SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)

By mrcheol_mrscheol

164K 10.6K 731

seventeen x you yuk halu bareng... dipart 2 ini bakal lebih menegangkan dari part 1... disini tempatnya buat... More

Perkenalan
1.SCOUPS
2.JEONGHAN
3.JOSHUA
4.JUN
5.HOSHI
6.WONWOO
7.WOOZI
8.MINGHAO
9.MINGYU
10.DOKYEOM
11.SEUNGKWAN
12.VERNON
13.DINO
14.WONWOO
WONWOO (2 End)
15.JOSHUA
JOSHUA (2 End)
16.JEONGHAN
17.SCOUPS
18.JUN
JUN (2 End)
19.MINGYU
MINGYU 2 (End)
20.WOOZI
21.HOSHI
22.DOKYEOM
23.MINGHAO
24.SEUNGKWAN
25.VERNON
26.DINO
27.SCOUPS
SCOUPS (2 End)
28.WONWOO
WONWOO (2 End)
29.DOKYEOM
31.HOSHI
32.JEONGHAN
JEONGHAN (2 End)
33.MINGYU
MINGYU (2 End)
34.JOSHUA
JOSHUA (2 End)
35.JUN
36.SEUNGKWAN
37.MINGHAO
38.VERNON
39.DINO
40.SCOUPS
SCOUPS (2 End)
41.JEONGHAN
JEONGHAN (2 End)
42.JOSHUA
JOSHUA (2 End)
43.JUN
JUN (2 End)
44.HOSHI
HOSHI (2 End)
45.WONWOO
WONWOO (2 End)
46.WOOZI
WOOZI (2 End)
47.DOKYEOM
DOKYEOM (2 End)
48.MINGYU
MINGYU (2 End)
49.MINGHAO
MINGHAO (2 End)
50.SEUNGKWAN
SEUNGKWAN (2 End)
51.VERNON
VERNON (2 End)
52.DINO
DINO (2 End)
PENGUMUMAN
53.JEONGHAN
JEONGHAN (2)
JEONGHAN (3 End)
54.WONWOO
WONWOO (2 End)
55.SCOUPS
SCOUPS (2)
SCOUPS (3 End)
56.MINGYU
MINGYU (2 End)
57.JOSHUA
58.WOOZI
59.SEUNGKWAN
60.JUN
JUN (2 End)
61.HOSHI
HOSHI (2 End)
62.DOKYEOM
63.SEUNGCHEOL
64.MINGYU
65. JEONGHAN
66.WOOZI
67.JOSHUA
68.WONWOO
69.SEUNGCHEOL
70.WOOZI
71JEONGHAN
72.MINGHAO
73.HOSHI
74.DOKYEOM
75.JOSHUA
76.JUN
77.JEONGHAN
78.WONWOO
79.SEUNGCHEOL
80.WOOZI
CHAPTER BONUS (MINGYU)

30. WOOZI

1.3K 82 15
By mrcheol_mrscheol

Cerita terakhir aku sebelum aku hiatus, wah sebenarnya ngga tega tapi apa daya ku nih.

Kalian sehat-sehatnya, tungguin aku sampe kembali lagi. Byee semua.



















Aku tersenyum saat melihat bayi laki-laki yang sudah menginjak usia sepuluh bulan ini sedang berjalan perlahan menuju seorang namja yang sedang terduduk dilantai sambil merentangkan tangannya untuk menangkapnya.

"Aniya, woojin-ah kau tidak boleh merangkak lagi kau harus berjalan sayang untuk mendapatkan cemilan mu" ucapnya.

"Ana (ani)?? Emma??" ucap woojin sambil menoleh kearah ku.

Aku tersenyum saat melihat wajah polos woojin yang meminta pertolongan ku.

"Appa benar sayang, kemari biar eomma membantu mu berdiri" ucap ku sambil berjalan menghampirinya.

"Cah, kemari sayang kau bisa lakukannya, lakukan dengan perlahan seperti biasanya" ucapnya lagi.

"Apppaaa.. Ahaa" ucap woojin sambil berteriak dan membuat langkah besar.

Aku yang melihatnya langsung memegangi ujung bajunya, yah meski lantainya sudah dilapisi oleh alas dan jaraknya juga tak terlalu jauh tetap saja aku takut ia terjatuh.

"Aigoo, appa bilang lakukan dengan perlahan sayang kenapa ku malah tergesa-gesa" ucapnya sambil menepuk-nepuk bokong woojin.

Aku menghela napas ku sambil mengusap kepalanya, hingga woojin merangkak mendekat kearah ku dan menepuk-nepuk dada ku.

"Kau haus?? Tungga sebentar, iya eomma sebentar lagi selesai memasaknya. Baru setelah itu kau menyusu" ucap ku.

"Biar aku yang menyelesaikan masakan mu kau berikan saja asi mu pada woojin" ucapnya sambil beranjak.

"Kau yakin woozi?? Aku tidak yakin dengan yang satu ini sekarang meski kau selalu membantu ku" ucap ku sambil menatapnya.

Yah namja yang kumaksud tadi adalah woozi atau Lee woozi, suami ku. Kami sudah menikah sejak dua tahun lalu, dan woojin dia adalah putra kami.

Aku melihat woozi hanya tersenyum sambil berjalan kearah dapur.

"Aku yakin, aku sudah belajar banyak dari mingyu. Kau tinggal beritahu apa saja yang harus ku masak" jawabnya.

"Baiklah, woojin!! Kaja, kita lihat appa mu memasak" ucap ku sambil mengendong woojin.


























Aku berjalan mendekati woojin saat melihat ia menggeliat sedikit, aku langsung mengusap punggungnya untuk membuatnya tidur kembali. Yah setelah cara makan malam selesai tadi ia memang sudah tidur dari tengah jam lalu aku dan woozi sedang merapihkan meja makan dan mencuci piring karna takut ia terbangun jadi aku menidurkannya disofa dulu sambil merapihkan meja makan.

"(Y/n)-ah!! Sudah biarkan saja, biar aku yang menyelesaiknya kau sebaiknya masuk kekamar sekarang dan tidurkan woojin" ucapnya.

"Ne, baiklah aku masuk duluannya woozi" jawab ku sambil beranjak masuk kamar kami.

Aku membaringkan woojin dengan perlahan di ranjangnya yang memang menyatu dengan ranjang tidur ku dengan woozi. Aku menepuk-nepuk bokongnya agar woojin semakin pulas, setelah ku rasa ia sudah pulas aku beranjak menuju kamar mandi untuk menganti baju ku.

Dan setelah selesai aku pun keluar, aku membuka perlahan pintu kamar mandi dan saat aku keluar aku melihat woozi yang sedang duduk ditepi ranjang sambil mengusap punggung woojin.

"Kenapa?? Apa woojin terbangun??" ucap ku pelan.

"Ani, ia hanya terusik tadi karna mungkin ia berasa tidak ada siapa-siapa disisinya" jawabnya.

Aku hanya mengangguk pelan dan menaiki ranjang tidur ku.

"(Y/n)-ah!! Aku akan begadang malam ini untuk menyelesaikan lagu ku jika kau membutuhkan bantuan ku, aku ada disebelah, iya" ucapnya sambil mengusap kepala ku.

Yah woozi ini memang seorang composed handal, ia bekerja sama dengan salah satu perusahaan agensi yang cukup terkenal diseoul. Ia memang sangat sibuk akhir-akhir ini namun, dia tidak pernah sekali pun tak membantu ku untuk menjaga woojin.

"Baiklah, aku akan memanggil mu nanti" ucap ku.

Aku melihat woozi hanya tersenyum sambil mengusap kepala ku.


















Aku mengeliat saat mendengar ocehan woojin, aku langsung mengeser sedikit tubuh ku untuk mendekat kearah ranjangnya, namun saat aku akan menariknya untuk mendekat kearah ku, aku malah tak mendapati woojin disana. Aku langsung teranjak dan mulai mencari woojin, aku menghembuskan napas ku saat melihat ia sedang bersama woozi didalam kamar mandi.

"Oh kau sudah bangun ternyata" ucap woozi sambil tersenyum kearah ku.

"Ne, jam berapa woojin terbangun tadi??" tanya ku sambil menghampirinya.

"Tiga puluh menit lalu dan aku langsung memandikannya" jawabnya.

Aku hanya mengangguk pelan sambil mengecup pipinya.

"Mandilah, woojin pasti ingin menyusu setelah ia selesai mandi" ucapnya sambil mengangkat woojin.

"Baiklah, aku akan mandi sekarang" jawab ku.

Aku langsung mandi tak perlu waktu lama setelah lima belas menit aku selesai, aku langsung berjalan keluar kamar setelah memakai pakaian ku. Aku tersenyum saat melihat woozi yang sedang bermain diruang tengah bersama woojin, aku berjalan perlahan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

"(Y/n)-ah!! Aku sudah buat susu hangat untuk mu kau minum itu dulu saja woojin sudah haus sepertinya" teriaknya.

"Ne, tunggu aku kesana sebentar lagi" jawab ku.

Yah memang dimeja makan tadi sudah ada segelas susu yang biasa woozi buatkan untuk ku. Aku meminum susu itu sambil membuat adonan pancake. Aku langsung meneguk habis susu tadi dan langsung berjalan menghampiri woozi.

"Apa yang akan kau buat, hm? Kenapa lama sekali?" ucapnya sambil menyerahkan woojin pada ku.

"Pancake untuk mu sarapan" jawab ku sambil memberikan asi pada woojin.

"Biar aku buat sendiri kau susui saja woojin" jawabnya.

"Woozi!! Aku sudah membuat adonannya kau tinggal lanjutkan saja" teriak ku.

"Ne, apa kau mau juga??" ucapnya sambil teriak juga.

"Boleh, sayang" jawab ku.

Tak butuh waktu lama woozi kembali dengan sepiring penuh yang berisi pancake, aku tersenyum saat ia mendudukan dirinya kembali disamping ku. Aku membuka mulut ku untuk menerima suapanya.

"Woozi!! Bagaimana lagu yang kau buat apa sudah selesai semua??" ucap ku.

"Sudah, rencananya hari ini aku akan pergi keperusahan untuk memberikan lagu ku pada mereka" jawabnya.

"Baguslah, setelah itu katakan pada mereka kau butuh waktu istirahat selama dua minggu atau lebih aku tidak ingin sampai kau sakit karna kurang tidur" ucap ku panjang lebar.

"Ne, aku akan mengatakannya pada mereka nanti" ucapnya sambil tersenyum.

"Appaaa.. Appaa.."

"Apa sayang, kau mau apa??" ucap woozi pada woojin saat setelah ia melepaskan asinya.

"Mamama.. Appaa.. Emma.." ucap woojin sambil tersenyum.

"Kau mau ini?? Nah, sudah kau tak boleh mau lagi" ucap ku sambil beranjak.

"Hai kau mau kemana??".

"Membuatkan anak mu makanannya" jawab ku.


















Aku meletakkan beberapa bantal dibawah dekat tempat tidur saat setelah memastikan woojin tertidur lelap tadi. Yah setelah sarapan dan meminum asi tadi ia bermain sebentar dengan ku, sedangkan woozi ia sudah pergi saat setelah menghabiskan sarapannya tadi.

Aku bernapas lega saat woojin telah tidur siang. Aku berjalan keluar kamar dan mulai pekerjaan ku, yah meski sebagian pekerjaan rumah sudah dikerjakan oleh woozi tapi tetap saja ada beberapa yang harus kukerjakan sendiri. Bukan aku tidak mempekerjakan asisten rumah tangga, aku memiliknya hanya saja ia sedang cuti karna anaknya sedang sakit.

Cukup lama aku mengerjakan semua sendiri, dari mulai membereskan mainan woojin, membereskan studio mini woozi sampai yang terakhir aku hendak membawa baju kotor ketempat laundry namun, langkah ku terhenti ketika aku mendengar suara yang cukup keras dari arah kamar dan bertepatan dengan itu aku mendengar suara tangisan woojin.

Aku langsung berlari meninggalkan keranjang pakaian kotor yang tergeletak diruang tengah. Aku langsung membuka pintu kamar dan betapa terkejutnya aku saat melihat woojin sedang menangis terduduk dilantai dengan mulut yang sudah berdarah.

"Aigoo, gwaenchanha?? Mianhae karna eomma tak meletakan kembali bantalnya saat setelah menyusui mu tadi" ucap ku sambil menggendongnya.

Yah tadi aku memang memberikan asi ku pada woojin saat woojin akan terbangun jadi aku menidurkannya kembali karna pekerjaan ku masih banyak. Cerobohnya aku lupa untuk kembali meletakan bantal untuk menjaganya.

Aku mengusap mulutnya yang berlumuran darah sambil mengecek mulutnya takut jika lukanya parah, aku menoleh saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Aku melihat woozi yang tengah berdiri disana sambil menatap kearah ku. Ia langsung menghampiri ku dengan wajah khawatirnya saat melihat kearah woojin

"(Y/n)-ah, apa yang terjadi? Kenapa mulut woojin berdarah seperti ini??" tanyanya.

"Woozi!! Mianhae, woojin terjatuh tadi karna aku ceroboh" jelas ku sambil berlinang.

"Gwaenchanha, jangan menangis aku tahu kau pasti kerepotan tadi. Maafkan aku, aku terlalu lama pergi keperusahannya tadi lebih baik sekarang kau ambil air dingin untuk menghentikan darah woojin" ucapnya sambil mengusap kepala ku dan mengambil alih woojin.

Aku hanya mengangguk pelan sambil beranjak pergi kedapur.

Tak butuh waktu lama aku kembali dengan wadah berisi air dingin, aku kembali duduk ditepi ranjang tidur dan meletakkan wadahnya dinakas dekat tempat diri.

"Ababaabba.. Apppaa.."

Aku mengambil alih woojin untuk mencoba menenangkannya.

"Tak apa, sayang appa hanya ingin membersihkan darah mu saja" ucapnya sambil mengelapi sekitar mulut woojin.

"Woozi, apa mulut woojin baik-baik saja?? Apa sebaiknya kita kerumah sakit saja untuk mengeceknya??".

"Tak apa, sayang bibirnya hanya tergigi oleh gigi kecilnya itu sebabnya mulutnya berdarah" jelas woozi.

Aku hanya mengangguk pelan sambil memperhatikan woozi yang sedang membersihkan mulut woojin. Woozi menatap ku setelah membersihkan mulut woojin, ia mengusap pipi ku dan mengecup bibir ku sekilas.

"Sudah, kau tak perlu khawatir lagi woojin baik-baik saja lebih baik sekarang kau berikan dia asi mu aku ingin ganti baju ku" ucapnya sambil beranjak.

Aku hanya mengangguk pelan sambil membaringkan woojin diranjang tidur dan memberikan asi padanya. Tak butuh waktu lama woojin kembali tidur, aku meletakkannya kembali di ranjangnya. Aku menoleh saat merasakan sebuah lengan memeluk ku dari belakang.

"Woojin kembali tertidur??".

"Begitulah, woozi, kenapa kau sudah pulang apa semua urusan mu sudah selesai??"

Ia hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Hanya satu lagi urusan ku yang belum selesai" ucapnya sambil menatap ku.

"Mwo??" tanya ku binggung.

"Berurusan dengan mu tapi sepertinya aku tidak bisa menyelesaikannya sekarang" ucapnya pelan.

Aku hanya tersenyum saat mendengar perkataanya tadi. Aku tahu maksudnya itu sebabnya aku hanya tersenyum.

"Kata siapa tidak bisa sekarang kau bisa menyelesaikannya sekarang karna woojin juga sedang tidur dengan pulas" ucap ku sambil tersenyum.

"Baiklah, kau sudah menberi ku izin aku tidak akan melepaskan mu" ucapnya sambil langsung menciun bibir ku.

Woozi melumar bibir ku sambil mengubah posisinya menjadi menimdih ku dan setelah itu ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh kami.

























Aku membuka mata ku saat merasakan tepukan ringan yang mendarat dipipi ku, aku juga bisa mendengar suara woojin yang sedang mengoceh. Aku tersenyum saat melihat woojin sedang terduduk ditengah antara ku dan woozi.

"Woojin-ah, lihat eomma sudah bangun" ucap woozi.

Aku tersenyum sambil beranjak duduk dan membawa woojin kepangkuan ku. Yah setelah melakukan hal 'itu' bersama woozi tadi aku langsung pergi mandi begitu juga dengan woozi dan setelah itu kami pergi tidur.

"Emma.. mamama.." ocehnya.

"Kau laparnya?? Tunggu sebentar eomma akan membuatkan makanan untuk mu" ucap ku sambil menatapnya.

"Ana (ani).. Ana (ani).. Emma nih.. nih.." ocehnya sambil menepuk-nepuk dada ku.

"(Y/n)-ah, dia ingin menyusu sejak tadi ia menyuruh ku untuk membangunkan mu yang berakhir ia yang membangunkan mu juga" ucap woozi.

"Ah, araseo. Cah kau bisa meminum asi eomma sepuas mu" jawab ku sambil tersenyum kearahnya.

Woojin langsung tersenyum kearah ku dan mulai menyusu pada ku. Aku menoleh saat aku merasakan tangan woozi merangkul ku, ia mengecup pipi ku berulang kali sambil mengusap lengan atas ku.

"Woozi!! Kau ini kenapa, hm??" ucap ku sambil menatapnya.

Aku melihat ia hanya tersenyum kearah ku dan mengusap kepala ku.

"Kau tahu, aku sangat bersyukur bisa memiliki kau dan woojin dihidup ku. Gomawo, karna telah mau menjadi istri ku dan menjadi ibu dari anak-anaku dan terima kasih sudah menghadirkan wooiin dihidup ku. Saranghae"  ucapnya sambil mengecup bibir ku dan mencium pipi woojin yang sedang menyusu.

Aku menatapnya sambil mengusap lembut pipinya.

"Ne, nado saranghae woozi. Aku juga terima kasih pada mu karna telah menjadi suami dan appa yang baik untuk ku dan woojin" ucap ku sambil mengecup sudut bibirnya.

Woozi hanya mengangguk pelan dan mencium kembali pipi ku.

"Appaaa.." oceh woojin ketika ia melepaskan dada ku.

"Apa sayang" jawab woozi.

"Maamama" ocehnya.

Aku hanya tersenyum sambil membenarkan pakaian ku dan mengusap kepala woojin.

"(Y/n)-ah, aku libur selama tiga minggu bagaimana jika kita pergi ke busan sambil mengunjungi kedua orangtua mu sudah lama kita tidak kesana" ucap woozi.

"Benarkah?? Baiklah, kaja. Kita ke busan, woojin-ah kita akan bertemu dengan halmeoni. Kapan kita akan berangkatnya??" ucap ku sambil menatapnya.

"Terserah kau, mau sekarang juga aku siap" jawabnya.

Aku tersenyum mendengar jawabnya, aku mengecup bibirnya sekilas dan tersenyum kearahnya.

"Besok saja bagaimana??".

"Baiklah aku setuju kita berangkat besok".

"Ok, ya sudah aku akan berkemas sekarang. kau bisa menjaga woojin sebentar kan??" ucap ku.

Woozi hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kearah ku, aku pun ikut tersenyum dan mulai beranjak untuk berkemas. Yah aku memang sangat antusias ketika akan ke busan, pasalnya aku memiliki banyak kenangan Indah yang aku dan woozi lewati disana. Aku tersenyum ketika mengingatnya, sungguh kenangan yang saat manis sampai-sampai sekarang pun aku tidak bisa melupakannya bagaimana pertemuan pertama kita dan cara ia melamar ku, mungkin saat woojin sudah besar aku akan menceritakannya padanya.

"Apa sesenang itu sampai kau senyum-senyum sendiri seperti itu" ucapnya.

"Tentu saja, aku jadi ingat pertama kita berkencan dan bagaimana cara mu melamar ku" ucap ku.

"Ayolah, (y/n)-ah jangan membahas itu lagi kau membuat ku malu saja mengingat betapa konyolnya aku saat akan menyatakan cinta ku pada seorang gadis".

"Wae?? Apa yang membuat mu malu? Aku jadi ingin menceritakannya nanti pada woojin" ucap ku sambil tersenyum.

Yah ia malu karna caranya sedikit membuatnya tak pede, sebelum penyatakan perasaan ia memang terlihat terjalan mondar-mondir didepan rumah ku., hingga aku menghampirinya dan ia mengatakan cintanya pada ku.

"Woozi, kau tahu saat waktu kau menyatakan perasaan mu pada ku, aku hampir terkejut karna diri mu untung aku bisa mengontrol tubuh ku".

Aku melihat woozi tersenyum kearah ku.

"Aku juga beruntung tidak diusir appa mu dan kau yang keluar menghampiri ku".

Aku mengangguk pelan sambil menghampirinya.

"Itu sebabnya setiap ketika kita ke busan aku selalu mengingat hal itu, itu buat ku selalu senang saat kau mengajak ku ke sana" ucap ku sambil tersenyum.

"Arayo. Itu sebabnya juga aku mengajak mu ke sana saat aku libur seperti ini".

Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kearahnya dan mengecup bibirnya, woozi hanya tersenyum kearah ku dan mengusap kepala ku. Sungguh aku sangat beruntung memiliki suami seperti woozi, ia selalu membantu ku dan ada saat aku membutuhkannya. Aku jadi merasa menjadi gadis yang paling beruntung bisa memilikinya.













End...














Requestnya akhirnya selesai juga, semoga sukanya dan semoga baper. Kalau udah baper iya aku ngga tanggung, canda. Kalau baper berati feelnya kenanya 😁😉.























Jangan lupa buat vote komennya...

Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 574 32
Tidak seperti orang lain, aku punya 30 hari di bulan februari ini.
11.9K 1K 27
Xu Minghao atau yang sering dipanggil dengan nama 'The8' saat berada di panggung ini sangat menarik perhatianku. entahlah... ada yang tak biasa denga...
5.3K 819 25
─ it's not about having but about struggling how to conquer a heart as hard as steel. " makasih. makasih banyak udah bantu aku... " ".. Bantu bukain...
1.6M 85.7K 39
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...