kebahagiaan di atas luka

5.1K 499 118
                                    

Dandelion kembali

Jangan lupa tinggalkan jejak jika kalian suka 😊

Happy reading

Pagi yang cerah menambah kesan kehangatan keluarga kecil Reza, mereka menikmati sarapan pagi dengan hikmat.

Reza dan Fitri terlihat bahagia, membuat Dande menjadi bingung apa yang buat orang tuanya begitu bahagia.

Fitri melihat raut wajah putra semata wayangnya yang tampak bingung, memberi kode kepada sang suami. Reza mengangguk, lalu mengambil napas sejenak sebelum berbicara.

“Papa ada kabar baik untuk Adek,” ucap Reza tersenyum penuh arti, begitu juga sama halnya dengan Fitri.

“Apa Pa?” tanya Dande semakin penasaran.

“Papa udah dapat pendonor untuk Adek,” ujar Reza semangat.

Dande hampir tersedak mendengar perkataan papanya. “Beneran Pa?”

“Ya beneran la, Dek.” Fitri menyahuti pertanyaan Dande.

“Alhamdulillah ya Allah.” Dande mengucap syukur, apa yang dinanti-nantikannya akan terwujud.

“Siapa yang menjadi pendonor aku Pa?”

“Seminggu yang lalu, ada korban tabrak lari. Dokter yang menanganinya memvonis pasien itu mati otak, dan tidak ada lagi harapan hidup.

Kemarin Keluarganya sudah ikhlas melepaskan alat penunjang hidupnya. Juga ternyata, sebelum terjadi kecelakaan. Pasien itu pernah berpesan kalau terjadi apa-apa padanya, dia rela salah satu organnya diambil bagi orang yang membutuhkan,” jelas Reza panjang lebar.

“Innalilahi. Baik banget dia Pa, semoga Allah membalas kebaikannya,” ucap Dande sedih sekaligus terharu.

“Nanti pulang sekolah kita ke;rumah sakit, buat memastikan kondisi Adek sebelum operasi.” Dande mengangguk semangat.

Penantian mereka selama ini sudah di depan mata, Reza dan Fitri begitu bahagia. Putra semata wayang mereka akan terbebas dari penyakit yang menyiksanya selama ini.

Dande semenjak kecil mempunyai penyakit lemah Jantung, dan yang membuat penyakitnya bertambah parah saat kecelakaan belasan tahun lalu, yang merenggut nyawa kedua orang tua Reza dan Diana. Beruntung Dande bisa selamat, walaupun harus berjuang melawan penyakit yang menyiksa.

🌼🌼🌼

Kondisi Kesehatan Fero dari hari-kehari kian memburuk. Tak jarang dia sering collapse, membuat kedua orang tua dan Kakak kembarnya khawatir setengah mati.

Diana menyeka peluh membasahi kening Fero, sejak semalam anaknya ini tidak bisa tidur tenang. Nasal cannula bertengger manis di hidung bengirnya, itu pun tak mampu menghalau sesak.

Fahri memegang tangan anaknya yang terasa dingin, sedangkan Faro hanya menatap sendu kembarannya.

“Mas, kita bawa Fero ke rumah sakit,” pinta Diana. Tidak tahan lagi menyaksikan penderitaan anak keduanya.

“Iya, Yah,” timpal Faro.

“Ja ... jangan ... ha ... ha.” lirih Fero.

Fahri tak menghiraukan Fero, menggendongnya menuju mobil. Faro mengikuti ayahnya, sementara Diana menyiapkan barang keperluan selama di rumah sakit.

Sesampainya di tempat tujuan. Fero langsung di bawa ke IGD, mereka begitu cemas dengan keadaan Fero yang tak sadarkan diri waktu dalam perjalanan.

Setengah jam berlalu namun belum ada tanda-tanda Dokter selesai menanganinya. Fahri memegang tangan Diana yang gemetaran. Faro  berdoa di dalam hati, memandang pintu tertutup rapat. Ruangan itu di buka Dokter dari dalam sana, mereka menghampiri Dokter yang menangani Fero.

Dandelion [OPEN PO]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن