33 - wap (I)

2K 133 100
                                    

Aku terdiam di tempatku berdiri. Draco menatapku dengan tatapan kaget dan bingung. Lelaki itu mematung di tempat seolah tidak sadar kalau keadaan tubuhnya saat ini benar-benar polos dan aku bisa melihat dengan jelas miliknya di bawah sana.

"Apa yang kau lakukan disini?" Draco bertanya padaku sambil meraih handuknya dan melilitkannya di sekeliling pinggangnya. Lelaki itu sama sekali tidak malu dan canggung setelah aku melihat miliknya yang cukup besar dengan jelas. Apa lelaki memang selalu tidak peduli jika pacarnya melihat 'miliknya' sendiri?

"A-aku---aku--" perkataanku tercekat. Aku benar-benar malu. Kuharap Draco tidak berfikir kalau aku dengan sengaja mengintipnya saat sedang mandi.

"Maaf, aku tidak tau. K-kau boleh melan---"

"Kemarilah." Draco memanggilku dengan suara berat. Tetesan air yang turun dari shower tadi masih mengalir membasahi dada nya yang bidang. Aku meneguk ludahku dan bersusah payah untuk tidak menatap kearah sana.

"Kuulang sekali lagi. Ayo kemari." Draco menyuruhku untuk menghampirinya. Aku menggigit bibir bawahku dan akhirnya mengikuti ucapannya. Aku tidak tau apa yang dia mau dan aku hanya bisa menuruti perkataannya. Dengan perlahan aku berjalan memasuki kamar mandi ini dan saat ini aku sudah berhenti di depan Draco.

Draco menunduk untuk bisa menatap wajahku, dan aku pun mendongak supaya bisa menatapnya. "Menikmati pemandangan, hah?" Draco tersenyum miring. Aku tersentak mendengar pertanyaannya. Rasanya pipiku memerah dan aku hanya bisa menundukkan wajahku.

"Hey, tatap aku dan jawab pertanyaanku." Draco menarik daguku dengan jari tangannya. Kepalaku pun mendongak dan lelaki itu langsung menatapku tajam. Aku menggigit kembali bibir bawahku karena rasanya tidak kuat dengan tatapan yang diberikannya.

"Sudah kubilang berkali-kali jangan gigit bibirmu."

"Memangnya kenapa?"

"Karena itu membuatku ingin menggigitnya."

Jantungku berdetak dengan cepat begitu dia mengatakan hal itu. Rasanya darahku naik dan aku merasa tubuh bawahku berdenyut hebat. "Draco---"

"Ya, sayang?" Draco mengusap pipiku lembut dan meletakkan bibirnya disana. Bulu kudukku merinding begitu aku bisa merasakan hembusan nafasnya di pipiku. Tubuhnya sangat wangi dan itu malah membuatku makin menginginkannya.

"Jangan seperti ini~" hati kecilku seolah berteriak supaya aku menjauhkan tubuhku darinya dan berlari secepatnya dari kamar mandi ini karena rasa malu yang menyelimutiku. Tapi kenapa tubuhku berkata lain? aku menyuruhnya untuk tidak seperti ini tapi yang kulakukan sekarang justru malah terdiam dan seolah menikmati apa yang sedang dilakukannya.

"A--aku tidak bermaksud untuk---"

Sial. Kenapa rasanya aku sangat sulit bicara? aku tidak bisa berfikir jernih dan hanya bisa terdiam menatapnya. Draco seolah mengetahui hal itu dan berkata pelan, "Jangan merasa malu. Aku sama sekali tidak marah kalau kau memang suka melihat tubuhku. Apakah kau menginginkannya sayang? hum? katakan padaku." Draco berbisik di telingaku dan rasanya tubuhku kembali merinding. Ya tuhan.. perasaan apa ini?

"Draco---aku--" aku kembali tercekat. Tidak sanggup untuk melanjutkan kata-kataku saat Draco membenamkan wajahnya di ceruk leherku yang dingin. Dia seperti mengendus leherku pelan dan aku menggeliat pelan.

"Kenapa, hm?" Draco tersenyum sambil menjauhkan wajahnya. Dia seolah sedang mengamati raut wajahku yang ketakutan. Entah kenapa tapi aku melihat wajah Draco yang seperti sedang menahan sesuatu. Draco mengamati penampilanku dari atas sampai bawah lalu kemudian menatap wajahku lagi dengan tatapan membara.

"Hey, jangan takut. Aku tidak akan melakukan apa-apa, kau tenang saja." Draco terkekeh sambil mengacak rambutku lembut. Aku mengeryitkan alisku dan menatapnya dengan bingung. Aku ingat tatapan ini. Draco menatapku sama seperti ketika dia menginginkanku di malam itu. Dengan keberanian aku menundukkan wajahku sekilas dan aku pun bisa melihat miliknya yang membesar di bawah sana.

Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora