REWRITE [ Trash Of The Count'...

By __KIVIJ

20.5K 2.3K 1.2K

Kim Jia. Gadis yang mati karena sebuah kejadian membuat dirinya tidak menyesali tindakan dirinya. Namun, sebe... More

00
01
02
03
04
05
[No Chapter I]
06
07
08
10
11
[No Chapter II]
12
13
14
15
16
Special Chapter ; Aerith Mathis
17
18
19
20
[ SIDE STORY I : HOW TO FEEL COMFORT ]
[ Side Stories II : NO ONE KNOWS ABOUT IT. ]
21
22
23
COMEBACK [ SCROLL PALING BAWAH ]
24

09

535 77 33
By __KIVIJ

Aerith melihat pintu mahoni di depannya, tenang ... tidak ada tekanan sama sekali, berbeda dengan pengawal pribadi yang diutus oleh Callen. Ya, bagaimana lagi mereka akan melihat Putera Mahkota 'kan? Berterimakasihlah, kadang Callen membawa dirinya ke sini saat bertugas untuk sang Raja. Tugasnya apa? Masa bodo, Aerith tidak mempedulikan hal tersebut.

Memang ini lebih baik, daripada memilah bertemu dengan Raja dari Kerajaan Roan. Pfft--, Raja Zed Crossman. Semenjak ia melihat Putera Mahkota untuk pertama kali, dirinya mengetahui bahwa orang itu ... Raja dari Roan ini hanya melakukan tugasnya menjadi seorang Raja, tidak sebagai seorang Ayah.

"Yang Mulia, Nona muda dari Keluarga Mathis datang menemui anda."

"Masuklah."

Suara dari dalam menyuruh Aerith masuk ke dalam ruangan yang tanpa menunggu lama, gadis ini memasuki ruangan lalu berdiri di depan meja sang putera mahkota dan memberikan salam sapa -- salah satu kaki Aerith sedikit mundur lalu menaruhkan tangan kanan di atas dada begitupula tangan kiri yang ia taruh di belakang tubuh.

Kedua belah bibirnya menunjukkan rasa bangga, namun dirinya dan calon Matahari masa depan ini mengerti apa senyuman yang terulas dari Aerith Mathis.

"Yang mulia, senang melihat anda. Aerith Mathis menyapa Yang Mulia untuk pertama kalinya setelah sekian lama."

Aerith mengembalikan posisi untuk melihat Alberu Crossman -- putera mahkota yang mengulas senyum cerah, begitupula gadis remaja ini yang masih mengulas senyum formal dengan tangan masih berada di atas dada.

"Ya, ya. Nona muda Aerith, aku juga senang bertemu denganmu dari sosok calon penerus yang berbakat dari keluarga Mathis! Jauh-jauh telah datang dari tengah perjalanan untuk demi menjalankan tugas negara-nya."

Aerith mendengar sapaan manis ini merasakan sepat dalam mulutnya, sungguh? Dirinya tidak begitu ahli untuk mengucapkan kata manis kepada seseorang, sebanding orang-orang yang ia kenal. Kedua sudut bibir itu berkedut lalu mengulas senyum hangat, tangan masih berada di atas dada menunduk hormat kembali dengan wajah yang penuh antusias.

"Terimakasih banyak, Yang Mulia. Hamba juga begitu beruntung bisa melihat kembali bintang kerajaan. Setelah ini, mungkin setiap saat saya memandangi bintang. Saya pasti mengingat bahwa saya tidak akan sendiri karena bintang dari Kerajaan Roan menyinari sinarnya untuk hamba, salah satu rakyat yang beruntung ini."

"Haha! Tentu saja! Aku juga berharap setelah perjalanan jauh yang Nona Aerith lakukan akan membuahkan hasil dan melindungi para rakyat dan kerajaan Roan. Aku mengandalkan mu di masa depan, Nona Aerith!"

Kedua orang ini tersenyum cerah.
Tidak peduli tatapan yang begitu senang dari pengawal pribadi milik Aerith, maupun tatapan terkejut dari pengawal pribadi Alberu.

Bajingan kecil ini! ' Tidak tau bahwa mereka menyumpahi satu sama lain, Aerith bersumpah pada dirinya agar lebih fasih mengandalkan lidah miliknya. Mungkin, Lee Soo Hyuk semisalnya disini pasti lebih handal dan sebanding dengan bajinga-- Putera Mahkota di depannya.

Alberu langsung menyuruh Aerith duduk, sambil menceletuk untuk membuka percakapan dengan wajah serius.

"Bagaimana kita memulai pembicaraan ini, Nona Aerith?"

"Atas keinginan anda, Yang Mulia."

Aerith langsung menyuruh pengawalnya untuk berjaga di depan pintu, bersama dengan pengawal yang menjaga Alberu. Kemudian, beralih dengan tumpukan kertas di meja membuat Aerith merasakan mual.

'Aku mengingat dimana team leader juga membuat tumpukan kertas seperti ini setelah invensi.'

Huh?

Aerith menerima beberapa kertas yang diberikan Alberu, lalu membacanya. "Ini ..." bisik gadis itu membaca dengan seksama, kemudian iris itu bergulir ke arah pemuda dihadapannya.

"Mereka mengira bahwa Kerajaan Roan melanggar dari persetujuan?" Tanya Aerith berusaha menyakinkan diri apa yang ditulis ini sebuah kebenaran, Alberu mengangguk kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Aerith.

Bukankah, mereka terlalu bodoh untuk membuat sebuah alasan?

"Yang Mulia, tempat yang telah saya kunjungi berada di Kerajaan Whimper 'kan?"

"Benar, itu isi laporan yang kau berikan padaku sebelumnya."

"Lalu, kenapa mereka yang begitu sensitif seperti ini?"

"Karena wilayah itu dibangun oleh Kerajaan Norland secara diam-diam, agar bisa menandakan bahwa itu adalah wilayahnya."

Alberu kembali menjelaskan yang tertulis di laporan tersebut, berbeda dengan Aerith yang masih mencerna laporan yang kurang masuk akal. Ah, tidak .. bukan laporan tersebut tetapi Kerajaan Norland-lah yang memiliki pikiran tolol.

Apa mereka ingin mengikuti perperangan tersebut? Tidak, sepertinya Raja dan aristokrat dari Kerajaan Norland yang bodoh menyetujui ide tersebut.

"Mereka sepertinya menyetujui permintaan dari kelompok organisasi bajingan itu, Jia-ah." Ucap Aine terdengar dari dalam pikirannya, Aerith mengangguk mengerti. Dia sudah yakin bahwa keduanya berhubungan satu sama lain.

Aerith kembali membaca laporan tersebut dengan seksama, lalu mengingat informasi yang ada di dalam kertas ini. Kemudian, dirinya menaruh laporan tersebut dan memandangi Alberu yang mengulas senyum menandakan bahwa ia mengerti apa yang Aerith katakan setelah membaca laporan tersebut.

"Yang Mulia," panggil Aerith memandangi Alberu yang masih mengulas senyum,

"Ya, Nona Aerith?" balas Alberu ramah, tidak peduli Aerith yang merasakan sepat saat mendengar nada ramah tersebut.

"Ehem, sepertinya, saya akan membuat rumah di Hutan kegelapan saat badai terjadi. Tolong menangkan badai tersebut agar saya bisa kembali keluar," beritahu Aerith menaruh tangan di atas dada, masih mengulas senyum penuh harap.

Hampa, tidak ada satu orangpun membuka percakapan. Aerith dan Alberu masih mengulas senyum satu sama lain, putera mahkota ini sedikit tidak paham apa yang ada dipikiran oleh Aerith Mathis. Sejak mereka bertemu, Aerith tidak begitu tertarik dengan sosialisasi dan politik. Masuk ke dalam perjamuan, gadis ini hanya melakukan tugas sebagai penerus keluarga Mathis, berbicara seadanya lalu pergi.

-- walau gadis ini mengetahui sebuah rahasia, namun itu ia tidak menggunakan sama sekali.

"Nona Aerith, tidak perlu merendahkan diri seperti ini. Aku yakin dengan seorang ahli pedang sepertimu bisa membantuku untuk menenangkan badai ini bersama-sama,"

BANGSAT! ' Aerith langsung menggigit lidahnya agar berusaha tidak membalas dengan umpatan, apa lagi melihat senyuman dari bocah di depannya saat ini ... ya. Semisalnya ditambahkan saat umur sebelumnya, Alberu Crossman adalah seorang bocah kecil di matanya saat ini.

"Apa sebaiknya, aku kabur saja sebelum perang terjadi." Gumam Aerith membuat Alberu mengulas senyum sambil mengangkat alisnya,

"... aku mendengar apa yang kau bilang Nona muda." Timpal Alberu membuat Aerith mengalihkan pandangannya, dengan wajah sepat.

Kemudian, Alberu melanjutkan kembali pembicaraan soal Kerajaan Norland. "Aku tidak tau pasti, tetapi Kerajaan Whimper sepertinya tidak mengetahui kota tersebut. Terlebih, informasi tempat yang kau singgahi sangat minim."

"Minim, ya? Saat aku berada di sana, kota itu hanya berisikan pelancong yang hanya singgah sementara. Untuk warganya, aku yakin itu ..."

"Bukan korban dari Kerajaan Whimper, 'kan?"

Aerith mengangguk membetulkan perkataan dari Alberu, ia tidak mendengar bahwa mereka adalah korban dari Kerajaan Whimper maupun dari Mage Tower. Selama dirinya mengobservasi tempat tersebut, warga setempat memang paham betul di luar banyak terjadi perperangan. Namun, mereka tidak takut karena pelindung yang setiap malam dipasang untuk melindungi desa tersebut.

Tunggu sebentar ... Warga-warga yang dilindungi?

"Yang Mulia, apa anda memiliki informasi tentang imigran atau emigran di Kerajaan Norland?" tanya Aerith melihat Alberu yang mengerutkan dahi, menelaah apa yang ditanyakan oleh gadis remaja dihadapannya.

Tidak berapa lama, sudut bibir Alberu berkedut lalu membentuk seringaian tipis. Paham apa yang dimaksud oleh Aerith Mathis, ia langsung membuka salah satu loker di mejanya dan mengambil gulungan kertas. Kemudian memberikan kepada Nona muda yang langsung membukanya,

"Presentasi rakyat dari Kerajaan Norland tidak turun, tentu saja mereka tidak menuliskan ke dalam laporan karena desa itu sebagai tempat pelarian imigran gelap dari Kerajaan Norland maka dari itu mereka menganggap rakyatnya berada di wilayah Norland ..." Komentar tajam keluar dari bibir Aerith, iris biru langit pagi itu masih melihat setiap kata dan kalimat di sana.

"Hee? Jadi mereka melindungi rakyat disana dengan pelindung sihir tingkat atas, namun saat kau ingin tau tempat apa ini. Mereka langsung meledakkan kota tersebut untuk menutupi bukti bahwa mereka adalah imigran," balas Alberu membuat Aerith terdiam, namun manik miliknya melihat pemuda pirang yang masih berpikir.

"Benar,"

Tidak, ' Aerith menjawab bertolak belakang. Mereka tidak meledakkan karena informasi yang ia dapatkan ... tetapi, karena organisasi rahasia itu ingin mengambil jantung Chimera. Maka dari itu mereka menghabisi seperti ini karena tidak ingin membuat seluruh benua gempar, ia tidak tau kenapa mereka tidak ingin membuat seluruh benua gempar karena organisasi ini.

Juga, Kerajaan Norland ... mereka sebagai kambing hitam dari organisasi tersebut, bahwa mereka-lah dibalik semua ini.

"Haha, padahal para aristokrat sudah memikirkan untuk membuat lokasi pariwisata."

"Itu tidak ada hubungannya dengan ini, Yang Mulia."

Hm?

Iris biru Alberu langsung bergulir ke arah Aerith yang memandangi dirinya tenang.

"Kerajaan Norland tidak akan bisa menginjak kakinya ke Negara ini untuk beberapa tahun ke depan, Yang Mulia."

Putera Mahkota melihat Aerith yang menaruh kembali lembaran kertas tersebut di atas meja, ia bisa melihat sudut bibir gadis yang baru saja menginjak usia dewasanya itu terangkat -- menyeringai. Bukankah Aerith Mathis katakan tadi, bahwa Kerajaan Norland melakukan tindakan bodoh?

Mereka sudah kehilangan kepercayaan dari Organisasi itu, karena sudah diizinkan untuk mengambil hak penelitian itu. Namun, hasilnya Organisasi tidak mendapatkan jantung Chimera.

"Disana, aku akan langsung mengambil jantung itu. Pfft--, aku tidak sabar melihat bajingan dragon slayer mengetahui jantung yang telah sempurna itu akan kuambil nanti."

Lihat?

Naga maniak di dalam pedangnya saat ini sudah menggila semenjak terbangun, lalu merencanakan setelahnya. Yaitu, ia akan mengacaukan kembali kerajaan Norland nanti ... tidak, lebih tepatnya salah satu laboratorium penelitian di Kerajaan Norland. Semisalnya tempat itu hancur ...

"... mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena sibuk untuk menutupi dosa yang mereka lakukan, Yang Mulia."

____

Suara derapan kuda terdengar sepanjang jalan, Aerith Mathis sedang melakukan perjalanan yang lumayan cukup panjang. Dirinya ingin melakukan perjalanan dengan sihir tranportasi milik Aine, namun dirinya tidak bisa melakukan itu.

--- dikarenakan, adik laki-lakinya dan seluruh penjaga di wagoon ini ikut dalam perjalanan ke Kerajaan Norland. Iris biru langit melihat Jade Mathis yang tertidur dengan bersandar di bahunya, lalu menghela nafas samar.

"Wajahmu terlalu kaku,"

Aku tau, ' Aerith membalas kembali dalam hati saat mendengar ucapan dari Aine, bagaimana tidak kaku.  Jade Mathis, mengikuti perjalanan ini. Pangeran dari Kerajaan Roan tidak masalah karena Aerith tidak mengundang perperangan, juga mereka menerima permintaan Kerajaan Norland untuk memutuskan hubungan kerja dengan baik-baik.

"Dengan pengecualian, Norland tidak bisa berdagang di melalui wilayah kekuasaan Mathis ya?"

Aine kembali membuka percakapan, Aerith mendengarnya langsung mengangguk samar.

"Ya, itu tidak masalah bagi mereka. Dan, sudah pasti Norland memiliki back-up di belakang karena bisa menyetujui ini. Setauku di wilayah lain memiliki pajak perjalanan yang lima kali lipat dari Mathis." Balas Aerith kembali dengan suara yang samar.

Gadis ini tidak tenang sama sekali, walaupun mereka memberikan dan mendengar alasan dari Norland. Apalagi, dia membawa adiknya.... mereka bukan melakukan piknik loh!

"Haaa..."

Aerith sudah sedikit merubah rencananya, setelah kembali dari Kerajaan Norland. Dirinya akan berisitirahat terlebih dahulu untuk satu bulan, lalu kembali ke Kerajaan Caro untuk mengantarkan Jasmine -- separuh dark-elf ke Death of Land yang diantarkan oleh pengikut dari bintang pertama dari kerajaan Roan ini.

Pfft--, dia mengingat percakapan sebelumnya.

"Huh? Kau menemukan anak separuh dark-elf di desa tersebut?"

Alberu melihat Aerith yang memakan kukis telah tersajikan di atas meja, gadis berusia 15 tahun ini mengangguk samar setelah menelaan kukis tersebut.

"Aku tidak sengaja menyelamatkannya saat ledakan terjadi,"

Iris biru langit milik Aerith melihat pemuda berhelain pirang ini dengan tatapan tenang, ia paham apa maksud dari putera mahkota ini yang masih menunggu penjelasan tentang Jasmine, Dark-Elf yang ditemukan oleh dirinya dan Aine kemarin.

"Awal aku mengira, Jasmine... bocah itu berasal dari Utara, namun saat aku melihatnya menggunakan elemental. Juga, mana-nya terlihat keruh. Aku yakin bahwa dia seorang Dark-Elf."

"Jadi?"

Aerith langsung mengulas senyum cerah, saat melihat Alberu mengerti penjelasan tersebut. "Izinkan dia tinggal di wilayah Death of land, setelah anda mengambil informasi tentang Kerajaan Norland. Dari budak yang dibeli oleh Kerajaan Norland yang berkerja di bawah orang yang meledakkan kota."

Setelah Aerith berkata seperti itu, Putera Mahkota tidak tau harus berterimakasih atau tidak. Ya, gadis remaja ini tidak peduli karena dirinya yakin Alberu perlu sesuatu untuk mempertahankan dirinya dengan memiliki pondasi yang kuat.

Kenapa Aerith membantu Alberu? Hanya sebuah alasan kecil, karena Alberu memiliki sifat yang sama seperti orang-orang dikenalnya dulu. Terlebih, lagi tidak salah 'kan punya koneksi seperti Putera Mahkota. Terlebih yang berhutang budi padanya.

-- ah, tadi. Sampai mana rencana milik Aerith? Oh iya, setelah mengantarkan Jasmine. Dirinya kembali memulai perjalanan Kerajaan Breck, untuk sebagai awal mula.

"Nona muda, kami akan membangun tenda di sini. Apa anda tidak masalah di wilayah ini?"

Ketukan kecil bersama suara menginterupsi lamunannya, ia langsung menoleh ke jendela yang terhubung ke kursi pengemudi.

"Ya, aku tidak masalah. Dan, beritahu prajurit berhati-hati untuk tidak mengganggu babi liar atau hewan liar lainnya di sini." Tandas Aerith langsung tanpa jeda, ia melihat sekitar -- ini cukup untuk mereka membangun tenda untuk beristirahat sejenak untuk mengakhiri malam.

"Saya mengerti, Nona muda Aerith!"

Aerith hanya melihat reaksi itu hanya berjengit pelan, bukankah berlebihan? ' Pintu miliknya diketuk kembali lalu di buka memperlihatkan Iris -- Maid yang selalu bersamanya saat di kediaman Mathis ini mengulas senyum. "Nona muda, saya sudah telah memerintah juru masak untuk menyiapkan makanan berkuah atas permintaan anda."

"Terimakasih, Iris."

Aerith merasakan gerakan kecil di sisi tubuhnya, manik langit tersebut melihat Jade yang sudah beranjak dari posisinya. Kepala adik laki-lakinya tidak bersandar di bahu Aerith, remaja berusia 13 tahun ini mengelus tengkuknya saat merasakan keram.

"Noona, apa kita beristirahat di sini terlebih dahulu?" Tanya Jade sambil mengusap tengkuknya,

"Benar, kita akan beristirahat di sini." Jawab Aerith merenggangkan kedua tangannya, kemudian turun dari wagon dengan bantuan Iris.

Gadis ini merenggangkan tangan dan kakinya, lalu melihat para prajurit dan kesatria sedang sibuk membangun tenda.

"Aine, mereka membangun tenda lebih bagus dari tenda batu milikmu." Ejek Aerith dalam pikirannya,

Aine yang mendengar itu langsung mendengkus, "Seharusnya kau berterimakasih! Cuma kau saja yang bisa membuat seorang naga mengurusi anak manusia sepertimu," balas naga tersebut dengan galaknya.

"Ya, seorang Naga yang agung harus tetap membayarnya uang 'makan' dengan berkerja 'kan?" Imbuh kembali Aerith membuat Aine terdiam, namun membalasnya dengan dengkusan pelan -- menerima. Gadis ini bisa membayangkan wajah Aine yang senang dipanggil Naga agung olehnya.

Aerith langsung berjalan ke kursi yang telah disiapkan, begitupula Jade sedang mengikuti sang kakak. Lalu, duduk di bersebrangan dengan meja makan sebagai pembatasnya. Jade masih melihat sekitar dengan tangan yang menyanggah kepala, berbeda dengan Aerith yang sibuk mengobrol dengan Aine dalam pikirannya, sambil meminum teh madu yang telah dihidangkan.

Bunyi gelas terantuk membuat Jade menoleh ke arah sang kakak -- yang menaruh gelas di atas meja, manik merah Jade mendapatkan kakak perempuannya sedang memikirkan sesuatu.

"Jade,"

Hm?

Jade mengeryit dahi saat sang kakak tiba-tiba memanggilnya, dia menyahut panggilan Aerith. Manik biru langit sewarna dengan manik ibu mereka itu tidak terlihat lembut, namun sebuah ketegasan dan tajam.

"Semisalnya, apa yang terjadi pada kita di Kerajaan Norland nanti. Berjanji padaku, kau harus berada di sisi kakakmu mengerti?"

Aerith tidak bisa menyakinkan diri bahwa ini akan baik-baik saja, sungguh. Walau Alberu mengatakan tidak masalah, tempat orang-orang bajingan berada di sana.

"Oke, Noona."

Jade mengangguk kepala membuat Aerith masih tidak yakin, apa yang Jade katakan ini benar-benar apa tidak. Tetapi, ini sudah cukup bahwa Jade berada di sisinya. Adik laki-lakinya memang mempelajari ilmu berpedang, namun itu tidak bisa mengalahkan para bajingan di sana.

"Dan, aku tidak mau adikku terluka di depan mataku."

Ah, sial.

Mengapa perasaan tidak enak tiba-tiba muncul, apa dia memulangkan adiknya terlebih dahulu sebelum menembus wilayah Viscount nanti.

_____

TBC

___

A/n : maaf singkat. Aku mau mentrigger mentalnya Aerith setelah episode ini, whwwhh

Ohyak, aku mau buat Ffn romance Cale... Tapi Cale cintanya sama money-chan sama Slacker life-kun:"

Udah kebayang idenya sih, pengen eksekusi tapi inget di atas karena Cale cintanya Duid:'

Okek deh.

Bye-bye~

l/n ;

CALE-OPPAAAAA ( ≧Д≦)

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 38.1K 63
π’π“π€π‘π†πˆπ‘π‹ ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 π–π‡πˆπ‚π‡ jude bellingham finally manages to shoot...
114K 3.4K 31
"she does not remind me of anything, everything reminds me of her." lando norris x femoc! social media x real life 2023 racing season
664K 33.5K 61
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...