Harvey melemparkan berkas berkas kasus itu kemejanya ia kewalahan butuh asisten ia bahkan sudah tidak pulang kerumah beberapa hari, ia butuh seseorang yang ia percaya hingga Dona masuk memicingkan matanya "Kau kenapa?" "Carikan aku asisten"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku pasti salah dengar sepertinya aku butuh kopi pahit" Dona berbalik "Aku serius" langkah wanita cantik itu berhenti berbalik memandangnya "Setahuku tidak ada yang betah bekerja denganmu kecuali aku dan mereka segera mengundurkan diri" "Aku sedang tidak ingin sarkas sekarang Dona" "Tunggu aku ingat seseorang, ia temanku...aku akan membawanya besok mengenalkannya padamu" "Baguslah, oh iya aku butuh kopi" "Kau akan lembur lagi?" "Ya" jawabnya malas.
Ia memandang sosok muda dihadapannya
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Siapa namamu?" "Mike" Donna masuk langsung duduk menghadap keduanya "Aku bicara dengannya Donna" "Sudahlah Harvey aku mengenalmu" Harvey memutar matanya malas "Bagaimana kalian bisa saling kenal?" "Saya..." "Mantan istrinya teman ku" Harvey menarik nafas panjang "Keluar" usirnya pada Donna "Baiklah baiklah, aku tinggalkan kalian berdua jangan nakal" Harvey mengambil asbak bersiap melemparkannya ke Donna yang langsung ngacir setelah mengatakan hal absurb.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Terima kasih" pagi pagi depan kantor Mike dibuat darah tinggi kopinya dirampas dan langsung diminum atasannya "Itu..." "Pantas saja tidak ada yang betah" ujarnya dalam hati ia terpaksa membeli kopi lagi "Dari mana saja?" Ia disambut pandangan sinis "Cobaan apa lagi ini" keluhnya dalam hati "Saya...." "Keruanganku sekarang" mike meletakkan kopinya yang baru diminum seteguk dimeja kerjanya.