[°24]

6.6K 867 105
                                    

Haruto menarik Nancy keluar dari ruang UKS ke rooftoop. Sedikit curiga, tidak biasanya seorang Nancy anak dari kepala sekolah yang terkenal kesombongan dan tidak memiliki hati itu rela membantu murid di sekolah. Terlebih lagi murid itu Renjun, pasalnya pernah hari itu Nancy melakukan kesalahan yang sama, membuat Renjun dipermalukan satu sekolah.

"Apa yang kau lakukan pada Renjun?" Haruto bertanya langsung ke inti, tidak ingin membuang waktu.

Nancy menaikkan satu alisnya. "Aku? Kau mengira aku yang membuat Renjun pingsan seperti itu?"

Haruto memutar bola mata jengah. Dasar tukang drama.

"Haruto, kau membela Renjun? Oh? Apa aku bilang? Kau membela Renjun? Astaga, ternyata jalang itu sudah memikat hatimu ya?"

"Jaga ucapanmu Nancy."

Nancy menarik sudut bibirnya membentuk smirk. "Ah sayang sekali kau harus menyukai lelaki yang terlihat polos, tetapi kenyataannya dia adalah seorang jalang diluar sana."

Haruto mengepalkan kedua tangannya. Andai mereka sedang tidak berada di sekolah, sudah Haruto permalukan Nancy di depan banyak orang agar mereka tau seberapa liciknya Nancy.

"Kau." Nancy mendorong Haruto menggunakan jari telunjuk. "Menyukainya, benar? Tidak perlu berbohong, matamu seolah berkata ya."

Nancy mendekatkan wajahnya ke telinga Haruto, kemudian. "Saranku, kau buang perasaanmu sebelum penyesalan tiba," bisik Nancy kembali menjauhkan wajahnya.

Haruto menggeram kesal, mata kecoklatan sedikit memerah menahan emosi.

"KAU!!" Haruto hendak menampar wajah Nancy, namun ia urungkan mengingat yang sedang ia hadapi seorang wanita.

"Apa? Aku salah mengucapkan kalimat atau.. Salah mengatakan kau menyukai seorang jalang?" Nancy tersenyum miring melihat wajah kekesalan Haruto.

Haruto menurunkan tangannya kembali ke samping. Nancy memanh terkenal dengan sikap sesuka hati di sekolah ini, tapi tidak pernah ia lihat Nancy sampai bertindak keterlaluan seperti apa yang dilakukannya me Renjun.

"Haruto yang malang." Nancy berucap sembari merapihkan seragam Haruto.

"Aku harus kembali, aku harus menemani Renjun, kasihan dia sendirian di UKS, sampai jumpa nanti." Nancy melambaikan tangan sebelum akhirnya ia pergi dari rooftoop meninggalkan Haruto dengan kekesalannya sendirian.

———————————————

Doyoung pusing setengah mati sejak tadi. Ia fikir pengirim pesan misterius itu akan berhenti, kenyataannya tidak. Bahkan saat ia sedang dibuat khawatir oleh Renjun, dia masih bisa mengirimkan Doyoung pesan aneh. Yang membuat aneh, si pengirim pesan tau kejadian yang menimpa Renjun.

TING !

Mendapat notif, Doyoung segera mengaktifkan handphone genggam dan melihat pesan apa yang ia terima.

+62*****
Kesayanganmu sedang tidak baik—baik saja, ya? Apa kau turut merasa sakit? Atau justru bahagia?

+62*****
Boleh aku menebak? Sebelum kau datang ke sekolah pasti kau mencari tau siapa aku, benar begitu?
Daripada susah payah kau mencari tau, lebih baik aku sendiri yang memberitahu inisialku.
-J.J

Doyoung menatap bingung layar handphonenya. Sosok misterius itu memberitahu inisial namanya.

"JJ? Jung Jaehyun?" gumam Doyoung setelah berfikir keras siapa dibalik inisial J dan J itu.

Tapi apa mungkin Jaehyun? Jaehyun sedang dipenjara, tidak mungkin Jaehyun bisa mengirim pesan disaat ia sedang di tahan benar? Polisi juga tidak mungkin membiarkan Jaehyun terus keluar hanya sekedar mengirimkan pesan ancaman ke Doyoung.

MAFIA [DoyRen] ✓Where stories live. Discover now