Bab 5 | Masa lalu Chika-Wijin

7.7K 669 13
                                    


Iya udah ini aku double update demi kaliann:)

Balesannya bisa Komen yang banyak??











Balesannya bisa Komen yang banyak??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


05. Masa lalu Chika-Wijin

Gara-gara pertanyaan sialan Gio akhirnya dengan terpaksa Akbar dan Bisma membubarkan rapat kali ini, seusai mata kuliah Gio meminta maaf pada Chika karena pertanyaan itu.

Chika tak mau ambil pusing, dia memilih memaafkan Gio dan melupakan hal tadi.

Memang tak salah jika orang bertanya tentang hubungan Chika dan Wijin pada masa dulu, seperti yang kita tau jika sebuah cerita tidak luput dari banyak pertanyaan. Begitupun cerita Chika dan Wijin.

Mungkin dari kalian ada yang penasaran dengan kisah Wijin dan Chika dulu. Sebenarnya agak rumit untuk di ceritakan tapi kalian harus paham awal ceritanya agar tidak ada salah paham.

Semuanya berawal saat Chika menjadi MBA dimana saat itu masih ada sistem ospek disana. Wijin, si seniornya kebetulan salah satu kakak panitia Ospek. Awal pertemuan mereka terjadi di lapangan, saat Chika di hukum oleh beberapa senior karena kesalahan kecil. Chika di hukum berlari keliling lapangan yang luasnya bukan main.

"Eh, yang rambut blonde!" panggil Wijin pada seorang MBA lain.

"Ada apa kak?"

"Itu yang dihukum siapa namanya?"

"Oh, itu Chika jurusan Hukum kak."

"Loh, kenapa?"

"Dia salah pakai ikat rambut."

"Oh, yaudah. Lanjut kerjain tugasnya." Wijin berjalan menghampiri beberapa anak angkatannya yang tertawa puas melihat Chika kelelahan.

"Eh, Aji. Liat dah, tuh cewek kecapekan aja masih cakep." puja Frans.

Wijin menyipitkan matanya menatap kesal pada temannya itu, "Lo bisa lebih biadab nggak?"

"Eh, emang napa?" tanya Hari.

Wijin menghela nafas, lalu dia berjalan menghampiri Chika yang sudah dipenuhi peluh keringat namun tetap berlari-lari kecil untuk menyelesaikan hukumannya.

"Stop." titah Wijin.

"Eh, tapi kak..,"

"Gue bilang stop, paham bahasa kan?"

Chika menunduk.

"Ini, pake almet gue," ucap Wijin memberikan Almet berwarna kuningnya pada Chika.

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang