POSSESSIVE BROTHER

By peonk19

334K 18.1K 816

SEQUEL DADDY Bagi yang belum baca cerita DADDY bisa di baca dulu untuk mengenal para tokohnya. cuss langsung... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
vakum
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
PREE ORDER "AMEIRA"
29
30
numpang promo
31
32
33
34
35
36
37
38
39
mau tanya
41
42

40

2.1K 156 8
By peonk19

Hei, aku kembali lagi. Haha akhirnya up juga ya.

Ada yang masih ingat dengan cerita ini? Btw, aku jarang up karena lagi nggak mood buat nulis. Maaf kalau jadwal up tidak serutin dulu.

Selamat membaca ❤

•••

Malam harinya, semua orang berkumpul di halaman belakang villa untuk menikmati acara barbeque bersama.

Alunan musik tak lupa di putar yang mana semakin membuat suasana malam ini begitu indah.

Sekumpulan para perempuan sibuk menyiapkan makanan seperti sosis, jagung, daging dan juga ayam. Sedangkan, para laki-laki hanya duduk saja memantau para perempuan yang sedang menyiapkan bahan-bahan.

Di kejauhan, Galen dan beberapa temannya tengah menyiapkan panggangan dan sisanya hanya duduk sambil bermain gitar.

"Galen, ini udah siap di panggang," ucap Keyra menghampiri Galen sambil membawa satu buah nampan yang berisi sosis yang sudah di tusuk dan di olesi margarin.

"Sini, biar Key bantuin." Key sembari menaruh satu persatu sosis ke atas panggangan.

Galen tersenyum. Ia terus menatap gadis di hadapannya yang terlihat begitu cantik malam ini.

"Iya tahu lo lagi kasmaran, tapi bisa kan di tahan dulu? Gue nggak mau sosis gue pada gosong," celetuk Rayhan.

Galen mendengus. Menatap Rayhan dengan tatapan jengkel. "Berisik."

•••

Setelah acara barbeque selesai, semua orang kembali ke kamar masing-masing, terutama para perempuan karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.

Galen duduk di atas ayunan seorang diri. Pikirannya melayang pada ucapan ayahnya tepat sebelum ia berangkat berlibur bersama teman-temannya.

***

"Galen, Ayah mau ngomong sama kamu. Setelah menyelesaikan tugasmu, temui ayah di ruang kerja."

Galen yang saat itu hendak menaruh gelas kosong langsung merasa ada yang sangat aneh. Karena tidak biasanya sang ayah mengajak bicara di ruang kerja pria itu.

Seperti yang di minta ayahnya. Setelah mmenyelesaikan tugasnya, Galen langsung menyusul ayahnya yang sudah lebih dulu berada di ruang kerja.

"Duduk, Nak," titah ayah Galen saat melihat putranya.

"Ayah, ada apa?"

"Galen, apa rencanamu setelah lulus?"

"Galen mau melanjutkan kuliah di salah satu universitas yang ada di kota ini," ucap Galen.

"Galen, kamu tahu bukan kalau kamu adalah cucu pertama di keluarga kita? Kamu tahu betul bagaimana kakekmu menginginkan kamu mengurus perusahaan yang sudah susah payah kakek bangun?"

Galen hanya mengangguk. "Lalu?"

Galen sendiri memang sudah mengetahui fakta itu sejak ia berusia lima belas tahun. Sejak saat itu ia menjadi giat belajar untuk memenuhi keinginan sang kakek.

Ayah Galen menghela napasnya. Sebenarnya ia sangat sulit mengatakan hal ini pada putranya. Namun, ia tidak ada pilihan lagi.

"Ayah ingin kamu kuliah di luar negeri. Ayah ingin kamu melanjutkan pendidikan di sana sekaligus belajar memimpin perusahaan kita yang ada di sana."

Deg!

Galen terpaku mendengar ucapan ayahnya. Sontak saja ia teringat dengan janjinya dengan Keyra. Gadis yang selama ini mengisi hatinya.

Setelah lulus sekolah, Galen dan Key berjanji untuk menempuh pendidikan di universitas dan jurusan yang sama. Tidak hanya itu saja, ia dan Keyra juga sudah merencanakan sebuah usaha untuk kedepannya.

"Ayah, apa tidak bisa jika aku melanjutkan kuliah di sini?" tawar Galen.

Sang ayah menghela napasnya berat. "Ini salah satu keinginan kakekmu, kamu tahu bukan bagaimana kakek? Ia tidak bisa di bantah sama sekali."

"Galen pikir-pikir dulu. Ayah, Galen permisi mau ke kamar dulu," ucap Galen kemudian melangkah menuju kamarnya dengan perasaan bimbang.

***

Lamunan Galen buyar saat seseorang menepuk bahunya. "Galen, kenapa kamu sendirian? Melamun di ayunan, serem tahu."

"Key, kenapa lo belum tidur?"

"Key habis ambil charger ponsel di abang kembar."

"Key, sini duduk. Gue pengen ngomong sesuatu."

Key duduk di hadapan Galen, ia memandang manik mata laki-laki yang selama ini berhasil mewarnai hari-harinya.

"Ada apa?"

"Hm. Key, kalau suatu saat gue harus pergi demi sebuah cita-cita apa lo akan merelakan gue pergi?" tanya Galen pelan.

"Maksudnya apa? Bukannya kita akan kuliah di universitas yang sama? Itu artinya kita akan meraih cita-cita kita bareng-bareng," ucap Key.

"Gue nggak bisa kuliah di sini, Key."

Key terdiam. Berusaha mencerna ucapan Galen. Ia mengedipkan matanya beberapa kali. "Maksudnya?"

Galen menceritakan semua yang menganggu pikirannya. Sedangkan, Key. Gadis itu diam mendengarkan semuanya.

"Itu artinya Galen mau ninggalin Key?"

"Nggak, Key. Gue cuma pergi sebentar."

Key menundukkan kepalanya. "Lalu bagaimana dengan mimpi kita?"

Galen menangkup wajah Key. Kesedihan terpancar jelas di mata gadis cantik itu. "Key, gue cuma pergi buat mengejar impian kita. Gue janji, setelah sukses gue bakal kembali dan langsung melamar lo."

Key menatap mata Galen. Mencari kebohongan. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada kebohongan di manik mata itu. "Bagaimana kalau Galen lupa sama Key?"

"Bagaimana gue bisa ngelupain gadis secantik ini. Ngelupain bidadari yang berhasil mengobrak-abrik isi hati gue? Bagaimana bisa, hm?" tanya Galen sembari membelai pipi gadis itu.

"Ta—"

Belum sempat Key mengeluarkan kalimatnya. Tiba-tiba saja Galen mencium bibirnya membuat Key terdiam.

Galen meraih tengkuk Key, ia semakin memperdalam ciumannya dan memberi lumatan kecil pada bibir gadis itu. Setelah beberapa detik, Galen melepaskan tautan bibir mereka.

"Gue janji Key, ketika gue sukses gue bakal kembali dan langsung melamar lo. Di tempat ini, tolong percaya sama gue," ucap Galen dengan sungguh-sungguh.

Key tidak menjawab. Ia langsung memeluk erat tubuh Galen. Ia tidak mempedulikan jika ada temannya yang melihat, atau lebih parahnya abang kembarnya melihat. Untuk saat ini Key benar-benar merasa takut kehilangan sosok laki-laki yang saat ini tengah memeluknya dengan sangat erat.

Key menumpahkan tangisnya di dalam pelukan Galen. Sedangkan, Galen dengan sabar membelai rambut panjang Key. Membiarkan Key menangis di pelukannya. Tanpa Galen sadari, kini air matanya juga ikut menetes. Ia sendiri tidak siap jika harus berjauhan dengan Key.

"Tolong jangan menangis lagi, Key. Air mata lo benar-benar ngebuat gue merasa bersalah sama lo," batin Galen.

Setelah beberapa saat, tangisan Key mulai berhenti. Namun, Key masih berada di pelukan Galen. Seakan-akan, ia benar-benar takut kehilangan laki-laki itu.

"Percaya sama gue, hm?"

Dengan berat hati Key mengangguk. "Janji bakal kembali lagi, di tempat ini?"

"Janji!"

Galen menghapus sisa air mata di pipi Key. "Sekarang lo kembali ke kamar lo, angin malam nggak baik buat kesehatan lo," ucap Galen. "Maaf, gue nggak sengaja mencium lo tadi," ucap Galen.

Pipi Key bersemu merah saat Galen kembali mengingatkannya pada kejadian tak terduga yang terjadi beberapa menit yang lalu.

"Iya," jawab Key pelan. Kemudian berlari kembali ke kamarnya. Pipinya terasa panas karena menahan malu.

"Manis," ucap Galen tanpa sadar saat mengingat kejadian tadi. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Kalau kakak bro tahu, habis gue di hajar mereka," gumam Galen.

Continue Reading

You'll Also Like

197K 9.3K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
1.1M 109K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...
801K 60.8K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...