Guns & Yuta โœ“

By intoyourlove

1.1M 196K 121K

Haruma Rui tanpa sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Semua menjadi semakin gila disaat Yu... More

Trailer
Prologue
1. What Say You
2. Authority
3. A Gun
4. Have A Sweet Dream
5. High
6. Love Doesn't Hurt
7. Fuck You!
8. All Right, Lion
9. I Saved You
10. I'll Try
12. The Truth
13. Done
14. Always
15. Heaven on Earth
16. Frightened
17. I Love You
18. Sunshine
19. Reputation
20. Look After You
21. Truly Yours
22. And I'll Win
23. Your Game
24. God
25. Too Much
26. The Hell
27. Let's Break His Throne
28. Burn Him
29. Key
30. She's Dead
31. Ciao, Amore
32. Deadly
33. Here
34. Evilest Evil of All Time
35. Guns and Yuta
Epilogue

11. Lied

28.6K 6.1K 4.2K
By intoyourlove

Karna aku sayang kalian dan aku lagi sakit gigi, jadi aku update lagi. Happy reading!




Gue melangkah di koridor dengan was-was. Tujuan gue adalah ruang kerja Yuta. Sekarang Yuta lagi gak di rumah karna lagi ada urusan di luar, gue pikir ini bakal jadi saat yang tepat untuk nyari informasi yang papa Yoshi suruh.

Gue sampai di depan ruang kerjanya. Gue berdiri ngamatin pintu itu. Sejujurnya, gue bener-bener gak mau terlibat masalah mafia dan polisi ini, tapi mau gimana lagi, gue gak sengaja terlibat karna Yuta nyeret gue masuk ke dunia dia. Jadi gue harus nyelesaiin apa yang sudah dimulai.

Gue narik nafas dan ngebuka pintu ruang kerjanya. Gue masuk ke dalam dan nutup pintunya pelan-pelan. Sejenak gue terdiam ngamatin ruangan, mastiin kalo di sini bener-bener gak ada orang.

Okay Rui, temuin data itu dan keluar.Gue ngangguk kecil meskipun gue juga gak yakin harus ngelakuin ini atau enggak.

Kaki gue melangkah, tapi baru selangkah gue jalan gue terdiam, membatu kayak patung. Shit, gak! Gue gak mau jadi musuh Yuta! Gue gak mau nusuk dia kayak gini! Yuta emang jahat tapi dia gak pernah sejahat itu ke gue jadi kenapa gue harus nusuk dia?!

Gue kembali mundur dan ngejedotin kepala belakang gue di pintu ruangan beberapa kali sambil mejamin mata. Dalam hati, gue ngumpatin diri sendiri karna gue tau gue bodoh.

Gue sayang Yoshi! Gue gak mau putus sama dia! Gue gak mau putus sama Yoshi tapi gue juga gak mau ngekhianatin Yuta! Ya Tuhan gue harus apa?!

Mungkin ini alasan kenapa Yuta gak bisa terbuka sama orang lain, karna dia selalu dikhianatin. Gue juga gak mau jadi pemeran antagonis di hidup Yuta tapi di satu sisi gue gak bisa ngorbanin hubungan gue sama Yoshi. Gue kenal Yoshi jauh lebih lama daripada gue kenal Yuta. Gue gak bisa menumbalkan hubungan gue dan Yoshi dalam pertempuran polisi dan mafia ini. We don't deserve that.

Gue ngebuka mata setelah berhenti ngejedotin kepala sendiri. Gue narik nafas sambil mejamin mata sejenak sebelum gue ngeyakinin diri untuk melangkah ke meja kerja Yuta.

"I'm gonna find that fucking thing." ucap gue seraya melangkah ke meja kerjanya.

Gue ngobrak-abrik meja kerja Yuta, nyari data yang papa Yoshi maksud. Tapi nihil, gak ada apa-apa di atas meja kerjanya selain komputer dan buku-buku bacaan Yuta.

Gue ngejongkok dan ngebuka setiap laci meja kerjanya, mulai dari yang paling atas. Ada 4 laci dan gue udah ngobrak-abrik isi laci nomor 1 sampai 3 tapi gak nemuin apapun. Isinya cuma laporan mingguan dan berkas-berkas yang gak berhubungan.

Tangan gue narik laci ke 4 alias laci terakhir tapi ternyata dikunci. Udah coba gue tarik-tarik siapa tau cuma macet, tapi nah, emang dikunci Yuta.

Gue berdiri dari posisi jongkok dan berkacak pinggang sambil ngedarin pandangan sekeliling ruangan, nyari benda yang bisa gue gunain untuk ngebuka laci ke 4 itu.

Ah! Gue ngelihat pisau di atas meja ruangan, tepatnya di sekitar piring buah yang emang selalu tersedia di ruangan Yuta. Tanpa pikir panjang gue ngambil benda itu. Gue ngamatin pisau ditangan gue. Good!

Gue kembali ketempat semula, ngejongkok di depan laci meja kerja. Gue nyoba nyongkel laci itu.

"Ayo please kebuka!" ucap gue seraya nyongkel dengan penuh tenaga.

Click!

Gue langsung memekik waktu lacinya berhasil kebuka. Buru-buru gue naruh pisau dan ngebuka laci itu. Alis gue nyatu waktu gue ngelihat berkas yang ada di dalam laci nomor 4 itu. Tangan gue dengan perlahan ngambil berkas yang udah dijilid itu dan dengan seksama gue merhatiin benda itu.

Well, jadi gue bakal beneran ngelakuin ini.

•••••

Gue jalan bolak-balik di kamar sambil ngegigitin kuku jempol gue. Berkas yang gue curi dari ruang kerja Yuta ada di atas kasur gue tapi sekarang gue justru bingung. Gue ragu harus ngelakuin ini atau enggak.

Fuck! Gue stress banget! Gue gak mau apapun selain semuanya selesai! Gue capek!

Gue berhenti jalan mondar-mandir dan natap berkas di atas kasur. Okay, one more step Haruma, kamu gak akan nyesali ini. Gue menghela nafas dan ngambil hp dari saku celana. Gue nyari nomor papa Yoshi dan tanpa pikir apapun lagi langsung nelpon dia.

Gue nempelin hp di telinga dan ngedengar suara nada sambung. Jantung gue rasanya ikut berdebar ngikutin suara nada sambung yang gue dengar.

"Ya, Rui?" buka om Kanemoto.

Gue narik nafas kecil sebelum bicara. "Om, Rui nemuin sesuatu. Ini soal Yuta." lapor gue.

"Oh ya?" dari suaranya gue bisa tau kalo papa Yoshi semangat banget. "Kamu nemuin data yang om minta?" tanyanya kemudian.

Gue nunduk dan neguk liur. "Ini... ini bukan data soal penyuapan yang om minta tapi data yang lain." kata gue dengan jantung yang berdebar kencang. "Rui gak bisa nemuin data penyuapan itu tapi Rui berhasil nemuin sesuatu yang lain." ucap gue.

"Yang lain?" bingung papa Yoshi.

Gue bernafas kecil lewat sebelum mulai bicara. "Besok jam 3 pagi di pelabuhan Osaka bakal datang supply senjata ilegal yang Yuta seludupin ke Jepang. Senjata itu datang dari Mexico lewat kapal yang namanya The Sire, ada belasan kontainer yang isinya guns. Dan... Om bisa ngeringkus itu." jelas gue. "Yuta pasti bakal marah banget kalo ada yang ngusik senjata kesayangannya itu, terlebih ini belasan kontainer."

"God! Kerja bagus Rui!" puji papa Yoshi. "Apa Yuta bakal ada di sana? Kalo dia ketangkap di sana, om bisa langsung nyeret dia ke pengadilan."

Gue diam sebentar dan nelan ludah. "Rui gak tau..." jawab gue. "Tapi setau Rui, Yuta gak pernah make nama aslinya sebagai nama pengimpor biasanya dia mengkambing hitamkan orang lain, Yuta main dengan mulus om. But... tetap aja kehilangan belasan kontainer bakal ngebuat dia murka." jelas gue.

"Ah... Begitu." respon papa Yoshi kemudian. "Well, gapapa. Om bakal bawa banyak pasukan untuk ngeringkus dia di pelabuhan. Makasih buat infonya, ini berarti banget buat om." ucap papa Yoshi. "Keep doing, Rui."

•••••

Dengan air mata yang bercucuran deras gue melangkah menuju ruang kerja Yuta. Di tangan gue, gue megang berkas yang tadi gue ambil dari sana.

I screwed up! Rasanya gue pengen bunuh diri aja. Gue gak mau jadi Haruma Rui! Ini bukan dunia gue!

Brak!

Dengan kasar gue ngebuka pintu ruang kerja Yuta. Dia udah pulang dan sekarang lagi duduk di ruang kerjanya ditemani beberapa bodyguard. Mata gue gak bisa berhenti ngeluarin air dan Yuta cuma nyatuin alisnya waktu dia ngelihat gue di ambang pintu.

Gue masuk ke dalam ruangannya dan langsung ngehempas berkas di tangan gue ke meja kerja Yuta. Tangan kanan gue bertapak di atas berkas itu. Dengan mata yang dipenuhi air mata, gue natap Yuta dengan tatapan kesal dan marah gue.

Yuta fokus ke gue dengan tatapan menganalisanya. "Leave us." suruhnya ke bodyguard yang jaga di dalam ruangannya.

Setelah bodyguard itu keluar dan nyisain gue berdua sama Yuta di ruangan, gue baru mulai bicara. "Fuck you." umpat gue ke Yuta penuh penekanan.

Gue marah, jelas gue marah. Gue gak akan terlibat hal sialan kayak gini kalo Yuta gak nyeret gue sebagai sekertarisnya secara sepihak.

Yuta menghela nafas, dia nyandar di kursi kerjanya dan ngelipat tangan di depan dada. Gue yang kesal langsung ngelempar berkas yang ada di atas meja ke dia. Yuta nangkap berkas itu, sementara gue langsung duduk di kursi yang ada di depan meja kerjanya.

Gue numpuin kedua siku di meja dan ngejambak rambut sendiri sambil nangis.

Yuta ngebuka berkas yang tadi gue lemparkan, gue bisa ngedengar suara helaan nafas Yuta. "Well, kamu nemuin data ini. Data tentang penyuapan yang saya lakuin untuk ngebungkam pihak berwajib." kata Yuta. "Kenapa data ini masih di sini?" tanya dia, ngebuat gue berhenti ngejambak rambut dan natap dia.

Alis gue nyatu. "Kenapa masih di sini?" ulang gue, gak percaya sama pertanyaan dia. "I FUCKING STOLE IT FROM YOU!!!" kesal gue.

Yuta nutup berkas di tangannya dan naruh benda itu di atas meja. Dia kembali ngelipat kedua tangannya dan nyandar di sandaran kursi kerjanya.

"Bukannya itu yang selama ini kamu cari? Then why? Kenapa kamu bawa ke sini?" tanyanya.

Rasanya jantung gue langsung meledak waktu Yuta nohok gue kayak gitu. Gue cuma bisa mematung natap dia, air mata gue keluar dengan sendirinya. Jadi selama ini dia tau? Dia tau kalo gue adalah mata-mata papa Yoshi?

"You know it..." simpul gue.

Dia natap gue dengan tatapan kuatnya. "I know everything you think i don't, Haruma Rui." tohoknya sekali lagi.

Air mata gue tambah keluar gak terkendali meskipun gue nangis tanpa ekspresi. "How..." tanya gue dengan suara yang bergetar.

"You're living in my house, Rui." jawabnya, dia natap lurus ke mata gue. "Saya dengar semua yang kamu bicarain di telpon. You're trying to betray me, are you not? Apa ngelihat Maru mati gak ngebuat kamu takut?" kata Yuta, lebih kayak ancaman.

Gue terdiam dengan air mata yang gak bisa beehenti keluar. So ini bakal jadi akhirnya?

"Then i suppose i'm dead either way." pasrah gue dengan suara kecil, mata gue gak berpindah kemanapun selain lurus ke mata Yuta.

Yuta ngebuang nafasnya kasar. Dia ngelipat tangannya di atas meja dan ngedekatin wajahnya ke wajah gue. Dia bener-bener natap lurus ke mata gue, ngebuat gue ngerasa ditekan.

"Kenapa kamu bawa berkasnya kembali? Bukannya berkas itu yang dicari si tua bangka itu?" interogasinya.

Gue bungkam sejenak. "I lied to him." jawab gue.

Alis Yuta menyatu bingung.

Gue ketawa muak dan ngebuang muka. "Isn't it funny? I hate you since the day we met but i can't even hurt you." ucap gue di sela kemuakan, meskipun mata gue masih basah karna air mata.

"Why, Haruma?" tanya Yuta dengan kuatnya.

"Because i don't want to!!!" muak gue.

Gue dan Yuta saling bertatapan. Dia yang natap gue penuh analisa, sementara gue yang kelihatan muak dan frustrasi.

"I don't want to hurt you, i don't even know why." tambah gue.

Yuta tiba-tiba senyum. Dia menghela nafas dan kembali nyandar di sandaran kursinya. "Kamu gak curiga kenapa berkas sepenting itu cuma saya taruh di laci meja kerja dan bukannya di brankas?" tanyanya dengan santai.

Gue terdiam, tiba-tiba gue sadar. "You planned it." simpul gue.

"I did." jawabnya, ngebuat gue terngaga gak percaya. "Saya tau kamu gak akan ngasih benda itu ke si tua bangka Kanemoto. I know you can't hurt me, Rui." jelasnya.

Gue bungkam, masih gak percaya. Gue bener-bener gak percaya. Jadi selama ini gue ada dalam permainan Yuta?

"It's funny, the way you lied for me dengan bilang bakal ada supply saya yang datang di pelabuhan Osaka besok." kata Yuta dengan senyuman kecilnya. "Kapal The Sire dari Mexico? Jesus, kapal apa lagi itu?"

Ya, gue bohong ke papa Yoshi soal kapal The Sire yang ngangkut senjata Yuta. Itu semua cuma kebohongan. Gak ada kapal The Sire dari Mexico. Yang gue laporkan ke om Kanemoto semuanya palsu.

"Then help me." pinta gue, jujur gue masih kesal karna jebakan ini. "Pura-pura aja ada supply mu di sana jadi papa Yoshi gak curiga. Send your fucking soldiers there. And... and kill them all."

Yuta natap gue, dia ngeluarin smirk liciknya. "Alright, Queen." jawabnya.

To Be Continued...

Continue Reading

You'll Also Like

10.4K 945 33
Memiliki pacar kapten futsal yang super kharismatik membuat Jesna selalu overthinking. Karena ternyata punya pacar ganteng tidak selalu bahagia. Pert...
325K 28.8K 32
COMPLETED. Ini adalah Anugrah yang Tuhan berikan kepada masing-masing mereka. Anugrah yang baik atau buruk kah semua ini? Hanya mereka yang mengetahu...
22.3K 2.6K 26
"macaroon is sweeter than candy floss." 25 stories completed;one shot or chaptered story compilations of korean idols in this universe. warn! cracks...
411K 22.2K 33
"Dunia sudah berbeda. Teman bukan lagi hanya sekedar saling membantu. Namun, juga saling menguntungkan. Bukan melulu untung terhitung dalam nominal...