Guns & Yuta ✓

By intoyourlove

1.1M 196K 121K

Haruma Rui tanpa sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Semua menjadi semakin gila disaat Yu... More

Trailer
Prologue
1. What Say You
2. Authority
3. A Gun
4. Have A Sweet Dream
6. Love Doesn't Hurt
7. Fuck You!
8. All Right, Lion
9. I Saved You
10. I'll Try
11. Lied
12. The Truth
13. Done
14. Always
15. Heaven on Earth
16. Frightened
17. I Love You
18. Sunshine
19. Reputation
20. Look After You
21. Truly Yours
22. And I'll Win
23. Your Game
24. God
25. Too Much
26. The Hell
27. Let's Break His Throne
28. Burn Him
29. Key
30. She's Dead
31. Ciao, Amore
32. Deadly
33. Here
34. Evilest Evil of All Time
35. Guns and Yuta
Epilogue

5. High

32.5K 6.3K 4.1K
By intoyourlove

"Cheers!!!"

Ting!

Kita semua neguk alkohol bersamaan setelah kita ngedentingin bibir gelas dan ketawa-tawa karna udah setengah mabuk, bukan setengah lagi tapi gue emang udah nyaris mabuk.

Malam ini gue ke bar bareng Nako, Giselle, Hitomi, dan Remi, tanpa sepengetahuan Yoshi alias pacar gue gak tau kalo gue lagi mabuk-mabukan. Sebenernya ini ide Giselle, tiba-tiba aja dia ngajak kita ke bar. Mereka tuh emang temen sekelas gue yang sebelas dua belas sama cucu-nya Lucifer.

Kita duduk di meja bundar yang lumayan besar, gue duduk di sebelah Giselle dan Remi, berhadapan sama Nako dan Hitomi.

"Eh lo tau gak sebenernya gue yang nyembunyiin flashdisk-nya pak Kenta supaya dia gak jadi presentasi kemaren!" kata Giselle dengan bahagianya.

"Gila lo!" umpat Nako. "Kalo ketauan apa gak anjlok kewarganegaraan lo!"

Jadi pak Kenta tuh dosen kewarganegaraan dan terkenal pelit nilai. Dari semua anak kelas, emang Giselle yang punya dendam berat sama dia, sekali itu nilainya pernah D cuma karna dia telat 20 menit buat ngumpul tugas.

Giselle ngibasin tangannya di depan wajah, tanda ngeremehin. "Ah persetanan sama nilai gue! Kenta is an ass!" katanya.

"Rui lo kenapa udah kelihatan beler gitu sih? Baru juga 6 gelas!" tegur Remi karna ngelihat gue udah setengah high.

Gue emang gak terlalu bisa minum banyak karna gampang mabuk. Ntar kalo gue mabuk kelakuan gue beneran udah kayak orang gila lepas, it happened once waktu gue pertama kali mabuk karna ngerayain kelegalan umur gue.

Lo tau? Saking mabuknya, waktu itu gue sampai tidur di rumput depan rumah kedua sambil nutup wajah pake blazer, paginya gue ditemuin sama tante Yura ㅡmaid di rumah Yuta, dan dia ngira gue mayat hasil pembunuhan.

"Rui!" tegur Hitomi karna gue cuma mainin bibir gelas pake jari telunjuk.

Gue ngangkat pandangan dan natap mereka semua yang lagi fokus ke gue. Mata gue udah sayu banget, kayak jiwa gue udah hilang entah kemana.

"Gue setengah mabuk..." kata gue dengan suara kecil.

"Ah! Baru setengah!" kata Giselle, dia langsung nuangin alkohol ke gelas gue. "Tambah lagi!" katanya sambil ngedentingin botol alkohol sama gelas gue.

Gue ketawa dan neguk alkohol yang Giselle tuangin bersamaan sama dia yang neguk alkohol langsung dari botolnya.

"Eerggh!" erang gue.

"You guys need to stop." komentar Hitomi.

Giselle berdecak sambil ngegelengin kepalanya. "Nah nah," elaknya. Tiba-tiba dia narik tangan gue, ngajak gue naik ke atas meja.

Gue nurut aja karna pikiran gue udah melayang tinggi gak tau kemana.

"Let's dance Rui! Show them your pretty ass!" serunya sambil joget sensual ngikutin lagu Say My Name versi remix yang diputar keras di dalam bar.

"Guys!" seru Nako.

"Well fuck!" seru gue karna ngerasa tertantang. Serius, gue mabuk berat.

Gue ikutan joget sensual diatas meja bareng Giselle, gue bahkan nge-twerking butt gue, bener-bener gak terkendali. Kita sukses jadi pusat perhatian, orang-orang nyorakin kita berdua.

Giselle numpahin alkoholnya ke atas kepala gue dan kepalanya, ngebuat kita basah kuyup. Kita ketawa gila setelah itu dan makin semangat joget sambil ngegoyangin butt dan tits kita. Kita lebih dari sekedar gila.

"We're gonna rock this night bitches!" seru gue dan Giselle barengan.

"Guys oh my god!" seru Remi.

"For fuck's sake!" umpat Hitomi sebelum dia ikut naik ke atas meja bar dan keikut joget gila bareng gue dan Giselle.

Nako mijit pelipisnya karna pusing ngelihat temen-temennya yang kesurupan stripper.

"I'm calling the ambulance." nyerah Remi.

•••••

"It's a pleasure to work with you, Mr. Nakamoto."

Yuta tersenyum tipis, menanggapi jabatan tangan dan pujian yang baru saja dilontarkan rekan kerjanya itu. Mereka baru saja keluar dari ruang VIP salah satu bar untuk membicarakan bisnis.

Setelah berjaba tangan, rekan kerjanya itu langsung pergi bersama anak buahnya, menyisakan Yuta dan kedua anak buahnya.

"Kita pulang." perintahnya, setelah kepergian rekan kerjanya.

"Baik pak."

Yuta melangkah, hendak turun ke lantai satu karena ruang VIP bar ada di lantai dua. Di belakangnya ia diikuti oleh anak buahnya itu.

Kakinya melangkah menuruni anak tangga, tapi langkahnya terhenti tepat di pertengahan tangga. Fokus Yuta tertancap ke sebuah spot, ia menyatukan alisnya, membuat kedua anak buahnya ikut fokus ke spot yang Yuta tatap sebegitu seriusnya.

Tunggu, apa itu Rui?

Otak Yuta seperti berputar keras disaat ia melihat 3 orang gadis sedang berjoget heboh diatas meja, dan salah satu dari ke 3 gadis-gadis itu adalah Rui.

Mereka menari begitu sensual, bahkan Rui berlutut sambil mengibaskan rambutnya dan menyentuh lehernya penuh kesensualan. Jelas saja mereka menjadi pusat tontonan.

Yuta seperti tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Alisnya tidak bisa berhenti menyatu. She's wilder than he thought.

"Is that Rui?" tanya Yuta ke anak buahnya tanpa mengalihkan pandangan dari Rui.

"Eum... Sepertinya iya pak." jawab salah satu anak buahnya.

"Jesus Christ."

Yuta langsung melangkah menuruni anak tangga dan berjalan ke arah Rui dengan tatapan pastinya, untuk apalagi kalau bukan untuk menyeret gadis itu pulang. Entah apa yang menelusup masuk ke pikiran Yuta, tapi ia benar-benar tidak suka jika Rui menjadi pusat tontonan seperti itu. She's too wild!

Tanpa banyak bicara dan basa-basi, Yuta langsung mengangkat badan Rui dan meletakan gadis itu di bahunya seperti karung beras sesaat setelah ia sampai di meja tempat Rui kerasukan mahkluk halus.

"Excuse me?!" protes Giselle karna Yuta tiba-tiba menghentikan aksi temannya.

Kepala Rui menggantung dibelakang badan Yuta dan dia teriak, memberontak sambil memukul butt dan punggung Yuta.

"Pardon me! But she's my friend, gentleman!" kesal Nako, ia berdiri dari kursinya dan hendak menarik Rui tapi gagal karna anak buah Yuta siap menyengatnya.

Dengan santainya Yuta membawa Rui keluar dari bar dengan posisi seperti itu. Tidak peduli jika semua mata tertuju ke arahnya.

"Rui!!!" teriak teman-temannya dan itu sama sekali tidak menghentikan langkah Yuta.

"Turunin!!!!" brontak Rui sambil memukul punggung Yuta.

"Enough, Ms. Wild. I'm gonna take you home." ucap Yuta.

Rui mengerang dan langsung meremas kedua butt Yuta. "Fuck you!" umpatnya kemudian.

Yuta memejamkan matanya dan menghela nafas, menyabarkan diri dalam menghadapi gadis itu. Ia melangkah di koridor bar, kodidor yang mengarah ke pintu keluar.

Lagi-lagi Rui meremas kedua butt Yuta, kali ini bukan karna ia kesal. "Oh? You have a very hard butt, Sir." komentarnya.

"Stop it, Rui."

Rui sama sekali tidak mendengarkan perkataan Yuta, ia tetap mengacak-acak butt milik Yuta sambil sesekali tertawa kecil.

"Miss Haruma, i warn you." tekan Yuta sekali lagi.

"What if i dont want to stop?"

Secepat kilat Yuta langsung menurunkan Rui dari bahunya dan memojokan punggung Rui dengan tembok koridor, mengunci gadis mabuk itu.

Yuta menatap kedua mata Rui dengan alis yang menyatu dan nafasnya yang sedikit menggebu. Bukannya ketakutan Rui justru tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya di leher Yuta.

"Don't try me, Rui." peringatan Yuta.

Tidak ada sedikitpun sorot takut yang terlihat di mata Rui. Justru ia seperti menggoda Yuta dengan tatapan dan senyuman liciknya itu.

Sebelah tangan Rui yang melingkar di leher Yuta perlahan-lahan turun ke dada Yuta dan mengelus-elus bagian tubuh Yuta itu.

Nafas Yuta semakin menggebu. Shit, he's nearly turn on. Ditambah Rui yang mendekatkan wajahnya ke leher Yuta hanya untuk mengendus wangi perfume pria bermarga Nakamoto itu.

"But i wanna try you." ucap Rui dengan suara kecil dan nada seductive.

Yuta langsung mengunci kedua tangan Rui diatas kepala wanita itu, membuat senyuman licik Rui semakin melebar. "You really wanna see me be rough, don't you?" ancam Yuta sekali lagi.

"Yes, daddy."

Shit, Rui benar-benar membuatnya gila. Sangat sulit baginya untuk mengendalikan diri. He really wants to drag Rui to his room and fuck her until she screams for stop.

Tidak, itu gila. Yuta langsung melepas tangan Rui dan mundur beberapa langkah sebelum ia menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengembalikan kejernihan pikirannya.

"Bawa dia." perintah Yuta kepada anak buahnya sementara ia langsung berjalan meninggalkan Rui.

Ia bisa kelepasan jika Rui terus-terusan menggodanya seperti itu. And that's not gonna end well.

•••••

"Astagah!"

Gue yang masih tidur cuma mengerang kecil dan balik badan saat ngedenger suara yang menggangu indera gue.

Tuk!

"Ssh!" ringis gue waktu ngerasa kepala gue kepetok sesuatu.

"Excuse me!" suara orang itu lagi.

Perlahan-lahan gue ngebuka mata dan ngelihat sosok Yuta lagi berdiri keheranan merhatiin gue. Awalnya gue masih gak sadar, tapi setelah gue ngerasa badan gue kedinginan, gue baru sadar kalo ternyata gue tidur di bath tub kamar mandi.

"For the sake of Christ!" sebut gue, langsung terduduk kaget.

"Saya mindahin kamu ke kamar kamu tadi malam, kenapa malah di sini?!" kaget Yuta.

Gue langsung nyilangin tangan di depan dada dan panik bukan main karna gue ada di kamar mandi Yuta, bukan di kamar mandi gue.

Yuta ngapain gue tadi malam?! Kenapa gue bisa di sini?! What happened?!

"Kamu ngapain!!!" emosi gue.

"Pardon?" gak terimanya. "You're in my bathroom, Miss Haruma. Saya yang seharusnya nanya itu ke kamu."

Tiba-tiba gue teriak. "TOLONG!!!" teriak panik gue, ngerasa kalo Yuta ngapa-ngapain gue. "TOLONG PLEASE!!! NINE ONE ONE!!! AMBULANCE PLEASE!!! PAK POLISI!!!"

"Rui, calm your ass down!" Yuta ikutan panik karna gue kesetanan.

"HELP!!! ANYONE HELP ME PLEASE!!!"

"RUI!!"

"DAMKAR!!! PUSKESMAS!!!" panik gue beneran gak tau deh apa yang gue bicarain pokoknya beneran panik butuh bantuan siapa aja lah.

Yuta langsung duduk di ujung bath up dan ngebekep mulut gue pake tangannya. "Diam atau saya sobek baju kamu." ancamnya.

Gue melotot ketakutan tapi gue langsung diem karna beneran takut sama ancaman Yuta. Meninggal aja kalo dia beneran nyobek baju gue.

"Saya lepas tapi jangan teriak." instruksinya.

Gue ngangguk kaku karna ketakutan. Yuta ngelepas bekepannya, tapi namanya juga gue pembohong jadi gue teriak lagi.

"AAAAAAAAㅡ"

Lagi-lagi Yuta ngebekep mulut gue. "What did i say about shutting your mouth?!" kesalnya.

Gue ngangguk paham dan nunjukin kedua jari tanda sumpah. Tapi Yuta kelihatan gak percaya sama gue.

"Kamu mabuk di bar semalam, ingat?" ceritanya. "Saya ngebawa kamu pulang karna kebetulan saya ada di bar yang sama. You were dancing like crazy so i took you home. Sangat jelas tadi malam saya nyuruh anak buah saya untuk ngebawa kamu ke kamarmu. Dan di pagi hari ini kamu ngagetin saya karna tiba-tiba ada di kamar mandi saya, teriak-teriak seolah saya adalah pencopet! I don't understand!" jelas Yuta dibaringi sedikit kekesalan.

"Ahsjksbldoo?" gumam gue karna Yuta masih ngebekep mulut gue.

"Saya lepas, tapi jangan teriak."

Gue ngangguk dan setelah itu Yuta ngelepas tangannya. Gue natap dia, oke enggak, gue gak mau teriak daripada Yuta beneran nyobek baju gue.

"Did i get drunk last night?" tanya gue sambil natap dia.

Yuta menghela nafasnya. "You better not remember that one. Saya jamin kamu bakal nyesal kalo ngingat itu."

To Be Continued...

Continue Reading

You'll Also Like

325K 28.8K 32
COMPLETED. Ini adalah Anugrah yang Tuhan berikan kepada masing-masing mereka. Anugrah yang baik atau buruk kah semua ini? Hanya mereka yang mengetahu...
492K 5.2K 87
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
11.2K 2.4K 38
[R14+] Alaskaa Ayyuvi Assegaf menyukai hujan, sama banyaknya seperti dia menyukai Langit Anara Putra. Tapi dia justru membuat Alaskaa seperti hujan...
868K 101K 62
[COMPLETED] "Let's stop seeing and texting each other... and if by chance we met in the street, let's pretend like we didn't know each other." Start...