13 - the beach

986 143 117
                                    

Sudah lima hari semenjak Draco menginap di rumahku. Dan aku sama sekali belum bekerja lagi di klub itu. Mia mencoba menghubungiku dengan mengirimkanku surat, tapi aku tidak pernah membalasnya. Aku tidak peduli kalau gaji ku sampai dipotong. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku selama mungkin dengan Draco.

"Dre~" ujarku. Lelaki itu segera menolehkan kepalanya dari tontonan tv muggle yang ada di depannya. Aku senang karena dia terlihat betah tinggal disini. Awalnya aku khawatir kalau dia tidak akan betah tinggal lama-lama dirumahku, tapi ternyata dugaanku salah. Aku berjalan menghampirinya begitu aku keluar dari kamarku. Kemudian aku mendudukkan diriku di sebelahnya.

"Aku bosan," lirihku.

"Lalu?"

"Aku ingin pergi keluar. Kau tidak bosan memangnya berada di rumah terus?" tanyaku sambil bersandar di kepala sofa dan melipat kedua kakiku. "Tidak," Draco merentangkan kedua tangannya dan menarikku untuk mendekat padanya.

Cuaca hari ini cukup dingin. Sebenarnya aku bisa mengerti kenapa lelaki itu tidak mau pergi keluar. "Ayolah, aku benar-benar bosan," pintaku sambil menarik-narik lengan bajunya. "Memangnya kalau aku setuju, kau ingin pergi kemana?" tanya Draco. Aku tersenyum miring dan menjawab, "Ke pantai."

"Apa?! di cuaca sedingin ini?!" Draco menatapku tidak percaya sambil melepaskan rangkulan tangannya padaku. "Aku serius, Dre. Aku sangat menyukai pantai," ucapku pelan. Draco menatapku dengan serius, "Tapi ini bukan waktu yang tepat," ujarnya dan kembali menonton tv di depannya---seolah ingin aku mengganti topik pembicaraan ini.

"Ayolah, Dre~~ aku mohon~~" aku tidak berhenti merajuk sampai sepuluh menit sampai akhirnya dia pun terlihat menyerah. "Baiklah, tapi jangan salahkan aku kalau sampai pulang nanti kau malah demam," ucap Draco. Aku langsung berjingkat senang dan memeluknya erat, "Yeay, terimakasih."

*

Ternyata Draco benar. Sesampainya di pantai cuaca sangatlah dingin. Aku bahkan terus merapatkan mantel coklatku dengan erat. Draco menatap kearah pantai dengan pandangan datar. Dengan ragu aku pun berbicara padanya, "Dre.. ma--"

"Tidak usah minta maaf, semua sudah terlanjur." ucapnya menyela perkataanku. Aku bisa lihat Draco yang mencoba menahan rasa kesalnya. Mungkin padaku. Ya, aku 'kan yang sudah memaksanya untuk pergi kepantai.

"Jangan cemberut begitu, nanti kau tidak tampan lagi," aku menggodanya sambil mencubit kedua pipinya yang memerah karena udara dingin. "Aw! sudah kukatakan ribuan kali berhenti mencubit pipiku, itu sakit!" sahutnya kesal sambil mengusap pipinya yang tambah memerah. Aku tersenyum kearahnya dan dengan tiba-tiba langsung berlari menuju tepi pantai.

"Rose! apa yang kau lakukan?!" aku bisa mendengar suaranya yang menyahut kearahku dari jauh. Aku tidak mempedulikan ucapannya dan terus berlari menuju tepi laut. Saat aku menoleh kebelakang, aku tersenyum ketika melihat Draco yang ternyata berlari mengikutiku. Begitu dia sampai, lelaki itu langsung menghela nafasnya sambil berkata, "Berhenti membuatku panik," ujarnya.

"Memangnya aku membuatmu panik? aku 'kan hanya berlari."

"Ya, tapi tindakanmu itu mengejutkan."

"Ayo kita berenang."

"Apa?"

"Kita berenang."

"Itu ide gila."

"Ya, kalau begitu aku memang gila," candaku dan mulai berjalan menuju laut.

"Rose, berhenti!" sahut Draco dibelakangku. Draco terlalu berlebihan. Pantai ini bahkan berombak tenang----ya walaupun cuacanya memang sedang sangat dingin.

"Ayo Draco, kau sama sekali tidak asik."

"Kau bisa sakit, berhenti bertindak ceroboh," sahutnya lagi.

Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant