Jake terbangun saat ia merasa seseorang mengguncang tubuhnya keras dan saat terbangun dan duduk tubuhnya dipeluk erat "Jay ada apa?" Jay hanya menggeleng namun jelas terlihat ia sangat ketakutan "Ya sudah kita kembali kekamar hmm" Jake memegang dagunya dan mencium nya lembut, perlakuan Jake membuat Jay mengangguk pasrah.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bahkan saat tidur Jay memegang pakaiannya erat namun Jay tidak mau dipeluk karena katanya baunya aneh lah dll membuat Jake sedikit kesal untung cinta pikirnya, sesekali jarinya membelai pipi Jay yang sedang tertidur pulas.
Jay terbangun mencium aroma kop dan roti didekatnya terlihat Jake membawa sarapan untuk mereka berdua "Pagi, baby" Jay duduk dan tersenyum "Pagi, kau membuat sarapan untuk kita?" Jake duduk dan meletakkan nampan diatas tempat tidur mencium dahi Jay "Hahahaha tidak, wajahku ini tidak cocok masuk dapur yang ada aku akan meledakkan rumah ini" keduanya tertawa.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jay ada apa sebenarnya terjadi semalam?, kau terbangun dengan ketakutan dan aku dapat merasakan tubuhmu bergetar hebat" Jay meletakkan gelasnya dan memandang Jake "Jake katakan kepadaku kau membunuhnya bukan?" Senyum Jake hilang seketika "Apa maksudnya itu baby" Jake mendekat "Itu kau" Jay mendorong Jake "Mengingat yang ia katakan padamu, ya ia pantas mendapatkan ganjarannya"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku tidak mau ayahnya adalah seorang pembunuh" suara Jay meninggi "Aku tidak bisa menerima nya saat dia memanggilmu pria cacat" suara Jake tak kalah tinggi "Saat itu kita tidak saling mengenal" "Aku mengenalmu dengan baik Jay sejak kecil" Jay terdiam "Aku bukan orang asing Jay, kau lupa siapa aku dan janji kita" suara Jake melembut namun Jay segera berpakaian "Aku mau pulang ke apartemen ku sendiri dan menenangkan diri" Jake mencekal lengannya "Kau tidak akan bisa pergi begitu saja, Jay dan kau membuat ku gila" Jake mencengram lengannya kuat "Jake kau..." Jay berusaha menarik lengannya tapi gagal
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beberapa kali Jay menggedor pintu ia terus mencari akal bagaimana caranya ia pergi dari sini ego nya lebih besar dar mengalah kepada Jake yang entah kemana setelah pertengkaran mereka pergi dan mengunci Jay dikamarnya "Jake buka" teriaknya namun tidak terdengar ada orang dirumah "Jake" lirih dan berjalan ketempat tidur terduduk lesu tangannya mencengkram perutnya ia sudah menahan sakit sejak pertengkaran mereka sulit dipercaya Jake yang selalu sabar dan lembut adalah seorang pembunuh berdarah dingin.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jake gelisah ia tidak tenang dan ia merasa bersalah seharusnya ia tidak seegois itu dan ia pergi untuk menemui keluarga besar Jay dan mengatakan niatnya untuk menikahi Jay walaupun ada pertentangan akhirnya saat mendengar keadaan Jay mereka merestui keduanya serta mereka akan hadir diacara pernikahan keduanya, ia terkejut menemukan Jay yang tak sadarkan diri ditempat tidur.
Kedua orang tua Jay dan kakaknya sedang bicara dengan dokter mereka datang terlambat terjebak macet dan tampak mereka lega mendengar keduanya tidak apa apa
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jake" masih belum ada sahutan hingga bahunya ditepuk dan ia gelagapan segera berbalik "Ya nyonya?" Wanita calon mertuanya itu tersenyum hangat "Kau tidak ingin menemuinya? Ia sudah siuman dan mencarimu" Jake menunduk ia bimbang "Apapun masalahnya bicaralah dengan baik baik dan terima kasih kau sudah menjaganya dengan baik serta kau membuka mata hati kami" "Ya nyo...." "Tidak nak panggil kami ibu dan ayah, kau sudah menjadi bagian keluarga kami" Jake memeluk keduanya serta kakaknya Jay dan semuanya kemudian masuk keruangan Jay sedang memandang keluar lewat jendela.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Lihat lihat siapa yang menyusulku" Jay hanya tersenyum menunduk ia menyembunyikan wajahnya, Jake sedang bersama orang tuanya mendapat wejangan tetek bengek tampak mereka sangat akrab hingga ucapan kakaknya ia abaikan "Hey, aku marah kalau diabaikan" kakaknya mencebik "Maaf" Jay tertawa, ia sangat bahagia semua berjalan lancar tampak Jake berjalan kearahnya dan segera memegang kedua tangannya "Orang tuaku mengatakan yang tidak tidak bukan" ia memandangbya menelisik "Hmmm sedikit tapi aku sangat mencintainya" wajah Jay memerah dan menyembunyikan wajahnya di dada Jake.