Sweet and Bitter • [Draco Mal...

By DolaDrayy

64.7K 6.6K 4.8K

•finished• Ayla Rosie Lockhart adalah murid Ravenclaw yang cantik, pintar, ceria, dan terobsesi pada seseoran... More

MAIN CAST
PROLOG - THE HONEYDUKES
1 - let's make a deal
2 - everything's changed
3 - pressure
4 - his careness
5 - finally
6 - sweet and bitter
7 - complicated
8 - sad ending
9 - hard practice
10 - comeback again
11 - recovery
12 - two choices
13 - the beach
14 - worries
15 - Trust
16 - hurt
17 - diagon alley
18 - new page
19 - hate or love
20 - confused
21 - compromise
22 - alert
23 - 'un'hidden feeling
QnA with SAB Cast
24 - stand by you
25 - our relationship
26 - you are my everything
28 - broken
29 - tod
30 - the uncovered truth
31 - revenge
32 - what she deserved
33 - wap (I)
34 - wap (II)
35 - morning after
36 - reminiscence
37 - safe and sound
38 - Slytherin Party
39 - let you go
end - all was well
Book 2 of Sweet and Bitter
SAB Cast Answer all of your questions
Fun Mini Quiz
The Riddle's Servant
end - lily of the valley [Alternate Ending]
Book 3 of Sweet and Bitter

27 - i have no choice

998 109 47
By DolaDrayy

Rosie tersenyum sendiri sambil berjalan menuju menara ravenclaw. Gadis itu kembali teringat ketika dia menghabiskan sepanjang malamnya bersama Draco di ruang kebutuhan.

Mereka bahkan hanya sibuk mengobrol bersama dan hampir tidak tidur sama sekali. Kedua nya tertidur bersama di atas kasur dengan kepala Rosie yang bersandar di dada Draco. Tidak ada yang sadar kapan mereka tertidur. Mereka terbangun dengan keadaan saling berpelukan dan rona merah langsung muncul di pipi keduanya.

"Ahhh!!! Rosie, lupakan tentang semalam! Lama-lama kau bisa jadi gila," sahut Rosie sambil terus berjalan menuju menara Ravenclaw.

"Rosie!" Sahutan seseorang akhirnya membuat Rosie sadar dari lamunannya. Gadis itu menoleh dan melihat Luna tengah berjalan kearahnya sambil memeluk sebuah buku dengan kedua tangan.

"Oh, hei Luna. Kau mau kemana?" Tanya Rosie sambil tersenyum. "Aku mau ke perpustakaan," balas Luna.

"Oh, baiklah. Kalau begitu, aku duluan ya." Ketika Rosie hendak kembali berjalan menuju dorm, Luna tiba-tiba saja kembali bertanya, "Rose, semalam kau pergi kemana? Aku, Cho dan yang lain mencarimu." Pertanyaan Luna membuat Rosie membulatkan matanya.

"Um--itu--a-aku, aku menginap di dorm Gryffindor. Patil mengajakku untuk mengerjakan tugas kelompok bersama." Balas Rosie mencoba menjawab setenang mungkin.

"Oh begitu, baiklah. Sampai jumpa lagi." Akhirnya Luna pun kembali berjalan meninggalkannya. Rosie menghela nafas lega begitu Luna akhirnya pergi. Untung saja yang bertanya adalah Luna. Jika tadi yang bertanya adalah teman-temannya, Rosie yakin dia akan kembali ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan lain.

"Hah, sepertinya aku butuh tidur." Ucap Rosie dan kembali berjalan menuju Dorm nya.

*

"Roseee cepat!!!" Sahut Cho yang saat ini menunggu di ruang kebutuhan. Mereka akan pergi ke Three Broomsticks dalam dua menit tapi sampai sekarang Rosie masih berada di kamarnya.

"Aku datangg!" Rosie dengan cepat memakai mantel coklatnya dan memasukkan beberapa galleon ke dalam dompet kecilnya.

"Kau tidak sabaran sekali," keluh Rosie begitu dia sudah turun kebawah. "Kita hampir telat, sayang~" ujar Cho. "Hehe, ayo kita pergi sekarang." Ajak Rosie. Cho mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkan ruang kebutuhan Ravenclaw.

*

Three Broomsticks sedikit lebih ramai dari biasanya. Salju diluar turun dengan cukup deras. Rosie menghela nafas lega begitu dia bisa masuk kedalam kedai Butterbeer ini. Setidaknya disini lebih hangat dibandingkan dengan diluar sana, walaupun Rose sedikit kecewa karna ternyata kedai ini lebih ramai dibandingkan dengan ekspektasinya.

"Ayo duduk disana." Ajak Cho kearah meja kosong. Rosie mengangguk dan mereka pun berjalan kesana. Rose menoleh kesekeliling kedai ini. Dia bisa melihat Professor Slughorn yang sedang mengobrol di meja bartender dengan seorang pria paruh baya yang tidak dikenalnya.

Rose menolehkan kembali pandangannya kearah lain, dia melihat Harry, Ron dan Hermione tengah duduk bertiga dan sedang memesan sesuatu. Setelahnya, Rose pun kembali menolehkan kepalanya kearah lain, dia terkejut bukan main begitu melihat Ginny sedang berciuman di pojok sana dengan Dean Thomas. Beberapa gelas butterbeer yang sudah kosong tersimpan diatas meja mereka.

Rosie menghela nafasnya. Dia menyesal karena malah menoleh kearah sana. Jujur, dia sedikit iri ketika melihat Ginny dan Dean bisa berpacaran dengan bebas. Andai saja dia dan Draco juga bisa seperti itu, bisa berkencan dengan normal seperti pasangan kekasih lainnya tanpa perlu menyembunyikan identitas hubungan mereka.

"Rose, kau mau pesan apa?" Rosie menoleh dan baru sadar kalau seorang pelayan ternyata sudah ada di depan meja mereka.

"Um, aku Butterbeer biasa saja." Ujarnya.

"Okay, kalau begitu sama denganku juga." Ujar Cho pada pelayan itu. Sang pelayan itu pun mengangguk dan pergi meninggalkan mereka.

"Cemburu, hm?" Goda Cho ketika sadar apa yang sedang dilihat Rosie.

"Cemburu apa?" Tanya Rosie sambil menumpukan siku tanganya di meja.

"Jangan pura-pura. Aku tau daritadi kau memperhatikan mereka berdua." Cho menaikkan kedua alisnya dan mengarahkan nya pada Dean dan Ginny yang masih sibuk bermesraan.

Rosie hanya mendengus pelan dan tidak menjawab lagi. "Sudah kukatakan Rose, sudah saatnya kau mencari yang lain. Apakah kode yang Ernie berikan padamu itu belum cukup?" Tanya Cho sambil tersenyum miring.

"Sudah kukatakan Cho, aku belum mau berpacaran lagi. Aku hanya mau fokus belajar untuk ujian newt nanti." Balas Rose.

"Benarkah?? lalu kenapa tadi kau terlihat seperti cemburu?" goda Cho lagi sambil tersenyum. Rosie menepuk pundak sahabatnya, "Cukup Cho, jangan buat aku kesal." keluh Rose sambil mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah, baiklah. Aku hanya bercanda." Cho terkekeh dan menatap kedepan sambil menunggu minuman datang.

Beberapa menit kemudian, minuman yang mereka pesan datang. Ketika Cho sedang sibuk berterima kasih pada pelayan itu, Rosie terkejut begitu tiba-tiba saja matanya menangkap Draco Malfoy yang tengah berjalan dengan tergesa menuju kamar mandi perempuan. Rosie menyipitkan matanya. Gerak-gerik Draco sangat aneh dan dia terlihat seperti sedang terburu-buru dan memastikan tidak ada satu pun orang yang memperhatikannya. Di dekat kamar mandi, Rosie melihat Leanne sedang duduk sendirian sambil meletakkan kedua jari tangannya di gelas Butterbeer miliknya yang sudah habis.

Apa yang Draco lakukan disini? terakhir kali mereka bertemu, Draco bilang kalau dia tidak akan keluar Dorm hari ini karena terlalu lelah membenarkan lemari yang ada di ruang kebutuhan itu. "Rose, ini Butterbeer mu." ujar Cho. Rosie langsung menolehkan kepalanya lagi dan menjawab, "Oh, ya. Terimakasih." Rosie mulai meraih gelas nya dan meminum minuman hangat itu dengan pelan. Tapi sayang, dia tidak terlalu menikmatinya, karena fokusnya sekarang hanyalah pada Draco dan pertanyaannya tentang keberadaan lelaki itu disini.

*

Setengah jam berlalu, Rosie melihat Katie Bell keluar dari kamar mandi perempuan sambil membawa sebuah tas berwarna coklat. Dia terlihat seperti berbicara sebentar pada Leanne dan mereka pun akhirnya pergi meninggalkan Three Broomsticks. Rose masih belum merasa ada yang aneh dan dia masih menunggu Draco muncul lagi dari kamar mandi itu. Tapi sepuluh menit berlalu, Rose sama sekali belum melihat Draco muncul dari sana lagi. Kemana sebenarnya lelaki itu? dan apa yang dia lakukan didalam kamar mandi perempuan dalam waktu yang lama?!

"AAAA!!"

Tiba-tiba saja suara jeritan terdengar. Semua orang yang berada dalam kedai ini langsung berdiri dan penasaran dengan suara yang terdengar dari luar sana. Beberapa orang mulai bertanya dan mereka memberitahu bahwa Katie Bell ditemukan pingsan setelah dia menyentuh sebuah kalung yang terlihat antik dan mengerikan.

"Ayo!" ajak Cho sambil berjalan keluar bersama orang lain untuk melihat apa yang terjadi. Ketika semua orang sibuk berlarian keluar, Rosie memanfaatkan situasi ini untuk pergi ke tempat Draco masuk tadi. Dengan cepat ia berlari meninggalkan Cho yang sampai sekarang tidak sadar kalau sahabatnya itu pergi meninggalkannya kebelakang.

Rosie berjalan dengan cepat menuju kamar mandi. Dan benar saja, dia bisa melihat kekasihnya yang hampir pergi meninggalkan kamar mandi itu dan berjalan keluar meninggalan kedai ini lewat pintu belakang. Dengan cepat Rosie berlari dan mencengkram erat lengan Draco.

"Tunggu dulu," ujar Rosie. Draco kaget begitu merasakan seseorang memegang lengannya. Dia menoleh kebelakang dan terkejut melihat Rosie berdiri di belakangnya. "Rose?! apa yang kau lakukan disini? bagaimana bisa kau tau---"

"Ayo, kita harus bicara. Dan ini penting, aku ingin kau menceritakan semua yang kau lakukan dan rencanakan hari ini." perintah Rosie dan Draco tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti kemana gadis itu membawanya.

*

"Draco.. kenapa kau ceroboh sekali." keluh Rosie begitu Draco menceritakan semua rencananya. Saat ini mereka tengah berada di samping gubuk menjerit supaya tidak ada orang yang bisa melihat mereka berdua.

"Aku tidak punya pilihan lain, Rose. Aku hanya berusaha melakukan tugas itu tanpa harus membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku sama sekali tidak berfikir kalau gadis itu malah menyentuh kalung kutukan yang ada di tas itu."

"Kau memantrainya dengan kutukan Imperio supaya Katie mau mengantarkan kalung itu untuk Professor Dumbledore?" tanya Rosie.

"Ya, dan kufikir itu cara yang paling masuk akal. Tapi gadis bodoh itu malah menyentuh kalung yang kuberikan padanya, Hah.. menyebalkan!" Draco terlihat tampak kesal.

"Apa kau menyesal karna hampir membuat Katie yang tidak tau apa-apa jadi hampir terbunuh oleh kalung itu?" tanya Rosie lagi.

"Dia sendiri yang malah menyentuh kalung itu. Aku bahkan tidak berniat untuk melukainya." balas Draco. Rosie menghela nafasnya, "Draco... aku tau kalau kau pasti bingung. Tapi menurutku ide seperti ini sama sekali bukan ide bagus. Untung saja Katie masih bisa diselamatkan." ujar Rosie. Gadis itu mengusap pelan bahu kekasihnya.

"Aku bingung, Rose. Aku benar-benar bingung. Tugas itu tinggal sebentar lagi dan aku sendiri tidak yakin apakah aku bisa melakukannya atau tidak." keluh Draco. Lelaki itu menundukkan kepalanya sambil terduduk di atas salju.

"Kau masih punya aku, Draco. Sudah kukatakan... kalau kau bingung dan cemas, kau masih punya aku sebagai tempat untuk bersandar." ujar Rosie sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang lelaki itu. Memeluknya erat.

"Terimakasih, Rose." Draco membalas pelukan Rosie sambil mengelus pelan rambut gadis itu dan mencium puncak kepalanya lembut.

*

"Demi tuhan, Rose. Sebenarnya tadi kau kemana? kenapa kau tiba-tiba hilang dan meninggalkanku? kau tau betapa paniknya aku karena sempat mengira kau tersesat dan diculik oleh Giant?" sahut Cho begitu Rose masuk kedalam ruang kebutuhan.

"Hey, aku tidak sebodoh itu. Lagipula tidak ada Giant di Hogsmeade Miss Chang~" ujar Rosie santai sambil menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang kebutuhan.

"Kalau begitu kau tadi kemana?" tanya Cho.

"Aku terpisah denganmu. Orang-orang terlalu banyak berkerumun, jadi aku memutuskan untuk pergi ke Hogwarts lebih dulu."

"Benar-benar sahabat yang baik." sarkas Cho sambil tersenyum. Rosie tertawa sambil membuka mantel coklatnya.

"Dimana yang lain?" tanya Rose.

"Aula, mungkin. Atau perpustakaan. Tapi kebanyakan masih ada di Hospital Wing untuk melihat keadaan Katie."

"Dia---baik-baik saja 'kan?" tanya Rosie gugup.

"Ya, tapi tidak terlalu baik. Ginny bilang kalau kondisi nya tidak berubah besok dia akan dipindahkan ke St. Mungo."

"Oh, itu buruk. Apa kau tau kenapa dia bisa seperti itu?"

"Entahlah. Katie tidak mengingat apa-apa, dan dia sama sekali tidak tau siapa yang memberinya kalung itu. Kau tau? anehnya Leanne bilang Katie ingin memberikan kalung mengerikan itu pada Professor Dumbledore."

"APA??!" sahut Rosie berpura-pura terkejut seolah tidak tau siapa sebenarnya yang sudah memberi Katie kalung itu. Dalam hati dia merasa lega karena setidaknya tidak ada orang yang tau kalau yang memberikan kalung itu pada Katie adalah Draco.

"Iya."

"Itu aneh."

"Memang. Um, Rose, apa kau mau pergi makan ke aula sekarang?" tanya Cho.

"Hm, sepertinya tidak. Aku mau ganti baju dulu, kau duluan saja. Nanti aku menyusul."

"Baiklah, sampai bertemu di aula."

*

Theodore Nott berjalan sendirian sambil membawa beberapa buku di tangan kirinya.

"Satu lagi jam yang melelahkan untuk----"

"Hah--"

Theo terkejut begitu dia tiba-tiba saja berpapasan dengan Rose. Keduanya langsung tersenyum canggung dan Rose membantu Theo untuk membenarkan letak buku-bukunya yang hampir terjatuh.

"Rose." sapa Theo.

"Hai Theo." balas Rosie sambil tersenyum canggung. Terakhir kali mereka bertemu adalah ketika Theo menyelamatkannya yang hampir dilecehkan oleh Marcus Flint dan dua temannya yang lain. Dan saat itu, mereka sama sekali tidak membicarakan dan seolah lupa dengan percakapan terakhir yang mereka lakukan di Flat mereka.

"Rose.."

"Ya?" tanya Rosie pelan.

"Tentang ucapanku yang terakhir.."

"Sudahlah, Theo. Aku sama sekali tidak mempermasalahkannya." balas Rose sambil tersenyum.

"Um, tidak. Maksudku, aku ingin minta maaf karena waktu itu aku malah pergi meninggalkanmu sendirian setelah aku mengutarakan perasaanku padamu. Saat itu aku terlalu panik dan takut, Rose." ujar Theo.

"Sungguh Theo, aku sama sekali tidak marah, kok." balas Rosie sambil kembali tersenyum.

"Kalau begitu, bagaimana jawabanmu?"

"Maksudmu?" tanya Rosie cepat.

"Ya, aku sudah mengungkapkan perasaanku padamu. Lalu, bagaimana dengan perasaanmu sendiri, Rose?" pertanyaan Theo membuat Rosie mematung di tempatnya dengan ekspresi bingung.

"Theo, aku---"

"Kudengar kau dan Draco sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Um---setidaknya, aku sudah tidak memiliki saingan lagi untuk bisa mendapatkan hatimu, bukan?"

Tidak, Theo. Ini salah..

Rosie menggigit bibir bawahnya karena bingung harus menjawab apa. "Aku tidak memaksamu untuk menjawabnya sekarang. Tapi, setidaknya sekarang, bisakah aku mencoba dari awal Rose?" tanya theo.

"Maksudmu?"

"Izinkan aku untuk membuatmu bisa mencintaiku."

*

A/N :

tahun keenam hampir selesai. Dan ya,, karna dah mayan jauh, aku mau tanya sekali lagi, kalian keberatan ga sama happy ending or sad ending? atau terserah mau gmn aku aja endingnya gmn?

soalnya aku gamau readers aku jadi ga sreg sebelah atau kurang puas sama endingnya. aku pengen kalian semua bisa enjoy sama cerita ini xD

Oh ya, QnA aku open sampai cerita ini tamat ya, jadi kalian masih bisa nanya ke semua cast Sweet and Bitter di post-an QnA yg waktu itu. Hasil QnA bakal aku post setelah cerita ini tamat, okeii.

jangan lupa buat vote dan comment!! kalau yg komen dikit aku makin males lanjutin ceritanya, ehehehe

stay safe ya buat semuanya, janlup pake masker dan slalu cuci tangan!!

love y'all :*


Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 173 28
[masih ada sih kelanjutan nya tapi udah lah capek] di tahun 3 dan memilih pindah?? ada masalah apakah yang menimpa sang cucu legenda teman dari albus...
11.4K 1K 28
[END]✓ Sequel dari Smile, Draco.
83.4K 11K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
7.2K 555 48
"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia m...