Bab 28 | Takut hilang

5.2K 582 281
                                    

Weii gue baca komentar kalian bikin gue takut:(

Kek berasa Sasaeng njir, jadi gece gue updatenya liat kalian maksa update ಠ︵ಠ

Besok atau lusa nggak update yak, hehe. Kan udah double up hari ini:)




 Kan udah double up hari ini:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

28. Takut hilang

Setelah menunggu dua jam lamanya dengan sebuah foto dan kata-kata provokasi dari orang yang tidak dikenal, Chika memutuskan untuk pergi dari restoran cepat saji itu menggunakan taksi.

Persetan dengan Al yang akan mencarinya, Chika hanya ingin meyakinkan dirinya jika semua itu hanya tipuan. Al tidak mungkin berbuat aneh-aneh dibelakang Chika. Dia tau sekali sifat Al. Namun walaupun sudah tau Chika masih saja ragu.

Sesampainya di rumah, Chika membersihkan dirinya. Mandi lalu tidur. Tak lama dia mendengar suara mobil Al, sepertinya suaminya itu baru pulang dari kegiatan bincang-bincang dengan Vivian.

"Chika kamu darimana aja sih? Aku nyariin kamu di restoran tadi!" bentaknya.

"Hm, aku mendadak nggak enak badan," jawab Chika yang masih berbaring.

"Kenapa nggak hubungin aku? Kenapa malah pergi sendiri?"

Chika menghela napasnya, "sudah puluhan kali aku call kamu."

Al memeriksa ponselnya, dia terkejut melihat notif panggilan dari Chika yang berjumlah 12 kali. "maaf," sesalnya.

"Hm."

Al meletakkan jaketnya ke sofa, lalu dia membaringkan tubuhnya dan memeluk Chika yang tidur posisi miring. "Maaf, sayang. Aku nggak liat handphone tadi."

Chika tersenyum kecut. Dengan posisi memunggungi Al, Chika bisa mengekspresikan segala kekecewaannya pada Al. Setetes air mata jatuh di pipi Chika, dia segera mengusapnya agar Al tak tahu jika saat ini Chika lemah.

"Kamu darimana tadi?" tanya Chika.

"Aku ada.. ada urusan kerjaan, tadi ketemu sama orang penting makanya lama."

"Orang penting?"

"Hm, maaf maaf maaf. Aku nggak ngulangin lagi kok," ujar Al.

Chika tersenyum miris, bahkan disaat hatinya sempat kecewa beberapa jam lalu dan kini dia bisa dengan mudahnya luluh dengan kata maaf Al.

"Hm, gpp. Kalau memang dia penting, maka utamakan. Aku bisa nunggu kamu sampai kamu tau makna kehadiran aku, aku bisa Mas Al."

Al tersakiti dengan kata-kata Chika, dia mengeratkan pelukannya dan semakin menempel pada punggung Chika. Menenggelamkan dirinya di tubuh kecil istrinya yang sangat dia sayangi itu.

AldebaranWhere stories live. Discover now