Bab 30 | Abang Ipar

5.2K 628 314
                                    



Sumpah demi apa ini gue nulis cuma satu jam doang😵

Yang kemaren ngehujad Al bakalan seneng nih baca part ini sama next part nanti.








30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


30. Abang Ipar

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Chika dan Al benar-benar dalam zona perang dingin. Awalnya Chika yang mendiami Al dan dilanjutkan oleh Al yang memilih diam karena bingung harus berbuat apa.

Memang jika wanita sudah diam seribu bahasa, jangankan kata-kata pria biasa bahkan kata-kata rayuan pujangga pun tidak akan mempan. Mau minta maaf berulang kali juga tidak akan mengubah suasana hati si wanita yang terlanjur hancur.

"Chik, mau sampe kapan perang dingin sama pak pol?" tanya Jessi yang muak dengan segala curhatan sahabatnya itu.

"Jes, gue kesini mau curhat bukan mau baku hantam," sinis Chika.

"Kalem-kalem," ujar Akbar menenangkan.

Chika sedang berada di markas Stegor. Tidak biasanya cewek itu memaksa anak-anak supaya pulang lamban. Bahkan Chika maksa Olin dan Bisma batalin acara kencan manis manjah mereka.

"Lo yang galau, gue yang miskin gegara jajan terus sambil nungguin Lo curhat," keluh Gio.

"Dih, Lo pulang aja sana. Ga guna juga disini," ujar Jessi.

"Ck, gak hargain banget kehadiran gue."

Bisma menepuk pundak Gio, "Jessi bercanda doang, jangan baper."

"Iya tau kok, Jessi kan keturunan pelawak, makanya bercandanya gak tau sikon."

"Lah, Lo jadi baper nih?" sarkas Jessi.

"Si anjing, kapan gue baper sih?? Lo aja yang sensi."

"Nggak usah pake anjing, nyet!"

"Diem anjir, gue disini nyari ketenangan bukan nyari keributan!" sentak Chika yang mendorong meja yang ada di depannya.

"Astaghfirullah, nyebut Chik," sahut Akbar spontan.

"Diem Lo!" bentak Chika. "Kalian nggak ada yang pahamin situasi gue apa! Gue lagi ada masalah, gue butuh temen bicara bukan buat nontonin kalian ribut!"

"Chik, kalem," ucap Bisma.

"Nggak bisa bis, gue udah capek tau nggak? Gue dari dulu selalu bantu kalian, dengerin curhatan kalian, apalagi Lo Jes! Gue 24 jam selalu dengerin curhatan Lo! Dan sekarang giliran gue butuh kalian malah asik sendiri, percuma gue punya temen kalo kayak gini jadinya!"

Chika beringsut pergi dari ruangan dengan emosi dan air matanya. Sejujurnya tidak baik berkendara disaat hati sedang tidak stabil, seperti seorang yang sedang mabuk seperti itulah orang yang sedang mood hancur.

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang