LAST MISSION

By pischinny

25.4K 1.9K 90

"Gue deketin lo, bukan karena gue bener-bener pengen deketin lo." Altha. ____________________________________... More

A l a n a / A l t h a
A L A S T A R S
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

20

457 35 3
By pischinny

"CCTV nya bener-bener gak bisa di buka, dan gak ada fotocopy an file nya." Ucap Altha.

Mengapa ia bisa menjadi se ceroboh ini? Sungguh kepala nya benar-benar pusing sekarang.

"Gue gak tau ada masalah apa sama laptop nya, tapi pas file itu di buka tiba-tiba langsung mati. Dan udah coba di refresh berkali kali, tapi tetep aja gak bisa." Lanjutnya.

Semua kompak membuka mulut nya terkejut saat mendengarkan ucapan Altha sedari tadi.

Sia-sia Saka, Gavin, Alvino dan Bara adu bicara kepada kasir dan juga pemilik toko.

"Di toko itu mungkin masih ada file nya, mau gue kesana sekarang?" Ucap Saka kepada Altha. Perempuan itu tampak tetap menunduk kemudian menggeleng kan kepala nya lemah.

"Gue udah nyuruh pemilik toko itu buat ngehapus file CCTV nya biar gak ketauan polisi, maaf. Seharus nya gue gak lakuin itu semua."

Bara tampak menghela nafas dan menatap perempuan itu. "Gapapa tha, masih banyak kan jalan lain nya?"

"Oh iya kan masih ada Gilang juga, ada anak-anak yang udah ke tempat tinggal nya kan. Itu bisa jadi salah satu clue lagi buat kita." Ucap Ales membuat ketiga lelaki yang tadi nya masih kompak membuka mulut menjadi menoleh dengan cepat.

Sial, kenapa harus ada yang menanyakan tentang ini? Mereka baru saja senang karna tidak ada yang membahas tentang tempat tinggal Gilang.

"Mereka gak nyampe ke kos-kos an nya Gilang. Katanya hampir di rampok." Ucap Raga.

Lelaki itu menghadap ke arah tiga lelaki yang mulai menunduk. "Ban motor nya di kempesin terus di putusin beberapa kabel. Akhirnya minta jemput gue."

"Boong kali tu ber tiga." Lanjutnya yang langsung dibalas tatapan sewot dari ketiga lelaki itu.

"Enak aja boong, kita beneran di rampok ya. Lo masa gak bisa liat muka muka kita pada luka, terus juga beberapa kabel di motor kita putus. Asal ngomong aja lo!" Sewot Edgar sambil memajukan wajah nya bermaksud menunjukan semua luka yang ia dapat.

Raga menoleh dengan tatapan datar dan malas nya. "Hampir." Ucap nya membenarkan.

"Ya tapi kan masalah nya di situ, rampok nya marah karna gak bisa dapet in motor kita. Akhir nya mereka rusak in deh." Kata
Malvin.

Abian menoleh kemudian mengangguk-angguk setuju. "Iya! Kita juga sempet jalan ber kilometer kilometer tapi tetep aja gak dapet bengkel."

"Alesan lo semua, bilang aja kaki lo udah pada gak kuat buat nyari bengkel nya." Ucap Rafa.

Sial, mereka ketauan.

"Eh iya, Reyhan mana lagi?" Tanya Malvin mengalihkan percakapan membuat semua nya menatap sinis. "Apa liat-liat?!"

Altha mendongak. "Iya, Reyhan kemana?"

"Tadi kata nya mau ketemu temen sebentar, gak tau gue siapa nya." Jawab Aksa.

"Udah lama?"

"1 jam an setelah kalian pergi sih kaya nya." Ucap Ales. "Oh iya, mau ke rumah sakit juga."
Lanjut nya.

"Rumah sakit?" Bingung Alvino.

Ales mengangguk. "Iya rumah sakit."

Pasti ketemu mamah nya. Batin Altha.

"Yaudah, mending pada balik gih. Gue ada urusan dulu sama kak Dery, sekalian tanya tanya tentang file CCTV tadi." Ucap Altha yang di balas anggukan semua. "Oh iya, bilangin ke Reyhan juga tentang diskusi hari ini." Lanjut perempuan itu sebelum melangkah pergi.

"Okay, jangan terlalu nyalahin diri sendiri tha." Ucap Malvin yang di balas anggukan.

*****

1 Agustus 2021

"EDGAR LO BENER-BENER YA! LO MAU GUE GEBUK APA GIMANA HAH?!" Teriak Amanda sambil berlari mengejar Edgar.

Lelaki itu tampak menoleh kebelakang dengan cepat tanpa melambatkan lari nya.

Ia benar-benar takut sekarang, beberapa menit lalu ia tidak sengaja menjatuhkan es buah ke badan Amanda.

Dan seperti yang kalian tau, Amanda tidak sebaik itu untuk memaafkan Edgar dengan cuma-cuma. Perempuan itu sedang mengejar Edgar dan berniat membunuh nya sekarang juga.

BRUK!!

"Aduh, lo ngapain di sini sih?!" Sewot Edgar yang sudah terjatuh. Bahkan kaki kanan nya sudah masuk ke selokan sekolah.

Perempuan di depan nya menunduk dengan wajah kesal. "Gue yang harus nya nanya, lo ngapain nabrak gue!"

"Kalo lari tuh liat-liat dulu, ngapain sih lagian lari-lari di lorong kelas. Alay banget, kaya baru liat lorong kelas aja!" Cerocos wanita itu.

"THERESA PEGANGIN EDGAR CEPET SEBELUM DIA KABUR!!" Teriak Amanda membuat kedua nya kompak menoleh kebelakang dan juga ke depan.

Edgar tampak mengumpat dengan suara kecil. Tamat, ia benar-benar akan tamat hari ini.

Selamat tinggal semua, bertemu lagi di kehidupan selanjutnya.

Mungkin ia akan memilih menjadi kucing saja jika terlahir kembali.

"MAU KEMANA LAGI LO?!" Seru Amanda sambil menarik baju Edgar kuat membuat lelaki itu terhuyung kebelakang.

"Lo tuh bener-bener ya, bukan nya minta maaf malah langsung lari gitu aja. Lo gak tau ya se malu apa gue tadi di kantin, udah mana badan gue lengket semua gara-gara es buah lo!" Cerocos perempuan itu dengan sesekali memukul pundak lelaki itu.

"Brengsek lo jadi cowok!" Umpat nya.

Ia benar-benar sangat lelah mengejar Edgar, mungkin sepertinya ia sudah memutari sekolah ini karna di depan nya sekarang adalah kelas Edgar lagi.

Ya, kelas Edgar adalah garis start ajang kejar-kejaran mereka hari ini.

"Duh-duh, maaf man. Gue bener-bener gak tau kalo ada lo di situ, lagian ngapain sih ngumpet-ngumpet di bawah jendela. Kan gue mau buang sisa es buah." Ucap lelaki itu sambil mencoba menahan tangan perempuan ini agar tidak memukuli nya lebih kuat.

Tapi semua nya percuma, tenaga Amanda benar-benar sangat kuat sekarang. Ia juga bingung mengapa dan sejak kapan Amanda menjadi sekuat ini.

"Gue cuman duduk doang karna gak dapet tempat duduk di kantin, dan lo dengan se enak nya malah buang tu es buah!" Ucap Amanda dengan emosi yang masih sangat menggebu-gebu. "Kan lo punya mata juga! Masa gak liat badan gue se gede ini?!"

"Y-yaudah stop tabokin gue. Nanti gue beliin seragam baru deh di koperasi, sama gue traktir sepuas lo. Gimana?" Tawar lelaki itu dengan sedikit mendongak mencoba meluluh kan amarah Amanda.

"Bacot, gue udah keburu malu!"

"AMANDA!" Teriak perempuan dari belakang membuat semua nya kompak menoleh.

"Kenapa?!" Tanya Amanda dengan wajah sewot tanpa melepaskan tangan nya dari seragam Edgar.

Gracia membuka mulut nya sedikit saat melihat wujud Edgar dengan bentuk yang sangat amat tidak baik-baik saja.

Baju nya yang sudah berantakan, lecek, kotor. Kaki kanan nya yang sangat kotor tergeletak di dalam selokan. Dan jangan lupakan wajah sedih nya dengan luka-luka yang masih belum hilang.

Karna perampok waktu itu, mungkin kalian masih mengingat nya.

"Lo apain Edgar man?" Tanya nya tanpa mengalihkan tatapan dari wujud menyediakan di depan nya, Edgar. "Gue eksekusi!" Balas nya dengan nada ketus.

"Man inget man, anak orang ini." Ucap Gracia dengan wajah yang sama sekali belum berubah.

Amanda menoleh dengan malas. "Dah ah kenapa manggil gue?" Tanya perempuan itu dengan nada kesal.

"Lo di panggil pak Tatang, katanya lo belum nyerahin buku tugas yang tadi." Ucap Gracia membuat Amanda menatap bingung.

"Gue udah ngumpulin kok, kan kita barengan ngumpulin nya." Jawab nya.

"Gak tau juga deh, makannya gue bingung. Tadi perasaan udah kita tumpuk di tumpukan buku anak kelas kita." Ucap perempuan itu yang sama-sama bingung.

Theresa berpikir sebentar. "Tadi ada yang dateng sehabis kalian gak? Mungkin ke tumpuk apa enggak jatoh. Terus juga, kalian gak nitip in ke orang lain kan?"

Pasal nya ia tidak ikut mengumpulkan buku bersama Amanda dan Gracia, ia ada halangan ke toilet tadi pagi.

Tidak senyaman di rumah memang, tapi tidak ada pilihan. Perut nya benar-benar sakit saat itu.

Amanda menggeleng. "Enggak, kita bener-bener udah taro kok di tumpukan buku. Malahan kita taro di tengah tengah biar gak ada yang obrak-abrik." Ucap perempuan itu yang di balas anggukan Gracia.

"Yaudah lo coba cari dulu aja ke ruang guru, sekalian jelasin ke pak Tatang. Kalo gak ketemu juga cek CCTV aja biar ada bukti kalo kalian ngumpulin." Ucap Theresa. 

Gracia mengangguk setuju. "Bener."

"EDGAR, NI BUKU AMANDA GIMANA?!" Teriak Gavin dari dalam kelas melalui jendela, ia hanya mengeluarkan kepala nya sedikit.

Anak anjing. Batin Edgar yang lagi-lagi merutuki kesialan nya hari ini.

Semua nya tampak menoleh bingung. "E-eh ada Amanda. Hehe halo Amanda!" Ucap Gavin canggung saat sadar ada nya Amanda di sana. 

Perempuan itu tampak menghela nafas nya panjang, ia kemudian mengalihkan tatapan nya menuju Edgar yang masih terkapar di lantai.

Ia benar-benar menatap Edgar seakan ingin membunuh lelaki itu detik ini juga.

"Maaf man, gue liat buku lo doang jadi gue ambil buat conte—"

"LO TUH YA! MAU LO APA SIH, TADI JATOHIN ES BUAH DI BADAN GUE! SEKARANG LO AMBIL BUKU GUE TANPA BILANG, LO TAU KAN KALO KITA TELAT NGUMPULIN TUGAS PAK TATANG BAKAL DI KURANGIN NILAI NYA?! LO TUH YAAA!!!" Teriak Amanda sambil memukul-mukuli kembali badan Edgar.

Ia benar-benar kesal hari ini, mengapa masalah nya sangat banyak? Sungguh ia sangat amat ingin membunuh Edgar sekarang juga, lelaki itu harus di beri pelajaran!

Sementara Edgar terus menurus menutup pundak nya agar tidak terkena tangan tiga perempuan ini, jujur kali ini bener-benar sangat sakit karna Gracia dan Theresa juga ikut membantu.

Bye semua, gue pulang duluan. Batin Edgar.

*****

"Udah belum man?" Ucap Gracia bertanya dari depan toilet. Ya, setelah selesai mengeksekusi Edgar tadi ia segera ke toilet untuk begegas ganti baju.

Theresa dan Gracia yang membelikan baju itu di koperasi, dengan uang Edgar pasti nya.

"Udah." Jawab Amanda setelah membuka pintu toilet itu. "Lo lagian kemana aja sih, kok bisa ada di bawah jendela kelas mereka?" Bingung Theresa.

Amanda menoleh. "Ya awal nya gue kan mau beli es kenyot eh gak kedapetan tempat duduk, dan gue sempet liat ada bangku di bawah jendela kelas mereka. Gue juga mana tau kalo itu ternyata jendela mereka, eh tiba-tiba ada yang nyiram gue pake es buah." Cerocos wanita itu yang masih dengan nada ketus.

"Lagian lo ngapain di sana, kenapa gak bawa ke kelas aja?"

"Nih tadi nya gue kan emang mau ke kelas, tapi gue denger sesuatu dari atas jendela itu. Ada nama Altha di sebut-sebut, ya gue penasaran dong. Akhir nya gue duduk di situ deh." Jawab nya membuat kedua teman nya menatap bingung.

Theresa menatap malas. "Jadi lo di sana nguping obrolan orang?" Tanyanya. 

Amanda memiringkan kepala nya. "Ya bisa di bilang gitu sih, cuman emang awal nya gak sengaja denger."

"Kualat lo, makannya jangan nguping omongan orang. Kan ke siram es buah." Ucap Gracia.

"Bodo amat, yang penting gue udah puas mukulin Edgar."

Amanda kemudian tiba-tiba menoleh ke kiri di mana teman nya berada dengan cepat. "Oh iya oh iya, mau tau gak yang gue denger apa dari mereka?" Tanya nya dengan antusias.

Theresa memutar bola mata nya malas. "Gak."

"Kalo dapet dosa jangan bagi-bagi deh man, gak sudi dapet dosa lo."

"Ini tentang Altha, yakin kalian gak mau denger?" Tanya Amanda.

"Terserah lo deh man." Balas Gracia. Ia benar-benar sudah lelah dengan Amanda, ya Amanda bisa di bilang Edgar versi perempuan.

Agak aneh memang jika mengetahui mereka dulu nya adalah mantan pacar, bahkan Edgar sampai sekarang masih menyukai nya.

Ya sepertinya.

"Jadi gue denger banyak banget, cuman ada beberapa yang gak begitu jelas karna anak di kantin berisik." Ucap Amanda yang memulai hasil mendengarkan obrolan orang.

"Gue denger kalo kata nya Altha tuh ketua geng gede, soal nya Gavin bilang kaya Altha keren juga bisa jadi ketua ALARIC. Terus juga Bara lanjut bales iya padahal ALARIC kan geng gede gitu." Lanjut nya membuat dua perempuan di samping nya menoleh dengan wajah terkejut.

"Hah, beneran?"

"Altha?" Tanya Theresa. "Ketua geng?" Tanya nya lagi.

Ia masih belum percaya akan hal ini.

"Lo salah denger kali, mungkin aja Altha baru mau gabung ke geng-geng an gitu." Ucap Gracia. "Walaupun masih aneh kalo Altha mau masuk."

Amanda mengangguk-anggukan kepala nya pelan. "Mungkin, soal nya tadi berisik juga. Cuman keren banget gak sih kalo beneran, gila gue punya temen ketua geng." Ujar perempuan itu dengan nada semangat.

"Cewek lagi."

"OH IYA GUE JUGA PENGEN CERITA LAGI!" Seru Amanda tiba-tiba. "Apalagi?" Tanya Gracia malas.

"Banyak amat lo topik gibah nya hari ini."

"Shhtt, dengerin dulu. Jadi dulu gue tuh pernah SMP gitu kan di wilayah Bandung, dan gue juga sempet ketemu Altha di sana. Tapi dia harus pindah ke luar negeri."

"Gue sama dia bisa di bilang cukup deket, dan Altha yang gue temuin di Bandung sama Altha yang awal gue temuin di sini bener-bener beda. Kaya beda orang pokok nya!"

"Altha yang gue temuin di Bandung itu kaya anak kecil banget, ya emang masih kecil si. Cuman beda banget sama Altha yang di sini, baru masuk udah gebet Reyhan, galak juga. Kenapa bisa gitu ya?" Bingung Amanda setelah menyelesaikan cerita nya.

Theresa menoleh. "Ya udah bertahun-tahun, sifat orang juga berubah kali."

"Iya, gue juga gitu." Ucap Gracia. "Tapi kalian sering ngerasa Altha beda gak sih?"

Theresa dan Amanda tampak kompak mengangguk. "Dari awal gue temuin kaya ada sesuatu gitu di diri dia."

"Aneh si kalo gue ngomong begini, cuman Altha tuh kaya beda aja. Dia kaya punya banyak rahasia." Lanjut nya.

"Iya, gue ngerasain semenjak dia dateng itu tiba-tiba kaya banyak yang ngasih coklat atau pun bunga di meja dia. Tapi gue belum pernah liat itu selama gue bertahun-tahun di sekolah." Ucap Gracia.

Amanda mengangguk. "Gue cuman pernah nemuin di cerita wattpad."

"Bahkan sampe sekarang kita gak tau dimana rumah Altha, orang tua nya gimana juga kita gak tau..."

*****

081xxxxxxxxx:
i know you did that..

081xxxxxxxxx:
mau ngaku, atau gue yang kasih tau
ke yang lain?

*****

EdgarArdana:
GUE KETEMU ALAMAT KOS-KOS AN
NYA GILANG!!

AbianMaraja:
ampe lo boong gue pukulin ya..

SakaDaniyal:
gue bantuin

EdgarArdana:
anjg beneran ini!

EdgarArdana:
gue baru inget om di panti gue dulu dosen disana!

AleSaputra:
kenapa bisa lupa anjir

AbianMaraja:
dari kemaren kek..

EdgarArdana:

BaraSyahreza:
Edgar kan emang dah sepuh

GavinFaresta:
otak nya jauh lebih sepuh dari sepuh

EdgarArdana:
bangsat

EdgarArdana:
ya mana gue inget anjir

RafaPradewa:
dahla yang penting ketemu

RafaPradewa:
mau langsung ke sana atau kumpul dulu?

EdgarArdana:
sayang Rafa 😢💗

RafaPradewa:
geli bego

MalvinBagaskara:
Altha mana??

AksaPandhita:
di kamar apartemen nya lah?

MalvinBagaskara:
maksut gue kenapa dia gak ada di grup

AksaPandhita:
ada kok, dia belum baca aja

MalvinBagaskara:
mati deh lo sa

EdgarArdana:
😭😭😭😭😭

BaraSyahreza:
ke goblok an Aksa udah gak bisa di
tolong lagi 😖🙏🏻

AksaPandhita:
gue pinter, gak liat ulangan gue kemarin 90?

GavinFaresta:
iya tapi Tuhan ngasih semua kepinteran lo di akademik doang, yang lain nya lebih kaya orang gila di kasih nyawa

AksaPandhita:

SakaDaniyal:
kapan ya, Aksa bisa pinteran dikit

ReyhanPraja:
itu gue sama yang lain pikirin setiap
tahun nya..

RafaPradewa:
betah juga temenan sama Aksa

EdgarArdana:
di betah-betah in si sebenernya

AksaPandhita:
jahat lo semua

AksaPandhita:
dahla, musuhan aja kita

GavinFaresta:
gaya amat kaya punya temen selain
kita aja lo

AksaPandhita:
ga ada sih

AbianMaraja:
kasian amat anak orang 😭

SakaDaniyal:
kasian juga jadi Aksa, di bully, di omelin setiap kalah permainan. Pasti dia trauma..

AksaPandhita:
dikit 🤏🏻

GavinFaresta:
WKWKWKWKWK

EdgarArdana:
emang udah kewajiban nya sih, selalu di salahin

EdgarArdana:
masa baru turun udah knock

RafaPradewa:
musuh nya juga bingung kok anak noob bisa nyasar ke peta ini

GavinFaresta:
WKWKWKW PARAH AH!!

AbianMaraja:
UDAH ANJIR KASIAN ANAK ORANG
GELO 😭

AleSaputra:
TAU PARAH LO! @RafaPradewa

RafaPradewa:
LO JUGA YA ANJING, BRENGSEK KALO DAH GINI AJA SALAHIN GUEE

SakaDaniyal:
sebenernya yang mulai Malvin ege..

SakaDaniyal:
parah lo @MalvinBagaskara

MalvinBagaskara:
dih anjir kan kalian yang lanjutin

ReyhanPraja:
dah lo semua yang salah, gak usah
salah-salahan

EdgarArdana:
lo juga ya anjrt

AksaPandhita leave the group

AbianMaraja:
PARAH LO ANAK ORANG KELUAR DARI GRUPP!!!!

AbianMaraja:
HAYOLO HAYOLO

GavinFaresta:
manas-manasin mulu ni orang

AbianMaraja:
cepet kalian ke kamar nya Aksa minta maaf, bawain martabak

AleSaputra:
bilang aja lo yang mau martabak gelo!

RafaPradewa:
CEPETAN

RafaPradewa:
biarin aja anak orang ngambek

EdgarArdana:
AYO MELUNCURR

EdgarArdana:
p @ReyhanPraja LO JUGA YA ANJG AWAS AJA KABURR!!

ReyhanPraja:
beli martabak di depan dulu, duluan aja

GavinFaresta:
OKE BAGUS BELI 2 HAN 🥳

SakaDaniyal:
ASIK KITA PARTY 🥳‼️

AlthaQuenzha:
nanti malem kumpul ya

MalvinBagaskara:
jam berapa tha, kita mau ke kamar Aksa
dulu soal nya

AlthaQuenzha:
jam 9 an aja

AlthaQuenzha:
ga usah di rumah om Nicholas ya, di
rooftop apartemen aja

EdgarArdana:
OKE SIAP NENG ALTHA 🥳🥳

EdgarArdana:
mau ikutan party ama kita gaa??

RafaPradewa:
yuk ikut, party martabak 😚

AlthaQuenzha:
kalian aja deh, mager gue

RafaPradewa:
ALVINO LO IKUT GAK??

RafaPradewa:
mana dia?

EdgarArdana:
udah tidur kali

RafaPradewa:
cupu amat

AbianMaraja:
DAH GC KE KAMAR AKSA

GavinFaresta:
OTW!

*****

"Dia di mana?" Tanya orang itu berbicara lewat telepon nya dengan seseorang.

"Baru keluar apartemen, dia bawa motor." Jawab dari sebrang sana.

"Okay, bisa ikutin?"

"Bisa, udah ada yang ngikutin kok."

"Nanti shareloc aja, kita temuin dia di sana." Ucap nya. "Oh iya, kaya nya gue tau dia bakal kemana deh." Lanjutnya.

"Kemana?"

"Rumah om Nicholas." Jawab nya.

"Buka chat, udah gue shareloc."

"Mau berangkat bareng?" Tanya nya.

"Boleh, gue keluar sekarang." Sebelum ia benar-benar keluar dari kamar apartemen nya, ia sempat membuka ruang chat terlebih dahulu dan melihat dimana tempat lelaki itu berada.

Sudut bibirnya terangkat sedikit membuat lengkungan senyum. "Right, he must be there."

*****

"Altha!" Panggil lelaki dari sebrang jalan.

Perempuan itu menoleh kemudian mengangguk, setelah nya ia segera menyeberang.

"Ayo!" Seru nya saat sudah berada di atas motor lelaki ini.

"Bener kan kata gue." Ucap Altha membuat lelaki itu sedikit menghadap samping. "Gue masih gak nyangka." Balas nya.

Altha mengangguk. "Sama, nanti denger penjelasan nya dulu. Jangan gegabah, apalagi sampe mukul."

"Iya," Kata lelaki itu dengan nada menggantung. "Doa in aja."

"Gimana sih." Lelaki itu sedikit terkekeh pelan. "Oh iya dia masih di sana, nungguin dari luar apa gimana?" Tanya Altha.

"Dari luar doang, itu juga agak jauhan. Soal nya pasti ketauan kalo deket." Jawab nya.

Perempuan itu mengangguk-angguk an kepala nya. "Kok lo tenang-tenang aja sih, gue kira bakal ngebut kaya kerasukan."

"Udah lewat masalahnya, dan gue juga masih kasih harapan ke dia. Mungkin bukan dia yang lakuin."

*****

"Kenapa ketakutan, lo pas ngeroyok orang tua gue gak ketakutan kaya gini kayanya." Ucap lelaki itu sambil menaikan kaki kanan nya di atas kaki kiri.

Ia benar-benar sangat santai sekarang, berbeda lagi dengan lelaki yang sudah terikat di atas kursi sejak 1 setengah hari lalu.

Begitupun dengan makanan dan minuman, ia benar-benar tidak memakan apapun setelah hari itu.

"Kaya nya lo udah tau bakal jadi target gue, makannya pura-pura jadi tukang bengkel. Untung gue pinter ya, gak kaya lo." Ucap nya lagi masih dengan nada santai.

Lelaki itu menatap serius. "Siapa yang ngasih tau lo, Adelio, Baron, atau Haidar?"

"Oh kayanya bukan Adelio deh, dia kan udah gue bunuh dari setahun lalu. Begitu pun dengan Baron, jadi Haidar?" Tanya nya.

Lelaki yang badan nya terikat itu hanya diam saja, badan nya benar-benar gemetar hebat. Entah itu karna ia tidak makan dan minum atau juga karna ia benar-benar takut kali ini.

"Haidar emang anjing ya, udah gue bilang jangan cari tau tentang temen nya. Malah tetep kekeh cari tau temen nya, kan jadi hidup gak tenang." Ucap nya. "Segala gaya ngasih tau lo lagi, setan kaya dia masih ada rasa empati juga ya ke temen nya."

"Oh iya, bos lo gimana. Udah di kasih tau juga?" Tanya nya. "Siapa nama nya, gue lupa.."

Beberapa detik kemudian lelaki itu tertawa pelan. "Bercanda, mana mungkin gue ngelupain orang-orang bajingan kaya kalian."

"Jadi, menurut lo enak nya mati besok atau sekarang?"

Lelaki yang badan nya di ikat itu sontak mendongak, ia kemudian menggeleng-geleng kan kepala nya cepat.

"Gue nanya pendapat lo, ngapain malah geleng geleng?"

"J-jangan bun-nuh g-gue plis." Ucap nya dengan tergagap-gagap. Suara nya benar-benar habis sekarang, tenggorokan nya sangat kering.

"Itu kayanya yang orang tua gue bilang ke kalian juga kan, tapi kalian tetep bunuh tuh. Berarti gue juga boleh dong bunuh kalian."

"G-gue cu-cuman di suruh."

Setelah mendengar nya lelaki itu langsung tertawa kencang. "Terus kalo lo di suruh gue harus apa?"

"Buntung in tangan sama kaki lo aja?"

"Gimana?" Tanya nya.

"Kalo gue udah itung sampai 3 tapi lo gak ngomong berarti gue bakal kasih pilihin yang terbaik buat lo."

"Satu." Ucap nya membuat lelaki itu semakin berkeringat dingin.

"Dua." Ucap nya lagi.

"Tig—"

"REYHAN!!" Teriak tiga orang itu membuat kedua nya menoleh terkejut.

Sial.

_______________________________________________________

Tolong ya bantu aku untuk memperbaiki ketikan dalam menulis cerita ini, bisa di tandai di mana kesalahannya!

Terimakasih buat kalian yang sudah bantu
Pasti akan aku segera ganti! 💗


- anak rebahan

Continue Reading

You'll Also Like

578K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
263K 24.8K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 63K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.8M 231K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...