Sweet and Bitter • [Draco Mal...

Oleh DolaDrayy

63.7K 6.5K 4.8K

•finished• Ayla Rosie Lockhart adalah murid Ravenclaw yang cantik, pintar, ceria, dan terobsesi pada seseoran... Lebih Banyak

MAIN CAST
PROLOG - THE HONEYDUKES
1 - let's make a deal
2 - everything's changed
3 - pressure
4 - his careness
5 - finally
6 - sweet and bitter
7 - complicated
8 - sad ending
9 - hard practice
10 - comeback again
11 - recovery
12 - two choices
13 - the beach
14 - worries
15 - Trust
16 - hurt
17 - diagon alley
18 - new page
19 - hate or love
20 - confused
21 - compromise
22 - alert
23 - 'un'hidden feeling
QnA with SAB Cast
24 - stand by you
25 - our relationship
26 - you are my everything
27 - i have no choice
28 - broken
29 - tod
30 - the uncovered truth
32 - what she deserved
33 - wap (I)
34 - wap (II)
35 - morning after
36 - reminiscence
37 - safe and sound
38 - Slytherin Party
39 - let you go
end - all was well
Book 2 of Sweet and Bitter
SAB Cast Answer all of your questions
Fun Mini Quiz
The Riddle's Servant
end - lily of the valley [Alternate Ending]
Book 3 of Sweet and Bitter

31 - revenge

848 121 46
Oleh DolaDrayy

Rosie menunggu sampai pengunjung di cafe ini benar-benar sepi. Suasana sudah tenang dan beberapa orang yang tadi duduk bersama Tom sudah pergi meninggalkannya. Rosie terus memata-matai lelaki itu sampai memastikan dia benar-benar sendiri.

Setengah jam berlalu dan Tom pergi meninggalkan cafe ini seorang diri. Rosie mengikutinya di belakang dan baru sadar kalau lelaki itu berniat untuk masuk ke Diagon Alley. Rosie yang takut kehilangan jejaknya segera mengikuti arah lelaki itu pergi. Begitu sampai di Diagon Alley, Tom berjalan dengan sangat cepat membuat Rosie segera berlari mengikutinya. Begitu mereka menelusuri sebuah gang sempit, Rosie yang sudah kesal langsung mengeluarkan tongkatnya dan berucap, "Stupefy!" tubuh lelaki itu langsung ambruk dan jatuh keatas jalanan. Rosie tersenyum puas dan dengan pelan mulai berjalan kearahnya.

Semua tak berlangsung lama ketika tiba-tiba saja seseorang ber-apparate ke hadapannya. "Draco!" Rosie terkejut setengah mati begitu tiba-tiba saja Draco muncul di hadapannya. "Kau membuatku kaget!" sahut Rosie kesal.

"Kenapa kau bisa----"

"Dobby melihatmu bertingkah aneh dan memberitahuku kalau kau tengah merencanakan sesuatu." jelas Draco.

"Dobby---? kau--- kau menyuruhnya untuk membuntutiku?" tanya Rosie heran.

"Bukan saatnya untuk membahas itu. Ada pekerjaan lain yang harus kita selesaikan." ucap Draco sambil mengalihkan pandangannya kearah lelaki yang tengah pingsan di antara mereka. Belum sempat Rosie menjawab perkataannya, Draco terlebih dahulu menarik lengannya dan membawa mereka ber-apparate ke suatu tempat.

*

BRUK

Mereka bertiga tiba di rumah Rosie. "Draco, berhenti membuatku terkejut dan melakukan hal secara tiba-tiba!" sahut Rosie sambil berdiri dari tempatnya jatuh. "Maafkan aku, aku hanya tidak ingin ada yang mencurigai kita."

Rosie meringis dan mengangguk paham. Gadis itu kembali menatap benci kearah orang yang masih tak sadarkan diri di hadapannya. "Jadi... orang ini?" tanya Draco kearah Rosie. Gadis itu kembali mengangguk dan berkata, "Aku baru saja tau kebenarannya, Draco. Selama ini dia membohongiku.. selama ini dia sudah---"

"Cukup, tak perlu dilanjutkan. Dobby sudah menceritakan semuanya. Dia juga mendengar percakapan orang ini begitu dia melihatmu membuntuti mereka." ujar Draco. Rosie menatap kearah pacarnya dengan pandangan tidak percaya. Sungguh, Rosie sama sekali tidak menyangka Draco bahkan sampai menyuruh Dobby untuk memantaunya dari jauh. Rosie paham kalau Draco mungkin tidak ingin dia merasa dikawal dan memutuskan untuk memberikan perlindungan pada Rosie tanpa perlu ia ketahui.

Saat ini tubuh Tom sudah terduduk di atas sofa, "Incarcerous." Draco mengucapkan mantra itu dan seketika sebuah tali panjang melilit sekujur tubuh Tom. Bisa dipastikan saat dia terbangun nanti, tubuhnya tidak akan bisa bergerak.

"Apa yang ingin kau lakukan saat dia terbangun nanti?" tanya Draco pada Rosie. Gadis itu menggigit bibir bawahnya ragu, merasa bingung dengan dirinya sendiri.

"Entahlah, aku---"

"Lakukan apapun yang ingin kau lakukan. Pria ini pantas mendapatkan balasan setimpal darimu, dia sudah membuat hidupmu hancur, Rose."

Entahlah, kata-kata Draco justru sangat berhasil membuat amarah Rosie kembali meluap. Awalnya sempat terfikir di benaknya untuk tidak jadi melakukan hal buruk pada pria itu, tetapi setelah mendengar kata-kata Draco, Rosie menjadi yakin lagi kalau yang dia lakukan memang sebaiknya adalah memberikan pelajaran yang setimpal pada lelaki itu.

Dua menit berlalu, Tom meringis sambil membuka matanya. Lelaki itu terkejut begitu melihat tubuhnya terikat kuat dan dia berada di tempat yang tidak dikenalnya. Tom menatap sekelilingnya dan terkejut melihat Rosie dan lelaki yang kebetulan dikenalnya berdiri dihadapannya.

"Kau lagi," Tom tersenyum membuat Rosie menatapnya heran. Bukankah seharusnya lelaki itu terkejut?

"Apa lagi yang kau mau, hah? kau sudah berubah fikiran dan mau menjadi istriku?"

"Apa maksudmu, sialan!" Draco terkejut mendengar kata-kata Tom dan langsung mencengkram kerah kemeja lelaki itu.

"Draco~" sahut Rosie sambil menarik lengan Draco untuk menjauhi lelaki itu.

"Rose, dia---"

"Mungkin kau belum tau. Tapi dia pernah menawariku hal itu saat umurku tiga belas tahun, dan tentu saja aku menolaknya." lirih Rosie.

"Kau! memang bajingan!" sahut Draco pada Tom.

"Haha, lalu apa yang sebenarnya--"

"CUKUP!! aku sudah tau semuanya, Tom! aku sudah tau semua kebusukanmu! kau yang membunuh kedua orang tuaku! kau yang sudah membunuh Winkie! kau yang sudah merebut segalanya dariku!!!" jerit Rosie kearah lelaki itu.

Tom mendengus sambil memalingkan wajahnya. "Lalu? apa masalahnya?" tanya lelaki itu santai.

PLAK

Rosie yang kesal langsung menampar pipi lelaki itu dengan keras. "KAU MEMANG GILA!!! KAU BUKAN MANUSIA!! KAU SANGAT JAHAT DAN KEJAM! AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKANMU!"

"Memangnya aku peduli sekalipun kau tidak memaafkanku? lagipula, orang tuamu itu pantas mati. Dia terlalu sombong dan arogan dan tidak pernah peduli dengan sekitarnya."

"Jangan pernah berani berkata seperti itu di depanku! ayahku adalah orang yang baik dan ramah! dia selalu menolong banyak orang!"

"Ya, dan dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya! karena ayah sialan mu itu aku tidak pernah bisa mendapatkan posisi yang kuiinginkan di kementerian! kau tau? dia sangat pantas untuk mati. Dia dan semua keturunannya pantas untuk menderita di dunia ini!!"

"CRUCIO!"

Rosie yang terlanjut kesal dan sakit hati langsung mengeluarkan tongkatnya dan memberikan mantra kutukan. Tom langsung meringis kesakitan dan tetap pada pendiriannya. "Apa ini, hah? apa ini yang hanya bisa kau lakukan? kenapa kau tidak membunuhku saja gadis jalang? kau terlalu takut untuk melakukannya?" tanya Tom sekalipun tubuhnya masih berada dalam pengaruh mantra kutukan. Rosie menatapnya benci, "Baiklah kalau itu yang kau mau." ucap Rosie cepat. Gadis itu mengarahkan tongkatnya di depan wajah Tom, bersiap untuk memberikan mantra pembunuh kearahnya.

Raut muka Rosie terlihat marah, ketakutan, dan juga bingung. Gadis itu tetap pada posisinya dan sama sekali belum mengucapkan apapun. Sampai akhirnya dia pun menyerah, "Argh! aku tidak bisa melakukannya!!" jerit gadis itu frustasi.

"Kau memang pengecut!"

"Diam kau sialan!" Draco yang kesal ikut berbicara.

"Rose, kalau kau terlalu takut untuk melakukannya, biar aku saja. Aku yang akan membunuhnya sekarang juga," ucap Draco tanpa ragu. Rosie terdiam nampak berfikir, lalu kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Draco. Jangan biarkan dia membuat kita menjadi sama jahatnya dengan dirinya sendiri."

"Lalu apa yang kau mau?"

"Kita bawa dia ke kantor Auror. Gunakan ramuan Veritaserum supaya semua kejahatannya terbongkar, dan juga----akan kupastikan lelaki ini akan menghabiskan sisa hidupnya di Azkaban."

"Kau terlalu baik, Rose. Dia pantas untuk mati."

*

Semuanya selesai dan Rosie benar-benar merasa puas. Dia dan Draco sudah membawa Tom ke Kantor Auror dan lelaki itu kini sudah mengakui semua perbuatannya. Tom sudah ditahan dan siap untuk dikirim ke Azkaban.

Rosie dan Draco kini tengah duduk di ruang tunggu yang ada di Kementerian. Urusan mereka sudah selesai, dan mereka kini siap untuk pulang. "Terimakasih, Draco." ujar Rosie pada Draco yang saat ini duduk disebelahnya.

"Untuk?"

"Karena sudah membantuku. Aku tidak tau jadinya jika tadi tidak ada kau." lirih Rosie sambil menyandarkan kepalanya di pundak Draco. Lelaki itu merangkul bahu Rosie dan mengusapnya lembut.

"Sudah kubilang aku akan selalu ada untukmu, Rose." ucap Draco sambil mencium puncak kepalanya.

"Ayo kita pulang." ajak Draco. Rosie mengangguk kemudian berdiri, saat mereka hendak pergi, sebuah suara tiba-tiba saja mengagetkan mereka, "Miss Rosie?" panggil seseorang. Rosie dan Draco sama-sama menolehkan kepalanya dan melihat Kingsley Shacklebolt ada di hadapan mereka.

"Ya, ada apa?" tanya Rosie. Draco sedikit was-was karna dia takut auror menyebalkan itu malah akan mempertanyakan keberadaannya disini, tapi ternyata tidak. Lelaki itu mengatakan sesuatu yang membuat Draco merasa senang bukan main.

"Kami sudah mempelajari tuntas kasus ini. Semua harta yang dimilikinya adalah milikmu. Kau berhak mendapatkannya kembali. Kemarilah, akan kuberi kode ruang Gringotts milik keluargamu yang baru."

Rosie seketika mematung di tempat dengan mulut menganga. Draco yang berada di sampingnya tersenyum kearah gadis itu dan memberikannya ucapan selamat. "Draco!!" Rosie menangis haru sambil memeluk erat Draco.

*

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

37.7K 4.7K 19
"Semua RUMORS ini untuk mu" Cedric Diggory x OC COMPLETED ✅ ❕Dimulai dari tahun ke-3 15+ ● 𝐅𝐈𝐅𝐓𝐇 𝐁𝐎𝐎𝐊 📖 [ Start : 220122 / End : 110223 ] C...
158K 18.6K 44
cc: @malfoyuh Link: https://www.wattpad.com/story/65144436-dear-draco Hai, semuanya! Ini adalah hasil terjemahan bahasa Indonesia dari fanfiction "De...
178K 23.4K 48
{completed} It all just pretend. © 2015 fic-tion
1.4M 81.8K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...