[°18] 🔞

12.6K 1.5K 434
                                    

Di kediaman keluarga Nakamoto, Guanlin tengah sibuk mengotak-atik komputer di hadapannya. Jari jemarinya dengan gesit menyentuh papan keyboard tanpa kesalahan. Kalian berfikir Guanlin sedang melacak? Nope. Pada kebenarannya, Guanlin sedang asyik bermain game masak-masakan.

Daniel sendiri merasa frustasi melihat tingkah konyol Guanlin. Menyesal telah mempercayakan anak itu jika dia bisa membantu menemukan Renjun dalam waktu dekat, nyatanya sudah terhitung beberapa hari bahkan minggu tidak ada tanda-tanda keberadaan Renjun di temukan.

"Kalau seperti ini terus Renjun bisa mati konyol disana," ujar Daniel menyindir bocah yang ada di sampingnya.

Bukan merasa bersalah, justru bocah tersebut ribut sendiri meski mendengarnya ikut merasa kesal. Kapan Daniel akan memandang salut padanya? Menyebalkan.

Tengah asyik bermain, seketika pandangannya buyar dan kepalanya terasa berat juga pening. Telinganya mendengar suara tangisan seperti tangisan seseorang tengah disiksa habis. Guanlin kenal siapa dia. Pandangannya tak mungkin salah.

Meremat mose mencoba menghilangkan suara tangisan Renjun dari pendengarannya, Guanlin tidak ingin ada yang tau soal kelebihannya.

Guanlin. Anak paling beruntung dari miliaran anak di dunia. Memiliki kelebihan bisa mendengar suara seseorang yang ia cintai dari jarak sejauh apapun dan dapat melihat gambaran sedang apa seseorang yang ia ingin lihat.

Itu sebabnya Guanlin dapat melakukan hal diluar kemampuan manusia pada umumnya. Ya, contoh saja soal mobil robot itu.

"Guanlin? Kau kenapa?" Daniel bertanya tersirat rasa khawatir. Walau kesal, tetap saja ada rasa kepedulian kepada bocah itu. Jika boleh jujur pun, Daniel sudah menganggap Guanlin seperti saudara kandung sendiri. Menyusahkan sedikit bukan masalah.

Menapa suara tangisan Renjun tidak berhenti? Kenapa Renjun berteriak minta tolong? Dan.. Siapa lelaki itu? Dia— bukan lelaki yang dicintai oleh Renjun. Guanlin tahu itu.

"Argh!!" Guanlin berusaha menghilangkan penglihatan itu, tidak kuat kalau terus melihat gambaran tak menyenangkan tersebut. Melihatnya, sama saja menyiksa diri sendiri melalui Renjun.

Siapa lelaki itu? Menapa dia menyiksa Renjun? Apa motif dia melakukan itu semua?!

.. Lalu, dimana lelaki yang biasa Renjun panggil daddy?

Apa dia tidak lagi peduli dengan Renjun?

Selesai ribut dengan pemikirannya sendiri, tak lama Yuta dan Winwin datang begitu mendengar teriakan Guanlin dari luar ruangan. Ah, akhir-akhir ini Guanlin dan Daniel sengaja menginap di rumah Yuta, jaga-jaga jika terjadi sesuatu kesulitan. Komputer yang di pakai Guanlin pun milik Yuta yang lama tidak digunakan.

Daripada dibiarkan menjadi bangkai, lebih baik ia berikan pada bocah itu.

Alasa mengapa Guanlin selalu diam seakan tidak mengetahui kejadian apa yang selama ini telah terjadi pada lelaki mungil itu dan selalu mengatakan Renjun pasti akan segera di temukan karena dari gambaran yang ia lihat Renjun bahagia, meski sedikit drama karena masa lalu dari lelaki yang kini sudah menjadi suaminya itu.

Nampak nya sudah cukup. Ini sudah berlebihan. Renjun tersiksa. Tersakiti. Guanlin ingin membawa Renjun pergi.

"Aku harus pergi." Guanlin mengambil kunci mobil milik Daniel dan mendahuluinya. Daniel, Yuta, dan Winwin hanya diam tak berkutik. Tidak bisa mengelak jika Guanlin sudah seperti ini, tidak mungkin ia berbohong seperti biasanya. Pasti sesuatu terjadi. Terlihat dari wajah khawatirnya.

 Terlihat dari wajah khawatirnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MAFIA [DoyRen] ✓Where stories live. Discover now