ELARA (TERBIT)

By kanareiz

6.2M 483K 49.6K

Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52 - END
EXTRA PART
SEQUEL ELARA
ELARA COMEBACK?
Spesial Part - Aku, Kamu, Dan Keluarga Kecil Kita
PDF NOVEL ELARA

Part 36

80.5K 6.8K 677
By kanareiz

Klik link di bio untuk masuk gc readers aku 🤍🤍

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Suasana mencengkam, begitu yang Ara rasakan saat kakinya menginjak gedung yang menjadi tempat kerja sang Kakek. Kaki yang terbalut sepatu berwarna putih itu terus menyusuri lorong demi lorong, ia menganggukkan kepala saat beberapa orang yang berjaga disana menyapanya hangat.

Ara melangkahkan kakinya menuruni anak tangga yang berdesain sangat mewah yang akan membawanya menuju ruangan rahasia sekaligus menjadi ruangan utama dari gedung ini.

Sesampainya Ara disatu ruangan yang berada di bawah tanah, ruangan yang memiliki pintu menjulang tinggi. Pintu yang di desain membukanya menggunakan sidik jari. Ara menempelkan jarinya langsung membuat pintu terbuka. Menampilkan kaca besar yang membentang menutupi satu pintu lagi yang akan membawanya ke ruangan khusus para agent.

Ara mendekat kearah kaca besar yang sangat canggih, kaca itu menampilkan rumus-rumus yang hanya dimengerti oleh anggota sang Kakek. Ara mengetik sesuatu dan menempelkan kembali tangannya. Ia mendekatkan mata untuk pemeriksaan terakhir agar pintu utama terbuka.

Beberapa saat kemudian muncul gambar kupu-kupu dengan gradasi warna biru dan hitam yang sangat cantik. Hewan itu adalah lambang dirinya, kupu-kupu kecil yang terbang namun bisa mematikan sewaktu-waktu.

Jari tangan Ara menekan gambar itu dan pintu utama pun otomatis terbuka, mengeluarkan suara yang membuat penghuni di dalamnya mengetahui kedatangan Ara.

"Welcome Queenza Xiarra Narvadez as The Leader."

Saat sampai di dalam, matanya langsung disuguhkan dengan banyaknya komputer dan layar besar berisi rumus-rumus. Beberapa orang juga ada yang tengah melacak posisi seseorang, itu berada di barisan paling kanan. Mereka terlihat tampak fokus, namun salah satu orang menyadari kedatangannya dan memberi hormat, diikuti yang lainnya.

Ara mengangguk, ia berjalan menyusuri lorong yang akan membawanya keruangan sang Kakek. Ara bisa melihat sang Kakek tengah berbicara dengan Kenneth dan Flo karena ruangan itu hanya dilindungi dengan kaca bening namun memiliki anti peluru dan hanya beberapa orang khusus yang bisa masuk kesana.

Ara menempelkan sidik jarinya membuat pintu terbuka, kakinya melangkah menaiki tangga kecil dan masuk ke ruangan sang Kakek.

Ara menundukkan badan memberi tanda hormat.

"Welcome Queen. How are you?"

"I'm fine." Ara tersenyum dan duduk ditengah-tengah Kenneth dan Flo. "Did I make any mistake?" lanjut Ara.

Eroz Narvadez, selaku Kakek Ara tersenyum tipis mendengar ucapan dari cucu perempuannya. Beberapa detik kemudian tatapannya menajam.

"Kau tentu tau Queen apa yang membuat Kakek marah. Dan kau tentu tau apa kesalahanmu hingga Kakek menyuruhmu datang kemari." Pria tua itu berucap tegas menggunakan nada formal di suasana serius ini membuat tubuh ketiga anak muda didepannya menegang.

"Ara tau apa kesalahan Ara. Ara siap untuk menerima hukuman dari Kakek."

"Kau bersiap Queen?" Eroz tersenyum sangat tipis. "Jika hukuman ini membuat Erlan tau siapa dirimu, apakah kau siap?"

Ucapan Eroz kembali membuat Ara menegang. Tubuhnya terdiam kaku dengan sorot mata tajam yang memandang sang Kakek.

"Apa maksud Kakek?" geram Ara.

Eroz terkekeh, "Kau masih ingin menyembunyikan ini berapa lama lagi Queen? Kau mau membuat Erlan semakin membencimu? Tidakkah kau sadar Erlan sudah menaruh rasa curiga terhadap istri cantikknya ini." Eroz memutarkan percakapan Erlan dengan Darrel tempo lalu yang terekam oleh alat yang terpasang di jam tangan Erlan.

Seketika Ara berdiri, tangannya mengepal. Bayang-bayang kemarahan Erlan menghantui pikirannya. Laki-laki itu jarang marah, namun sekalinya ia marah Ara benar-benar merasa takut melihatnya. Kemarahan Erlan bagaikan monster yang siap menghancurkan dunia kapan saja.

"Apa yang harus Ara lakukan?" lirihnya.

"Bicarakan ini kepada Erlan, karena misi kita satu tujuan dengan suamimu. Ara, jangan egois. Kau tentu tidak mau jika pernikahanmu nanti akan hancur karena ketidakjujuran kamu sejak awal. Ini bukan masalah kecil, Ara."

Jika Eroz memanggil nama Ara tidak menggunakan 'Queen' itu berarti perintah tegas dan mutlak. Ara semakin bimbang, ia tidak mau pernikahannya hancur tapi ia juga belum siap untuk mengatakan siapa dirinya kepada Erlan, suaminya.

"Kakek benar, Ra. Lo gak bisa nyembunyiin ini terus—menerus. Sekarang lo tinggal pilih, lo yang jujur duluan ke Erlan atau Erlan tau dengan sendirinya." ucap Flo yang mampu membuat Ara makin bimbang.

"Ra, cepat atau lambat Erlan pasti bakalan tau lo siapa. Lo tinggal nunggu waktu yang tepat dan bersiap untuk semua koesekuensinya." Kenneth menepuk pelan bahu temannya.

"Queen, sebentar lagi operasi besar penangkapan Edward."

Lagi-lagi Ara terdiam mendengar ucapan Kakeknya.

***

Erlan mengancingkan jasnya agar terlihat lebih rapi. Ia kembali melihat penampilannya di kaca besar yang ada di kamarnya memastikan semuanya sudah terpasang semua dengan rapi.

Erlan tersenyum saat Ara masuk ke dalam kamar membawa tas kerjanya. Gadis itu tampak kerepotan karena satu tangannya membawa tumpukan berkas bahan meeting pagi ini.

"Morning sayang." sapa Erlan berjalan mendekati istrinya. Ia mengambil alih berkas yang berada di tangan Ara, menaruhnya diatas nakas.

"Morning too."

Erlan mengecup singkat kening istrinya.

"Udah selesai?" Ara mendongak menatap wajah tampan suaminya.

"Udah, kamu hari ini mau ada pergi gak?"

Ara berpikir sejenak lalu kepalanya menggeleng pelan. "Gak ada, kenapa?" tanyanya.

"Mau kerumah Mami?"

Mendengar ucapan Erlan, Ara tersenyum sumringah dan mengangguk semangat.

"Mau!"

Erlan mengacak pelan rambut istrinya.
"Tapi gaboleh bandel ya."

"Siap bos."

"Yaudah ganti baju dulu, aku tunggu dibawah." Sebelum berlalu Erlan sempat mengecup singkat bibir istrinya. "Jangan lama." lanjutnya lagi.

"Gak lama." Ara terkekeh, ia berlari riang masuk ke dalam walking closet.

15 menit kemudian Ara turun kebawah dengan berlari kecil menghampiri Erlan yang tengah menyeruput tehnya.

"Cantik." celetuk Erlan saat menatap istrinya yang sudah berdiri di depannya tak lupa senyuman manis yang mampu membuat Erlan terpikat.

"Thank you." Ara mencomot satu roti tawar dan memakannya.

"Lho, kamu belum sarapan?"

Ara menyengir lebar, "Udah, tapi laper lagi." Ia memamerkan gigi rapinya.

"Gapapa, makan yang banyak."

"Aku udah selesai, berangkat sekarang ya? 1 jam lagi aku ada meeting." ucap Erlan melirik jam di tangannya.

Ara mengangguk dan mengangkat jari jempol pertanda setuju. Mulutnya masih mengunyah roti dengan lahap.

Erlan menggandeng tangan istrinya menuju mobilnya yang sudah terparkir rapi di teras rumah. Erlan membukakan pintu mempersilahkan Ara untuk masuk, setelah itu baru dirinya berjalan mengitari mobil dan masuk ke kursi pengemudi. Erlan pun melajukan mobil dengan kecepatan sedang memecah jalan raya yang untungnya tidak terlau padat diikuti mobil bodyguardnya di belakang.

"Ara boleh nginep gak?" celetuk Ara menatap Erlan yang fokus menyetir.

"Becanda kok." lanjut Ara terkekeh saat melihat raut wajah Erlan yang berubah datar.

"Tapi kalau mau nginep di rumah Mami gapapa kok, aku bolehin."

"Sebenernya sih engga." gumam Erlan pelan.

"BENERAN?" teriak Ara sampai membuat Erlan tersentak kaget.

"Sayang! Aku kaget."

Ara terkekeh ia mengucapkan maaf kepada suaminya. Tangannya terulur menyalim tangan Erlan karena mobil sudah berhenti di depan rumah kediamam keluarga Narvadez.

"Gaboleh bandel! Jangan pergi kemana-mana tanpa sepengetahuan aku. Jangan telat makan dan inget gaboleh aneh-aneh, paham?" Erlan berucap seraya mengelus pelan pipi Ara.

"Ara janji. Yaudah Ara turun dulu ya, kakak hati-hati nyetirnya. Jangan telat makan, kalau capek istirahat jangan dipaksain. Soal tadi aku becanda kok, aku nanti pulang." ucap Ara membuat senyuman terbit di wajah suaminya.

"Iya Ibu negara, perintah dilaksanakan. Nanti aku jemput." Erlan tersenyum, ia mengecup seluruh permukaan wajah istrinya. Setelah itu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Ara.

"Titip salam sama Mami, maaf aku belum bisa mampir." ucap Erlan tanpa menyebut  Xavier karena ia tau mertuanya itu pasti sudah berangkat ke kantor.

"Nanti Ara sampein, Ara turun ya. Bye kakak, hati-hati." Ara berucap saat sudah turun dari mobil, ia melambaikan tangan kearah suaminya.

"Masuk, aku pergi kalau kamu udah masuk."

Ara mengangguk dan berlalu masuk ke dalam rumahnya. Setelah Ara sudah berada di dalam, Erlan masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil menuju kantornya.

***

"Mami." teriak Ara heboh saat sudah berada di dalam rumahnya. Ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Maminya.

"Mami di dapur Princess." teriak Zea agar terdengar oleh putrinya yang masih berdiri di dekat meja makan.

Dengan cepat Ara menghampiri Maminya, disana terlihat Zea yang tengah mangaduk adonan kue ditemani dengan Azka yang duduk di pantry sedang memakan buah apel. Ara menyalim tangan Zea dan mengecup pipi Maminya, hal itu juga ia lakukan kepada Azka.

"Abang gak kerja?" tanya Ara saat sudah duduk di samping Azka.

"Gak ah, capek. Kemarin abang lembur gara-gara Papi jalan sama Mami semua kerjaan malah dikasih ke abang." gerutu Azka.

Zea terkekeh mendengar gerutuan putranya.

"Mami pergi kemana sama Papi?" tanya Ara.

"Biasa pertemuan bisnis, Papi maunya ditemenin Mami."

"Tumbenan abang gaikut?" tanya Ara lagi membuat wajah Azka kembali datar.

Zea terkekeh melihat perubahan raut wajah anaknya. "Cacha pergi ke Jerman, jadi abang gamau jadi nyamuk kalau ikut pergi kesana."

Ara terbahak mendengarnya. Godaan pun keluar dari mulutnya membuat pertengakaran kecil terjadi disana, Zea tersenyum melihat kembali kedua anaknya yang saling menggoda. Pemandangan ini sudah tidak lagi ia lihat saat gadis kecilnya ini telah menikah. Bahkan beberapa kali ia melihat Azka terlihat murung di kamar Ara, laki-laki muda itu sering tertidur di kamar adiknya jika ia merasa rindu dengan Ara.

"Yang akur terus, Mami seneng liatnya." gumam Zea saat melihat kedua anaknya tengah saling berpelukan.

***

"Bos!" panggil Darrel berlari mengejar langkah besar Erlan.

"Tau gak?" tanyanya tiba-tiba.

"Gak." jawab Erlan singkat.

Darrel berdecak, "Mona, lo masih inget dia? Ternyata dia anak tirinya Oscar bukan itu berita utamanya tapi dia adik tirinya Venus otomatis anak kandung Oscar." Erlan sontak menghentikan langkah kakinya, ia berbalik memandang Darrel tajam.

"Lo serius?" Erlan menatap Darrel lekat.

"Gua gak bohong, lo tanya Alan deh. Dia yang ngasih tau dan ngirim beberapa bukti. Setelah jam istirahat jadwal lo kosong, bisa ikut gue ke markas?"

Erlan mengangguk.

"Lo juga gatau kan kalau meeting kita kali ini juga ada Venus."

Darrel melototkan matanya.

"LO SERIUS?" pekik Darrel.

"GAWAT EL!" Darrel terlihat panik, ia menatap raut wajah santai Erlan. "Kok lo gak panik?"

"Gausah panik, orang waras gak pernah takut sama orang gila, seperti Venus contohnya." Setelah mengucapkan itu, Erlan berlalu masuk kedalam ruangannya meninggalkan Darrel yang menatapnya takjub.

"Bos gua kalo sekalinya ngomong nembus ke jantung ya." gumamnya pelan dan menepuk tangan dengan bangga.

—to be continue—

HALO SEMUA GIMANA PART INI?

RADA KURANG NYAMBUNG KARENA OTAK AKU LAGI BUNTU BANGET KEPIKIRAN TANGGAL 14 JUNI NANTI, DOAIN AKU LULUS SBMPTN YA TEMAN-TEMAN 🥲😭

_________________________

JUJUR AKU YANG NGETIK, AKU YANG TAKUT KALAU ERLAN KETEMU VENUS 😭

SESUAI JANJI UDAH AKU BUATIN GC YA, KALIAN BISA KLIK LANGSUNG DI BIO AKU. JANGAN SAMAPAI KETINGGALAN KARENA AKU GATAU KAPAN OPEN GC LAGI🥰💛

UDAH SIAP PART SELANJUTNYA?
RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YUK! ☠️☠️

ARE YOU READY⁉️
____
Terima kasih sudah membaca ELARA, jangan lupa VOTE dan COMMENT biar aku semangat ngetiknya! 🥰💜
____

UDAH SIAP BUAT PART 37? SPAM KOMEN BIAR AKU CEPET - CEPET UPDATE!

AKU MAU LIAT ANTUSIAS READERS ELARA YANG PADA GERCEP INI!! ❤️‍🔥❤️‍🔥

FOLLOW IG: @kanarsv

READY BUAT PART SELANJUTNYA?

SPAM KOMEN APA AJA DISINI!

•••••

TANDAI JIKA ADA TYPO ATAU KESALAHAN PENULISAN YA!

Thank you 💜
See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 125 22
Ada baiknya follow dulu baru dibaca^^ Wellcome to my first story guys. Gue kali ini mau bikin cerita yang ringan ringan aja ga yang terlalu berat, bi...
92.1K 3.3K 47
Will you still love me when I'm be a monster? --------------- Shella yang dituntut sempurna oleh orang tuanya hanya dikenal sebagai cewek paling popu...
69.9K 2.7K 25
Sebelum lanjut follow dulu ya ges ya. 17+ Bagaimana jadinya sahabat yang disatukan dalam ikatan pernikahan?
59.7K 2K 17
Entah sampai kapan Danial masih berharap hubungannya dengan Adara baik-baik saja. Danial harap, jika ia kembali keadaan harus seperti semula sebelum...