14.PERSOALAN GAVIN

Start from the beginning
                                    

Wanita itu terkekeh saat melihat sikap manja putrinya. Entah kenapa, saat pertama melihat gadis ini, hatinya merasa sangat bahagia.

Seperti kekosongan yang ada di hidupnya sudah kembali terisi dengan kehadiran gadis itu di dalam hidupnya.

"Ya sudah iya. Daren, ambilkan kompresan dan tolong belikan bubur ya untuk adikmu ini," ujar wanita itu pada anak laki-lakinya.

Daren mengangguk patuh. Dia berjalan ke arah adiknya dan mengelus kepala adiknya lembut.

"Gue beli bubur dulu ya, cepet sembuh lo."

Daren tidak pernah benci pada adik tirinya itu. Entah kenapa saat ayahnya mengenalkan gadis itu padanya dan bundanya, ia sama sekali tidak marah.

Ia tahu gadis itu adalah anak hasil selingkuhan dari ayahnya, tapi itu bukan kesalahan gadis itu. Jika bisa memilih, Daren yakin 100% bahwa gadis itu tidak mau di lahirkan seperti itu.

Melihat bundanya yang bisa menerima gadis itu dengan lapang dada saja, sudah membuat hati Daren senang.

Sekarang wanita berharga di dalam hidupnya bertambah satu orang. Bundanya, dan adik tirinya saat ini.

Daren sungguh menyayangi mereka berdua!

•••

"Papa!" pekik seorang gadis kecil dari tangga.

Dia berlari dan memeluk seorang lelaki yang dia panggi papa itu dengan erat. Lelaki itu tersenyum. Dia membalas pelukan putri kecilnya itu.

"Els kesayangan papa sudah bangun rupanya." Lelaki itu menggendong tubuh mungil putrinya.

Gadis itu tertawa lebar. Memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih.

"Papa dari mana saja? Els kangen dengan papa," rengeknya.

Lelaki itu tersenyum kecil. Dia duduk di sofa dengan posisi masih menggendong tubuh putrinya itu.

"Papa kan kerja Els, kalo papa tidak berkerja siapa yang akan belikan Els mainan."

Lelaki itu mencoba memberikan pengertian kepada putrinya. Gadis itu mengangguk. Namun di detik berikutnya dia menunduk dan menangis.

"Els, sayang kenapa menangis?" Lelaki itu memeluk tubuh putrinya yang begitu rapuh. Seakan jika dia terlalu kuat memeluknya, tubuh putrinya yang rapuh itu akan patah.

"P-papa, tidak sayang Els ya?"

Lelaki itu mengerutkan dahinya saat mendengar penuturan dari putrinya itu. Dia mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Papa sayang sama Els, sayang sekali dengan Els."

"Kenapa Els bisa berpikir bahwa papa tidak sayang dengan Els?" tanya lelaki itu.

Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap mata sang ayah.

"Tante Erna bilang papa tidak sayang dengan Els, makanya papa menitipkan Els di sana." Gadis itu menatap wajah papanya dengan sesegukan.

"Papa benci dengan Els ya? Papa membuang Els? Apa karena Els nakal, makanya papa tidak suka dengan Els? Els janji tidak akan nakal lagi Pa, Els mohon papa jangan tinggalkan Els lagi."

Gadia itu memeluk erat tubuh Papanya. Tangis gadis itu semakin menjadi kala lelaki itu mengelus punggungnya.

Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat.

"Berani sekali wanita itu berbicara yang tidak-tidak," gumamnya marah, sangat marah.

"Els, dengarkan ya! Papa sayang dengan Els, sangat sayang. Els itu anak papa satu-satunya! Els tidak usah mendengarkan omong kosong tante Erna ya sayang."

DEVANARAWhere stories live. Discover now