ELARA (TERBIT)

By kanareiz

6.2M 482K 49.6K

Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52 - END
EXTRA PART
SEQUEL ELARA
ELARA COMEBACK?
Spesial Part - Aku, Kamu, Dan Keluarga Kecil Kita
PDF NOVEL ELARA

Part 14

127K 9.8K 641
By kanareiz

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Ara termenung di taman rumah sakit, ia masih memikirkan ucapan Erlan tadi.

Bikin Erlan junior

Erlan junior?

Itu berarti ia harus hamil dan sebelum itu ia h-harus, ah membayangkan dirinya menghabiskan malam panjang bersama Erlan. Tidur di dekapan suaminya, eh tidak, tidak, Apa yang kamu pikirkan Ara.

Sudah cukup lama gadis itu berdiam diri memikirkan ucapan Erlan, ia harus ke ruang rawat suaminya sebelum Erlan bangun dan ia akan pusing menjelaskan jika Erlan melihatnya tidak ada di ruangan itu.

Kaki mungilnya melangkah meninggalkan taman rumah sakit, ia berjalan sambil menunduk hingga tidak sengaja menabrak seseorang.

Bruk!

Ara hampir saja terjatuh jika tangan seseorang tidak menarik pinggangnya. Ia mendongakkan kepala melihat siapa yang ia tabrak.

Deg!

"Adam." ucapnya lirih.

"Ara."

"Lo ngapain disini ra?" tanya Adam bingung.

"Itu, aku diajak Mami buat nemenin jenguk saudara yang sakit." jawabnya takut.

"Yakin? Bukannya tante Zea arisan sama nyokap gue ya? Tadi gua nganter Mama dan liat nyokap lo disana kok. Gamungkin gue salah liat." Adam memicingkan mata melihat gelagat aneh Ara.

"Lo ga lagi bohong kan sama gue?"

Ara memalingkan wajah, ia bingung harus memberikan jawaban apa ke Adam. Ia seperti tertangkap basah sedang selingkuh.

"Ara." panggil seseorang lagi dengan suara beratnya.

Ara dan Adam menolehkan kepala dan melihat Erlan yang berjalan pelan sambil mendorong tiang infus, ia berjalan ke arah Adam dan Ara yang terlihat saling pandang.

Sesampainya Erlan di dekat Ara, ia menarik pinggang Ara, memeluknya posesif. "Siapa dia?" tanya Erlan datar.

"Hum, dia temen sekolah aku."

"Adam kenalin ini Kak Erlan, sep-"

"Suami Ara." potong Erlan cepat.

Adam menjatuhkan paperbag yang ia bawa, matanya menatap tajam Ara seolah meminta penjelasan dari gadis itu.

"Ara jelasin di dalam ya, Dam. Gabaik kalo didengar orang lain."

Adam mengangguk, ia mengikuti Ara dan Erlan yang sudah memasuki kamar tak jauh dari tempat mereka tadi.

Ara mempersilahkan Adam duduk di sofa kamar rawat inap Erlan, Ara menunduk takut saat melihat Adam menatapnya sinis.

"Apa yang mau lo jelasin." sentak Adam.

"Saya suami SAH Ara." sahut Erlan menekan kata Sah untuk memperjelas hubungannya dengan Ara.

Adam memicingkan mata, ia menatap Ara sinis.

"Jadi gini kelakuan lo ra? Lo hamil diluar nikah?" ucapnya pedas yang membuat Ara menatapnya sendu.

"Jaga ucapan kamu, Ara engga kaya gitu." Air matanya keluar seiring kalimat yang ia lontarkan, hatinya sakit, kenapa Adam dengan mudahnya mengatakan itu. Kemana Adam yang ia kenal?

Adam tersenyum remeh, "Apa yang gue bilang bener kan? Lo kok jadi nakal gini sih? Kekurangan duit lo sampe nikah umur segini?"

BUG!
BUG!
BUG!

Adam terhempas ke lantai karena mendapat serangan mendadak dari Erlan, laki-laki itu memukul Adam tanpa ampun, Erlan bahkan tidak peduli darah yang mulai nail dari selang infusnya. Berani sekali bocah ingusan ini mengatai istrinya yang tidak-tidak, ini yang dinamakan sahabat? Cih

"Udah kak, udah hiks. Adam gasalah, ini salah Ara, hiks." tangis Ara pecah melihat sahabatnya dipukul tanpa ampun oleh Erlan.

Ara ingin membantu Adam namun ditepis oleh laki-laki itu, Adam bangun dan mengusap darah di sudut bibirnya. Pukulan Erlan yang tiba-tiba membuatnya tidak dapat menghindar.

Sedangkan Erlan masih menatap tajam Adam yang kini balik menatapnya sinis, "Ini yang kamu sebut sahabat, Ra? Dia bahkan gamau dengerin penjelasan kamu dulu." Erlan tersenyum remeh ke arah Adam, tangannya masih terkepal kuat, ia bahkan tidak peduli dengan rasa nyeri di perutnya yang terluka.

"Adam, please dengerin penjelasan Ara dulu. Nanti Adam bebas, masih berteman sama Ara lagi atau engga." ucap Ara lirih.

Ara menarik nafas pelan, ia menatap sebentar Erlan lalu mengalihkan pandangan ke arah Adam. "Ara dijodohin, Adam ingat, Ara pernah ijin dari sekolah selama 2 hari? Itu karena Ara menikah, maafin Ara yang nyembunyiin ini dari kamu dan Cacha. Ara minta maaf Adam, sekarang terserah kamu, masih mau berteman atau engga sama Ara. Kamu pasti kecewa kan? Gimana Cacha ya, Dam." Ara tertawa lirih membayangkan jika Cacha juga ada disini, ini hal yang ia takutkan, mereka akan salah paham mengenai pernikahnnya yang mendadak ini.

"Sorry." Adam menunduk. "Sebenarnya gue udah tau kalo lo nikah Ra, Cacha juga tau. Kan ortu kita diundang , waktu itu kita sempet marah mau kesana langsung, tapi si geri anjing kesayangan Cacha sakit jadi kita gajadi ketemu lo deh." Adam tertawa cengengesan membuat satu pukulan di tengkuknya dari Erlan dan lemparan bantal sofa dari Ara.

"ADAM TAU GAK? YANG ADAM LAKUIN ITU JAHAT TAU. ADAM GA MIKIRIN PERASAAN ARA? ADAM BILANG ARA HAMIL DILUAR NIKAH? SEGITU HINA KAH ARA, APA UCAPAN ITU MEMANG DARI HATI ADAM YANG KESAL KARENA ARA ENGGA NGASIH TAU KALO UDAH NIKAH?"
teriaknya marah.

"HATI ARA SAKIT ADAM, SAKIT RASANYA. KAK ERLAN BAHKAN TADI SEMPAT MUKUL KAMU ADAM!"

Ara mengusap kasar air matanya, Erlan yang melihat istrinya menangis, menarik Ara kepelukannya. Diusapnya rambut sang istri, ia menatap Adam membunuh. Yang ditatap hanya menampilkan senyum tipis sambil mencakupkan kedua tangannya seolah memohon maaf.

Ceklek

"Ar-" ucapnya terpotong saat melihat temannya menangis di pelukan seorang pria yang ia pernah lihat mengantar Ara ke sekolah.

"ARA, LO KENAPA? BILANG SAMA CACHA SIAPA YANG BUAT ARA KAYA GINI?"

Cacha segera menghampiri Ara dan memeluk gadis itu, ia menatap Adam meminta penjelasan. "Lo kan yang buat Ara nangis." tuduhnya ke Adam yang diangguki Ara

Bug!

Cacha memukul kepala Adam menggunakan tas yang ia bawa." Lo hobi banget sih Dam bikin anak orang nangis, ada lakinya juga lagi, gede juga nyali lo."

"Sakit Cha, lo galiat wajah gue udah bonyok kaya gini? Mau lo tambahin lagi nih? Bisa mati gue lama-lama."
jawabnya kesal.

"Hahahaha, mampus kan lo. Eh iya, Ara diapain sama Adam?" Cacha melepas pelukan mereka.

"Adam bilang Ara h-hamil diluar nikah, hiks" isaknya.

Adam yang mendengar itu menjauhkan dirinya sebelum mendapat amukan lagi dari Cacha. "Maaf ya Ra, gue kan cuma asal ngomong doang." ucapnya menyesal.

"Gamau."

"Ayodong Ra, besok Adam traktir makan soto Mang Asep deh." rayu Adam membuat Ara menimang-nimanh ucapannya.

"Ara punya duit banyak, jadi bisa beli sendiri."

Adam menatap Cacha meminta pertolongan yang dibalas senyuman remeh oleh gadis itu,

"Ok, besok Adam traktir Ara beli baju dan tas di mall." Adam berucap pasrah.

"Ok, Ara udah maafin Adam." sahut gadis itu yang sudah kembali ceria.

"Dasar betina." gumam Adam pelan yang masih didengar oleh Erlan.

"Ekhm"

"Eh ada suaminya Ara, kenalin kak nama aku Versha Natali Sergius, biasa dipanggil Cacha."

"Kalo gua Adam Leonal Marvino, bisa dipanggil Adam. Maafin ya bang udah bikin Ara nangis." ucapnya menyesal.

Erlan mengangguk. "Saya Erlan Davilan Lergan, suami Ara."

"Tapi jangan harap saya meminta maaf karena memukul kamu, salahkan dirimu sendiri yang membuat istri saya menangis." tegas Erlan yang membuat Adam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ra maafin gue ya, janji deh engga kaya gitu lagi."

"Iya Adam, tapi inget ya janji kamu yang mau nraktir Ara besok." ucapnya senang.

Sedangkan Adam memutar bola matanya, ia kira Ara akan lupa ternyata gadis itu masih ingat saja.

***

Sepulang kedua sahabatnya, Ara membantu Erlan membersihkan badan laki-laki itu, dan dilanjutkan untuk menyuapi Erlan makanan dan obat.

"Kakak mau buah?"

"Boleh."

Ara mengupas buah apel yang ada di nakas samping ranjang, saking fokusnya ia tak menyadari bahwa Erlan menatapnya lekat. Laki-laki itu tersenyum tipis melihat wajah serius istrinya, gadis ini terlihat cantik tanpa polesan make up sedikitpun. Ia merasa beruntung karena ialah yang menjadi pendamping hidup Ara.

Ara mendongakan kepala, ia tersenyum saat matanya bertemu dengan mata suaminya.

"AAa.. kak." Erlan membuka mulutnya menerima suapan apel dari Ara, laki-laki itu makan sambil menatap wajah cantik istrinya. Ia tidak bosan, malahan ia sangat ketagihan memandang wajah itu.

Tak terasa apel yang Ara kupas sudah habis, Ara membersihkan bekas kulit apel dan membuangnya ke tempat sampah. Ia berjalan ke arah Erlan, laki-laki itu menepuk sisi kasurnya meminta Ara untuk naik kesana.

"Sini." Erlan menepuk sisi ranjangnya yang masih kosong untuk ditempati Ara.

"Ara di sofa aja kak." Erlan menggeleng, "Kamu tidur disini sama aku, dan aku engga terima penolakan."

"Iya." Ara merebahkan badannya di ranjang pasien Erlan, ia memiringkan badan agar ranjang itu cukup untuk mereka berdua, "Tidur kak udah malem, kamu harus banyak istirahat."

"Kamu juga."

"Good night kak."

"Good night too Ara." Erlan mencium lama kening istrinya, lalu membawa Ara kepelukannya.

Mereka tertidur dengan lelap dengan keadaan keduanya yang saling memeluk. Berharap hari esok menyambut dengan berbagai kebahagiaan.

***

Tiga hari kemudian, Erlan sudah diperbolehkan pulang dengan syarat laki-laki itu tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat. Ia pun tidak diperbolehkan untu bekerja, sementara waktu perusahaan ia serahkan ke Darrel.

Mengenai janji Adam, laki-laki itu sudah memenuhinya. Ia mentraktir Ara sepulang mereka sekolah ditambah Cacha yang merayu Adam untuk mentraktirnya juga, biar adil katanya. Adam hanya bisa mengelus dada melihat kekalapan dua gadis remaja itu saat berbelanja, untungnya mereka masih sadar diri tidak berbelanja sebanyak yang ia pikirkan.

Hubungan Ara dan Erlan pun semakin dekat, seperti saat ini hari sabtu dimana Ara dan Erlan berencana untuk berlibur ke villa milik Erlan yang berada di bandung. Mereka pergi karena bujukan Shenna yang ingin anaknya menyegarkan otak apalagi Ara yang akan segera menghadapi ujian. Mumpung gadis itu mendapatkan libur sampai selasa karena guru sedang mempersiapkan ujian.

"Kak kita berangkat jam berapa?" tanya Ara yang masih sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper yang akan mereka bawa ke bandung.

"Jam 1 gimana? Tapi kita pakek supir gapapa kan? Mommy ngotot ga biarin aku nyupir kesana."

"Gapapa, bagus itu. Lagian kakak baru sembuh jadi kakak duduk manis aja di belakang sama aku."

Erlan mengangguk, ia berjalan ingin membantu Ara membereskan barang mereka.

"Ett, mau kemana?" tanya Ara menghentikan langkah kaki Erlan yang akan mendekatinya,

"Mau bantuin kamu."

Ara menggeleng, "No, kakak gausah bantuin aku. Ini juga udah mau selesai kak." jawabnya.

Erlan hanya mendengus lalu duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya, lebih baik ia mengecek pekerjaannya yang di handle oleh Darrel.

Setelah selesai membereskan baju, Ara mengampiri Erlan yang asik dengan laptop di pangkuannya. Ia duduk di samping Erlan menyandarkan kepala di bahu laki-laki itu.

"Udah selesai, hm?" tanya Erlan yang masih sibuk mengetik sesuatu di laptop.

"Udah, ayo siap-siap, ini udah jam setengah 1 kak."

Erlan menutup laptopnya, ia mengecup singkat kening istrinya sebelum bangkit untuk bersiap-siap.

"Aku siap-siap dulu ya."

"Iya, aku tunggu di bawah. Nanti minta bantu mang oji untuk bawain koper."

Erlan mengangguk, lantas berlalu ke kamar mandi. Sementara Ara bergegas ke bawah meminta bantuan mang oji untuk membantunya membawakan koper.

***

Kini Erlan dan Ara sudah di dalam mobil dengan disupiri oleh Mang Oji menuruti perintah Mommy Shenna yang tidak memperbolehkan Erlan menyetir apalagi keadaan Erlan yang baru pulih membuat Shenna khawatir.

Di dalam mobil, posisi Ara dan Erlan mampu membuat siapa saja yang melihatnya akan gemas, Ara yang tertidur di pelukan suaminya dan Erlan yang tertidur dengan kepala yang berada di atas kepala istrinya. Mereka tertidur sangat lelap mungkin karena suasana yang mendukung, karena selepas mobil keluar dari komplek perumahan hujan turun begitu deras.

Mang Oji supir keluarga Erlan tersenyum melihat kedua majikannya yang terlihat serasi, ia memfoto mereka lalu mengirimkan ke Shenna karena perintah Nyonya besarnya. Selama di bandung nanti iya akan memantau segala kegiatan yang dilakukan mereka dan melaporkannya kepada Shenna.

Mobil melaju pelan karena hujan turun begitu deras, 4 jam perjalanan akhirnya mobil berhenti di villa setelah melewati kemacetan, mungkin karena hari weekend.

Mang Oji turun membawa masuk koper milik Ara dan Erlan yang dibantu oleh Kang Irwan yang mengurus villa keluarga Lergan, sedangkan Erlan sudah bangun 15 menit sebelum mereka sampai di villa. Ia menggendong istrinya yang masih tertidur lelap, membawanya masuk ke dalam villa. Erlan meletakkan Ara di atas kasur, kemudian melepas jaket dan sepatu yang Ara kenakan. Ia menyelimuti tubuh istrinya dan masuk ke dalam selimut, membawa Ara kepelukannya, menyusul istrinya ke alam mimpi. Erlan masih cukup lelah, tidur lagi sebentar mungkin tidak apa. Lagipula badannya pegal karena terlalu lama duduk di dalam mobil.

Akhirnya Erlan terlelap menyusul istrinya cantiknya, semoga setelah ini badannya sudah tidak pegal lagi sehingga ia bisa melaksanakan rencana yang sudah ia susun nantinya.

-to be continue-

HALO SEMUA GIMANA PART INI?

SEMOGA KALIAN SUKA YA!
____
Terima kasih sudah membaca ELARA, jangan lupa VOTE dan COMMENT biar aku semangat ngetiknya! 🥰💜
____

UDAH SIAP BUAT PART 15? SPAM KOMEN BIAR AKU CEPET - CEPET UPDATE!

AKU MAU LIAT ANTUSIAS READERS ELARA YANG PADA GERCEP INI!! ❤️‍🔥❤️‍🔥

FOLLOW IG: @kanarsv

READY BUAT PART SELANJUTNYA?

SPAM KOMEN APA AJA DISINI!

•••••

TANDAI JIKA ADA TYPO ATAU KESALAHAN PENULISAN YA!

Thank you 💜
See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

My Teacher By 🦋

General Fiction

94K 7.1K 21
[spin off cerita AKSARA] ⚠️ Follow terlebih dahulu sebelum baca Aku saranin baca ceritanya sebelum ending yah BAPER ENGGAK TANGGUNG JAWAB ==========...
7.4K 1.1K 36
Baca aja dulu siapa tau nyantol🦋 TAHAP REVISI ||||| UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya...
1.3M 94.9K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...
358K 30K 21
Ini tentang Na jaemin dengan cara anehnya, dalam mencitai Huang Renjun. Warning!!! mengandung kekerasan, adegan penyiksaan, dan sejenisnya:) BXB YAOI...