Hidden Romeo || SUNGHOON & JA...

Par levilevilaa

19.6K 2.6K 1.2K

Status ; completed✔️ PG-16+ Started : 08 September 21 End : 08 November 21 Kisah tentang Pangeran tampan yang... Plus

00 ; Intro - Prologue
01 ; The Beginning
02 ; Hoonclaide Scronovish
03 ; Jay Mactavish
04 ; Rannascca Rileyvohrt
06 ; Heenozch Niktolion
07 ; Vdevwon Albyonc
08 ; Sunvroch Niktolion
09 ; Nikmonarov Albyonc
10 ; Zoevyha Xhalleed
11 ; 👑
12 ; 👑
13 ; 👑
14 ; 👑
15 ; 👑
16 ; 👑
17 ; 👑
18 ; 👑
19 ; 👑
20 ; 👑
21 ; 👑
22 ;👑
23 ; 👑
24 ; 👑
25 ; 👑
26 ; 👑
27 ; 👑
28 ; 👑
29 ; The Last

05 ; Jake Rileyvorht

519 97 34
Par levilevilaa

👑👑👑


Author POV

-

Jake dan Zoevyha sedang beristirahat disebuah gubuk, hujan enggan untuk berhenti, bagaimana pun juga yang menunggangi kuda itu ialah manusia, Zoevyha tidak ingin lelaki itu jatuh sakit.

Zoevyha dan Jake sedang berdua didalam gubuk itu sementara sang penunggang memilih untuk berganti baju didalam kereta kuda yang sudah berteduh dibawah pepohonan besar tepat disamping gubuk.

Gubuknya sangat kecil bahkan Jake dan Zoevyha tidak memiliki jarak, mereka berdempet diarah bagian samping tubuh mereka. Hari sangat dingin, Zoevyha tidak memakai jubah apapun dengan pakaian kemeja berwarna putih dan berbahan sutra, Jake dapat dengan leluasa melihat tangan berkulit putih Zeovyha yang didesain sedikit menerawang.

Sedangkan Jake memakai baju khas ksatrianya, hanya blazzer berkancing banyak dengan kaus dalam di dalamnya. Jake melirik Zoevyha yang memejamkan matanya sembari menenggelamkan tangannya diantara pahanya yang menekuk.

"Cantik." gumam Jake tanpa sadar, Zoevyha mendengarnya lalu menghadapkan wajahnya ke arah Jake, wanita itu tersenyum.

"Coba katakan lagi." pinta Zoevyha sembari menipiskan jarak wajah mereka, Jake membesarkan kornea matanya, jantung lelaki itu berdansa seenaknya.

"Ca-ca.." pujian itu tercekat dikarenakan hidung Zoevyha yang sudah menyapa hidung Jake, ujung hidung mereka bertaut, Zoevyha terkekeh kecil, menjahili Jake sudah menjadi hobi wanita itu dari kecil.

Wajah Jake memerah, namun keningnya mengerut sebal sesaat melihat Zeovyha yang tertawa sembari menjauhkan wajahnya lagi. Jake mengepalkan tangannya pelan.

"Zeovyha, jangan memainkan perasaanku." lirih Jake sendu, seketika tawaan Zoevyha berhenti, wanita ini melirik Jake yang sekarang menggigit bibirnya.

Sakit, itu yang Jake rasakan, ya memang faktanya Jake menyukai Zoevyha saat mereka beranjak ke umur yang lebih dewasa, tepatnya 4 tahun lalu, Jake berusaha untuk menjadi Kapten Ksatria diusianya yang masih terbilang sangat muda, 17 tahun, hanya untuk dapat meminang wanita disebelahnya ini. Tapi ternyata mustahil, kriterianya tak pernah ada didalam list kekaisaran.

Zoevyha menjilat sedetik bibirnya, kebiasaan yang ia lakukan saat bingung, Jake menangkup wajah Zoevyha dengan satu tangannya, lelaki ini tau jika Zoevyha sedang dilanda kebingungan, menjahilinya balik tidak salah kan?

"Kau gemar sekali membuatku semakin susah untuk melepaskanmu." terang Jake yang mendekatkan wajahnya, adegan ini nampaknya dipimpin oleh Jake sekarang, tangan Zoevyha menahan pelan dada Jake yang semakin condong.

"Ja-ke.. Eummh.." penolakan itu tak sempat terlaksana dikarenakan Jake mencium bibirnya, melumat penuh bibir merah nan lembut itu, oke, Jake lepas kendali kali ini.

"Mmmmh, Ja...ke..." Zoevyha mencoba membuka suara pada saat mulut Jake terbuka untuk melahap bibirnya lagi, Zoevyha semakin tersudut, punggungnya pun menyapa dinding gubuk itu. Jake seakan tuli, ia meremas pelan pinggul sang wanitanya.

"Jake!" panggilan itu meninggi saat Jake mengecupi dagu bawah Zoevyha. Jake membuka matanya penuh, tangan Zoevyha menangkup wajah Jake untuk menatapnya.

Wajah Zoevyha memerah, nafasnya menderu, matanya menyayu, nampaknya wanita ini pun menikmati lumatan dari lelaki tampan sekaligus sahabatnya ini. Zoevyha memeluk leher Jake, menenggelamkan wajah cantiknya di pundak Jake.

Jake termangu, ia sempat mengira jika Zoevyha akan menamparnya, namun nihil. Jake mencoba memeluk wanita itu, bagaimana reaksinya? Tidak ada, Zoevyha masih betah dengan kegiatannya, menghirupi aroma tubuh yang disukainya.

"Lumat aku lagi." bisik Zoevyha dan menampakan wajahnya didepan Jake, mata lelaki itu membulat lagi, dan ya, mereka larut dalam cumbuan memabukkan itu.

👑👑👑

Jay sampai di rumahnya, lelaki itu berlari untuk memanggil adiknya, basahan air hujan yang menghantamnya diacuhkannya. Jubah lelaki itu basah sepenuhnya karna membawa keledainya untuk pulang.

"Kakak." Vdevwon terkejut, adiknya satu ini masih terbangun sementara Nikmonarov sudah terlelap dikarenakan hawa yang mendukung. Vdevwon bergegas untuk menghambil handuk milik Jay, namun Jay menggeleng sembari mengambil payung hitam usang dan memberinya pada Jungwon.

"Payungi gadis itu." perintah Jay yang langsung dibalasi anggukan oleh Vdevwon, adiknya itu sedikit tak percaya dengan ini, ia kira kakaknya pergi untuk berurusan penting, namun ternyata kakaknya itu masih mempunyai simpatik padamu.

Jay menggendong tubuhmu ala bridal, Vdevwon memayungi kalian, diabaikan lelaki manis itu saat pundaknya kebasahan. Tidak apa.

Jay sedikit berlari, dan melangkahkan kakinya kedalam kamarnya, ia tidur sendirian, sedangkan Vdevwon dan Nikmonarov satu kamar. Membaringkanmu diatas kasur yang seadanya, kasur dengan badan kayu yang keras dan kain yang sangat tebal untuk dijadikan alas kasur itu. Jay keluar dan melihat adiknya yang sedang membereskan payung yang digunakannya.

"Vdev, kayu bakar kita ada?" tanya Jay pada adiknya, sinyal wajah sang adik memelas, dan benar saja Vdevwon menggeleng, tanda mereka tak memiliki stok kayu bakar saat ini.

"Ck. Bagaimana kita bisa memasak air jika begini?" keluh Jay, Vdevwon melirik kesana kemari dengan gusar. Lelaki itu melangkah mengambil payungnya lagi.

"Gadis itu demam kak?" tanyanya, Jay mengangguk dan memerhatikan adiknya yang beranjak kedapur lalu mengambil panci kosong.

"Tunggu kak, aku akan merebus air di rumah tetangga disana, sup dagingnya masih ada dilemari." pamit Vdevwon sembari berlari kecil keluar. Jay hanya bisa mengangguk dan melepaskan jubah serta topeng pada matanya.

Lelaki itu masuk kembali kedalam kamarnya, melihat dirimu yang masih dalam keadaan basah, Jay menggigit bibir bawahnya, mencari pakaian yang layak untuk dipakai dilemarinya.

"Maaf." bisik Jay pelan saat mencoba mendudukan tubuhmu yang masih lemah, mulutmu bergetar namun matamu tidak bisa terbuka. Satu tangan Jay menahan tubuhmu dengan memegang punggungmu.

Lelaki itu mulai membuka kancing pada gaunmu, tubuhmu panas namun kulitmu dingin, wajahmu pucat pasi. Jay merona saat melihat kulitmu yang putih nan indah.

Ia rutuki dirinya sendiri saat berhasil membuka semua gaunmu, kau hanya memakai dalaman yang juga ikut basah. Jay menghentikan kegiatannya sambil membaringkan tubuhmu.

Apa yang lelaki itu fikirkan? Ia ragu untuk menelanjangimu, tapi akan fatal jika itu tidak dilakukan. Jay mengacak rambutnya kasar lalu tanpa fikir panjang lelaki itu menarik celana dalammu sembari memejamkan matanya, satu tangannya meraba pakaian yang sudah ia siapkan.

Lelaki itu dengan cepat menutupi bagian tubuh disekitaran dada hingga selangkanganmu, setelah sudah tertutup, lelaki itu membuka penutup gundukanmu.

Semua terlepas, dan? Astaga ia lupa harus memakaikan pakaiannya padamu. Dan ya, mau tidak mau, ia menyingkirkan pakaiannya untuk memakaikannya padamu. Sesekali Jay menutup matanya, malu. Itu yang ia rasakan.

Sekitar lima menit lelaki itu berhasil memakai pakaiannya yang cukup tebal padamu, tapi tetap saja, kau masih kedinginan. Jay beranjak hendak memelukmu, namun terjeda, dikarenakan pakaian yang dipakainya pun basah.

Lelaki itu berdiri meninggalkamu yang sudah diselimutinya, mengambil pakaiannya yang sedikit berlubang pada bagian lengan dan pundaknya untuk dipakai, karna pakaian apiknya kau kenakan.

👑👑👑

Hoonclaide selesai dengan kegiatan diperpustakaannya, pada akhirnya ia tidak menemukan teka-teki itu. Mengapa ayahnya bisa pergi dari istana.

Dibagian ruang tamu istana nampaknya ada suara orang berbicara, berisik, begitu fikir Hoonclaide. Lelaki ini hanya berjalan acuh untuk kearah tangga menuju lantai dua diistananya. Namun nada pembukaan pintu tinggi itu menyapanya.

"Pangeran! Pangeran!" panggil suara yang nampaknya sudah berusia, Hoonclaide memunggungi suara itu, matanya bergerak keatas lalu kesamping dengan malas, menganggu saja, baginya.

Hoonclaide membalikan setengah badannya untuk mengetahui siapa yang memanggilnya, ah, calon mertuanya dengan seorang gadis dibelakangnya dan para pelayan berair muka cemas.

Ya, disana istri dari Duke ke-I berdiri dengan tarikan tangannya yang sedikit kasar pada gadis dibelakangnya. Hoonclaide menaikkan satu alisnya, lalu menghilangkan langkahan kakinya pada tangga, turun dari tangga itu.

"Gadis ini berbohong! Gadis ini berbohong Tuan!" ujar ibumu dengan wajah yang geram dengan mata berair. Hoonclaide mengerutkan keningnya, melipat tangannya didepan dada, menunggu pernyataan selanjutnya.

"Dia, dia membiarkan Rannascca dipegunungan! Awalnya dia katakan jika Rannascca akan menginap dirumahnya, tetapi hamba berinisiatif untuk datang melihat, ternyata Rannascca tidak disana!" penjelasan dari ibumu yang kalut, ya ayah dan ibumu sudah tau bahwa kau menghilang.

"Bagaimana jika ia dimakan binatang buas? Hiks anakku-"

"Ini semua salahmu!" teriak ibumu sembari menunjuk wajah gadis dibelakangnya yang sedikit menunduk.

Hoonclaide memerhatikan wajah itu, wajahnya memang tampak mirip dengan wajahmu jika dilihat sekilas, tetapi perlu Hoonclaide akui bahwa wajahmu tidak bosan untuk dipandang.

"Catalyna ya?" singkat, sang Pangeran baru membuka suaranya, gadis yang mendengar namanya dipanggil itu mencari sumber suara dengan matanya yang antusias, Pangeran ternyata mengingatnya.

"Pangeran, hiks. Anak saya! Dia tunanganmu Tuan!" cerca ibumu lemah, Hoonclaide melirik ibumu sesaat lalu menatap kearah telapak kakinya, berfikir sesuatu sepertinya.

"Sejak kapan Rannascca menghilang?" tanya Hoonclaide ingin tau, ibumu menarik kasar tangan Catalyna untuk berdiri didepannya, menjawab sang Pangeran. Catalyna tidak gugup sama sekali, yang ia gugupkan hanyalah pandangan dingin dari sang Pangeran, Hoonclaide.

"Ka-kami berjanji untuk minum teh bersama di pegunungan Novomountain pada jam 10, tetapi hamba tidak datang kesana, karna ada urusan mendadak dengan saudara jauh. Dan itu membuat hamba tidak sempat memberikan kabar pada Ascca, Tuan Muda." jelas Catalyna yang semakin lama semakin tenang, ibumu menutupi wajahnya, menangis.

Hoonclaide mengangguk mengiyakan, padahal mata lelaki dan otak lelaki ini telah menangkap wajah Catalyna saat pagi tadi di pameran, setelah kegiatan itu mungkin ia berurusan dengan saudaranya? Batin Hoonclaide menyimpulkan.

"Kau tidak tau ya, jika pada malam hari binatang buas disana berburu?" jawab Hoonclaide yang terdengar agak santai. Ibumu terkejut sembari memegang dadanya yang terasa sakit secara tiba-tiba. Tidak, jika dirimu meninggal, ia tidak bisa merasakan senangnya hidup diistana, begitu.

"Pegunungan itu saat pagi hingga senja memang indah dan menghanyutkan, namun jika malam ia mengeluarkan taringnya." jelas Hoonclaide lagi, Catalyna menutup mulutnya seolah-olah terkejut, dengan raut wajahnya yang nampak khawatir.

"Hmm.. Robert, perintahkan 10 ksatria untuk mencari keberadaan Nona Rannascca." suara Hoonclaide melengking, ia tau jika Robert atau tangan kanan yang sangat ia percaya itu menonton adegan ini dibelakangnya, dan ya, lelaki dengan rambut dan janggut memutih itu membungkukkan tubuhnya lalu berucap "Baik Tuan."

Ibumu terduduk yang otomatis ikut dipegang pelayan, Hoonclaide menatap Catalyna dengan datar, senyuman miring ia berikan pada gadis didepannya.

"Aku akan pastikan Nona Rannascca selamat, dan, aku akan membiarkan Nona itu menghukummu karna mengingkari janji." ucap Hoonclaide dingin, auranya berbeda, Catalyna merasakan itu.

Hoonclaide beranjak menjauhi mereka untuk naik kearah lantai dua, meninggalkan Catalyna yang menciut akibat ucapannya, tidak, itu hanya 10%, Catalyna tidak masalah jika kau yang memberikan hukuman karna ia tau kalau kau menyayanginya. Yang jadi masalah adalah harga dirinya yang merasa sedikit terinjak oleh sang Pangeran.

👑👑👑


Sudah sekitar satu jam kau tidak membuka matamu, Jay sudah menaruh handuk kecil dikeningmu, mengompresmu. Vdevwon mengantar segelas air hangat kekamar Jay, sekitar dua menit lalu adik manisnya itu baru saja selesai merebus air, ya untuk kau minum.

"Belum bangun ya kak." keluh Vdevwon yang merasa bersalah karna membiarkanmu, Jay mengangguk lalu menyuruh adiknya untuk keluar dari kamar itu supaya tidak terlalu khawatir.

Jay menyenderkan punggungnya pada badan kasur, lelaki itu duduk dilantai beralaskan tanah liat. Menunggumu untuk membuka mata sembari melipat tangannya didada dan memejamkan matanya, sedikit mengantuk.

"Ngh..." racaumu sangat pelan, tak ada yang dapat mendengar suaramu dikarenakan irama rintikan hujan masih bermelodi diluar sana. Kau membuka matamu pelan, kunang-kunang pada pandangan matamu berangsur hilang, kau terkejut dengan apa yang kau lihat sekarang.

Rumah tidak berplafon dan nampak tua, kau dimana kah? Segera, tubuhmu bergerak untuk terduduk dan sebuah handuk kecil jatuh didaerah pahamu.

Kau melirik Jay yang memunggungimu, gemetar, lagi, dikarenakan rasa takut yang menyerbumu. Tapi kau tebas hal itu saat melihat handuk yang sudah jatuh dipahamu, lelaki ini mengompresmu?

Kau hendak turun, namun tidak jadi karna tubuhmu lemas, dan kau berinisiatif untuk melihat wajah Jay yang nampaknya tertidur dari samping. Kau ingin lari, namun tidak memiliki tenaga. Kau turunkan kakimu perlahan.

"Sudah bangun?" sebuah suara menghentikanmu, Jay membuka matanya perlahan dan menatapmu dari samping, kau terkesima, tampan, sangat tampan lelaki ini rupanya.

"Ja-jangan bunuh aku." lirihmu parau, kau mulai menangis, Jay menegapkan posisi duduknya lalu tersenyum miring, lelaki itu berdiri, mengambil segelas air dilemari kayu kecil tak jauh darinya.

"Minumlah." suruh lelaki itu sembari menyodorkan air itu padamu, kau ragu, tetapi kehausan menghasutmu untuk mengambilnya. Dan kau memegang gelas itu namun belum siap untuk meneguknya.

Jay seakan tau, lelaki itu terkekeh kecil, kau terkesima lagi, berkali-kali lipat tampannya jika lelaki itu tertawa. Jay membuka mulutnya dan berucap, "Aku tidak memasukan racun apapun kedalam gelas itu."

Kau memalu, ternyata lelaki ini tau apa yang kau cemaskan, matamu melirik Jay yang melangkah mengeluari kamar ini, kau meminum habis air itu. Kau sangat dehidrasi, airnya hangat, segar sekali rasanya.

Kau mencoba untuk berdiri dan berjalan, menghalau segala rasa denyutan dikepalamu. Saat kau berdiri, kau terpekik nyaring, baru menyadari jika pakaianmu telah terganti.

Vdevwon yang menyadari itu langsung mendatangimu dikarenakan Jay sedang menuangkan sup daging ke mangkuk untukmu.

"Ada apa kak?" tanya Vdevwon saat memasuki kamar itu, kau tambah terkejut saat melihat lelaki manis ini yang ternyata satu kubu dengan lelaki penculik itu.

"Ka-kamu?" tunjukmu, Vdevwon tersenyum kusut lalu membungkuk, mengarahkan tangannya kearah luar, mempersilahkanmu untuk terlebih dahulu. Kau kerucutkan mulutmu lalu menghentakkan kakimu, kesal.

Jay melihat tingkahmu itu, tanpa sadar lelaki ini tersenyum gemas, lucu akanmu. Kau menangkap hal itu, jantungmu seakan berhenti berdetak sepersekian detik, tampan, sungguh.

"Bisa berjalan? Duduklah, kau pasti lapar." suruh Jay sembari mempersiapkan kursi untukmu, kau menurut, wangi sup daging itu menggelitik hidung serta perutmu. Suara bunyi perutmu dengan tak sopannya menyaring, Vdevwon menahan tawanya, kau tau itu.

"Tertawa saja, kenapa ditahan begitu." kau memajukan mulutmu untuk yang kesekian kali, Jay terkekeh namun segera menutup mulutnya, lelaki itu duduk didepanmu yang terhalang meja.

"Makanlah, aku tidak memasukan racun." ingat Jay padamu, wajahmu memerah lalu meringis setelahnya merasakan denyut dikepalamu. Vdevwon pamit untuk pergi kekamarnya, karna ia tidak ingin menganggu hal yang kemungkinan penting nantinya.

"Jangan kau fikir dendamku sudah hilang karna perlakuanku ini." ucap Jay membuka percakapan, kau hampir tersedak, padahal kau lagi menikmati makanan yang menurutmu enak ini.

"Tolong pertimbangkan, membunuhku pun tak membuat orang itu kembali." bujukmu, Jay menatapmu tanpa berkedip, suaramu, sungguh sangat mirip sekali dengan orang yang pernah dicintainya setahun lalu. Jay menelan susah air liurnya karna itu.

👑👑👑

Jake menatap wajah menawan Zoevyha dari atas, acara lumatan mereka masih berlanjut, bahkan Jake menindih sahabat kecilnya itu sekarang, hangat, itu yang mereka saling rasakan.

Zoevyha menjauhkan wajahnya, memberhentikan Jake yang masih setia menghisapi bibir atas Zoevyha yang membuat candu.

"Hhhh.. Hhh.." Jake memasoki paru-parunya dengan oksigen, matanya sayu, Zoevyha mengusap pipi Jake, tersenyum kecil setelahnya.

"Jake, nampaknya kita melakukan suatu kesalahan."

👑👑👑

Haloo, apa kabar?
Jangan lupa vitamin untuk story ini ya
Yang udah mau buang waktu untuk baca, makasihhhhh banyakkkkk....
Kasih cinta deh buat kalian! OwO

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

11.3K 1.2K 28
Taehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena...
Naughty Nanny Par 23

Roman d'amour

6.8M 339K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
858 105 4
Jungwon sama Jay itu musuh. Mereka gak bakalan pernah berdamai walau sebentar sampai kapan pun. Mereka gak sudi buat berteman dan terapin di pikiran...
7.4K 1K 14
Horor - fantasi - komedi. Sunoo disekolah pendiem. Sunoo dirumah temennya hantu. Ga bercanda kok, Sunoo anaknya emang indigo. Dan ketemu sama hant...