REWRITE [ Trash Of The Count'...

By __KIVIJ

20.5K 2.3K 1.2K

Kim Jia. Gadis yang mati karena sebuah kejadian membuat dirinya tidak menyesali tindakan dirinya. Namun, sebe... More

00
01
02
03
04
05
[No Chapter I]
06
07
08
09
10
11
[No Chapter II]
12
13
15
16
Special Chapter ; Aerith Mathis
17
18
19
20
[ SIDE STORY I : HOW TO FEEL COMFORT ]
[ Side Stories II : NO ONE KNOWS ABOUT IT. ]
21
22
23
COMEBACK [ SCROLL PALING BAWAH ]
24

14

623 76 91
By __KIVIJ

'Indestructible Shield' muncul di depan mata Cale.

Itu adalah perisai perak yang cukup besar untuk menutupi tubuh bagian atas Cale. Ada dua sayap perak di kedua sisi perisai, yang memungkinkan perisai bergerak dalam radius tertentu dari Cale. Ukuran perisai juga bisa dikontrol.

Cale mulai mengendalikan ukuran perisai ini yang sudah terasa seperti bagian dari tubuhnya. Keakraban langsung ini adalah salah satu ciri khusus dari Kekuatan Kuno. Itulah mengapa para pahlawan menggunakannya, bahkan jika itu hanya sebagai dukungan.

Cale mulai tersenyum.

'Maksimal dua kali. '

Cale berpikir dalam hal Choi Han, orang terkuat di sekitarnya saat ini. Perisai itu harus bisa memblokir dua serangan Choi Han.

"Kekuatan perisai ini lebih kuat dari yang aku harapkan. Mengapa para pahlawan tidak menggunakannya sepanjang waktu?"

The Indestructible Shield, tidak seperti namanya, sebenarnya mampu pecah. Namun, itu tidak hilang saat rusak. Jika perisai menerima serangan yang lebih kuat dari kemampuannya, ia akan menyimpan kekuatannya sebanyak mungkin untuk melindungi jantung pemilik sebelum pecah. Setelah beberapa saat, perisai akan memulihkan kekuatannya dan dapat digunakan kembali. Kekuatan perisai berasal dari hati pemiliknya.

Jantung berdetak, jantung tersebut menjadi kekuatan perisai. Jantung memperkuat perisai sementara perisai melindungi jantung. Jadi, apa yang akan terjadi jika jantung semakin kuat?

"Itu akan menjadi lebih kuat."

Ada banyak cara untuk memperkuat Kekuatan Kuno. Cale akan memperkuat perisai ini dalam perjalanan ke ibukota.

Setelah itu terjadi, dia harus dapat membuat perisai yang dapat bertahan 10, tidak, setidaknya 5 menit ketika seseorang kaliber Choi Han mencoba membunuhnya dengan semua kekuatan mereka.

Kekuatan Kuno, seperti yang terlihat dengan pohon pemakan manusia ini, sulit diperoleh kecuali Kamu, 'kebetulan bertemu dengan mereka.' atau 'Orang yang paling tahu tentang'kebetulan' ini dalam lima jilid pertama mungkin Cale Henituse, well, Cale Henituse saat ini.

Cale mulai tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh perisai. Rasanya menyenangkan. Namun, ada satu hal yang tidak ia sukai.

"... Tampaknya terlalu suci. "

Dengan kekuatan penuh, itu tampak seperti Perisai Suci yang dibawa para Ksatria Dewa dengan pedang mereka dalam mitos.

Tentu saja, mantan pemilik perisai ini adalah seorang pendeta wanita yang bosan dengan istilah dewa, dan pemilik saat ini, Cale, juga tidak suka dengan Dewa.

"Bukannya akan ada banyak alasan bagiku untuk menggunakan ini. "

Dia berencana meninggalkan pertempuran untuk semua orang. Serangan teror di ibukota. Dia mungkin harus menggunakannya jika sesuatu yang berbahaya terjadi di sana. Tapi dia akan memastikan itu kecil dan pingsan sehingga orang lain tidak akan menyadarinya.

Cale mengembalikan perisai ke jantungnya dan menepuk pohon yang sekarang putih ketika dia mulai berjalan pergi. Hujan berkabut di dalam kabut mulai membasahi bahu Cale.

Cale menyukai kabut, tetapi tidak menyukai hujan. Dia mulai berjalan lebih cepat menuju rumah. Dia membutuhkan kereta.

"Aku seharusnya mendengarkan ucapan Aerith sebelum berangkat," ujar Cale kembali berjalan menyusuri kumuh ini.

Aerith sudah mengingatkan bahwa hujan akan turun, bagaimana gadis ini tau? Cale tidak peduli, namun ia seharusnya mendengarkan Aerith yang memberitahu kalau ada hujan turun.

Walaupun ia malas membawa payung karena Cale sudah menenteng kantung yang berisi roti. Itu sebenarnya merepotkan karena membawa payung tersebut kesana dan kemari.

"Cih,"

Cale mendencak samar, lalu kembali menerobos hujan yang terus turun. Sesampai ... Ia bisa mendengarkan suara mengeong.

Yang benar saja?

Cale tiba -tiba merasakan hawa dingin di belakang lehernya. Itu adalah gang tepat di luar kediaman Count. Dia bisa melihat dua pasang mata bulat keemasan. Cale mulai mengerutkan kening.

Ada dua anak kucing yang terlihat sangat menyedihkan dan basah kuyup di tengah hujan. Mereka terus mengeong saat mereka mendekati Cale. Kemudian, mulai menggosok pipi mereka di kaki Cale.

"Haaa.. "

Cale menghela nafas dan mulai berjalan. Kedua anak kucing itu mengikuti di belakangnya. Hewan-hewan kecil itu entah bagaimana berhasil mengimbangi Cale, bahkan dengan kaki pendek mereka. L

Huh? Cale melihat adik sepupunya sedang berbicara dengan pemuda berjubah hitam dengan kemaja putih. Terlihat raut wajah Aerith Mathis begitu serius. Dia tidak bisa mendengarkan percakapan dari dua orang ini,

--- Dimana mereka berdiri tidaklah jauh, ada yang satu hal Cale tau. Orang yang sedang berbicara dengan adik sepupunya adalah bukan orang biasa.

Mereka menggunakan pelindung sihir agar percakapan mereka tidak di dengar.

"Aerith. "

Cale memanggil gadis ini secara reflek membuat suaranya berdengung di lorong gang ini. Gadis ini menoleh saat namanya dipanggil dengan suara yang familier baginya, kedua mata biru langit itu membulat mendapatkan sang kakak sepupunya yang basah kuyup.

"Aigoo, Oppa. Kenapa kau bisa basah kuyup seperti ini?" Tanya Aerith mengeluarkan sapu tangan, lalu memberikan kepada Cale.

"Aku malas menunggu hujan berhenti, maka dari itu aku menerobos." Jawab Cale menerima sapu tangan tersebut untuk mengusap air di wajahnya, Aerith menghela nafas pasrah.

"Apa-apaan alasanmu itu, Oppa. Kau bisa jatuh sakit sebelum berangkat ke alun-alun," ujar Aerith dengan cepat menggunakan sihir manajemen suhu ke Cale yang basah kuyup.

Cale hanya membalas dengan deheman pelan, ia sedikit menyesal memanggil Aerith karena harus mendengarkan celotehan. Namun, tertolong dirinya merasakan suhu dingin membasahi tubuhnya menghilang dengan digantikan udara hangat menyelimuti dirinya dan pakaian yang basah itu sekarang kering.

Ah, Cale hampir melupakan walaupun Aerith seorang swordmagic. Aerith bisa menggunakan sihir dasar seperti ini.

"Meong~"

Hm?

Aerith menunduk saat mendengar suara kucing... Iris biru itu melihat dua ekor kucing mengusap-usap kaki Cale yang menghela nafas lelah. Tanpa disuruh gadis ini juga memberikan sihir temperatur kepada dua ekor kucing tersebut, lalu ia mengusap salah satu kucing tersebut yang memiliki surai yang hampir serupa dengan milik Aerith.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya Cale melihat sang adik sepupu yang sibuk mengelus kucing itu.

"Aku sedang berbicara masalah teroris yang telah menghancurkan Desa Harris." Jawab Aerith beranjak dari posisi berjongkoknya , ia menunjukan ke arah pemuda berjubah hitam itu. Cale langsung melihat pemuda yang memiliki sewarna sapphire gelap sedikit menunduk memberikan hormat.

Manik biru itu seperti hewan buas, Cale merasakan tekanan saat iris mereka tidak sengaja bertemu. Belakang leher Cale merasa dingin saat memikirkan identitas orang di depannya saat ini.

Dia mengangkat tangan lalu mengusap puncak kepala Aerith sekali lagi, untuk mengalihkan perhatian dirinya dan orang yang sedang memandangi Cale saat ini.

"Kalau begitu, setelah kau selesai berbicara. Kau harus langsung pulang, mengerti?"

Itu ... pengawal pribadi Aerith?

Aerith tidak memiliki lingkaran untuk muncul, tetapi dia memiliki pengawal yang menjadi penasihat sekaligus pelayan dari gadis itu, walaupun nama pemuda tersebut belum disebutkan. Di Novel, Rosalyn mengatakan bahwa pemuda bermanik biru langit tersebut memiliki mana yang besar dan kontrol mana bisa hampir setara dengan Naga.

Naga ...

Tidak-tidak, itu menyeramkan. Lagipula, Rosalyn tidak bisa merasakan aura naga yang sama seperti saat melawan Naga Hitam di alun-alun.

"Baik, Oppa. Aku akan menanyakan beberapa hal, lalu langsung kembali."

Cale mengangguk mendengarnya, lalu pamit kembali berjalan meninggalkan Aerith. Sudut matanya melihat Aerith yang kembali berbicara dengan pemuda tersebut.

"menyeramkan, aku tidak ingin menebak identitas dari pengawal pribadi dari Aerith.".

Bahu Cale merasa bergetar membayangkan apa yang ia pikirkan tadi. Lebih baik, dia meminta uang kembali untuk membeli Mana Disturbance Tools.

--- Kedua kucing itu membututi Cale, mereka tidak merasakan hawa mengancam terhadap kedua orang tersebut. Namun, nalar mereka merasakan bahwa pemuda berhelaian malam tadi itu berada tantanan paling atas dari suku hewan.

Ya, seperti biasanya. Cale tidak tau dan tak mau memikirkan apa yang kedua kucing itu pikirkan.

.
.
.
.
.
.
.

Berbeda dengan Aerith dan Aine -- pemuda berhelaian hitam tadi kembali berbicara soal masalah Desa Harris. Mereka membahas apa yang dicari oleh teroris tersebut, tidak ada yang menarik di sana. Terkecuali, posisi desa yang berada tidak jauh dengan Dark of Forrest.

Apa mereka incar? Aerith tidak mengerti apa yang mereka incar.

"Ngomong-ngomong, Jia-ah."

Aerith kembali melihat Aine sedang memandangi dirinya dengan wajah tenang, "Ada yang aneh dengan sepupumu setelah ke wilayah kumuh di pinggir kota," tambah naga itu.

Gadis mengerutkan dahi heran, "Karena dia membawa bayi kucing dari suku hewan?" Tanya Aerith masih memandangi pemuda ini dengan heran.

Benar, mereka menyadari bahwa kedua ekor kucing yang membuntuti Cale Henituse berasal dari suku Kucing. Itu sudah jelas, Aine langsung memberitahu ke Aerith saat gadis ini memberikan sihir temparatur kepada Cale dan kedua kucing tersebut.

"Bukan itu, aku tau. Dia mengetahui jelas bahwa ras yang mengikuti dirinya adalah suku kucing,"

"Lalu?"

Aine terdiam, saat ia melihat Cale Henituse tadi. Dia merasakan ada energi alam menyelimuti dirinya, tidak asing. Itu ... Ancient Power.

"Dia memiliki ancient power, dengan element kayu." Tukas Aine dengan santai.

Huh?

Apa??

Cale Henituse memiliki ancient power?! Dia baru mendengarkan hal ini pertama kalinya, seharunya Aine mengatakan langsung saat mereka bertemu Cale beberapa hari yang lalu.

Pemuda ini mengerti apa yang dirasakan oleh Aerith, langsung menjelaskan.

"Sepertinya, Cale baru mendapatkan ancient power tersebut. Maka dari itu, aku tidak mengatakan apapun soalnya." Tambah Aine menjelaskan membuat Aerith mendesah samar,

Aigoo, Aerith tidak paham apa isi kepala kakak sepupunya saat ini.

"Aku yakin, Cale memahami bahwa tempat ini akan berperang beberapa tahun ke depan." Ujar gadis berusia 17 tahun ini,

Ya, paham. Maka dari itu dia mengambil ancient power untuk melindungi pemuda tersebut.

Ah, aku tidak tau lagi... ' Selama Aerith berbicara dengan Cale, ia mendapatkan sesuatu yang dirinya tidak ingin pahami. Semakin banyak kesamaan dari pemuda tersebut dari ketiga orang yang ia kenal di bumi.

Aerith terlalu takut untuk menebak.

Sudah berapa kali, Aerith menebak bahwa di dalam tubuh kakak sepupunya ... Cale Henituse adalah orang lain.

"Juga, orang itu sangat familiar bagiku."

Aerith takut untuk memanggil namanya... Sangat takut. Sudah berapa kali Aerith mengatakan ini?

"Aine, dari pandanganmu melihat ingatanku saat itu. Bagaimana dengan Cale Henituse dengan kakakku dan dua rekanku?"

Pertanyaan lolos dari mulut Aerith, iris sapphire milik Aine melihat raut muka gadis ini yang begitu frustasi. Aine paham, sifat Cale begitu familiar untuk Aerith. Mungkin, bagi yang lain sangat berubah tiba-tiba adalah hal yang tak wajar.

Cale Henituse, yang Aerith kenal adalah orang yang berpura-pura menjadi sampah untuk membangun dinding agar tidak mengatakan hal buruk terhadap keluarga Henituse.

Mungkin, oang-orang tidak paham dengan apa yang Cale lakukan, awalnya Aine tidak paham apa maksud manusia satu itu.

"Aku tidak tau, karena kau yang lebih memahami sendiri. Jia-ah,"

Ya, Aine tidak mau membuat Aerith berharap. Gadis ini sudah ketakutan karena di dalam Cale itu adalah orang lain. Bukan apa yang diharapkan.

-- terlebih, Aine Redeu sangat paham. Bertemu dengan seseorang yang sulit sekali digapai oleh dirinya, anggota keluarga satu-satu mereka terpisah satu sama lain.

"Haha ..."

Mata Aerith bergetar bersama nafas yang sedikit tersendak. Dia harus tenang, ia tidak boleh membuang waktu sia-sia.

Ini sudah 17 tahun berlalu, seharusnya Kim Jia... Aerith harus terbiasa. Hah! Ini ulah suara bajingan sialan membuat dirinya menderita seperti sekarang.

Kedua sudut bibir merah itu mengulum senyum pahit, sambil berkata ;

"Aku ... sekali ini saja, aku ingin memanggil nama kakakku."

____

Fuuu...

Hembusan nafas panjang keluar dari bibir Cale Henituse, seharusnya dia tertidur dengan tenang karena telah mengerjai Ron dengan teh lemon di tempat Billos tadi. Namun, mata tertutup saja tidak bisa.

Manik merah Cale melihat kedua kucing yang tertidur di kasur miliknya, lihat dua bocah ini yang bisa tidur dengan tenang di atas tempat tidurnya. Bagaimana bisa mereka bisa tidur dengan nyenyak?

"Tiga hari lagi, ya?"

Waktu untuk melakukan perjalanan ke Ibukota dan mengambil ancient power untuk memperkuat perisai miliknya dan menyelamatkan naga kecil.

"Kalau tidak salah, Aerith akan ke Desa Harris besok?" Gumam Cale samar,

Benar, Aerith Mathis akan ke Desa Harris untuk membantu Count untuk menginvestigasi apa yang terjadi di desa. Itu mengingatkan dirinya dengan adik perempuannya,

Bukan, Lily Henituse... tetapi, adik perempuan dari Kim Rok Soo. Kim Jia, adik yang berbeda dua tahun dengannya. Dia juga bertugas mencari informasi tentang perkerjaan yang mereka lakukan, lalu dia memberikan informasi untuk dirinya dan menyalin rencana agar membersihkan perusahaan serikat nakal.

"Haaa,"

Cale merasakan perasaan mengganjal setiap bertemu dengan Aerith Mathis, dia tidak seperti ini. Suara dari gadis ini berbeda, namun nada bicara dan tingkah hampir menyerupai adik perempuannya.

Aigoo, Cale bisa gila semisalnya memikirkan hal yang diluar untuk bertahan hidup di tempat ini.

"Mirip, ya ..." kata Cale memikirkan bagaimana gadis itu bertindak hampir mirip.

Apa Cale... Kim Rok Soo memikirkan hal ini saat membaca Novel tersebut? Sepertinya, iya. Kim Rok Soo saat membaca bagaimana Aerith Mathis bertindak hampir mirip dengan sang adik.

"... Jia."

Haha, bibir ini menyebutkan nama adiknya dengan suara bergetar. Air muka dari Cale ... tidak tau, dia tidak ingin melihat cermin untuk agar bisa memandangi wajahnya saat ini.

Ini bukan raut wajah yang bahagia yang ia tunjukkan sekarang. Raut wajah yang ditunjukkan oleh Cale saat ini, dimana ia mengetahui kehilangan adik kandung miliknya dengan keluarga barunya. Haha, kehilangan ketiga saat waktu yang sama.

"Jia-ie... Team leader ... Jung Soo..."

Kalian bodoh.

Cale ingin mengatakan ini, yang ia lakukan membuat mereka meninggalkan dirinya. Sendirian, yang berusaha bertahan hidup di dunia. Ya, selama ini dirinya bertahan hidup sendirian, tidak saat 17 tahun yang lalu. Dia bersama dengan adik perempuannya yang berdiri di sampingnya.

"Haa, ini mengingatkanku saat aku dan Jia-ie bertemu kembali."

Datang-datang seperti badai, di usia Kim Rok Soo yang menginjak 17 tahun. Sang adik yang seharusnya tinggal tempat kerabat mereka, ia malah mendapatkan gadis berhelaian hitam dengan pipi penuh tanah -- Kim Jia sedang mengangkat pot bunga berukuran lebih besar dengan tubuh kecilnya.

"Jia-ie?"

Kim Rok Soo berusia 17 tahun melihat gadis remaja yang baru menginjak usia 15 tahun, Kim Jia. Tatapan mata mereka bertemu satu sama lain, gadis bermanik sewarna dengan dirinya membulat tidak percaya.

A-a... tubuh Kim Jia terlalu mungil untuk seukuran gadis remaja seusianya.

Kim Rok Soo tidak percaya, dimana janji bibi mereka yang mengatakan bahwa mereka akan membesarkan Kim Jia dengan penuh kasih sayang. Namun, yang ia dapatkan seperti ini?!

Jangan bilang, Kim Jia merasakan apa yang ia rasakan.

"Rok... Soo-Oppa?"

Kim Jia memanggil nama sang kakak, ia tidak akan pernah lupa wajah satu-satunya anggota keluarga miliknya. Tidak peduli, kepala miliknya dipukuli oleh keluarga kerabatnya.

Gadis remaja harus mengingat raut wajah sang kakak setiap saat. Agar dia bisa bertemu dengan kakak laki-lakinya, seperti saat ini.

"Aa... aku tidak boleh menangis," gumam Kim Jia saat air matanya terjatuh, dia tidak boleh menangis.

Orang-orang akan membenci Kim Jia semisalnya menangis seperti ini, dia harus tersenyum senang agar mengetahui bahwa ia baik-baik saja.

Ya, dia tidak boleh menangis... nanti, kakaknya akan pergi meninggalkan kembali Kim Jia semisalnya menangis seperti ini.

"Aduhh,"

"Jia?!"

Kim Rok Soo langsung mendekati Kim Jia saat tanah mengenai mata sang adik, dia langsung mengambil tangan adik perempuannya. Lalu, meniupkan mata adiknya yang terkena tanah itu dengan perlahan.

"Oppa... maaf aku ... aku tidak menangis... jadi jangan tinggalkan aku... Jangan benci aku..."

Kim Rok Soo membulat matanya sempurna dengan dahi mengerut tidak suka apa yang dikatakan sang adik. Benci? Siapa yang membenci adiknya karena dia menangis? Lagipula, Kim Jia tidak memiliki sifat yang bengkok seperti ini.

Adik perempuan yang ia kenal, dia berusaha tersenyum dan jatuhpun tidak menangis. Kim Jia, adalah adik perempuannya yang paling berani.

"Bodoh, mana mungkin aku membenci adikku sendiri." Kim Rok Soo menggapai sang adik, lalu memeluknya. Dia tidak tau apa yang terjadi dengan adiknya selama 8 tahun mereka terpisah.

Di dalam hati kecil, Kim Rok Soo bersumpah. Dia tidak memaafkan orang dewasa yang membuat adik perempuannya seperti ini.

Cale menarik nafas dalam-dalam saat mengingat apa yang terjadi, wajah ketakutan sang adik masih terngiang-ngiang di matanya. Itu sangat menyesakan saat mengingat apa yang terjadi selama 8 tahun mereka berpisah saat itu.

Bersyukur sifat Kim Jia kembali saat mereka tinggal bersama setelahnya, walaupun Cale ... Kim Rok Soo merasa bahwa adiknya tidak bisa hidup seperti gadis remaja yang sibuk bermain dengan teman.

Kim Jia lebih sibuk membantu dirinya mengurusi kehidupan mereka sehari-hari, yaitu berkerja paruh waktu. Dia mengatakan bahwa itu menyebalkan untuk bermain, lebih baik beristirahat sambil bermalas-malasan setelah berkerja paruh waktu.

"Bukankah, adikku hebat?"

Ya, walau Cale tidak mengatakan keras-keras.

Pemuda bermanik cokelat kemerahan ini mengakui bahwa adik perempuannya begitu hebat.

___

"Kau harus langsung ke Puzzle City, aku menunggumu di sana. Mengerti?"

Aerith mengangguk patuh mendengar ujaran Cale yang memandang dirinya dengan raut muka kalem. Maaf ... ini berapa jam dirinya berdiri di sini? Aerith merasakan Dejavu saat ini.

Cale menghela nafas saat ucapannya tidak didengar benar-benar oleh Aerith, dia menarik sebagian pipi adik sepupunya dengan senyuman manis membuat Aerith sedikit merinding.

"Ulangi, Aerith-ie." Madah Cale kembali membuat Aerith merasakan tekanan besar.

Apa ini? Apa efek dari ancient power? Dia bisa menekan dirinya? Huuh, tidak sepertinya. Cale Henituse selalu seperti ini.

"Kau akan menungguku di Puzzle City!" Cetus Aerith tegas.

Cale mengangguk, itu yang dikatakan barusan. Namun, dirinya sudah berbicara panjang lebar namun gadis ini hanya mendengarkan kalimat itu saja? Aerith yang melihat alis mata Cale menukik tajam langsung cepat menambahkan.

"Oppa, aku berjanji! Aku tidak akan mampir ke lain tempat. Seperti tempat dimana aku mentertawakan bajingan itu,"

"Kalau kau mentertawakan bajingan itu tidak masalah aku mengijinkan, kau boleh mampir setelah aku menyelamatkan naga itu."

"Aigoo, Oppa. Kau memang kakak dari Aerith Mathis, aku bangga padamu."

Aine Redeu, pemuda yang mengawali Aerith menghela nafas kasar saat mendengar obrolan mereka. Mereka benar-benar bak adik kakak semisalnya seperti ini. Mereka sedang berada di dalam wagoon, Cale masuk karena ingin berbicara dengan Aerith katanya.

-- kemudian, Aine diminta untuk memblokir akses untuk mendengarkan pembicaraan mereka dari luar. Ya, terkecuali untuk dirinya. Ia mendengarkan percakapan mereka di luar.

"Oppa, aku dengar-dengar kalau Venion Stan sedang bermain. Aku ingin kau menghajarnya lebih keras di sana," ujar Aerith melipat tangan di atas dada.

"Benarkah? Tenang saja, itu sudah cukup menghajar belakang kepalanya saat aku menyelamatkan Naga itu." Imbuh Cale membalas ujaran Aerith.

Aerith terkekeh melihat senyuman puas Cale. Ya, dia tidak sabar juga melihat wajah kesal dari Venion Stan nanti di alun-alun. Dia ingin menebarkan beberapa garam untuk membuat Venion semakin pedih nasibnya.

Cale melihat adik sepupunya, bergedik ngeri. Luar biasa, salah satu karakter yang tidak bisa dikatakan baik atau jahatnya di dalam Novel. Salah satu tangan Cale terangkat, lalu menepuk-nepuk helaian rambut kelabu Aerith dengan sudut bibir berkedut membentuk senyum.

"Kalau begitu, sampai jumpa di Kota Puzzle nanti. Berhati-hatilah,"

___

TBC

__

A/n : nangis nulis bagian tengah. Kalau kalian baca novel langsung, hidup KRS sebenernya gak cerah. Malah jahat banget, maka dari itu aku buat Kim Jia juga sama

Maap kalau KRS terlalu ooc. :")))

Hks, makasih sudah menunggu.

Mari kita liat spoiler progress gambar Aerith

Cale be like ; "Ngapain liatin adik aing, hah?" /Ggg

Ah, untuk drabble. Aku update setelah gambar itu udah jadi okek? Biar sekaligus buat bio-nya www.

Okek, kemarin banyak milah Cale x OC ya?
Sipp.

Mari kita buat kotak diskusi.

[Transmigrasi (satu bumi sama KRS) membaca The birth of a Hero?]

Or

[ Transmigrasi (Dunia pararel lainnya) membaca Trash of the count?]

Tbh, aku prefer yang satu. /Heh

Okek deh.

Bye-bye~

Continue Reading

You'll Also Like

474K 14.5K 98
Theresa Murphy, singer-songwriter and rising film star, best friends with Conan Gray and Olivia Rodrigo. Charles Leclerc, Formula 1 driver for Ferrar...
1.1M 30K 37
After the passing of Abigail Bentley's mother, she is now the only one responsible for her family's well-being. Her father, often too drunk to stand...
1.1M 37.1K 63
𝐒𝐓𝐀𝐑𝐆𝐈𝐑𝐋 ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 jude bellingham finally manages to shoot...
563K 8.6K 85
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...