Ketua BEM and His Secret Wife

By La_Shaleta

19M 1.4M 153K

Cerita ini tentang kehidupan pernikahan Reynand Malik Narendra Presiden Mahasiswa Liberty University dan Isab... More

Prolog
[1] Gue first kiss lo
Peraturan
[3] Satu Ruangan Bersama
[4] Secret
[5] Gue Imamin
[6] Takut
[7] Let Me Kiss U
[8] Unboxing Lo
[9] Perhatian
[10] Demo
[11] Ditahan
[12] Diinterogasi
[13] Jangan Bentak Aku
[14] Memeluk mu sepanjang malam
[15] Kepo
[16] Cemburu
[17] Hot Wife
[18] Ke rumah Oma
[19] Panas...
[20] Bella sayang Rey
[21] Cantik...
[22] Rey Gombal
[25] Manja ya sekarang...
[24] Aku mau itu...
[25] Nganterin Bella
[26] Pengakuan
[27] Sayang...
[28] Sekali lagi...
[30] Khawatir...
[31] Strong Girl
[32] Mata-mata
[33] Kekuatan Cinta Rey&Bella
[34] Jebakan...
[35] Partner
[36] Penyelidikan
[37] Bukti
[38] Aw Melting
[39] Daddy maaf...
[40] Aku Kangen Kamu
Info GC WA 2
Sequel
PERBEDAAN WP DAN NOVEL
Vote Cover (Gumush Serius deh)
Group Chat Keluarga Sejahtera
PRE-ORDER 1
PRE-ORDER KE-2 dan bonus part

[29] Aku mencintai mu

309K 26.4K 2.5K
By La_Shaleta

Sore ini Kevin mengajak Bella bertemu dengan Puspita.

"Aku gak mau tau pokoknya mama harus baik sama Bella."

Puspita terkekeh, ini pertama kalinya Kevin mengenalkan cewek padanya, sampai meminta bertemu segala.

"Tapi mama tetap objektif kalau designya jelek ya mama bilang jelek."

"Iya, tapi ngomong jeleknya yang halus dong, Ma."

"Gak janji."

"Mama, please. Bella sangat penting buat Kevin."

Puspita menggeleng. Sudah lama dia tidak melihat putranya merengek seperti ini. Dia jadi penasaran sosok Bella seperti apa.

"Permisi."

Kevin dan Puspita menoleh ke sumber suara.

"Bella. Duduk Bel," Kevin mempersilakan Bella duduk.

Ah ternyata cantik, pantas putranya suka.

"Bella. Senang betemu dengan kamu."

"Iya, Tante, saya juga seneng, terima kasih sudah meluangkan waktu bertemu dengan saya," Bella benar-benar gugup sekarang. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bertemu dengan designer favoritenya.

"Boleh saya liat design kamu."

"Boleh, Tante, silakan."

Bella memberikan buku design-nya kepada Puspita. Awalnya Puspita tak berekspetasi tinggi dengan karya Bella. Ternyata... Wow.

"Baik, akan saya pertimbangkan," Puspita membawa buku rancangan Bella, "Saya masih ada urusan lain, sampai bertemu lagi."

"Terima kasih banyak, Tante."

Setelah kepergian Puspita, Bella langsung berjingkrak-jingkrak. Beberapa pengujung sampai menoleh ke arahnya. Begitu sadar diperhatikan Bella langsung berhenti. Dia tersenyum canggung pada mereka, lalu merapikan baju dan duduk kembali.

"Duh malu-maluin ya."

Kevin menggeleng, "Wajar kok, kalau gue ketemu idola gue, gue pasti seneng."

"Eh gue belum minta foto lagi. Duhh."

"Lain kali masih bisa bertemu kok."

Kevin dan Bella pun lanjut mengobrol. Bella berbicara banyak hal tentang design. Sedangkan Kevin hanya mendengarkan sambil memperhatikan gadis cantik ini.

"Vin, gue harus pulang sekarang. Udah malem ini."

"Gue antar."

"Gak usah."

"Gapapa ayo."

Tak lama mereka pun sampai di basemant apartemen Bella.

"Kenapa masuk sampe ke parkiran. Harusnya tadi gue turun di depan aja."

"Gapapa."

"Makasih ya," Bella turun dari mobil dan Kevin juga ikut turun.

"Kenapa turun?"

Kevin berjalan mendekati Bella hingga berdiri tepat di depannya.

"Ada yang mau lo tanyain?" tanya Bella.

"Gak ada. Gue cuma mau ngomong. Thanks lo udah nemenin gue."

"Gue kali yang harus bilang makasih, lo yang selalu nemenin gue. Lo juga ngenalin gue sama Tante Puspita. Yaampun Vin itu impian gue--"

Cup...

Bella membatu saat tiba-tiba Kevin mencium pipinya.

"Gue pulang."

Belum sempat Bella mengatakan apapun Kevin langsung lari masuk ke dalam mobil dan pergi.

Mungkin adegan ini akan jadi adegan romantis dimana seorang cowok mencium cewek yang dia suka, pasti bikin greget. Tapi masalahnya di sini si cewek sudah ada yang punya. Jadi lebih baik sebelum menyentuh seseorang, izin terlebih dahulu.

"Rey..." lirih Bella menyebut nama suaminya dengan rasa bersalah.

Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Berharap gak ada yang liat. Setelah dirasa aman dia langsung masuk ke gedung.

Dan tanpa dia sadari dibalik pilar, seseorang memperhatikannya. Febby dan Rey. Tadi Febby baru saja selesai rapat dengan Rey membahas seminar penyuluhan anti narkoba. Iya, Febby ketua organisasi anti narkoba. Terus saat pulang Febby ikut Rey katanya mau bertemu Bella.

"Kenapa lo nahan gue, gue mau hajar cowok sialan itu."

Rey masih ingin mengejar Bella, tapi Febby menahan tangannya, "Jangan Rey lo lagi emosi. Lo harus redain dulu. Ayo ikut gue. Gue akan bantu lo redain emosi lo."

Febby mengajak Rey masuk ke mobilnya.

Senyuman Febby mengembang. Dalam hati, dia sudah menyiapkan rencana spesial untuk Rey. Dan nanti akan jadi kejutan untuk Bella.

Namun tiba-tiba Rey menghentikan langkah.

"Kenapa Rey?"

"Gue gak akan lari," Rey menatap Febby, "Gue kenal Bella. Dia gak mungkin ada main di belakang gue."

"Tapi Rey--"

"Gue duluan ya."

Rey berlari masuk ke dalam gedung. Saat Rey tak terlihat, Febby langsung mengumpat dan menyumpah serapi siapapun yang ada di parkiran. Beberapa orang yang lewat merasa takut dan mengira Febby orang gila.

##
.
.

"Bella..."

Rey membuka pintu kamar, namun Bella tidak ada. Ternyata dia sedang memasak.

Rey ingin menemui Bella. Tapi dia urungkan. Dia menyandarkan punggungnya di sofa.

Saat menutup mata, dia kembali mengingat kejadian tadi, saat cowok sialan itu mencium Bella. Yang biasanya Bella hanya dipandang cowok saja Rey sangat marah, apalagi sekarang Rey melihat Bella dicium, jadi bisa bayangin gimana marahnya Rey saat ini.

"Rey udah pulang?"

Rey menegakkan tubuhnya, "Bella sini..."

Bella melepas apron, ingin duduk di samping Rey, tapi Rey justru menariknya duduk dipangkuannya.

"I love you," Rey memeluk Bella dengan erat.

Suara Rey terdengar berat dan entah mengapa tiba-tiba dada Bella jadi sesak.

Seketika itu air mata Bella menetes, "Aku juga mencintai kamu Rey."

Rey melepas pelukannya, "Kenapa nangis?"

Bukannya menjawab, air mata Bella justru semakin deras. Dia merasa bersalah karena kejadian tadi.

"Aku mau jujur tadi... Hiks, teman aku cium pipi aku. Maaf Rey aku gak tau kalau dia mau cium aku. Maaf... Tolong jangan berpikir yang macam-macam. Aku gak mungkin ada main di belakang kamu. Aku cuma sayang kamu Rey."

"Sstt iya aku percaya, udah jangan nangis."

Bella memeluk Rey lagi. Tadi dia sangat takut kalau Rey marah dan salah paham. Lalu Bella pun cerita tentang Kevin dan soal fashion show itu. Bella menyakinkan Rey sekali lagi kalau mereka tidak ada hubungan apa-apa. Untungnya Rey mau mendengarkan penjelasannya dulu.

##
.

Setelah membersihkan diri dan makan, sekarang Rey dan Bella duduk di karpet bersandar di tepi ranjang menghadap ke balkon yang mereka biarkan terbuka. Tak ada pembicaraan antara keduanya. Mereka sama-sama diam menikmati sang rembulan malam.

Kejadian tadi cukup mempengaruhi pikiran mereka. Karena itu mereka butuh waktu untuk merenung. Merenungi kesalahan mereka masing-masing.

Pernikahan diusia muda rentan akan masalah. Hal ini disebabkan emosi yang masih labil, pola pikir yang belum matang, kegoisan yang masih tinggi dan keinginan untuk bebas. Tak sedikit diluar sana banyak yang memilih untuk bercerai karena tidak bisa mengatasi masalah dalam rumah tangga.

"Sayang..."

Bella menoleh, memandangi wajah suaminya yang kini menatapnya teduh.

"Sini... Jangan jauh-jauh."

Bella pun menggeser tubuhnya mendepat pada Rey. Rey merentangkan tangan dan merangkul pundak sang istri. Satu kecupan lembut dia sematkan di dahi Bella.

"Aku takut," lirik Bella dengan mata berkaca-kaca. Rasa cintanya yang semakin besar membuat Bella semakin takut kehilangan Rey.

"Takut kenapa?"

"Banyak," Bella melingkarkan tangan dan memeluk suaminya erat. Salah satu yang Bella takutkan adalah perpisahan. Sungguh memikirkannya saja membuat hati Bella sakit.

Tanpa Rey bertanya pun dia mengerti kekhawatiran Bella, karena dia sendiri pun memikirkan itu. Perpisahan. Rey tidak akan membiarkan itu terjadi. Apapun akan dia lakukan untuk mempertahankan pernikahannya.

"Apapun yang kamu takutin sekarang, akan aku pastikan itu gak akan terjadi. Kamu bisa pegang janjiku Bella."

Bella mengangguk, "Aku mau janji juga."

Rey tersenyum, "Janji apa sayang..." tangannya terulur dan mengusap pipi Bella. Karena gemas Rey pun menunduk dan mengusapkan dahinya dirambut Bella. Bella mendorong kepala suaminya itu menjauh.

"Aku lagi serius," Bella menegakkan tubuhnya. Menatap sebal Rey.

"Yaudah iya lagi serius. Mau ngomong apa tadi..." Rey menarik Bella hingga Bella tiduran dipangkuannya. Saat itu, saat mata mereka bertemu detak jantung mereka berdetak kencang. Detak itu mengisyaratkan rasa cinta dihati mereka.

"Mau janji apa?" Rey menoleh hidung Bella, lalu dia meletakkan tangan diperut Bella. Bella pun mengusap lengan Rey.

"Janji jadi istri yang baik."

"Terus."

"Janji bakal nuruti kata suami."

"Terus."

"Janji... Apalagi ya? Pokoknya aku akan berusaha jadi lebih baik buat kamu."

Rey tersenyum, lalu dia menunduk dan mencium hidung Bella, "Pengen gigit rasanya."

"Nanti aku gak punya hidung."

Rey tertawa, "Udah malem, Bella tidur ya, anak kecil gak boleh banyak bergadang."

"Jangan panggil aku anak kecil Om," Bella menirukan logat shiva di-ANTV.

"Kok Om sih, paman tau."

"Oh udah ganti."

Rey tertawa lagi, "Udah ah ayo tidur..."







.

.

.

##
Kepercayaan dalam sebuah hubungan itu penting.
Aku harap suamiku kelak percaya padaku seperti Rey percaya pada Bella.

Continue Reading

You'll Also Like

32.7K 621 4
Publish ulang revisi nyusul So? Beda sama yang diasli ya😉 Beda dikit kok😅😅 Katanya dia Badgirl, kok nggak pernah kena SP? Katanya dia polos? Kok j...
3.2M 24.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
3.4K 632 46
•happy reading gays! •share ke temen-temen kalian yaaa cerita aku!✨ •support trus aku,dan pantau terus cerita JADI MILIKKU SLAMANYA inii!!!✨ •jangan...
14.8M 340K 30
DITERBITKAN OLEH RDM PUBLISHERS SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA ***** "Menikahlah denganku Stella Caelan. Aku akan memberikan apapun yang kau mau." Alexan...