BROTHER (REVISI & END)

By lucciousshii_

185K 7.2K 315

RANK: #1 brother (11/05/2022) #1 penulisbaru (06/04/2024) #1 complete (17/06/2023) #2 duda (22/06/2023) #1... More

Prolog (revisi) ✅
Cast (revisi) ✅
Part 1 (revisi) ✅
Part 2 (revisi) ✅
Part 3 (revisi) ✅
Part 4 (revisi) ✅
Part 5 (revisi) ✅
Part 6 (revisi) ✅
Part 8
Part 9
Part 10
✧ NEW STORY! ✧
Part 11 (Revisi) ✅
Part 12 (revisi) ✅
Part 13 (revisi) ✅
Part 14 (revisi) ✅
Part 15 (revisi) ✅
TIKTOK DAN CERITA BARU
Part 16 (revisi) ✅
Part 17 (revisi) ✅
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Flashback
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
The End.
Extra Chapter 1
Extra Chapter 2
Last and Bonus Chapter
DUARRR, ANNOUNCE!

Part 7 (revisi) ✅

4.8K 225 1
By lucciousshii_

Republish!

Lalu dikediaman Adhitama ada Dhafi yang baru saja turun dari kamarnya dan melihat sang mama yang sudah rapi pun langsung bertanya. "Loh, mama mau kemana?"

Celine yang tengah membaca majalah pun segera menengok kearah anak sulungnya. "Ini loh Dhafi, kemarin kan mama udah janjian sama Felicya buat ketemu sama anak-anaknya sekalian makan siang bareng diluar"

Dhafi mengangguk-anggukan kepalanya paham. "Mau dhafi antar?"

"Ya terserah kamu aja. Tapi emangnya kamu lagi ga sibuk?"

"Enggak sih ma, yaudah tunggu ya"

"Jangan lama-lama ganti bajunya". Teriak mama karena Dhafi sudah lebih dulu menaiki tangga meninggalkan dirinya

Sementara itu dilain tempat ada Felicya yang tengah berusaha membujuk anaknya agar mau menemani dirinya bertemu dengan Calon Mama mertuanya. "Kak ayolah temenin bunda pergi"

Alena menghembuskan nafasnya gusar. "Kan bisa pergi sama Alesya bun, kenapa Alena harus ikut juga?". Tanya balik diriku kepada bunda

"Huft, anak bunda kan dua masa iya bunda cuma ngajak Alesya doang. Terus juga kan kita udah jarang quality time bareng. Mauu yaa?"

"Yaudah ayo tapi Ale ganti baju dulu ya." Ujarnya dan ingin bangkit menuju ruang ganti tapi tertahan lagi oleh bundanya

"Kak, tunggu dulu."

Alena memutar kedua matanya malas. "Apalagi sih bund?"

Tadi emang Felicya sempat keluar menuju kamarnya dan sekarang ia datang kembali ke kamar sang anak sambil membawakan Dress putih ungu lalu menyerahkan dress tersebut kepada sang anak. "Nih ya kak jangan lupa dipakai"

Alena kaget saat bundanya menyerahkan sebuah dress kepadanya, pasalnya kalo hanya pergi tuh kayak ga diatur gitu tapi kali ini tumben sekali ia disuruh menggunakan dress. "Bunda ga salah. Nyuruh aku pake dress?"

Karena ia bisa dibilang sangat jarang sekali menggunakan Dress ya paling hanya dipakai tuh kalo ada acara penting saja atau emang kayak ada acara perayaan saja. Tapi kali ini bundanya membuat dirinya bingung

"Gak sayang. Udah sana ganti. Pokoknya bunda tunggu sama Alesya dibawah ya". Setelah itu Felicya meninggalkan sang anak yang sedari tadi memincing curiga ke dirinya

Mungkin rasa curiga itu akan ia temukan nanti saat sudah bertemu dengan seseorang? Pikir Alena tapi ia tak ingin mempersalahkan itu

_________

Setelah berganti baju langsung saja ia turun kebawah menemui sang bunda dan juga Alesya yang saat ini keduanya sudah sama-sama menggunakan Dress. Lalu ketiganya memasuki mobil dan menuju ke sebuah mall

Begitupun dengan Mama Celine dan Dhafi yang sudah rapi. Lalu tiba-tiba Manaf datang menghampiri keduanya. "Loh Oma sama Papa mau kemana, tumben rapi banget?"

"Ah ini loh, Oma sama Papa mu ingin bertemu dengan Felicya dan juga anak-anaknya. Oh iya kamu mau ikut?"

"Manaf nyusul aja oma, soalnya masih ada kerjaan yang harus diselesaikan dulu"

"Oh yaudah tapi jangan sampai telat ya"

"Siap oma."

Kini keduanya sudah lebih dulu sampai direstaurant karena emang jarak antara mall tersebut tidak terlalu jauh. Tapi ia belum melihat Felicya atau mungkin mereka kejebak macet dijalan karena saat ini menunjukan jam duabelas siang dan juga sudah waktunya untuk makan siang. Akhirnya, Felicya sampai direstaurant tersebut sekitar jam duabelas lewat sepuluh menit.

"Permisi, meja atas nama bu Celine dimana ya?"sambungnya bertanya kemudian sang pelayan pun mengantarkan mereka bertiga menuju ruangan Vip yang sudah lebih dulu di booking dari pagi tadi

Oke, kini Alena sudah menemukan jawaban dari rasa penasarannya dan kemudian ia bertanya kepada sang Bunda. "Jadi ini alasan bunda nyuruh Ale pake dress?"

Felicya tak berani menjawabnya. Dan kini ketiganya sudah masuk kedalam ruangan tersebut

Mama celine sontak langsung berdiri begitu melihat kedatangan Felicya. "Kamu apa kabar Fel?"

"Felicya baik. Oh iya mama sendiri gimana kabarnya?" Tanya Felicya

"Mama baik fel. Eh iyaa ayo silakan duduk"

Felicya mengangguk lalu disusul oleh kedua anaknya untuk duduk. Ia melihat Dhafi pun segera menyapanya. "Hai mas"

"Emm hai. Gimana tadi dijalan?"

"Ya lumayan macet mas."

"Oh iya Fel ini anak-anak kamu?" Tanya mama celine

"Eh iya ma. Ayo kalian salim dulu sama Oma Celina". Ujarnya dan menyuruh kedua anaknya untuk bersaliman

"Aduh cantik-cantik banget sih kalian. Oh iya namanya siapa?"

"Saya Alena."

Celine mengangguk. "Kalo yang ini namanya siapa?"

"Alesya oma"

"Maa udah dong ngobrolnya." Ujar Dhafi

"Astagaa, yaudah kalian silakan pesan makanannya"

"Kak mau pesan apa?" Tanya Felicya

Alena tersadar dari lamunannya saat sang Bunda memegang lengannya. "Hah?"

"Kamu mau pesan apa?."

"Em minum aja deh bun, gapapa kan? Soalnya Ale masih kenyang"

"Loh Alena kenapa ga makan?". Tanya Dhafi

Tau akan terjadi keributan Felicya segera menepuk pelan bahu Dhafi. "Mas. Udah gapapa"

"Yaudah gapapa kak. Tapi nanti sampai rumah langsung makan ya."

Alena hanya membalasnya dengan deheman saja selepas itu itu ia kembali berperang dengan isi pikirannya sendiri.

Kini semuanya tengah menyantap makan siangnya masing-masing kecuali Alena sampai Oma Celine memecahkan keheningan. "Alena apa kamu yakin tidak ingin mempunyai sosok seorang ayah?"

Alena yang sedang meminum pun langsung tersedak dan tiba-tiba semua yang ada dipikirannya langsung buyar begitu saja. Semuanya terlalu cepat jika harus ia cerna sekarang terlebih lagi sekarang otaknya sudah blank dan tidak tau harus bicara apa

"Kak, are you okey?"- tanya Bunda kepada dirinya

"Hah? A-ah im okey. Ehem! Kalo gitu aku ijin ke toilet dulu ya"

Alena sudah berlalu meninggalkan meja ini dan ini kesempatan untuk Dhafi berbicara kepada mamanya. "Maa, koh mama bicara seperti itu ke Alena sih? Kan Dhafi sudah bilang dirumah kalo masalah Alena biar Dhafi aja yang urus."

"Tapi mama hanya ingin dia sadar Dhaf! Bahwa kamu pasti bisa membahagiakan dan ngasih yang terbaik untuk dia."

"Yeah i know, tapi. Udah ya ma. Sekarang Dhafi lagi ga mau ribut sama mama"

Dhafi mengambil tangan Felicya untuk ia genggam. "Hei, maafin mama ya"

Felicya mengangguk dan membalas tautan tangan Dhafi. "Iya aku gapapa mas. Don't worry"

Tak lama setelah perdebatan kecil itu pun Manaf datang menghampiri mereka. "Hai semuanya, maaf telat"

"Gapapa, silakan duduk." Ujar Felicya

"Oh iya tan. Alenanya mana ya?" Tanya Manaf sambil mencari keberadaan Alena

"Oh itu tadi dia ijin ke kamar mandi tapi sampai sekarang belum kembali lagi. Emh tante minta tolong ya untuk susulin dia ke kamar mandi"

"Ah baik tante."

******

Sementara itu ada Alena yang tengah berdiri di depan cermin setelah tadi ia habis buang air kecil. "Apa aku egois?" Monolognya kecil yang sayangnya didengar oleh seseorang

"Kamu ga egois, cuma sekarang hati kamu aja yang lagi tertutup dan susah untuk terbuka lagi. Jadi apakah butuh teman untuk bercerita?"

Alena memutar badannya dan betapa kagetnya ia melihat seseorang yang ga sengaja ketabrak disupermarket beberapa bulan yang lalu. "Kakak ngapain disini?"

"Lagi ada acara saja dan kebetulan disuruh untuk menjemput calon adik saya yang katanya sedari tadi tak kunjung kembali kesana"

Saat Alena ingin pergi, buru-buru Manaf mencekal tangannya dan Alena yang melihat itu pun bingung. "Maaf, bisa lepasin gak?"

"Gak. Pokoknya sebelum kamu ikut kakak. Kakak gak akan lepasin"

"Hah? Maksudnya apa ya?"

Hela nafas gusar Manaf. "Iya, kamu yang akan menjadi adik saya nanti"

Deg!

Sesampainya diruangan itu ia mendengar bahwa Oma Celine bertanya kepada Alesya dan ia juga melihat kalo adiknya itu sangat bahagia sekali menjawabnya

"Ehem!"- dehem Manaf dan langsung mereka menatap kearah kami berdua

Entah apa yang diomongin selanjutnya antara Alesya dengan Oma Celine. Yang jelas saat ini Alesya tengah merengek kepadaku tapi ia mengabaikannya, "Kak, mau yaa?" Mohon Alesya

Bukannya menjawab, justru Alena mengambil tasnya dan segera pamit pulang duluan dengan dijemput oleh Ardiansyah yang sudah sedari tadi menunggunya di Lobby. "Bunda kalo gitu Alena pulang duluan ya."

"Mau kakak anterin?" Tanya manaf cepat

"Gausah makasih. Kalo gitu maaf semuanya Alena pulang dulu"

Setelah Alena pergi meninggalkan semua yang berada diruangan tersebut pun membuat Alesya menangis dan Felicya berusaha memberi pengertian kepada anak bungsunya ini. "Ssst kak Alena baik-baik saja. Nanti dirumah kita bujuk kakak ya, adik mau kan?"

Alesya hanya mengangguk kepalanya lesuh dan Manaf yang melihat itu pun mencoba menghiburnya, "Udah ya jangan nangis lagi. Ehm gimana kalo kita main aja. Alesya mau kan?"

Mendengar kata main pun sontak Alesya mengangguk antusias. Lalu keduanya bergandengan keluar dari ruangan tersebut menuju kearah timezone

"Ma, maaf ya kalo acara makannya jadi berantakan."

"Iya gapapa fel. Yaudah yuk kita lanjut makan lagi"

Lalu kini disebuah Lobby utama mall tersebut ada Ardiansyah yang sabar menunggu kedatangan Alena dan begitu Alena sudah ada dihadapannya   ia pun bertanya. "Mau langsung pulang atau kemana nih?"

"Emh ke apartment aja ya kak."

Dahi Ardiansyah mengerut dengan bingung. "Lohh tumben banget. Are you okey?"

"Yeah im good kak."

"Yaudah ayo naik. Tapi kakak mungkin hanya ngantar saja gapapa kan? Soalnya kakak ada urusan sebentar"

"Iya gapapa kak"

Alena sudah menaiki motor Ardiansyah dan kini keduanya sama-sama diam. Sampai diunit kamar 5689 apartment pun Ardiansyah segera berpesan kepada Alena agar tidak kemana-mana sebelum dirinya menjemput disini.

"Ingat pesan kakak, jangan kemana-kemana sebelum kakak jemput. Kamu ngerti hmm?"

"Iya kak ngerti, lagian juga aku mau istirahat dulu disini."

"Hum yaudah, kalo gitu kakak pergi ya. Jangan lupa pintunya kunci aja dan kemungkinan kakak balik kesini agak sorean atau malam an sih. Jadi nanti kamu kalo lapar pesan go food aja"

Alena hanya mengangguk saja dan kemudian Ardiansyah meninggalkan ia seorang diri disini. Lalu segeralah ia berganti pakaian dan segera tidur, karena jujur seharian ini badannya terasa capek sekali bahkan bukan hanya badannya saja tetapi sedari tadi kepalanya pusing seolah memikirkan kejadian tadi yang secara tiba-tiba dan membuatnya sedikit blank.

Continue Reading

You'll Also Like

33.1K 4K 45
Tentang seorang gadis dengan segala kekurangannya. Juga tentang masalah yang terjadi sebelumnya. Dan juga tentang penghianatan yang terungkap diakh...
8.1K 342 21
Seorang Azzam Muzhafir El Fatih adalah seorang yang sangat amat dingin dan memiliki muka yang amat datar itu ketika bersama yang bukan mahram nya Nam...
22.5K 1.3K 33
"Key, kok kamu punya pacar sih?" tanya Elsha dengan wajah yang menandakan kalau dia, merajuk mungkin? "Lah emang kenapa?" bukannya menjawab, Keynan...
4.5K 549 55
Nata. Siapa yang tak mengenal Natania Amira? Model cantik yang terkenal di seluruh penjuru negeri. Seperti model-model lainnya, ia dibanjiri job untu...