False and Fake [Draco Malfoy]

By angg_rainy

11.4K 2.3K 96

Peraturan pernikahan beda asrama membuat Hermione dan Ron tidak bisa bersatu. Sementara Draco yang tidak ing... More

Solusi
Menjadi Penyihir
Ciuman
Masa Lalu
Saling Mengenal
Perkenalan Orang Tua
Real First Kiss
Cinta Pertama
Study Cinta
Berpacaran
First Day
Kebenaran
Kembalinya Pelahap Maut
Munculnya Voldemort Muda
Hidup dan Mati
Keberanian
Asal Mula Voldemort Baru
Pertarungan Dimulai
Rahasia Zathiya
Perang Yang Lebih Sulit
Pemecatan Kekasih
Draco 360Ā°
Perbaikan Hubungan
Apa yang Disembunyikan?
Penyakit Aneh
Kebahagiaan yang Sementara
Akhir Kebohongan
The Last Yule Ball

It Musn't But Must

84 18 0
By angg_rainy

Chapter 27 : It Musn't But Must

Disclaimer : All Harry Potter Characters Belongs to JK Rowling, Dan Beberapa Karakter Buatan Sesuai Imajinasi Penulis.

Pemeran utama:

Draco Malfoy Dengan segala ke-Malfoy an nya yang kalian ketahui.

Hanna Alexander Digory Karakter buatan Author. Wanita bertinggi 150 cm berambut hitam gelombang se-bokong(rambut asinya Blonde). Mempunyai lesung pipi. Karakter riang, cerewet, ramah namun suka menghamburkan uang. Sikapnya dapat berubah menjadi tempramental jika terbawa emosi dan pandai berkelahi. Sangat suka pink sampai sakit mata.

Warning : Karakter OOC , Mantra buatan penulis, dll

(Time line: 1 Tahun setelah perang melawan Voldemort usai, Voldemort mati dan Dumbledore masih hidup)

Draco termenung di sebelah Hanna. Well dia tahu hal ini sangat tidak mungkin dilakukan mengingat kekasihnya yang sangat suci kan.

Draco menggeleng keras.

Bukan. Bukan karena Hanna sok suci. Hanna adalah gadis baik untuk Malfoy bejat pemain cinta.

"She is the best of the best..." Ia menggumam menatap Hanna yang tengah sibuk memainkan hanphone miliknya.

Hanna terhenti men-scroll layar ig nya, ia mengerenyit curiga, "Ada apa?!"

Matanya memincing galak seolah tahu apa kemungkinan yang dibuat oleh pria pirang itu.

"Huh?! No way Hun.. Aku tidak mungkin selingkuh lagi dan lagi!" Draco menghempas kasar pandangannya dari Hanna, seolah ia tau apa yang gadis itu pikirkan.

Draco menenggak asal minumannya. Ia tahu, vodka atau sampanye khas akan menimbulkan akal liarnya.

Hanna hanya mengangkat bahunya acuh dan mengerenyitkan bibirnya kebawah. Gadis itu kembali melihat layar ponselnya dengan serius.

Draco menatap lagi. Hanna sudah dalam kondisi sehat dan tidak mungkin dirinya melawan gadis mungil itu yang bahkan bisa menyihir tanpa mantra (*note baca Part 1 dan 2).


"Aku hanya takut kehilanganmu lagi dear. I'm not gonna losing you again!" Draco memegang pelan kedua pipi Hanna. Matanya mantap berkaca-kaca.

Hanna tertawa menanggapi tatapan sedih Malfoy, "Aku disini. Tidak mungkin aku meninggalkan pria bodoh cengeng disampingku ini kan."

Hanna menengok kanan dan ke kiri. Kemana perginya semua orang? Well ia tahu kalau dirinya sangat rentan karena penyakit komanya.

Ini aneh. Kamar kebutuhan dan hanya berdua dengan Malfoy? Like what? Ada apa ini?

Malfoy mencium pucuk kepala gadis tercintanya, dirinya hanya bisa tersenyum getir, " Maka jangan membenciku dear. Aku harus melakukannya."

Pandangan Hanna mengabur seiring dengan ucapan Draco barusan. Dirinya limbung dan pingsan seketika menubruk dada Draco.

Akhirnya ini dia. Hal yang paling Draco benci di dunia ini.

Menyakiti Hanna.

--------------------------------------------------------------
Hanna terbangun dengan kondisi telanjang.

Dia mencoba meraba seluruh tubuh dan hasilnya nol. Semua anggota tubuhnya terekspos bebas.

"Sialan!"

Cring..

Baru saja Hanna mencoba kabur, kaki kirinya tertahan oleh rantai yang terpatri di dinding kamar kebutuhan.

Hanna mencoba calm, ia menduga siapa musuhnya kali ini?

Zathiya? Dia sudah di Azkaban bukan?

Tom? Apakah dia berkhianat dan menggunakan pollyjuice?

"Sialan...." Hanna mencoba membuka rantai pada kaki kanannya. Tidak bisa terbuka.

Karena suasana yang sangat gelap, Hanna sudah tidak bisa melihat apapun. Semuanya hampa. Bahkan ia tidak bisa mengenali warna kulitnya sekarang.

Suhu udara terasa dingin mengikat tubuh telanjang gadis kurus itu. Rantai itu pun mulai berasa dingin seperti rantai logam baru yang masih bersih dan belum mengkarat. Kakinya terasa dicengkram oleh bongkahan es maha dahsyat.

Bahunya terasa merinding saat seseorang meremas pelan dari belakang. Tangan itu terasa hangat, seperti tangan yang ia kenal.

Hanna berbalik mencoba melihat siapa dia? Namun nihil. Kegelapan di ruangan tidak bisa membuat Hanna melihat siapa disana.

"M..malfoy?"

Hanya hembusan angin yang berhembus disela dinginnya suasana malam. Pria itu tidak membalas pertanyaanya.

Hening beberapa saat, dan posisi tangan pria itu yang cukup berkeringat serta bergetar membuat Hanna ikut takut.

Hanna, gadis kuat paling sempurna. Menangis.

"Aa...aku minta maaf. Mungkin kita bisa selesaikan ini dengan bicara... Just let me go, pleasse..." Hanna lirih berkata dalam ruangan tertutup itu.

Pria itu hanya terdiam, dia menggendong Hanna dengan bridal styel dan menempatkan Hanna perlahan di atas kasur. Membaringkan Hanna dan sempat mengecup pipi Hanna.

Bau ini.. Apel hijau dan mint. Draco Malfoy?

Hanna tersentak diam, dia tidak tahu ingin melakukan apa? Dimana ia berada? Dimana tongkatnya berada? Ia sangat takut dengan kondisi sekarang.

Gadis itu memejamkan mata refleks saat dirasa pria itu tengah berada diatasnya, bahkan Hanna bisa merasakan sentuhan kulit tangannya dan benda yang menggelantung diatas pangkal paha itu terayun menyentuh kulit Hanna.

'Ovlabhihm Selviousa' Gumaman Draco barusan menyalakan lilin merah di sisi kanan dan kiri ranjang, mawar tercium dari atas kasur yang kini mereka tumpangi.

Mata Hanna terbelalak kaget saat Malfoy langsung melahap mulutnya tanpa aba-aba.

Hanna memukul kasar bahu pria di hadapannya, air mata Hanna mulai turun membasahi pipi.

Pukulan tangan itu pun tidak cukup kuat karena pengaruh obat yang masuk kedalam tubuhnya tadi sore. Gadis itu hanya bisa gemetar sambil menghentak kecil dada sang pangeran pirang.

Malfoy tidak ambil jeda. Karena mantra sudah terucap, ia langsung mengarahkan miliknya kedalam liang milik Hanna.

Dimalam yang gelap. Tanpa aba-aba, Draco langsung menghujam kasar vagina didepannya.

"HNNGGG!" Giginya merapat disertai badan yang bergetar, tak lupa meremas keras bahu di depannya.

Malfoy seolah penuh khawatir hanya menatap gadis itu dengan sedih. Pria itu mengusap pipi Hanna dan mengecup bibirnya singkat.

"Buka mulutmu, jangan gigit lidahmu ok? Hal itu akan terasa sangat sakit."

Hanna menggeleng pelan, ia hanya menangis menahan sakit.

Air matanya sudah deras mengalir. Gadis itu sekarang tersegukan di depan Malfoy.

"Trust me. Buka mulutmu dear...." Tatapan Draco yang terlihat ikut sedih membuat Hanna sedikit percaya. Gadis itu dengan perlahan membuka mulut miliknya.

Draco memasukkan ujung sisi telapak tangannya yang berbarisan dengan jari kelingking.

Lagi, pria itu mengecup kepala Hanna dan mengusap kepala gadis mungil itu.

"Sekarang. Gigit."

Hanna tidak mengerti benar maksud dari Draco, tetapi gadis itu menutup kembali rahangnya yang sudah terganjal oleh tangan pria itu.

Draco bingung. Ia sangat khawatir dengan kondisi Hanna. Ini adalah kegiatan seks paling menyusahkan dan memusingkan.

Bagaimana menghadapi gadis perawan? Dia sama sekali tidak paham.

Draco mencoba kembali memasukkan miliknya yang setengah masuk tadi. Tapi hal itu tidak membuat benda miliknya bergerak. Seperti ada sesuatu yang membuat stuck penisnya di sisi luar.

'Apakah hanya segini? Tidak mungkin kan!?'

Malfoy takut-takut melihat ekspresi Hanna yang masih bergetar hebat. Ia tau, hanya hal ini yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan Hanna.

'PLOKK' Hantaman keras dari Draco, membuat Hanna mengigit sisi tangan yang barusan diberikan. Darah mengalir di sisi seprai juga sisi tangan Draco.

Draco sedikit meringis sakit. Biarpun tangannya menjadi korban gigitan Hanna, ia tahu bahwa gadis itu juga merasakan hal sama. Lagipula Hanna jarang menangis, jika gadisnya melakukan itu sudah pasti rasanya sangat sakit bukan?

Seketika setelah penyatuan itu terjadi, muncul cahaya hijau keluar dari tubuh Draco dan berpendam kedalam tubuh Hanna. Mereka berdua terpaku untuk beberapa detik karena cahaya terang itu.

"Ingatlah selalu, aku melakukan ini karena harus. Please, don't hate me. I love you till this world end."

Dan suara selanjutnya hanyalah suara rintihan serta isakan tangis Hanna, diiringi dengan geraman dan desahan Draco.

Tbc

-------------
Halo para readers kesayangan aku,

Maaf ya sudah 8 bulan tidak update huhu. Dikarenakan kuliah sambil kerja yang padat. Don't worry, pasti akan aku lanjut 😘

Meskipun gak aku bales satu-satu, tapi selalu aku baca review dan masukannya kok ❤

Aku gak terlalu fokus pada vote 😅 jadi kalo masalah vote terserah kakak-kakak aja hehee~

Salam
Rain.

Continue Reading

You'll Also Like

179K 13.5K 41
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
344K 8.2K 60
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...
1.2M 75.2K 35
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...
8.5M 105K 41
(āš ļøšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žāš ļø) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ā€¢ā€¢ā€¢ā€¢ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...