[°1]

47K 4.1K 1.7K
                                    

"Ini, tolong belikan kertas karton berwana hijau gelap dan jangan lupa lem nya," pemuda berambut pink itu mengambil beberapa lembar uang untuk membeli alat keperluannya mengerjakan tugas. Malas sekali ia disuruh beli ini itu sedangkan yang lainnya hanya menumpang nama. Ingin sekali ia adukan pada guru tapi sial nyalinya terlalu kecil.

Pemuda itu menghela nafasnya kasar. "Andai saja aku memiliki nyali yang besar, akan ku adukan mereka semua!"

Temannya yang lebih muda mengusak rambutnya. "Aku pun akan melakukan hal yang sama jika mereka tidak mengancam, sudah beli saja dulu agar tugas kita cepat selesai,"

"Yaya, lihat saja mereka! Akan ku balas suatu saat nanti!" ketusnya pergi meninggalkan temannya yang lebih muda darinya.

"Aiss kau menggemaskan sekali Renjun!" gemasnya melihat bagaimana cara Renjun berjalan dengan menghentakkan kakinya.

Pemuda bersurai pink itu sudah selesai membeli alat keperluan tugasnya, beruntung uang yang diberikan cukup jadi ia tidak perlu mengeluarkan uang saku. Pelit sedikit tidak apa kan? Lagipula uang saku nya hanya tersisa 10k.

Mungkin hari ini kesialan tengah menyerbu hari pemuda manis itu. Berawal dari tadi pagi saat hendak berangkat hampir tertabrak mobil, saat siang di kerjai habis-habisan oleh kating, kerja kelompok hanya ia dan teman satu-satunya yang mengerjakan, dan sekarang? Menyaksikan pembunuhan dengan kepala matanya sendiri! Astaga.

GLEK

Dengan susah payah ia menelan salivanya ketika melihat lelaki tua sudah tidak lagi bernyawa tergeletak di tanah dengan darah yang terus mengalir membasahi dirinya.

Apa yang harus ia lakukan? Lari sekenceng mungkin meninggalkan area ini? Bisa saja kalau kaki nya ini bisa ia gunakan! Tapi kenapa kaki nya ini sangat sulit untuk di gerakkan?!

KREK

Sial. Ia tidak sengaja menginjak sampah botol. Buru-buru ia mengumpat dibalik tembok. Menutup rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Cari sampai dapat, jangan kembali sebelum berhasil menemukannya."

Mendengar perintah seperti itu rasa panik semakin tidak karuan. Kenapa hari ini begitu menyulitkan? Tidak puas kah dengan hukuman dari pagi sampai petang ini?

Bau sekali aku tidak kuat. Batinnya. Memang sangat sial! Di keadaan seperti ini pun ia merasakan sial berkali lipat.

"Tempat apa ini?! Kenapa juga aku harus lewat ini! Aih bodoh sekali kau Renjun," gumamnya melupakan segala kepanikannya. Yeahh habis lah kau Nakamoto Renjun.

"Bodoh!" umpat Renjun ketika melihat beberapa orang yang mencarinya kini berhasil menemukannya.

"Lari Renjun lari! Astaga kenapa kaki ini terasa kaku?!!" pekik Renjun panik melihat orang-orang itu sudah mendekat.

"Yaishhh!" merasa kakinya sudah tidak kaku ia pun langsung lari. Secepat mungkin ia lari. Tidak peduli kini semua barang sudah tidak lagi di tangannya, nyawanya jauh lebih penting! Soal tugas bisa ia berikan alasan lain.

"Berhenti!"

DOR!

Salah satu dari orang yang mengejarnya melepaskan tembakan ke langit. Tidak, Renjun tidak berhenti, ia masih berlari menghindari orang-orang gila itu.

Renjun mengumpat dibalik semak-semak yang cukup jauh dari keramaian, terlebih lagi disana cukup gelap, akan susah bagi mereka mencari Renjun.

Dari mata rubahnya bisa ia lihat beberapa orang berpakaian jas rapih itu sedang mencarinya. Tidak sia-sia selama ini ia menonton film hollywood.

MAFIA [DoyRen] ✓Where stories live. Discover now