5.TRAGEDI CLUB

597 177 7
                                    

"Apa aku boleh menyalahkan takdir?"

-Anara Bagaskara-

Nara pov

Aku memegang pelipisku. "Ssh, aww," ringisku saat merasakan sakit di kepalaku.

Aku berusaha menahan rasa sakit itu dan kembali mengingat-ingat kejadian semalam.

Tubuhku mati rasa. Sulit rasanya untuk menggerakkan anggota badan ini. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

Oh, shit! Aku ingat!

Bukankah? Semalam aku berada di club.

Dan....

Ada Aldev di sana. Apa yang terjadi antara aku dan Aldev semalam? Aku tidak bisa mengingat apapun, kepalaku rasanya sangat sakit.

Aku melirik ke arah jam weker yang berada di atas nakas. Mataku membulat sempurna, pukul 9 tepat.

Sudah hampir tengah hari, matahari sudah bersinar dengan terangnya dan aku baru bangun.

Aku berusaha untuk bangkit dari atas kasur, sepertinya aku kenal dengan kamar ini.

Bukankah? Ini kamar tempat aku terbangun kemarin pagi. Ini kamar yang ada di mansion Aldev-kan?

"Aw, kenapa bagian bawahku rasanya nyeri sekali." Aku melihat ke bawah. Lagi-lagi mataku kembali terbelalak lebar.

Mengapa? Aku jadi full naked seperti ini. Ah, tidak! Ada noda darah disana.

Apakah?

Ini semua ulah Aldev.

Nara pov end

"Devan ... Aaaaa ... Apa yang kamu lakuin sama aku ... Hiks ... Hiks ...." Nara terisak.

Ia meratapi keadannya saat ini. Tidur di kamar dan di atas kasur milik orang lain dengan keadaan full naked seperti ini.

"Hiks ... A-apa aku udah gak perawan lagi? Hiks ... Devan jahat ... Huaaaa ibu ... Nara takut ...." Nara meraung tidak terima dengan keadaannya saat ini.

"Devan aku benci sama kamu ... Hiks ... Aku udah gak perawan lagi ... Huaaaaa ...." Nara menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya itu.

Dia melempar bantal dan guling ke sembarang arah.

Tok tok tok

"Nona, apakah anda tidak apa-apa?" ujar seorang pelayan dari luar kamar.

Nara kembali meraung. "Tidak apa-apa gimana! Nara udah gak perawan lagi ... Huaaa ... Hiks ...." Kali ini Nara melempar jam weker hingga pecah.

Bukan lagi ketukan yang terdengar, kali ini pintu sudah digedor-gedor oleh para pelayan yang ada di sana.

"Nona, apa anda baik-baik saja? Jangan membuat kami khawatir nona." Pelayan tadi kembali berseru dengan nada khawatir.

"PERGIII KALIAN SEMUA! Nara lagi mau sendiri ... hiks ...." Nara menjerit disela-sela tangisnya.

"Aduh, bagaimana ini? Jika nona Nara sampai kenapa-napa. Tuan pasti akan memenggal kepala kita," ujar Nina salah seorang pelayan, kepada temannya Eka dan Sindi yang ada di sampingnya.

"Aku juga bingung nih Na," sahut Eka. Wanita itu memegang pelipisnya yang berkedut.

"Lebih baik kita lapor saja ke tuan, daripada terjadi sesuatu pada nona Nara," sambung Sindi memberi saran.

DEVANARAWhere stories live. Discover now