDAMAI DENGAN SEMUANYA
51- MENGULANG SEMUANYA
52- KENYATAAN YANG MENYAKITKAN
53- KENYATAAN YANG MENYAKITKAN (02)
54- KEJADIAN KELAM DIMASA LALU
55- REVANZA BUKAN MARVENZO
56- PERIHAL PERJODOHAN
57- ENGAGEMENT
57. ENGAGEMENT (END)

07- REVAN MUNAFIK

950 195 10
By wpinaplle_

Seseorang yang sudah terbiasa terluka, itu bukan lagi hal baru dalam hidupnya. Dia menjadi terbiasa karena dia tahu, seperti itulah perjalanan hidup”

_Revanza Arfandy Bratadikara

07- Revan munafik

"Ternyata susah ya.. menyembunyikan luka dengan senyuman" Revan melemparkan batu ke arah danau itu.

"KAPAN GUE BISA BAHAGIA HAH?!!!"

"GUE CUMAN PENGEN BAHAGIA KAYAK YANG LAIN!! APA ITU SALAH??!!" Ucapnya dengan nada tinggi

"MEREKA BISA BAHAGIA. KENAPA GUE NGGAK??!!"

Revan mengatur nafasnya kembali. Emosinya saat ini sedang tidak terkontrol. Amarah nya telah ia salurkan melalui teriakan teriakannya.

"Gue cuma pengen bahagia. Nggak lebih , kalo kebahagiaan itu nggak datang sendiri gue yang akan cari kebahagiaan itu" Ucapnya setelah berdiri dari duduknya

Kemudian revan melenggang pergi meninggalkan danau itu. Ia merasa sudah cukup tenang semua masalah yang ada dibenaknya ia keluarkan tadi.

Hujan telah berhenti , meninggalkan bekas air yang tertinggal di jalanan. Mendung Masih menghiasi langit. Angin berhembus menerpa tubuh Revan yang terbalut jaket jeans hitamnya.

Revan mencari pedagang makanan disekitar jalan. Ia sangat lapar , dari tadi pagi dia tidak memakan apapun.

Walaupun revan merupakan anak orang kaya akan tetapi dia lebih nyaman dan makan di pinggir jalan. Bukannya pelit pada diri sendiri , akan tetapi menurutnya makan di pinggir jalan itu sangatlah nikmat.

Sesekali Revan menoleh mencari keberadaan pedagang makanan , namun ia tidak menemukan nya. Bajunya sedikit kering karena terus terkena angin yang berhembus.

Revan terus melajukan motornya , setelah mencari cukup lama akhirnya dia bertemu penjual mie ayam dijalan. Dengan segera revan mendekat ke arah penjual itu menepikan motornya di depan gerobak mie ayam tersebut.

"Mang mie ayam satu sama es teh nya ya" ucapnya sembari melepas helm fullface nya

"Siap mas" penjual itu merasa senang , karena Revan lah pembeli pertama setelah berjam-jam ia berkeliling menjual mie ayam nya itu.

"Duduk dulu mas" ucapnya seraya menurunkan bangku plastik dari atas gerobaknya.

"Iya mang"

Revan memainkannya jari jarinya sembari menunggu pesanannya.

"Mas nya kenapa kok lebam gitu wajahnya" tanya penjual itu setelah melihat wajah revan.

"Biasa mang... Anak laki hahaha" Revan tertawa kecil

"Oh gitu . Jangan keseringan berantem mas , nanti badannya sakit semua Lo" penjual itu tersenyum

"Iya mang hehe"

"Ini mas , silahkan" penjual itu menyerahkan semangkuk mie ayam kepada revan.

"Terimakasih mang" Revan menerima mangkuk itu.

* * * * *

Salsa sudah selesai dengan aktivitas belanjanya. Dia berjalan keluar dari mall menuju ke arah mobilnya yang sedang terparkir.

Setelah masuk ke mobil , salsa menyalakan mobilnya dan mengeluarkan nya dari parkiran.

Jalanan sepi , karena awan begitu hitam . Mungkin akan turun hujan lagi setelah ini. Saat di perjalanan tiba-tiba pandangannya tak sengaja menangkap sesosok pria yang ia kenal.

Dari kejauhan dia menatap pria itu

"Itu.... Revan bukan sih?" Salsa terus menatapnya dengan intens

"Masa iya Revan?" Ia bertanya kepada dirinya sendiri

"Tapi motornya sama" salsa mengerutkan keningnya

"Coba kesana aja ah" salsa menyalakan mobilnya dan mengendarai sampai di depan motor Revan.

Salsa berjalan ke arahnya , dia memperhatikan punggung kekar itu dengan seksama.

"Revan?" Panggilnya setelah sampai dihadapan Revan

"Eh salsa" Revan mendongak menatap salsa

"Muka Lo kenapa? Ya ampun kok lebam semua?" Salsa berjongkok mensejajarkan dirinya dengan revan.

"Oh nggak apa-apa kok cuma lebam dikit doang" revan memalingkan wajahnya

"Dikit??!! Lo bilang dikit??" Salsa menatap nyalang Revan

"Mang , udah" Revan berdiri menyerahkan mangkuk dan gelasnya.

"Oh iya mas" penjual itu menerima mangkuk Telah

"Ini uangnya" Revan menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah muda kepada penjual itu

"Wah gede banget uangnya mas .Sebentar , saya tukarkan dulu ke warung" penjual tersebut hendak beranjak dari gerobaknya akan tetapi dicegah oleh revan

"Gausah mang , buat mamang aja" ucapnya. Sementara salsa yang menyaksikan itu hanya tersenyum.

"Beneran mas? Terimakasih mas . Semoga mas nya selalu diberi kebahagiaan , kesehatan , rezeki yang berlimpah aamiin" manik mata penjual itu nampak berkaca kaca

"Aamiin terimakasih mang" revan tersenyum

"Sekali lagi terimakasih mas , saya pamit dulu" penjual itu berpamitan setelah barang barangnya telah ia rapikan semua

Penjual itu meninggalkan revan dan salsa disana. Revan berjalan kearah motornya tapi salsa lebih dahulu mencekal tangan Revan.

"Mau kemana?" Salsa mengerutkan keningnya

"Pulang" jawabnya singkat

"Bentar , jangan pulang dulu. Gue obatin luka Lo" salsa berlari ke arah mobilnya. Setelah itu Ia mengambil kotak P3K dari bagasi .

Salsa berjalan mendekat ke arah revan

"Duduk" pintanya

"Nggak usah diobatin. Lagian Cuma luka kecil" revan hendak memakai helmnya.

"Keras kepala banget sih Lo! Sini gue obatin biar nggak infeksi!!" Ucapnya sedikit berteriak

"Gue bilang nggak usah ya nggak usah!!" Sentak revan

"Nggak usah nge-bacot sini!!" Salsa menarik tangan Revan

Akhirnya Revan terpaksa menuruti perintah salsa , dia tidak ingin berdebat saat ini. Mereka berdua duduk di trotoar jalan. Revan terus menatapnya dengan tatapan tidak bisa diartikan.

Salsa membersihkan wajah dan tangan revan yang terluka.

"Sshhh , awhh" Revan meringis kesakitan

"Tahan"

Revan terus menatapnya . Jaraknya dengan salsa Hanya terpaut beberapa inchi saja. Saking dekatnya revan bisa merasakan hembusan nafas salsa.

"Lo kenapa sih? Kok bisa babak belur gini?" Salsa bertanya sembari membersihkan wajah revan.

"Biasa"

"Lain kali nggak usah berantem. Kalo babak belur gini kan sakit!" Omelnya

"Iya iya"

"Awhhh!! Yang bener dong" ringis revan

"Haha maaf ga sengaja" salsa tertawa kecil

"Sssshhhh" ringis nya

"Tahan anak laki kok gak kuat sih" ledek salsa

"Sakit anjir Lo nggak ngerasain sih!!" Umpatnya

"Dah tau sakit , masih aja berantem" sindir salsa seraya terus mengobati luka luka yang ada di wajah Revan

"Diem Van!" Ucap salsa Pasalnya Revan terus memalingkan wajahnya dari salsa

"Iyaaa" revan menatap manik mata salsa . Sedangkan salsa yang menyadari itu langsung bertanya kepadanya

"Kenapa Lo ngeliatin gue kek gitu?"

"Lo... Kenapa baik banget sama gue??" Tanya revan sedikit terjeda.

"Emang nggak boleh?" Salsa balik bertanya

"Ya... Boleh sih . Tapi kenapa Lo baik banget sama gue . Nggak kayak mereka" Revan tersenyum kecut

"Lo ada masalah?" Salsa menatap intens wajah revan

"Nggak kok hehe. Nggak usah dipikirin omongan gue tadi"

"Are you okay?" Salsa terus menatap wajah Revan

"I'm fine" Revan tersenyum

"Gue boleh ngobatin Lo lagi?" Salsa berusaha mengalihkan pembicaraan

"Kurang dikit lagi kok"

"Boleh" Revan menganggukkan kepalanya

Setelah selesai mengobati Revan , salsa mengembalikan kotak P3K itu ke bagasi mobilnya.

"Van , gue boleh nanya sesuatu nggak sama Lo?"

"Nanya apa?" Revan bangkit dari duduknya

"Kita bicara disana aja yuk" ada menunjuk kedai kopi yang ada di sebrang jalan

"Oke"

Mereka mengambil kendaraan masing masing dan berhenti di kedai kopi yang salsa tunjuk tadi.

"Mau nanya apa?" Revan bertanya setelah mereka berdua duduk di kursi cafe itu

"Permisi mas , mbak mau pesan apa?" Tanya pelayan tersebut

"Cappucino satu mbak" salsa menunjuk gambar cappucino di daftar menu

"Mas nya?" Pelayan itu menatap revan

"Samain aja" sahutnya

"Oke mas , mbak berarti capuccino 2 ya. Ditunggu...." setelah mengatakan itu ia langsung meninggalkan mereka

"Jadi apa yang mau Lo bicarain?" Tanya revan to the point

"Gue mau nanya sesuatu sama Lo. Tapi... Jangan marah ya?" Salsa bertanya kepada revan sedangkan revan hanya mengangguk sebagai persetujuan

"Lo kenapa babak belur gitu? Perasaan semalem nggak kenapa kenapa" salsa memerhatikan luka revan

"Gue kan udah bilang , kalo gue berantem"

"Nggak , gue tau Lo bohong" salsa tersenyum manis

"Tau apa Lo tentang gue?" Revan berbicara sedikit meremehkan

"Gue tau Lo nyimpen semuanya sendiri. Gue bisa liat kalo Lo lelah , gue bisa liat kalo Lo tertekan . Jadi Lo nggak bisa bohong sama gue"

Damn! Revan terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa dia mengetahui kondisi Revan sekarang?

"Permisi mas , mbak. Ini pesanannya" pelayan itu tersenyum ramah seraya meletakkan pesanan mereka diatas meja

"Terimakasih mbak" salsa membalas senyumannya.

"Saya permisi" setelah mengatakan itu ia melenggang pergi meninggalkan mereka.

"Minum dulu" salsa mempersilahkan Revan untuk meminum kopi bersama dirinya. Sementara revan mengambil cangkir kopi itu dan meminumnya.

"Jadi... Bener kan?" Ucap salsa dengan tersenyum setelah meneguk kopi itu

"Gak usah sok tau" Revan menatap tajam salsa

"Hahahaha gapapa kali ah. Gausah gitu Lo boleh kok cerita sama gue. Gue bisa jadi pendengar yang baik buat Lo" tawarnya

"Cerita apa?" Revan mengerutkan keningnya

"Ya ampun.... Lo itu emang nggak paham apa pura pura nggak paham sih!" Kesalnya

"Maksudnya , gue mau cerita apa? Orang gue aja gak punya masalah" Revan kembali menyeruput kopi nya

"Munafik kalo Lo bilang nggak punya masalah. Semua orang itu punya masalah masing-masing. Dan menurut gue , Lo itu hebat , Lo bisa menyembunyikan semuanya sendiri , Lo bisa pendam itu semua , Lo bisa hadepin itu semua sendiri walaupun gue tau itu sulit. Tapi Lo kuat , lo bisa sampai di titik ini. Gue salut sama Lo"

"Kadang manusia juga harus punya teman cerita. Supaya semua masalahnya bisa terbagikan , supaya pikiran kita juga sedikit tenang . Gak baik juga nyimpen semuanya sendiri. Itu semua bisa bikin stres. Gue nggak maksa ke Lo buat mau cerita sama gue. Tapi kalo Lo mau , gue selalu ada disini , gue selalu ada disamping Lo , gue bakal dengerin semua keluh kesah Lo . Supaya Lo juga tau , kalo Lo nggak sendiri" salsa menjelaskan semuanya kepada revan , ia berusaha menyakinkan Revan.

"Manusia itu makhluk sosial. Saling membutuhkan satu sama lain. Gue tau Lo punya beban banyak banget , gue tau Lo lelah sama semua nya. Tapi satu yang gue minta , jangan putus asa. Kalo Lo lelah , Lo bisa istirahat , tapi inget jangan terlalu lama . Kalau terlalu lama Lo bakal ketinggalan jauh sama temen temen Lo , dan akhirnya Lo harus lari untuk mengejar mereka. Kalo Lo ngerasa sakit karena suatu hal. Lo harus tinggalin hal yang buat Lo sakit atau nggak Lo bisa lawan semua itu. Jangan pernah terlihat lemah dihadapan mereka. Karena kalo Lo terlihat lemah , bukannya mereka merasa iba , akan tetapi mereka akan terus ngebuat Lo sakit sesakit sakitnya"

"Inget , ada gue disini yang siap mendengarkan semua masalah Lo , gue akan selalu ada kalo Lo ngerasa terpuruk atau sebagainya. Gue bakal terus disamping Lo"

"Gue pamit" salsa tersenyum manis

"Mbak!! Uangnya disini ya!" Ucapnya sedikit berteriak. Sedangkan revan hanya mematung ditempat.

Salsa telah pergi dari hadapannya , akan tetapi ucapannya terus terngiang-ngiang ditelinga nya.

Baru kali ini ada seseorang yang perduli akan keadaannya , baru kali ini ada seseorang yang memperhatikannya , selain mamanya.

"Dia bener , gue emang munafik" Gumamnya

"Gue emang selalu bersikap lemah di hadapan orang yang nyakitin gue"

"Gimana bisa , dia paham kondisi gue sekarang?" Dia bertanya kepada dirinya sendiri.

• TBC •

Penasaran dengan kisah Revan selanjutnya? Yuk follow aku , jangan lupa vote juga ya agar aku bisa lebih semangat dalam menulis ❤️‍🔥

Jangan lupa rekomendasi in cerita ini ke temen temen kalian ya!

Cerita ini real hayalan author dan sebagian cerita ini adalah kejadian di Dunia nyata ya! Jadi tidak ada unsur copy paste hihi

Chapter ini ditulis oleh tangan yang tak pernah dia genggam:v

Jangan lupa follow and vote cerita ini thanks!!!
Follow Ig ku disana aku bakal posts tentang semua karyaku!! Tysm⛅🦋
@ssaaaxll

Continue Reading

You'll Also Like

463K 24.6K 55
Siapa bilang kalau cowok gak punya rahasia? Start : 16 April 2020 End : 23 Agustus 2020 [Aku gak suka kalau ceritaku dicopas karena itu aku gak perna...
Promise By Nana

Teen Fiction

1.6K 162 28
''Kakak lagi berusaha, kalian sabar ya. Tunggu sampai Kakak sukses, nanti Kakak bawa kalian pergi dari neraka ini.'' Malam itu tidak lagi seperti apa...
2.3M 211K 77
#MEGANTARASERIES 1 👑 Jika semua laki-laki mengatakan bahwa seorang ibu adalah cinta pertamanya, maka hal itu tidak berlaku bagi seorang Axelino Dyla...
4M 311K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...