Hidden Romeo || SUNGHOON & JA...

By levilevilaa

19.5K 2.6K 1.2K

Status ; completed✔️ PG-16+ Started : 08 September 21 End : 08 November 21 Kisah tentang Pangeran tampan yang... More

00 ; Intro - Prologue
01 ; The Beginning
02 ; Hoonclaide Scronovish
03 ; Jay Mactavish
04 ; Rannascca Rileyvohrt
05 ; Jake Rileyvorht
06 ; Heenozch Niktolion
08 ; Sunvroch Niktolion
09 ; Nikmonarov Albyonc
10 ; Zoevyha Xhalleed
11 ; 👑
12 ; 👑
13 ; 👑
14 ; 👑
15 ; 👑
16 ; 👑
17 ; 👑
18 ; 👑
19 ; 👑
20 ; 👑
21 ; 👑
22 ;👑
23 ; 👑
24 ; 👑
25 ; 👑
26 ; 👑
27 ; 👑
28 ; 👑
29 ; The Last

07 ; Vdevwon Albyonc

480 98 17
By levilevilaa

👑👑👑


Author POV

-

Ini hari sabtu, Vdevwon sedang berada dikota sekarang, dengan jubahnya. Ia sedang menjual telur ayam yang diternaknya, ya, itu usaha kecil-kecilannya saat ia berhasil memenangkan undian memancing ikan, ikan yang paling besar dipancing akan mendapatkan 3 koin pero.

Ia sekarang berjalan dan tanpa sadar tak jauh didepannya Istana dari sang Raja berdiri megah. Vdevwon melirik kesekitar, kakaknya memberinya amanah untuk melihat keadaan dirimu, ah bukan keadaan tapi hanya untuk memastikan jika dirimu tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan.

Vdevwon sudah mendekati tembok benteng pada daerah samping istana, ada pintu kayu kecil disana, ditutupi oleh tanaman hias yang berupa rumput menjalar disekitar tembok. Ia mendekatinya, dan terkejut saat pintu itu terbuka.

Seorang wanita keluar dari sana, memakai jubah yang sama dengan Vdevwon, namun wajahnya menggunakan topeng bermodel tengkorak putih. Vdevwon sedikit takut akan itu.

"Hai." sapa wanita itu santai, Vdevwon mengangguk lalu mengeratkan keranjang yang dibawanya. Mata wanita itu masih memerhatikan Vdevwon.

"Aku dengar sebentar lagi istana akan mengadakan perlombaan, kamu ingin ikut serta?" wanita itu nampaknya tidak takut ataupun curiga dengan Vdevwon.

Vdevwon membuka jubah penutup kepalanya, senyuman tipis wanita itu tak nampak, Vdevwon dengan berani menampakkan wajahnya pada orang asing.

"Maaf?" ini bukan pertanyaan tapi kebingungan yang keluar dari mulut Vdevwon, wanita itu mengangguk lalu mengeluarkan sesuatu dari kantong bagian dalam jubahnya. Mengambil sebuah amplop berwarna putih tulang yang berstempel dan berpin bunga mawar, tanda sah dari kekerajaan.

"Tidak merugikan kok, tiga besar akan mendapatkan hadiah yang lumayan, beberapa gram emas dan pero. Tidak tertarik?" wanita itu meyakinkan Vdevwon yang membuka mulutnya. Tangannya menyodorkan amplop itu kepada Vdevwon.

"Ambil ini, didalamnya ada surat undangan beserta pendaftaran formulir, jika kau tidak bisa melakukannya, berikan saja pada keluargamu yang berbakat akan itu." jelas wanita itu dan berlalu begitu saja, meninggalkan wangi tubuhnya yang beraroma vanilla.

Vdevwon meliriknya dengan heran, lelaki itu menutup kembali kepalanya dengan jubah. Tangannya sedikit gemetar, tidak menyangka jika mendapatkan kesempatan yang tidak terduga itu. Ia menyimpan baik-baik amplop itu kedalam kantong jubahnya. Lalu pergi dari sana setengah berlari, melupakan amanah sang kakak yang sudah diberikan semalam.

Wanita itu berhenti, menggerakkan kepalanya kearah kiri, ujung matanya memerhatikan Vdevwon yang berlari kecil menjauhi istana, berbeda arah dengannya. Senyuman miring menghiasi wajahnya.

👑👑👑

Sore ini, Hoonclaide sedang duduk dikereta kudanya, menuju kesesuatu tempat? Tentu saja. Dan akhirnya ia sampai ke kawasan mansion itu, beberapa pelayan dan tukang kebun dimansion itu terkejut dan berlarian melihat kereta kuda berwarna putih, siapa lagi yang memelikinya jika bukan orang kerajaan?

Dengan bendera negaranya yang tertancap diatas ujung kanan kereta kudanya, hanya kerajaan yang boleh memakai itu

Pembawa kuda membukakan pintu kereta itu untuk Hoonclaide, dan lelaki tampan itu menampakkan wujudnya, yang pastinya bersinar dimata orang yang menatapnya.

"Oh Tuhan, rejeki yang kau berikan hari ini sungguh besar! Sehingga Tuan Muda Pangeran datang ke mansion kecil kami." pekik wanita paruh baya itu yang sudah berada di halaman mansionnya.

Hoonclaide tersenyum, didapatinya seorang gadis yang ikut heran akan sang Pangeran yang datang tiba-tiba.

"Rannascca, sambut Tuan Muda Pangeran dengan baik, ibu ingin memberikan jamuan yang istimewa." suruh ibumu, ya, Pangeran itu dengan sendirinya berinisiatif datang kemansionmu, semenjak tragedi kau menghilang dan telah pulang, waktu berjumpa untuk kalian berdua belum ditentukan.

Bukan, ini bukan karna Hoonclaide merindukanmu, perlu diingat ia hanya menjalankan tugas bagi kerajaan, ya kerajaan menjunjung tinggi moral dan adab, ini termasuk salah satu adab dari sang Pangeran, karna ia lelaki.

Kau terpaku, sang Pangeran didepanmu sekarang, dengan tangannya yang dilipat kebelakang, khas dari sang Pangeran. Tiga langkah dari kaki Hoonclaide mendekatimu.

Pandangan Hoonclaide menurun kewajahmu tanpa menggerakan kepalanya, senyuman kecil dengan sedikit sunggingan pada ujung bibir lelaki itu dia nampakkan untukmu.

"Tu-tuan Muda, apa yang membuat Tuan datang kemari?" terbata-bata, kau masih tidak menyangka. Hoonclaide menaikkan alisnya sedetik , memerhatikan tubuhmu dari ujung kepala sampai ujung kaki, baik-baik saja.

"Terkejut?" sang Pangeran justru menanya, kau menggerakan kecil kepalamu, apa yang harus kau jawab?

"Tentu saja Tuan." jawabmu sembari menunduk, Hoonclaide melirik pelayan rumahmu yang nampaknya ingin memberikan kode supaya Hoonclaide masuk kedalam, senyuman itu nampak lagi, mengiyakan pelayan yang bahkan tidak berani untuk mengucapkan apapun.

Tapi lucunya, Hoonclaide sudah paham akan itu, yah, hal biasa yang dilakukan bukan? Tidak mungkin tamu dibiarkan untuk berdiri diluar, apalagi tamu seagung ini.

Hoonclaide melewatimu, melangkah kearah tempat tinggalmu, kau menautkan alismu dan berbalik dengan pelan, bisa-bisanya lelaki ini? Sengaja menuli sepertinya.

"Kakimu tidak bermasalah? Perlu kugendong?" celetuk Hoonclaide yang menjeda langkahan kakinya, kau sedikit terperanjat lalu membalikkan badan dan menggeleng.

"Ti-tidak Tuan, mari masuk, maafkan hamba.." ujarmu dan menyejajarkan posisi kalian. Hoonclaide terkekeh pelan dan melanjutkan langkahannya yang sedikit lebar, membuatmu sedikit tertinggal dibelakangnya.

Kalian sudah didalam, tepatnya di ruang tamu kediamanmu yang cukup mewah, Hoonclaide memerhatikan isian ruang tamu itu, patung, figura, guci yang mahal, semuanya ada disana.

"Tuan Muda, ini hidangannya." ucap ibumu yang duduk disampingmu, mendekatkan nampan berisi earl grey tea dengan peanut cookies. Masih berupa cemilan, karna jam makan siang sudah lewat.

"Terimakasih." balas Hoonclaide dan mengambil gelas itu dengan anggun, memegang gagang gelas yang berwarna keemasan itu. Meniup tehnya perlahan.

"Ya ampun sungguh sempurna." ibumu memuji yang tentu saja didengar oleh orang yang dipuji. Hoonclaide meneguk teh itu dengan pelan. Mengangguk saat merasakn takaran yang pas pada manisnya teh itu.

"Aku kesini ingin melihat keadaan Nona Rannascca, serta ingin merundingkan sesuatu padanya." jelas Hoonclaide yang meletakkan rapi gelas itu. Ya, lelaki ini baru saja mengingat apa yang ia ancamkan pada gadis yang tak menepati janjinya itu.

"Oh begitu, baiklah baiklah." paham ibumu dan menyuruhmu memindahkan posisi dudukmu, menjadi sedikit dekat dengan kursi utama, dimana Hoonclaide duduk.

Kau hanya bisa menurut dan diam, kau malu dan juga gugup, seperti biasanya, kau memang seperti itu jika didekat sang Pangeran. Apalagi jika mengingat bagaimana pertemuan pertama kalian.

Hoonclaide menyipitkan sedikit matanya, memandangi ibumu yang masih duduk tegap sembari mengipasi wajahnya kecil dengan kipas lipat bulunya. "Maaf Nyonya Duchess, saya butuh privasi."

Ya, Hoonclaide menyinggung ibumu, kipasan pada wajah ibumu semakin kencang dengan mulutnya yang terbuka dan bulatan matanya tanda tak memercayai singgungan dari mulut sang Pangeran, malu? Lumayan.

"Maaf Tuan Muda, saya menjauh dulu, kabari Ibu jika ingin pamit." ibumu berdiri dan membungkukkan tubuhnya tanda hormat untuk Hoonclaide.

Hoonclaide mengangguk, memerhatikan ibumu yang sudah menghilangkan sosoknya disana, kau bahkan tidak mengedipkan matamu, terpesona akan perilaku sang Pangeran yang bisa membuat tunduk ibumu yang bisa dibilang sedikit egois.

"Maafkan ibu saya, Tuan Muda." ucapmu pelan, kau menggenggam jemarimu sembari menatap teh yang baru sehirup diminum sang pangeran. Hoonclaide melirikmu datar.

"Berikan hukuman kepada orang yang mengingkari janjimu." ucap Hoonclaide tenang, kau mengerutkan keningmu, tanda tidak mengerti alur pembicaraan ini, ingkar?

"Ma-maksud Tuan Muda?" tanyamu sembari menatap mata Hoonclaide yang lurus kematamu, Hoonclaide menghembuskan tipis nafasnya.

"Hukuman pada Catalyna, aku ingin kau yang menentukannya." jelas Hoonclaide lagi, tentu saja hal ini membuatmu terkejut, kau menggeleng kukuh kepalamu, tidak ingin melakukan itu.

"Terimakasih Tuan Muda, tapi hamba rasa hamba tidak harus seperti itu kepada Catalyna, lagipula hamba tidak tertimpa musibah apapun." yakinmu, padahal tidak tau saja orang disekitarmu ini bahwa kau hampir kehilangan nyawamu.

Hoonclaide tersenyum miring, mengerutkan keningnya serta menyipitkan matanya, tatapan yang tegas nan sedikit seram bagimu. Lelaki itu berdiri.

"Baiklah, aku pamit, salam pada ibumu." bungkukkan itu diberikan Hoonclaide untukmu, lelaki itu meninggalkanmu yang masih terpaku, hobi sekali lelaki itu seperti itu, kau menurunkan pandanganmu, menatap teh dan cemilannya yang tidak dihabiskan.

Ibumu keluar, berniat untuk menjamu Hoonclaide dengan makanan berat, tapi apa yang beliau dapat? Dirimu yang hanya menyendiri sembari termenung.

"Pangeran sudah pergi?" ibumu membuka suara, kau mengangguk dengan raut wajah yang tidak nyaman. Ibumu berdecak lalu kembali ke arah dimana ia datang.

Hoonclaide hendak menaiki kereta kudanya namun seseorang menghentikan kegiatannya, seseorang dengan pakaian zirah yang berjalan kearah mansion itu. Hoonclaide tersenyum, menunggu lelaki itu sampai mendekati dirinya.

"Selamat sore, Pangeran." sapa Jake yang baru saja pulang dari dinasnya, mereka saling menyalami. Hoonclaide tersenyum sembari memandangi Jake dari atas hingga kebawah.

"Lelah ya?" basa-basi seorang Hoonclaide, dilihat dari air muka Jake yang lesu dan sedang dalam kondisi mood yang buruk. Jake mengangguk lalu terkekeh.

"Hm, aku pergi." kali ini Hoonclaide benar-benar menaiki kereta kudanya, ia dan Jake dulu cukup dekat, bisa dibilang teman saat remaja karna Jake adalah seorang Ksatria maka Jake menghabiskan masa pelatihannya di sekitar istana.

👑👑👑

Jay menatapi adiknya yang baru saja memberi amplop itu dikarenakan Jay tidak ada dirumah sedari pagi. Neneknya masuk sembari menyodorkan roti kecil dan teh untuk cucu-cucunya.

"Menurut nenek, kau boleh untuk mencobanya Jay." saran dari neneknya, awalnya Jay tidak ingin, karna ia cukup malas berurusan apalagi datang ke istana.

Jay melenguh, meminum teh itu yang tidak terlalu panas, Vdevwon meliriknya, kapan lagi kesempatan ini datang? Lagipula perlombaan yang diadakan kerajaan sangat sesuai dengan kriteria Jay.

Memanah, berkuda, hingga beradu pedang, Jay sangat lihai akan hal itu. Jay mengangkat kedua tangannya dan menyilangkannya dibelakang kepalanya, menyenderkan bagian belakang kepalanya dengan tenang. Berfikir nampaknya.

"Kalau ini jebakan, bagaimana?" pancing Jay, Nikmonarov menatap kakaknya itu bergantian. Sang kakek datang sembari menaruh topi jerami yang dipakainya untuk berkebun.

"Jebakan apa Jay?" sang kakek ingin tau, duduk disamping Vdevwon dan meminuk teh yang sudah disediakan. Jay melirik kakeknya.

"Kerajaan mengadakan perlombaan kek, Vdevwon memaksaku untuk ikut." terang Jay yang hampir saja membuat kakeknya itu terbatuk, untung saja beliau dapat menahannya.

"Kerajaan mengadakan perlombaan? Untuk apa?" tanya kakeknya dengan nada yang sepertinya kurang suka, sang nenek mengerti lalu mengusap pelan pundak sang suami.

"Entahlah, tapi kalau dilihat hadiahnya, itu lumayan untuk kita." ucap Jay yang mulai meyakini dirinya, kakeknya saling tatap dengan sang nenek lalu mengangguk setelahnya.

"Ya ikut saja, sekalian kau berlatih." jawab sang kakek sembari memakan roti itu, Jay tersenyum tipis lalu mengangguk. Perlombaan itu akan diadakan seminggu lagi, Jay bisa berlatih mulai besok, sehabis bertemu denganmu mungkin?

👑👑👑

Bulan dan langit gelap menunjukkan rupanya, kau sedang menatap hal indah itu dijendela kamarmu, mungkin sebentar lagi kau ingin beranjak kealam mimpi.

Tanpa sengaja kau melihat burung elang yang terbang melewati mansionmu, entah mengapa diotakmu terlintas wajah lelaki itu, ya wajah lelaki yang tidak kau ketahui namanya.

Dirimu tersenyum dengan sendirinya saat mengingat perlakuan Jay padamu yang bisa dibilang sedikit unik? Entahlah, kau merasa berbeda jika mengingatnya.

"Apa kabarnya ya dia?" gumammu sembari menyenderkan punggungmu dan menyilangkan kakimu. Senyumanmu makin lebar saat mengingat guyonan Jay waktu pagi saat kau masih dirumahnya. Memori itu menghampiri otakmu.

//

Ayam berkokok dengan semangat, kau mengerjapkan matamu, matahari masih tidak terlalu ingin menaikkan diri, namun kau sudah terbangun, tidak seperti biasanya, ya maklumi saja karna kau tidak pernah tidur dialas yang sedikit keras seperti ini.

Kau membuka jendela, dan persis didepanmu hanya berjarak sekitar satu meter, Jay sedang mengayunkan pedangnya. Pedangnya memiliki diameter yang bisa dibilang cukup lebar, kokoh dan tegas.

Beberapa teknik dibuat oleh Jay, salah satunya tekniknya berpedang sembari menurunkan gesit satu kakinya, serangan bawah, kau tidak pernah mengetahui teknik itu sebelumnya.

Kau tepukan tanganmu, kagum akan itu, sudah menjadi kebiasaanmu nampaknya, Jay tersadar lalu melirik kearahmu dan tersenyum miring. Lelaki itu semakin lama semakin dekat menujumu.

Tidak ada rasa takut pun didirimu, yang ada justru kau semakin menongolkan dirimu pada jendela itu. Jay mendekatimu, membungkuk hormat padamu.

"Selamat pagi Tuan Putri, kau sangat cantik sepeti biasanya." puji lelaki itu masih dengan tubuhnya yang membungkuk, otomatis semburat merah tergambar diwajahmu, kau tutupi mulutmu dengan telapak tanganmu, tidak ingin jika pekikan keluar dengan sendirinya dari mulutmu.

Jay menegapkan tubuhnya dan tersenyum, oh tidak, ketampanan ini lagi, tak dapat dipungkiri jika kau sangat tertarik dengan ketampanan yang dimiliki lelaki didepanmu ini.

"Bebersihlah, aku akan membuatkan sarapan." suruh Jay pelan lalu berlalu untuk mengambil tempat pedangnya. Kau memerhatikan Jay, terkesima akan lelaki itu.

Jay tau? Tentu saja, feeling lelaki ini cukup kuat, sesaat ia telah memasukkan pedangnya, ia melirikmu dan tersenyum lagi lalu masuk kedalam rumah. Dan ya, jantungmu seenaknya berhenti berdetak seperkian detik akibat itu. Ada hantu apa yang menghinggap didiri lelaki itu sehingga bisa seperti itu? Entahlah.

//

"Ish, kenapa harus mengingat hal itu sih!" protesmu pada dirimu sendiri, sembari menggeleng-gelengkan kepalamu.

"Ingat sang Pangeran, Ascca, ingat, ingat." lanjutmu lucu, kau mencoba mengingat wajah Hoonclaide, tetapi tetap saja, seperti tidak ada tanda tutup untuk bayangan wajah Jay, yang mengakibatkan wajah lelaki itu lagi lah yang menyentil fikiranmu.

👑👑👑

Sang Pangeran sedang membaca surat yang cukup panjang isinya, tentang perlombaan yang akan dilaksanakan minggu depan. Mata lelaki itu membacanya dengan teliti.

Sesekali mengangguk menyetujui tata bahasa yang ada didalam surat itu. Mulutnya terbuka, hendak berucap. "Jadi, ini hanya kalangan petinggi didaerah Novoska? Menarik."

Ya, Hoonclaide membaca paragraf ketiga didalam surat itu yang berbunyi, jika perlombaan ini dikhususkan untuk petinggi didaerah Novoska, yaitu Duke,  Marquess, Count, Viscount, dan Baron. Keluarga mereka boleh ikut serta.

Hoonclaide berdecak sesaat membaca dibagian paragraf itu yang mewajibkan dirinya untuk ikut serta. "Sial, konyol sekali." celetuk Hoonclaide asal lalu membuang asal kertas itu. Ada-ada saja neneknya ini, ya neneknya yang membuat hal itu.

Rasa bersalah neneknya yang tidak datang saat pertunangannya membuat murah hatinya muncul, menyebarkan hadiah kepada rakyatnya itu pun kalangan tinggi melalui perlombaan itu.

👑👑👑

Vitaminnya jangan lupa ya hehehe :3
Hayo kayaknya ada tanda-tanda sesuatu nih, tanda apa ya? Ntahlah authornya emang serandom ini xD
Terimakasih yang sudah membaca dan mengikuti story ini :3
Love you

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 53.1K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
25.6K 3.8K 20
" sengaja ah pake kaos kaki ini biar bisa ditegur sama kakak manis " warn! ⛔ bxb jeongin top!seungmin bot!
2.4M 113K 54
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
21.2K 2.8K 49
Vampire, fairy, dan mermaid dalam satu cerita? #1 - leeknow ( 04.06.2020 ) #1 - tail ( 15.10.2020 ) #1 - skzfanfiction ( 21.12.2020 ) #4 - mermaid (...