True

By caldromeda_

130 10 1

True /tro͞o/ Adjective: 1. In accordance with fact or reality. 2. Accurate or exact. ... Karena dekat dengan... More

[01]
[02]
[03]
[04]
[05]
[06]
[07]
[08]
[09]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]

[25]

5 0 0
By caldromeda_

Tidak ada yang tahu kenapa Darrell bisa seberani itu datang kesini sendirian. Bahkan pemuda itu sendiri. Jantungnya benar-benar tidak bisa dikondisikan, seolah tahu ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Darrell tidak bisa memberitahu Kaia kapan ia pergi ke tempat preman-preman itu. Jujur saja kali ini ia tidak bisa mengajak gadis itu, karena ... entahlah, dia bahkan tidak bisa menjamin keselamatannya sendiri. Darrell menarik nafas perlahan, menahan diri untuk kabur dari tempat ini.

Dilihat dari permukaan, tempat ini sudah cukup menyeramkan. Ada bagian-bagian gedung yang terlihat seperti habis terbakar, dengan cat yang mengelupas di sana-sini. Ada lumut di sisi-sisi bangunan yang lembab, dan Darrell tidak bisa melihat rerumputan rimbun di tempat itu. Sungguh aneh, mengingat di luar pagar rerumputan tumbuh cukup subur. Cuaca panas hari ini agak kontras, namun itulah hal yang membuat Darrell tidak terlalu takut masuk ke dalam.

Ia hanya ingin mengecek apakah tempat ini kosong. Daripada melakukannya di malam hari dan mengundang masalah, Darrell akan melakukannya di siang bolong sambil berharap—jika ada orang di dalam, mereka mungkin sedang tidur siang. Meskipun cuacanya panas, di dalam ruangan sepertinya masih bersuhu normal dan angin sepoi-sepoi membuat siapa pun mengantuk. Darrell menarik nafas untuk kesekian kalinya, dan memantapkan diri masuk ke dalam.

~•••~

Darrell bingung, tumben ada minuman tersedia untuknya. Biasanya hanya untuk tamu alias kedua polisi yang sedang duduk di depannya ini. Mereka menyuruh guru BK pergi dan menyisakan tiga orang itu di dalam. Pasti ada hal yang penting, pikir Darrell curiga. Ia tidak bisa menahan diri untuk mencurigai polisi, dan ia juga berharap agar mereka tidak curiga padanya. Meskipun kenyataannya, Darrell benar-benar yakin sekarang dia sedang dicurigai.

Padahal dia merasa tidak melakukan apa pun.

Namun jika memang benar, Darrell selalu berasumsi jika itu adalah sebuah karma dari kelakuannya di kelas satu setahun lalu. Maka Darrell mencoba santai dan terlihat tidak mencurigakan—dan ya, itu sulit sekali. "Jadi?" tanya Darrell.

"Kami sudah mengkonfirmasi pernyataanmu pada kami kemarin, dan hampir semua cocok. Kesaksian orang lain cocok denganmu," kata Aurora. Wanita itu menatap Darrel seolah akan membunuhnya jika pemuda itu berbuat macam-macam. Seperti biasa, Darrell merasa terintimidasi di bawah tatapan kedua polisi yang mungkin telah tahu segalanya tentangnya. "Terima kasih kerja samanya." Pernyataan itu juga hanya formalitas, Darrell tahu. Mereka pasti sedang mencoba menggali informasi darinya.

"Sama-sama." Tidak mungkin mereka datang jauh-jauh ke sekolahnya, memanggil ke Ruang BK dengan segelas teh untuk masing-masing, jika tidak ada hal penting yang akan disampaikan.

Arya menyilangkan lengannya di samping Aurora, terlihat cukup mengintimidasi. "Kami ingin bertanya beberapa hal lain. Boleh?" tanyanya. Darrell mengangguk, dan Arya melanjutkan, "bagaimana hubunganmu dengan Aldo?"

"Tidak bagus," sembur Darrell tanpa mampu ia tahan. Sebetulnya ia tidak ingin berbohong juga, namun ia tidak menyangka bibirnya bisa bergerak sendiri seperti tadi.

Aurora dan Arya saling bertatapan, kemudian kembali pada Darrell, "sejak dulu?"

"Sampai sekarang." Darrell tidak yakin dia akan membeberkan segala ceritanya, namun sejujurnya ada bagian dalam dirinya yang menginginkan untuk ditanya. Ia ingin bercerita, tetapi ia tidak ingin melakukan hal tersebut tanpa ditanya. Darrell takut jika dia terlalu banyak cuap-cuap dua polisi itu akan semakin mencurigainya. "Apa dia terlibat masalah?"

"Kami sudah cukup mengenalnya sebagai anak dari salah satu orang yang kami awasi," balas Aurora. Jawaban tersebut terdengar samar, namun Darrell mengerti artinya. "Lupakan tentang masalah itu sekarang. Bagaimana menurutmu, Darrell, apakah Aldo punya tendensi untuk membunuh?"

Benak Darrell meneriakkan persetujuannya, dengan jantung berdebar pemuda itu hampir saja menyeringai ketika menjawab, "kami percaya dia akan melakukannya suatu hari nanti. Tapi ... kami tidak ingin hal itu terjadi."

"Kau kedengaran ragu di akhir kalimat," tuduh Aurora santai.

"Itu tidak benar," balas Darrell spontan.

"Mungkinkah kalau ... Aldo akan membunuh seseorang dalam waktu dekat?" tanya Arya. Untuk pertama kalinya, Darrell bisa mendengar nada asing dalam suara Arya. Ia terdengar sama mengintimidasi dengan Aurora.

"Segalanya mungkin untuknya," jawab Darrell tanpa ragu.

~•••~

Apa pun yang terjadi, Darrell sebetulnya lebih takut jika Aldo benar-benar membunuh seseorang. Ia takut, jika memang benar demikian, kecurigaan orang akan sekali lagi tertuju padanya. Darrell tidak mau masuk penjara. Bagaimanapun, sebenci-bencinya dia pada dunia ini, memiliki riwayat kriminal hanya akan memperburuk keadaan.

Tanpa sadar, Darrell sudah tiba di depan pintu. Entahlah, itu bahkan sudah tidak mirip pintu lagi. Bagian bawahnya bolong tanpa alasan yang Darrell ketahui, mungkin untuk tempat masuk hewan peliharaan. Memikirkan hal itu membuat Darrell semakin gugup, ia takut jika benar-benar ada anjing penjaga galak di tempat ini.

Darrell melangkah masuk, dan tempat itu benar-benar terlihat sepi. Seolah memang sudah kosong. Berarti asumsinya salah, kan? Artinya tidak ada orang di sini. Setelah pintu masuk, ada sebuah lorong agak panjang, di dindingnya terpajang banyak lukisan dan ornamen hiasan. Darrell melirik lukisan di sebelahnya, ia suka melihat karya seni. Lukisan itu tampak indah dan warna-warnanya terlihat tegas. Darrell tersenyum kecil, namun sedetik kemudian dia kembali sadar.

Jika tempat itu kosong, siapa yang membersihkan debu dari lukisan?

Darrell melihat lantai tempat itu dan melihat kebersihannya, membuat pemuda itu semakin yakin jika ada orang di ruangan ini. Gua harus cepat-cepat pergi, pikir Darrell panik. Kakinya sedikit oleng saat ia berjalan cepat dengan panik. Namun sebuah seruan terdengar, "hei!"

Darrell berbalik dengan panik, jantungnya terasa dipukul dengan keras. Pemuda itu mengutuk keberuntungannya yang terlalu sedikit. Sekarang keberadaannya sudah diketahui. Tak lama lagi, dia pasti akan terkena sesuatu yang buruk.

"Jangan kabur kamu!" seru orang tadi begitu Darrell sudah bersiap lari. Karena diteriaki, Darrell kehilangan nyali dan diam di tempat.

Namun sebelum preman itu mendekat ke arahnya, Darrell kembali mendapatkan kesadarannya dan langsung membuka pintu guna kabur. Pintu yang rapuh itu terbuka dan menabrak wajah orang lain. Ralat, maksudnya preman lain. Benda yang sebelumnya disebut pintu itu sekarang rusak dan patahannya terjauh ke tanah, berteteskan darah. Darrell membuat mimisan preman yang dihantamnya dengan pintu.

Pemuda itu sangat kaget sampai tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa mengutuk nasibnya karena terjebak di antara dua preman, dan salah satunya adalah berkat buah kesalahannya sendiri. Darrell mengumpat dalam hati dan sebuah tinju membuat kepalanya berdenging.

Kepala Darrell menatap langit-langit setelah ditonjok, tubuhnya didorong ke dinding—yang sebetulnya terasa lebih sakit karena ia baru saja berusaha menyeimbangkan tubuhnya.

"Rasain!" hina preman yang hidungnya sampai mimisan karena terkena pintu. Ia kemudian menarik tubuh Darrell dan mendorongnya keluar sampai pemuda itu terjatuh ke tanah. Tanpa bisa membela diri, Darrell jatuh ke tanah lembab dengan menyedihkan. "Pergi sana!" tambah preman itu.

Kepala Darrell masih pusing, dan pandangannya sedikit kabur. Rasanya hidung Darrell juga sedikit mimisan. Ia bangkit dan mencoba berdiri dengan benar terlebih dahulu, kemudian pergi dari sana. Pemuda itu berbalik guna melihat dua preman yang langsung kembali ke dalam.

"Kenapa ribut-ribut?"

"Abaikan saja. Cuma anak kurang ajar."

Darrell tidak bisa melihat si penanya. Namun itu adalah suara perempuan. Pemuda itu dengan limbung berbalik dan berjalan menjauh, rasanya ia pernah melihat gadis itu. []

Continue Reading

You'll Also Like

205K 5.8K 50
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. πŸ“Œ "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
49.6K 6.5K 37
Nera adalah anak yang tumbuh di lingkungan kriminal pinggiran kota. Keputusannya menyelamatkan seorang pria tua yang terkena luka tembak membawanya m...
360K 32K 23
Ini tentang Na jaemin dengan cara anehnya, dalam mencitai Huang Renjun. Warning!!! mengandung kekerasan, adegan penyiksaan, dan sejenisnya:) BXB YAOI...
89.6K 7.6K 51
【 On Going 】 GIRLS Series #1 - - - Blurb: Dia Alexiore, seorang gadis dengan kedinginan melebihi rata-rata tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya...