03 ; Jay Mactavish

733 112 21
                                    

👑👑👑

Author POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author POV

-

Terik matahari pagi yang menghangatkan mulai menyinari wajah tampan berkeringat milik Jay, lelaki itu sedang berlari sekarang dikebun milik kakeknya yang cukup luas.

Menanam apa dikebun itu? Hanya kebun gandum, karna kaum bawah seperti mereka harus memilih diantara gandum dan jagung, itupun harus ada kesepakatan dari kerajaan, 20%nya harus diberikan kepada keluarga kerajaan, tampa bayaran. Sedih memang, tapi peraturan leluhur begitu adanya.

"Hhhh.." Jay menengadahkan kepalanya dengan senyuman lebar seperti membayangkan sesuatu yang bagus akan datang menghampirinya.

"Nenek merasa ini baru jam setengah tujuh, tetapi cucu tampan nenek sudah semangat seperti ini." tegur neneknya sembari membawakan sebuah jagung rebus dan air putih.

Jay tersenyum lalu berlari mendatangi tempat dimana neneknya berada, kursi kayu sedikit panjang untuk duduk beristirahat saat lelah dikebunnya. Neneknya duduk disana, menunggu sang cucu untuk menikmati sarapannya.

"Nenek selalu cantik seperti biasanya." puji Jay yang bertujuan bermanja pada sang nenek, sementara yang dipuji hanya terkekeh dan menggeleng.

"Tentu saja, kalau nenek tidak cantik, tidak mungkin cucu nenek setampan ini." balasan setuju keluar dari mulut wanita yang sudah renta itu, wajah lelahnya tergambar cukup jelas. Jay menghentikan kunyahannya pada jagung rebus itu, beranjak untuk memeluk sang nenek.

"Nenek, Jay ingin melihat secara langsung bagaimana cantiknya ibu." keluh Jay lirih, raut wajah sang nenek berubah, ikut memeluk sang cucu dalam kelembutannya.

"Ibumu sangat cantik, luar dan dalam cantiknya." ucap sang nenek yang memanjangkan nada dibagian sangat. Jay mengangguk lalu menegapkan tubuhnya untuk melihat wajah sang nenek.

"Lalu kenapa ibu yang seperti itu bisa ditinggalkan oleh ayah?" Jay berkata dengan sedikit kemarahan bercampur sendu di pertanyaan itu. Sang nenek mencoba untuk tenang, salah satu pertanyaan seperti ini selalu dihindari olehnya.

"Mereka tidak berjodoh Jay, itu saja." jawab sang nenek penuh keteguhan, Jay menunduk dan kembali memakan jagung rebus kesukaannya. Benarkah? Apa ayahnya hanya menganggap sang ibu sebagai barang dan menjadikannya budak? Seperti kasus pada mendiang kekasihnya?

"Sudahlah jangan difikirkan, ibumu akan sedih jika melihatmu seperti itu, Jay cucu nenek seorang anak yang kuat, ah tidak bukan kanak lagi, sekarang kau sudah menjadi pria, pria tangguh." ujaran sang nenek untuk menyemangati sang cucu yang mulai hanyut dalam kebingungan nan kesedihan.

Hidden Romeo || SUNGHOON & JAY ENHYPENWhere stories live. Discover now