False and Fake [Draco Malfoy]

angg_rainy tarafından

11.4K 2.3K 96

Peraturan pernikahan beda asrama membuat Hermione dan Ron tidak bisa bersatu. Sementara Draco yang tidak ing... Daha Fazla

Solusi
Menjadi Penyihir
Ciuman
Masa Lalu
Saling Mengenal
Perkenalan Orang Tua
Real First Kiss
Cinta Pertama
Study Cinta
Berpacaran
First Day
Kebenaran
Kembalinya Pelahap Maut
Munculnya Voldemort Muda
Hidup dan Mati
Keberanian
Asal Mula Voldemort Baru
Pertarungan Dimulai
Rahasia Zathiya
Perang Yang Lebih Sulit
Pemecatan Kekasih
Draco 360°
Perbaikan Hubungan
Apa yang Disembunyikan?
Penyakit Aneh
Kebahagiaan yang Sementara
It Musn't But Must
The Last Yule Ball

Akhir Kebohongan

96 16 0
angg_rainy tarafından

Chapter 28 : Akhir Kebohongan

Disclaimer : All Harry Potter Characters Belongs to JK Rowling, Dan Beberapa Karakter Buatan Sesuai Imajinasi Penulis.

Pemeran utama:

Draco Malfoy Dengan segala ke-Malfoy an nya yang kalian ketahui.

Hanna Alexander Digory Karakter buatan Author. Wanita bertinggi 150 cm berambut hitam gelombang se-bokong(rambut asinya Blonde). Mempunyai lesung pipi. Karakter riang, cerewet, ramah namun suka menghamburkan uang. Sikapnya dapat berubah menjadi tempramental jika terbawa emosi dan pandai berkelahi. Sangat suka pink sampai sakit mata.

Warning : Karakter OOC , Mantra buatan penulis, dll

(Time line: 1 Tahun setelah perang melawan Voldemort usai, Voldemort mati dan Dumbledore masih hidup)

"HHH...."
Mimpi buruk yang baru saja Hanna alami bagaikan hantaman seribu meteor di Angkasa.

Hanna mengelap kasar keringatnya. Gila.

Malfoy itu orang yang sangat mencintainya kan? Mana mungkin.

Hanna tersenyum sambil menghela nafas lega. Yups, There is No Way!

Hanna memandang langit-langit kamar yang dihiasi artefak Gold serta Green mewah. Ini singgah sana Malfoy Family.

Hanna menghela nafas lega untuk kedua kalinya.
"Hhh... Sialan. Mimpi bodoh." Gadis manis itu mengusap pelan dadanya, lega.

Perlahan Hanna keluar dari kungkuhan kasur King-Size bertahtakan emas asli itu. Perempuan kecil itu memegang pelan tiang kokoh yang berada disisi ranjang.

'Nyut.'

"Akh.. Sialan!" Hanna terjongkok memegang area selangka-nya yang kesakitan. Ada apa sih?!

Hanna kembali mengingat hal yang terjadi di mimpi buruknya semalam. Biarpun samar, layer merah tipis membekas di kedua kakinya yang seperti memberi pertanda.

'Itu bukan mimpi..'

Hanna segera menutup mulutnya tak percaya. Perempuan itu perlahan meraih tongkatnya yang tergeletak tidak jauh dari sup labu yang sudah disediakan di meja.

Dengan beberapa mantra, ia berhasil meredamkan rasa sakit didaerah vitalnya itu.

Dengan baju tidur seadanya, perempuan itu berlari dengan kencang menuju tangga arah bawah. Dia tidak mampu menengok kemanapun karena tujuannya saat ini adalah lari.

Kecemasan yang ditanggungnya bukan hanya ia takut Malfoy akan berbuat nekat, mantra pereda nyeri nya hanya bertahan 10 menit. Jika ini sudah hilang, Hanna yakin ia akan bergerak menyeret tak berdaya.

Langkahnya berhenti saat Hermione menarik paksa dan memegang tangannya. Seketika Hanna tertarik masuk kedalam kamar yang berada diujung lorong. Hermione mengunci pintu dan memasangkan peredam suara saat melihat tatapan Hanna seperti ketakutan.

"Whoa.. Hanna. It's me ok. Calm down."

Melihat Hermione, tangannya mencengkram erat. Hanna terisak dan terlihat panik, ia hanya bisa berkata acak tak beraturan, "Malfoy...ia... aku... Hermy...Help..."

Hermione tersenyum kecut, ia tanpa aba-aba memeluk Hanna. Gadis itu hanya mengelus punggung Hanna dan membiarkan ia menangis.

"Kau boleh cerita jika sudah siap, ok? Aku tidak akan memaksamu." Hanna hanya mengangguk diam menanggapi ucapan Hermione.
----------------------------------------------
15 Menit Hanna terpaku dalam pelukan Hermione. Manisnya kayu cendana dan wangi violet membuat Hanna sedikit tenang. Ia akhirnya menatap lurus setelah selesai dalam seguk tangisnya.

Hanna terduduk di samping Hermione, namun hanya menatap kearah tembok.
"Draco Malfoy, ia semalam meniduriku."

Hermione mengerenyit, dia tak mengerti salahnya dimana?

"Oookee??" Hermione menanggapi ragu.

Lagipula siapa yang tidak tahu peringkat musang berbulu pirang itu? Bahkan pria itu telah meniduri Pansy yang sekarang berteman baik dengannya. Lagi pula diusia yang sekarang, wajar jika pernah melakukan hal tersebut.

'Lalu apa masalahnya?' Hermione menahan fikirannya dalam hati.

"Aku mau pulang." Hanna menatap kosong kearah tembok. Dia tidak menatap sedikitpun Hermione yang tengah khawatir.

"Why? Hanna. He loves you. Malfoy melakukan itu demi nyawamu, Honey." Akhirnya dengan satu tarikan nafas, Hermione bercerita tentang mantra yang diberikan gurunya, serta syarat bodoh untuk meniduri Hanna dan teknik untuk pembagian jiwa.

Hanna sedikit membesarkan matanya mendengar ocehan panjang Hermione, tetapi ia merasa kecewa. Mungkin saja Hanna akan setuju melakukannya dengan suka rela kalau saja Malfoy menjelaskan kondisinya, bukan seperti tadi malam.

"Aku mau pulang." Hanna hanya meremas seprai kasur tempat ia duduki. Matanya kali ini menatap sendu ke arah Hermione, "Aku.... Mau pulang..."

Tom yang sedaritadi berhimpit dalam selimut tak terlihat milik Harry mulai geram, ia bersiap keluar dari selimutnya.

"Ayo kita pulang." Tom meraih tangan kakaknya bersamaan dengan Draco yang berlari mengambil lengan Hanna yang satu juga.

"NO....Nonono... dear~ please." Suara Draco yang sempat meninggi, berkurang seiring pelototan sadis dari mata Hermione.

"Kenapa kau tidak bilang padaku, hiks... Hal seperti ini kan tiba-tiba dan mendadak.. Aku sudah tidak bisa percaya lagi..hkk.."

"Ya Malfoy, sebagai lelaki kau sangat kurang jantan. Lihatlah, Hanna sangat terpukul dengan..."

"Diam idiot!" Ginny memukul kasar kakaknya yang terkesan memanasi keadaan.

Ron tetap tidak mau kalah," Tapi aku benar kan? Lihatlah Gin! Hanna yang kuat saja bisa menangis karna Malfoy bedebah sialan ini..."

George Weasly tanpa aba-aba menjewer kasar kuping Ron. Ia dan yang lainnya bergerak keluar kamar meninggalkan Draco dan Hanna dalam ruang itu.

Tom masih belum terima, ia memandang khawatir ke arah Hanna dan berjalan perlahan. Malfoy yang merasa sangat bersalah menggerakan kedua tangannya dan mengepal seperti memohon pada Tom.

Ucapan Draco pelan terdengar sebelum Tom menutup pintu kamar, "Thanks."
-----------------------------------
"Dear.Hun.Sayang." Draco memegang tangan Hanna dengan erat.

"Kau sengaja menipuku kan?"

"No.."

"Kau mau menjebakku begitu?"

"No way Hun.."

"Kau mau membuangku kan?!"

"NO!"

Hanna sedikit terkaget saat Malfoy berteriak keras barusan. Pundaknya seakan refleks mengejang dan takut.

"Kau bahkan membentakku..."

"Sebelumnya kau tidak pernah membentakku.."

"Apa kau pernah membentakku??"

Ocehan Hanna barusan membuat Malfoy menghela nafas kasar, ia mencoba menahan amarahnya lalu menenangkan suaranya menjadi datar kembali.

"Dear, Kau tahu berapa banyak aku mencintaimu?"

Hanna menggeleng, "Kau tidak pernah mencintaiku."

Draco mengatupkan giginya menahan amarah, "Asstagaa~ Honey, beberapa minggu aku melihatmu berbaring lemah tak berdaya. Aku cemas, aku takut kehilanganmu."

"Kita kan bisa diskusi."

"Yup, sudah. Dan aku yakin jawabanmu akan tetap sama. Kau tidak mau melakukannya sebelum menikah."

"Ya." Hanna membalas singkat dan kecut.

"Lalu kau mau menikah sekarang?"

"Tidak."

"Astagaa..Kau mau apa bodoh?!" Draco mengacak rambutnya frustasi. Oke Draco salah, tapi ia disini juga bisa mati. Dan ia disini juga dirugikan.

"Kau memanggilku bodoh!" Hanna membelalakan matanya marah. Hal ini sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Draco memejamkan matanya, "Ya, oke nona. Ayo pukul aku." Draco menyodorkan pipi mulus putihnya ke hadapan Hanna.

1.2.3. Beberapa detik berlalu. Draco tidak kunjung merasakan pukulan Hanna.

"Kau sekarang memarahiku..." Air mata jatuh dari pipi putri manis dihadapan Draco.

Gurat di dahi Draco kian mengendur, ia mengepalkan tangannya meredam marah.
" Shit... I'm sorry dear. Hey, mengapa kau akhir-akhir ini gemar menangis!" Draco mengelus kepala Hanna dan memeluknya erat dalam dada bidangnya.

Hanna hanya bisa memukul kasar dada dihadapannya.

"Oke, pukul aku oke. Tapi jangan menangis." Draco menahan tiap tumpuan kasar dari tangan Hanna, pemuda itu tau bahwa ia telah menghancurkan hal berharga milik Hanna.

"Just. I'm sorry." Draco mencium berkali-kali ujung rambut Hanna.

"Pertama, mengapa kau tidak melakukannya secara perlahan, orang lain biasanya melakukan itu dengan tidak sakit! Kedua, kau kan tidak harus mengikatku! Ketiga, kau mengejutkanku, bodoh!"

Draco tersenyum senang, akhirnya kelincahan Hanna telah kembali, "Oke, pertama aku tidak tahu karena aku belum pernah melakukannya dengan virgin oke. Kedua, aku tidak yakin akan berakhir bagus jika tidak mengikatmu, ingat kejadian aku yang kau banting di kereta? Ketiga, oh come on, kau akan lari jika aku mengatakan 'Aku akan melakukan sex denganmu', atau 'Mari kita melakukan hubungan intim', dan aku akan berakhir dipukul mati olehmu."

Hanna memandang berkaca-kaca. Saat Hanna menenggak, Draco mengusap air mata Hanna dengan tangan kanannya.

"Tidak ada cara lain?"

Draco menggeleng, "Jika ada, sudah ku lakukan. Aku juga tidak ingin menyakitimu."

"Baiklah."

"Ah.. Karena kau sudah tidak marah denganku bagaimana jika kita menikah besok?"

Hanna mencubit kasar pinggang lelaki pirang itu, "Tidak besok juga bodoh! Aku belum siap!"

"Aahh.. untuk hadiah ulang tahunku~"

Hanna menyentil bibir Draco kasar, "Aku bisa memberikan hal lain, pernikahan tidak bisa terburu-buru bodoh!"

Draco bergerak turun ke arah kuping Hanna, ia menghela nafas panas lalu mengigit kuping Hanna, "Kalau begitu. Hadiah sex? Kau tahu, aku mulai ketagihan denganmu yang sempit dan.."

Bugh.

Benar saja, pukulan Hanna membuat Draco jatuh terduduk dilantai.

"In your dream!"

Draco kembali memanjat dan memeluki Hanna seperti boneka teddy yang empuk. Hanna dengan kesal hanya menerima pelukan pemuda pirang manja disampingnya tanpa tau hal mengancam akan terjadi dari masa depan.

Tbc

-------------
Halo para readers kesayangan aku

Meskipun gak aku bales satu-satu, tapi selalu aku baca review dan masukannya kok ❤

Aku gak terlalu fokus pada vote 😅 jadi kalo masalah vote terserah kakak-kakak aja hehee~

Salam
Rain.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

598K 22.8K 47
Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada suatu hambanya. Tetapi tidak semua orang b...
3.3M 25.7K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.6M 7.2K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
507K 19.3K 45
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...