ARDEO MAHENDRA

بواسطة Coretanawang

521K 50.4K 2.9K

Ardeo Mahendra. Wajah sempurna perpaduan Rio dan Tata. Cowok murah senyum yang terkesan genit dengan sejuta p... المزيد

Ardeo Mahendra
S a t u
D u a
T i g a
E m p a t
L i m a
E n a m
T u j u h
D e l a p a n
S e m b i l a n
S e p u l u h
S e b e l a s
D u a B e l a s
T i g a B e l a s
L i m a B e l a s
E n a m B e l a s
T u j u h B e l a s
D e l a p a n B e l a s
S e m b i l a n B e l a s
D u a P u l u h
D u a S a t u
D u a D u a
D u a T i g a
D u a E m p a t
D u a L i m a
D u a E n a m
D u a T u j u h
D u a D e l a p a n
D u a S e m b i l a n
T i g a P u l u h
T i g a S a t u
T i g a D u a
T i g a T i g a
T i g a E m p a t
T i g a L i m a
T i g a E n a m
T i g a T u j u h
T i g a D e l a p a n
T i g a S e m b i l a n
E m p a t P u l u h
E m p a t S a t u
E m p a t D u a
EXTRA PART: Jesica Dian jadi ibu
Bukan update story
Vote cover
PO
Ardeo Mahendra terbit Digital dan cetak

E m p a t B e l a s

9.5K 1.1K 100
بواسطة Coretanawang

Sekarang Jeje tau kenapa Deo begitu menyukai olahraga ekstrem seperti bunge jumping yang mereka lakukan tadi. Olahraga yang memacu adrenalinnya secara penuh. Tapi ia juga kesal karena Deo berteriak begitu kencangnya menyatakan perasaannya.

"Jesica, gue serius!" Teriak Deo dan berjalan cepat menuju Jeje yang sudah menjauh darinya.

"Gak ada yang perlu diseriusin, Deo."

"Tapi, Je..." Deo menarik tangan Jeje agar menghentikan langkahnya. Sebenarnya mereka masih di area jembatan tempat melakukan bunge jumping tadi. Hanya saja, kedua remaja sudah menyisi agar obrolan tidak begitu terdengar.

"Lo cuma anak SMA, gue juga sama. Masih terlalu labil."

Deo mengerutkan keningnya tidak mengerti, apa maksud dari perkataan Jeje yang baru saja gadis itu keluarkan. Jeje berdecak kecil melihat raut wajah Deo yang terlihat bingung.

"Jangan nambahin rumit yang bakal terjadi kalau kita punya hubungan, Deo."

"Hidup gue udah cukup hancur," lirih Jeje dan Deo masih tidak mengerti.

Di detik selanjutnya, Deo membiarkan Jeje melangkah jauh darinya. Berbalik arah dan meninggalkan area jembatan dan duduk di salah satu kursi yang ada di warung sana.

Deo beberapa kali mendeal nomor Jeje. Namun sepertinya gadis manis itu tidak menggubris dering ponselnya sama sekali membuat Deo menyesali ungkapannya tadi.

"Loh, Mas Deo kok ada disini?" Tanya Bapak yang merupakan salah satu darj kelompok pengelola bunge jumping yang baru saja Deo mainkan.

"Emangnya kenapa, pak?"

"Itu, pacarnya balik lagi ke tepi jembatan. Sendirian," jawab bapak itu lagi.

"Loh, ngapain dia?"

"Lagi nyebat, Mas."

Tanpa menunggu lagi Deo segera bangkit dari sana dan berjalan menghampiri Jeje yang duduk sembari menganyunkan kakinya santai. Tadi katanya takut melihat tinggi jurang dibawahnya. Sekarang gadis bernama lengkap Jesica Dian itu tampak santai.

"Je," panggil Deo pelan.

"Deo, sorry." Sesal Jeje.

Deo duduk disebelah gadis manis yang tengah asik menikmati sebatang rokoknya. Jeje memindahkan bungkusan rokok juga pematiknya, menawari pemuda yang duduk disebelahnya.

"Sorry. Buat apaan?"

"Gue kayaknya berlebihan sama lo, yang hancur kan hidup gue. Bukan perasaan gue."

"Sorry juga tadi ngakuin lo sebagai pacar depan cewek gila yang tanktop-an tadi," lanjut Jeje.

"Gak usah minta maaf, gue seneng." Ungkap Deo sembari terkekeh senang.

"Emangnya kenapa sih?" Tanya Deo.

"Cewek tadi namanya Eri, kalo gue gak ngakuin lo sebagai pacar. Lo udah dipintain nomor sama dia. Dia kan, cewek gatel. Liat cowok mana aja langsung nemplok."

"Jadi lo cemburu?"

"NGGAK!" Jawab Jeje cepat dan tidak sadar berteriak keras. Belaian angin menerbangkan beberapa anak rambut gadis yang duduk disebelahnya sembari memengang sebatang rokok. Deo tertawa lepas, parasnya yang begitu menawan terlihat begitu menenangkan diwaktu yang hampir sore ini.

Jeje hampir saja terlarut dalam pesona seorang Deo, namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya saat pemuda yang ternyata memiliki cita-cita sebagai abdi negara itu menatapnya sembari tersenyum kecil.

"Itu cemburu," ujar Deo lagi di sisa tawanya.

"Nggak, enak aja."

"Masih sanggup kan buat lanjutin hari ini?" Tanya Deo mengalihkan pembicaraan sebelum gadis itu merajuk. Jeje tampak berpikir dan menatap Deo malas.

"Kemana lagi?" Tanyanya kemudian.

"Nge-drift mau gak?"

"Serius? Duit lo banyak juga," ucap Jeje dan membuang puntung rokok yang sudah habis ia hisap dan mengambil sebatang rokok lagi dalam bungkusnya.

"Lo gak ngerokok?"

"Kadang-kadang," jawab Deo dan berdiri dari duduknya. Membersihkan celananya dari debu yang ikut menempel.

"Ayo!"

"Kemana lagi, De? Gue nanya."

"Nge-drift. Gue udah jawab dodol!"

"Habis nge-drift mantai. Mau?"

"Tapi gue laper," keluh Jeje.

"Astaga! Gue lupa ngajak lo makan," ujar Deo menggaruk tengkuknya tidak enak. Bagaimana bisa ia melupakan suatu hal yang paling penting dalam hidup.

Makan? Iya.

"Makan apa? Disini gak terlalu banyak pedagang."

"Apa aja, yang penting kenyang."







____________






"Sumpah, tadi seru banget!"

"Udah sih ngomongnya, jadi malu!" Jeje berdecak keras kala Deo bicara seperti itu. Nge-drift dengan mobil jeep di tanah lapang adalah hal baru untuk gadis di depannya ini.

Ia tidak menyesal sudah bolos sekolah.

"Tapi kemeja sama kaos gue kotor banget."

"Lo mah enak, cuma dikit." Ungkap Jeje lagi dan mencepol rambutnya.

"Jadi mau gimana?" Tanya Deo.

Jeje sempat diam beberapa detik sembari melipat bibirnya ke dalam. Melirik kiri dan kanan memastikan tidak ada siapa-siapa yang mengarahkan pandangan padanya.

Detik selanjutnya, Deo dibuat terperangah dengan aksi Jeje.

Bagaimana tidak, gadis itu membuka kemeja juga kaosnya yang sangat kotor. Menyisakan tanktop hitam dengan tali tipis tanpa adanya tali bra disana.

"Lo apa-apaan?!" Panik Deo saat Jeje menyangkutkan kaos hitamnya di dahan pohon. Lalu, gadis itu mengikat kemeja kotor di pinggangnya. Sayang jika dibuang.

"Lo gak nafsu sama gue kan, De?" Tanya Jeje sembari menyipitkan matanya.

"Nggak gitu konsepnya Jesica, mata gue ternodai. Astagfirullah!"

"Mana bahu lo mulus banget lagi," gumam Deo dan berjalan lebih dulu meninggalkan gadis itu dibelakangnya. Jeje menatap punggung Deo heran dan berjalan menyusulnya.

"ANJING, KOK GUE DITINGGAL?!" teriak Jeje dan Deo hanya melambaikan tangannya tanpa berbalik.

Jeje berjalan cepat menyusul Deo hingga ke parkiran. Petang mulai menjelang dan sayup-sayup senja mulai terlihat. Deo ini memang hebat mencari spot liburan di alam terbuka seperti ini.

"Gue gak diajak? Lo mau pulang sendiri?" Tanya Jeje saat Deo sudah siap diatas motornya. Sementara dirinya, masih berdiri disamping motor cowok tampan itu.

"Naik!" Suruh Deo.

"Gak ikhlas," ujar Jeje pelan.

"Je, naik ya. Udah sore, katanya mau liat matahari terbenam di pantai."

"Udah? Gitu doang ngalusnya?" Tanya Jeje dan Deo mengangguk lucu.

"Pliss, naik cepetan! banyak cowok disini. Gue gak ikhlas sumpah badan lo di liat orang," ujar Deo jujur.

"Bacot lo kayak suami gue aja," ujar Jeje dan segera naik ke motor Deo.

Pemuda itu tidak menjawab lagi dan membiarkan perjalanan mereka diselimuti keheningan. Jalanan raya dan tidak lama mereka berdua sampai pesisir pantai yang sepi.

Tidak ada tiket masuk bahkan posko penjagaan.

Deo menghentikkan motornya tanpa berniat turun. Sementara Jeje, gadis itu masih terdiam sembari menikmati semburat jingga yang mengagumkan.

Deo berdeham dan mengganti posisi duduknya menghadap pantai tanpa takut jatuh. Jeje meliriknya sebentar dan turut mengikuti cara duduk Deo. Gadis manis itu tertawa singkat entah kenapa dan membuat pemuda yang duduk disebelahnya menatapnya heran.

"Ketawa?"

"Lo cinta sama gue, De?" Tanya Jeje tanpa memperdulikan pertanyaan Deo yang baru saja cowok itu lontarkan.

"Bukannya elo yang gak mau hal ini serius?"

Jeje terdiam seketika dan menatap Deo dalam. Sementara yang di tatap mengalihkan pandangannya ke segala arah. Beberapa menit Jeje membiarkan pemuda di depannya ini menghindari tatapnya. Hingga...

Jeje menangkup kedua pipi Deo agar berbalik mengarah padanya. Mencium bibir pria di depannya dengan rakus. Deo kaget bukan main, kenapa dengan gadis di depannya ini.

"Jes," ujar Deo pelan dan Jeje melepaskan pagutannya.

"Ken...," kalimat Jeje tertahan saat Deo mengambil alih permainan. Deo menangkup kedua pipi Jeje dan mencium bibir gadis itu dengan lembut dan penuh hati-hati.

"Jesica," panggil Deo dan Jeje menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Kenapa lagi?

Jeje masih tidak bersuara dan beberapa kali menunduk lalu mengalihkan pandangannya ke depan. Beberapa kali menghindari tatap Deo yang memabukkan.

"Gue takut lo mundur setelah tau yang sebenernya, Deo."

"Gue udah gak perawan."












Gimana? Makin penasaran gak?

Sejauh ini Ardeo seru gak sih?

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

My Sexy Neighbor بواسطة F.R

قصص المراهقين

807K 11.4K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
5.4M 286K 60
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
2.2M 186K 27
[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW BIAR BISA BACA] "Dia milikku. Menyentuhnya, dan aku akan membunuhmu" - Alaska ==================================...
LOW AND HIGH | END بواسطة -Lis

قصص المراهقين

817 208 67
Saat kecil dirinya adalah seorang yang sangat periang.Namun sejak ayahnya tiada,Arka Davidson menjadi lebih dingin dan pendiam.Suatu hari Arka dipert...