¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Kalian sudah gila ya, aku begini begini masih doyan dengan mahluk yang memiliki gunung kembar" "Eh kan lumayan kalo lu bisa taklukin kita bedua bisa liburan ini ke Bali" "Sakit kalian, mana mungkinlah sudah pasti dia gak doyan batangan" "Ayolah Ansel belom dicoba belum tau" "Sialan kalian semua" "Please itung itung liburan gratis kita bulan depan kita bakal nemu cewek cewek hot disana" "Baiklah" Ansel membuang nafas kasar. Langkah kakinya serasa dirantai dengan bola besi menuju ruang dekan, ya taruhannya adalah menggoda dekan yang katanya masih belum menikah dan menolak banyak mahasiswi dikampus karena itu hadiah taruhannya gak main main, Ansel mengetuk pintu yang lain menunggu ditempat strategis dimana mereka bisa melihat tanpa ketahuan "Masuk" "S-selamat siang, pak" "Siang, duduklah dan ada apa?" Dekan itu masih asyik dengan laptopnya dengan kaca mata bertengger dihidung "Eh anu" Ansel bingung bagaimana mulainya, dekan itu melepas kaca matanya dan memandangnya tajam "Ada apa, kenapa kamu jadi gugup?" "Maaf pak"
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Untuk apa?" "Eh teman teman bertaruh saya disuruh untuk.....menggoda bapak tepatnya saya yang dipilih tapi sungguh saya tidak ikut ikutan beneran deh saya dipaksa" entah otaknya lagi sengklek atau apa tapi Ansel memilih jujur ia hanya tidak mau nanti ia mendapat masalah karena ini "Baik, apa hadiahnya?" "Liburan ke Bali tiket pulang pergi dengan menginap di hotel gratis" semua yang kuliah disana kebanyakan orang berada "Menarik, saya akan bantu tapi saya punya syarat" mata Ansel berbinar ternyata dekannya mengerti "Apa syaratnya?" "Setelahnya kamu temani saya liburan di Australi sekalian saya ada seminar disana, bagaimana?" Ansel tersenyum lebar ia mangut mangut setuju "Bagus, kemari duduk dipangkuan saya" Ansel terkejut jantung seolah berhenti bernafas, dengan dada mau jatoh ia duduk antara takut dan malu ekstra gugup duduk dipangkuan yang nonton pada sudah terkapar sekarat bukan apa apa mereka bakal bangkrut kalah taruhan.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Mereka gigit jari melihat status WA Ansel, saat sepulang Bali ia akan lanjut terbang ke Australia namun yang Ansel tidak tahu adalah ia dalam bahaya maksudnya hatinya bukan apa apa. "Jangan terlalu kenyang, itu sudah porsi kedua kau ini seperti orang beberapa tidak makan" "Ish mumpung gratis dan aku belum makan apa apa dari tadi malam" "Mangkanya kalau liburan itu berkualitas sedikit jangan keasyikan sampai lupa makan" Ansel manyun namun mulutnya tidak berhenti ngunyah "Eh ya apa benar bapak yang nelpon ortu saya buat izin" Adam mangut mangut masih asyik dengan bukunya dan kaca matanya hingga ia menoleh ke Ansel dan menyeka saos ujung bibir Ansel dan menjilat jarinya "Kau makan seperti anak anak" dan Ansel kaku ia termangu dan wajahnya sudah hampir sama dengan saos tomat dan terasa panas.
Adam bukan meminta izin untuk liburan tepatnya namun izin untuk menikahinya setelah selesai kuliah yah tentu saja orang tua Ansel pengen karate hp mereka jadi dua tapi kemudian keduanya pasrah, perusahaan mereka ancamannya dan Ansel yang polos polos ee' kucing itu tidak tahu apa apa.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Kau kenapa guling guling ditempat tidur seperti itu?" Ansel sudah tidak canggung lagi dengan Adam "Aku bosan, besok bolehkan aku jalan jalan" "Tentu saja itupun kalau kau masih bisa jalan" nah Ansel gak loading ia terpaku duduk ditempat tidur memasang tampang begonya. "Apa yang bapak lakukan ngghhh" otak dan badan Ansel sudah ngga singkron perlu di upgrade segera setelah di charge kayaknya "Sialan kau memang menggoda" suara desahan menghiasi seisi kamar beruntung aja kedap suara jadi aman. Entah ronde keberapa Ansel sudah amnesia mendadak seluruh badannya sakit dan benar ia menahan sakit "Kau, apa yang bapak lakukan apa yang harus aku katakan kepada orang tuaku" Adam menyeringai yang tidak dimengerti Ansel artinya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Keduan orang tuanya menyeritakan semuanya sepulangnya dari liburan, ia memilih mengurung diri dikamar pikirannya berkecamuk, ia bimbang apa sebenarnya yang terjadi ia merasa terjebak posisi kuldesak itu menyebalkan . Adam tidak melihat kehadiran Ansel seminggu ini sepulang dari liburan mereka bahkan teman temannya juga tidak tahu, Adam berpikir sepulang dari kampus ia akan kerumah Ansel ia khawatir. Adam mencari keberadaan Ansel dan orang tuanya heran rupanya dekan yang melamar Ansel masih muda merek pikir sudah tua, namun kekayaannya jangan ditanya lagi males. "Ansel buka pintunya, ini aku Adam" terdengar pintu dibuka perlahan
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Ansel, kalau kau membenci dan marah aku lah yang lantas menerimanya bukan orang tuamu mereka terpaksa dan aku bisa membatalkan semuanya...aku ingin kau bahagia bukan seperti ini" kedua orang tuanya melongo mendengar nya Adam tidak searogan pikiran mereka "Nak, katakan sesuatu" Ansel terdiam memandang ibunya "Kenapa kalian setuju aku dengan pak Adam" "Kami lebih memilih kau bahagia dengan siapa pun yang kau pilih" "Ansel, kau tidak usah khawatir aku tidak akan mengganggu hidupmu setelah ini" Ansel memandang Adam, Adam memiliki banyak hal mengejutkan bagi Ansel, Adam bangkit "Tuan, nyonya dan Ansel aku pamit aku senang ia baik baik saja" Adam bangkit dan berbalik namun tubuh Ansel menubruknya memeluknya dari belakang "Jangan pergi" pelan namun masih bisa didengar Adam dan kedua orang tuanya tersenyum "Jangan pergi dari hidupku, aku sudah menyerahkan hidupku mengapa kau tidak tanya keputusanku" Adam berbalik membalas pelukan Adam "Maaf, aku tidak akan pergi jika itu yang kau inginkan" kedua orang tuanya berdiri dan tersenyum.