[°17]

11.1K 1.5K 269
                                    

Malam-malam lepas hujan begini Doyoung meminta Renjun untuk bersiap. Untuk apa pula? Memangnya Doyoung benar-benar sudah merasa pulih? Jika di perhatikan sejak siang tadi—memang terlihat biasa-biasa saja, tidak lemas seperti orang sakit pada umumnya. Tetapi apa mungkin demam secepat itu mereda?

Atau, pengaruh karena Doyoung seorang mafia? Eh?

"Dad, memang kita ingin pergi kemana?"

"Jalan—jalan saja, bosan," sahut Doyoung ber-aura dingin.

Sudah di ingatkan bukan? Pada dasarnya sifat Doyoung sangat sulit untuk dihilangkan. Huft, nasib sekali mencintai sebuah kulkas berjalan.

"Kenapa tidak mengajak Yangyang?" tanya Renjun lagi.

"Aku hanya ingin berdua denganmu."

Kedua sudut bibir Renjun terangkat membentuk sebuah senyuman menambah kesan manis di wajahnya. Tidak peduli Doyoung berbohong atau tidak, Renjun senang.

"Daddy kenapa menjadi romantis sekali..." goda Renjun cekikikan.

Doyoung tidak peduli ia lebih memilih fokus menyetir. Diam-diam ia tersenyum tipis, sangat tipis.

manik rubah Renjun melirik keluar melalui jendela mobil. Ia terpekik kala melihat sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya.

"DAD BERHENTI!!!!"

CKIITT !

Mobil yang disetir oleh Doyoung direm mendadak  membuat tubuh mereka hampir saja terhuyung ke depan jika saja tidak menggunakan safety belt.

"Astaga kau ini kenapa?! Kita bisa saja kecelakaan kalau kau berteriak seperti tadi!!"

Renjun menghiraukan omelan suaminya. Jari telunjuk mungilnya menunjuk sebuah tempat di pinggir jalan yang begitu ramai. "Injun mau kesitu~" bujuk Renjun manja menggoyangkan lengan Doyoung, tidak lupa dengan wajahnya yang di imut-imutkan.

Doyoung melirik untuk mengetahui tempat apa yang dimaksud oleh Renjun.

"Festival malam? Disana sangat ramai, aku malas."

Renjun mengerucutkan bibirnya. Padahal ia ingin sekali kesana, sudah lama sekali tidak mengunjungi tempat seperti itu. Walaupun ramai setidaknya menyenangkan.

Terakhir kali pergi ke tempat itu mungkin saat ia kecil bersama ayah dan mama nya. Dan itu sudah bertahun-tahun yang lalu! Tentu saja Renjun merindukan tempat itu lagi. Enggan mencari tempat lain sebelum pergi kesana.

Terutama banyak penjual jajanan manis seperti permen kapas, lolipop, dan lainnya. Ughh memikirkannya saja sudah membuat Renjun mengeces.

"Dad~ itu.. mau ituu" Renjun berulah kembali.

"Kau lebih memilih makanan pinggir jalan daripada makanan restauran?"

"Bukan! Memang apa salahnya makan makanan disana? Apa ada pasal tentang orang kaya terutama istri seorang mafia makan di sebuah pinggir jalan yang kotor dan bau, huh? Apa hanya karena makan disana akan menurunkan derajat mu dari seorang mafia, begitu?!" Renjun menyahut tanpa memberi jeda sedetik pun. Rasanya ingin Doyoung sumpal saja mulut kecil itu dengan sesuatu.

"Ya sudah! Kalau begitu Injun pergi sendiri saja!" belum sempat melepas safety belt yang melekat ditubuhnya, Doyoung lebih dulu menahannya.

"Aku ikut. Tunggu biar aku cari tempat parkir dulu." dengan terpaksa Doyoung mengikuti keinginan Renjun.

Festival malam atau sejenis pasar malam. Hahh.. Itu sangat tidak cocok dengannya, seharusnya tempat seperti itu untuk anak-anak bukan pasangan seperti mereka.

MAFIA [DoyRen] ✓Where stories live. Discover now