DySam (After Marriage) [Sele...

By DAPU49

1.3M 115K 11.9K

[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung... More

DySam (bacotan author)
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
[Hiatus]
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
👉👈
58
59
60
61
62
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Hai
Cerita Baru!!!
Cerita Baru!!!

63

15.3K 1.4K 178
By DAPU49

Hai! DySam kembali menemani kalian!

Sebelum kalian baca, biarkan aku bercerita sedikit. Tenang, sedikit aja gak panjang-panjang.

Jadi, sebelumnya aku minta maaf banget. Maaf banget dua hari gak bisa up. Maag ku lagi kambuh, ditambah demam+pusing jadi satu makannya gak bisa nulis.

Buat yang komen rela begadang, rela liatin wp tiap hari untuk nunggu up nya DySam aku cuma mau maaf dan makasih. Maaf banget udah buat kalian nunggu. Dan makasih karena kalian udah setia nungguin DySam.

Jujur, ini kepala sebenernya masih pusing tapi aku paksa nulis karena gak enak sama kalian. Aku gak enak sama kalian yang udah setia nungguin up DySam.

Catatan kecilnya gini, kalau aku gak up dua hari, kalian bisa cek di wall aku. Di sana aku bakalan ngomong kalau misalnya penyakit ku lagi kambuh, atau misalnya ada yang lain yang buat aku gak bisa up. Aku gak mungkin bakalan nulis part untuk pengumuman gitu, karena nanti pasti bakalan jadi banyak part nya.

Dah segitu aja, makasih yang mau nungguin dan sekali lagi maaf banget udah buat kalian nunggu. Semoga part ini buat kalian jadi senang.

Happy reading ^^

***

Sam menatap Dyba dengan tatapan bersalahnya dari perbatasan meja makan. Memang mereka sudah pulang dan tidur satu ranjang lagi, tetapi wanita itu tidak mau berceloteh seperti biasa.

Mulutnya gatal ingin menanyakan hal itu, tetapi ia tidak ingin membuat mood Dyba tambah anjlok. Sejak dua hari yang lalu ia dan Dyba pulang ke rumah mereka, ia hanya bisa menatap punggung Dyba dalam diam.

Dentingan piring dan meja makan yang terbuat dari kaca membuat Sam yang sedari tadi menatap Dyba menjadi tersentak.

Sam mengulum bibirnya, ia menatap Dyba yang sudah duduk di depannya. "Kamu mau aku bikinin teh?"

Dyba menggeleng, ia sudah bersiap dengan sendok dan garpu di tangannya. "Cepet pimpin doa, aku laper."

Sam mengangguk, ia menunduk kemudian mulai memimpin doa. Sam tersenyum tipis sambil menatap wanita cantik dengan wajah datar di depannya. "Selamat makan sayang."

Dyba hanya mengangguk. Ia kemudian sudah sibuk dengan makanan yang baru saja ia masak, hanya nasi goreng sederhana dengan telur ceplok di atasnya. Sarapan pagi emang Dyba tidak pernah membuat yang aneh-aneh, lagi pula suaminya juga tidak memilih-milih makanan.

Suara tersedak Sam membuat Dyba langsung mengangkat kepalanya. Ia dengan cepat mengulurkan minumnya. "Minum Sam."

Sam menerima gelas itu, ia meminum sambil memukul-mukul dadanya sendiri agar makanannya turun. Dyba mengalihkan pandangannya, ia menghela nafasnya. Semarah-marahnya Dyba apabila melihat Sam yang kesakitan Dyba tidak akan tega. Dyba berdiri, berjalan ke arah Sam dan berhenti di belakang tubuh suaminya. tangannya ikut memukul-mukul pelan punggung tegap yang terbalut kemeja merah maroon.

"Hati-hati makannya, kalau makan liatin nasinya, jangan liatin aku terus."

Batuk Sam sudah mereda. Sam memejamkan matanya sejenak kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Dyba. "Makasih sayang."

Dyba mengangguk, sebelum kembali ke tempat duduknya ia sempat menepuk punggung Sam beberapa kali. "Hati-hati makannya."

Senyum lebar milik Sam langsung terbit saat mendengar perkataan Dyba. Ia tidak peduli dengan sakit yang masih terasa di tenggorokan, setidaknya ia bisa membuat Dyba perhatian lagi kepadanya. Ia bisa membuat Dyba yang dari kemarin hanya menjawab seperlunya menjadi Dyba yang kembali perhatian.

***

Dyba tersenyum saat Rion dengan senang bermain dengan robot-robotan yang baru saja Sam belikan lagi. Rion yang masih tujuh bulanan saja sudah dibelikan entah berapa robot dan mobil-mobilan, entah bagaimana kalau jagoannya nanti sudah berumur satu tahun lebih, sudah berapa banyak nanti robot-robotan dan mobil-mobilan yang dikumpulkan.

Jujur, pandangannya memang ke Rion, tetapi pikirannya menuju ke Sam. Apakah ia salah mendiami Sam? Apa ini termasuk ke perilaku durhaka terhadap suami? Tapi, kalau tidak diginikan Sam tidak akan paham kalau ia sangat marah, bukan marah, tapi kecewa.

Dyba membuka ponselnya, membuka aplikasi whatsapp dan melihat pinned chat paling atas, Samudera nya ada di urutan atas. Rasanya ia ingin menelpon dan memberikan semangat seperti biasa, tetapi rasanya masih belum ikhlas, masih ada yang mengganjal di hatinya apalagi saya ia mengingat apa yang hampir dilakukan Sam kepadanya kemarin.

"Nanana ... ngiss ... aaa."

Dyba menghapus air mata yang menetes di pipinya saat mendengar celotehan Rion. Jagoannya itu dengan baby walker miliknya sudah berada di depannya. Dengan tangan yang terangkat-angkat seperti ingin menghapus air matanya dan mata yang menatap Dyba dengan sedih.

"Nanaa ...."

Dyba tersenyum, ia mengangkat Rion dari baby walker nya dan memangku putranya itu. "Apa sayangnya bunda?"

Tangan Rion dengan sendiri terangkat ke pipi Dyba. Telapak tangan mungil itu juga seperti mengelus-elus bekas air mata yang masih ada. Air mata Dyba makin merembes, ia memeluk Rion.

Bayi yang ada di pelukan bundanya itu menatap rambut Dyba yang tergelung dengan heran. Tangannya terulur untuk mengambil sejumput rambut bundanya yang tidak ikut tergelung dan menariknya pelan. "Nanana ... mamaa ...."

Dyba menghapus air matanya, ia melepas pelukannya dan kemudian menatap mata coklat milik Rion yang persis seperti milik Sam. Dyba tersenyum gemas, ia mencium pipi Rion. "Anak bunda gemesin, jago banget biar bundanya gak sedih lagi."

Dyba keluar dari aplikasi whatsapp, dan itu membuat wallpaper HP nya langsung terlihat oleh Rion. Rion yang sudah di dudukan membelakangi Dyba menepuk-nepuk tangannya saat melihat fotonya di sana.

Dyba terkekeh, ia mencium pipi Rion dari samping. "Ini ciapa cih?"

"Aaa ... umama ...."

"Dulu belum terlalu embul kamu tuh, sekarang embul nya makin-makin."

Rion tertawa dan membuat Dyba tersenyum gemas. Ia memberikan ponselnya saat Rion ingin mengambil ponsel itu dari tangannya.

"Liatin tuh, liatin foto kamu." Dyba ikut melihat foto Rion. "Tapi, diliat-liat kamu dulu kayak cewek ya, ucul plus embulnya ini loh."

Rion mengerjapkan matanya, ia dengan perlahan menoleh ke Dyba. Dyba ikut mengerjapkan matanya. "Kenapa?"

"Uuu ... wowowo ...."

Dyba tertawa. "Kamu cowok gitu maksudnya? Pinter banget sih embul."

Rion menciumi layar ponsel Dyba, bayi itu juga sambil tertawa kecil yang membuat senyum Dyba makin merekah.

"Haa ...." Suara imut itu keluar saat layar yang tadi ia ciumi berganti menjadi panggilan video.

Dyba menggeser ikon hijau itu ke atas dan setelah itu wajah Sam langsung terlihat tepat di depan wajah Rion. Wajah melongo Rion berganti menjadi wajah senang saat melihat wajah ayahnya di sana.

"Yayayah ...."

Sam di sana yang tadi sedang bersandar di kursinya langsung tegak, ia kira Dyba tidak akan menjawab panggilannya karena dari dua hari yang lalu wanita itu tidak mau menjawab panggilan video, bahkan panggilan telepon biasa pun Dyba tidak mau mengangkatnya.

"Embul!"

Rion tertawa lucu, dua gigi bawah yang baru saja tumbuh tidak lama itu langsung terlihat.

"Giginya lucu banget, mbul!"

Dyba hanya tersenyum, ia menyenderkan tubuhnya di kursi, mendengarkan percakapan kedua lelaki yang mengisi hari-harinya itu. Dengan Rion yang berceloteh tidak jelas dan Sam yang terus-terusan bercerita entah apa. Ponselnya bahkan masih di pegang jagoannya itu sendiri.

"Kalau nguap di tutup embul. Embul ngatuk ya? Ya udah ayah matiiin ya?"

Wajah itu langsung cemberut, pipi chubby kemerahan miliknya seketika seperti akan tumpah. Bibir bawahnya sudah bergerak-gerak menandakan tidak lama lagi bayi itu akan menangis.

Di sana terlihat wajah Sam yang panik. "Eh, eh, jangan nangis! Iya-iya gak bakalan ayah tutup telponnya. Tapi, embul sambil bobok aja ya telponnya?"

"Bokbok ...."

Sam di depan layar mengangguk. Rion menatap Dyba. "Nanaa ... bokbok ...."

Dyba mengambil ponselnya dari tangan Rion. Ia mengangkat Rion dengan ponsel yang ada di tangannya tetap menampilkan wajah Sam.

Sam dari layar hanya diam, memandangi wajah Dyba yang terlihat semakin cantik. Istrinya kalau tidak ia jaga, pastinya bakalan banyak lelaki lain yang mengantri.

Dyba menurunkan Rion di kasur dengan perlahan, ia meletakkan ponselnya di samping Rion dan langsung direbut Rion. Rion telungkup, ia menatap Sam yang ada di layar bawahnya.

"Yayaaa ... bokbok ...."

Sam tersenyum. "Ya udah bobok aja, ayah ceritain terus nanti embul bobok ya?"

Anggukan Rion membuat Sam mulai bercerita. Dyba berbaring menyamping, tangannya mengusap-usap punggung Rion agar putranya itu cepat terlelap.

Rion meletakkan kepalanya di atas layar ponsel. Kamera Sam di sana dipenuhi dengan pipi embul milik Rion.

"Sayangnya ayah bobok ....
Oh Rion bobok ....
Kalau tidak bobok entar digigit macan ...."

Dyba menahan tawanya, Sam kalau menyanyikan lagu sebelum tidur pasti liriknya tidak pernah benar.

"Pipi bulet kayak bakpao, siapa lagi kalau bukan embul. Selamat bobok anaknya ayah, baik-baik di rumah jangan nyusahin bunda. Ayah kerja dulu sayang. Dy, aku matiin telponnya ya. Assalamu'alaikum sayang-sayangnya Sam."

***

Dyba menarik nafas panjang, ia berjalan mengendap-endap ke arah Sam yang sedang memasak mie.

Sudah lima hari ini mendiami Sam, jadi ia pikir mungkin sudah waktunya untuk memaafkan lelaki itu. Jam sudah menujukkan pukul dua malam, tetapi Dyba tau Sam baru saja pulang kerja. Saat Dyba mendiami Sam, Sam sengaja pulang larut. Untuk apa pulang cepat kalau Dyba hanya bicara seperlunya dan wanita itu tidak bisa disentuhnya?

"Anjing!" Sam tersentak saat ada tangan yang langsung melingkar di pinggangnya.

Dyba menjinjitkan kakinya, berbisik tepat di telinga Sam. "Ngomong apa kamu?"

Sam menghela nafas panjang dan lega, ia kira penghuni lain dari alam gaib rumahnya ada yang menyukainya sampai memeluknya seperti ini.

Satu tangan Sam mengaduk mie dan satu tangan lainnya memegang tangan Dyba. Jarinya mengelus-elus cincin yang melingkar di jari manis Dyba. "Kenapa kebangun, hmm?"

"Maaf ya udah cuekin kamu lima hari ini."

Sam tersenyum, seketika beban di hatinya langsung terangkat mendengar suara halus itu lagi. Sam mematikan kompornya, membiarkan mie nya masih di sana.

Sam membalikkan badannya, tetapi ia tetap mempertahankan agar tangan Dyba tidak terlepas dari pinggangnya. Saat tubuhnya sudah terbalik sempurna, Sam tersenyum saat melihat bibir pink milik Dyba sudah tersenyum manis.

Tangan Sam terangkat menyentuh punggung Dyba. "Aku yang minta maaf sayang."

Dyba mengangguk. "Iya, udah aku maafin kok. Maaf aku cuekin kamu, aku kayak gitu biar kamu ngerasa, biar kamu gak bakalan ngulangin kesalahan kamu lagi."

Sam mendekatkan tubuhnya, memeluk tubuh Dyba yang hanya berlapis kemeja putih miliknya. "Gak bakalan, aku gak bakalan lagi sayang. Sumpah, janji, I promise gak bakalan kayak gitu lagi. Cukup aku kehilangan Adyba nya Samudera lima hari ini, jangan pernah lagi."

Dyba menghirup wangi tubuh Sam. Dada Sam di depannya yang shirtless membuat aroma tubuh Sam semakin menusuk penciumannya. "Aku pegang janji kamu," gumam Dyba.

Sam melepas pelukannya, jari telunjuk kanannya mengangkat dagu Dyba. "Can i kiss you? I miss you so much."

Dyba tersenyum, ia mengalungkan tangannya di leher Sam. "Sure."

Sam menarik nafas panjang sebelum mendekatkan bibirnya dengan bibir Dyba. Saat bibirnya sudah menyentuh bibir Dyba, ahh kekenyalan bibir Dyba akhirnya dapat ia rasakan lagi.

Tangan Sam naik ke tengkuk Dyba, menekan tengkuk itu agar ciuman mereka semakin dalam. Jelas di sini siapa yang terlihat agresif.

Sam mengangkat Dyba ke gendongannya dan Dyba langsung melingkarkan kakinya di pinggang Sam. Sam berjalan perlahan ke arah pantry, mendudukkan Dyba di sana tanpa melepas ciuman mereka.

"Dy, nanti kecebong aku boleh keluar di tempat anget-anget kamu?"

Biarkan mie yang tadi dimasaknya menjadi bubur di atas panci, yang penting saat ini burung dan kecebong nya dapat keluar dengan nyaman.

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁'◡'❁)

Jangan lupa vote dan comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, dan comment cerita ku ♡♡

24 Januari 2021







Continue Reading

You'll Also Like

83.2K 3K 48
"Pernikahan ini harus di rahasiakan. Jangan sampai teman-teman sekolah tahu kalo enggak lo tidur di luar selama setahun. Ngerti?!" Moana menggertak E...
122K 10.2K 34
SEQUEL "ZILLO" Tentang Cinta Pertama yang tak pernah usai, tak mau terbagi, tak mau di lupakan, dan tak mau di tinggalkan. || Di sarankan untuk me...
213K 19.4K 75
"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tu...
760K 36.4K 63
[LEBIH AFDOL, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA BRO] Beyca kira rencana yang ia buat untuk mengikat Alzaska berhasil sesuai harapannya, tapi ternyata ha...